cover
Contact Name
Komang Wisnanda
Contact Email
jurnalaksarakonfirmasi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalaksarakonfirmasi@gmail.com
Editorial Address
Jalan Trengguli I Nomor 34 Denpasar Timur, Bali 80238
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Aksara
ISSN : 08543283     EISSN : 25800353     DOI : 10.29255/aksara
Aksara is a journal that publishes results of literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literature. All articles in Aksara have passed the reviewing process by peer reviewers and edited by editors. Aksara is published by Balai Bahasa Bali twice a year, June and December. Aksara was first published in Denpasar in 1991, by Balai Penelitian Bahasa Denpasar. The name of Aksara had undergone the following changes: Aksara (1991—1998), Aksara Jurnal Bahasa dan Sastra (1998—2016), and Aksara (2017). By 2017, Aksara has started to publish in electronic version under the name of Aksara. Since the electronic version should refer to the printed version and following the official document SK 0005.25800353/JI.3.1/SK.ISSN/2017.05 dated May 20th, 2017 stating that ISSN 0854-3283 printed version uses the (only) name of Aksara, in 2017 the electronic version began to use the name Aksara and obtained a new e-ISSN number: 2580-0353. Starting in 2020, Aksara published 12 articles. Aksara accepts submissions of original articles that have not been published elsewhere nor being considered or processed for publication anywhere, and demonstrate no plagiarism whatsoever. The prerequisites, standards, and format of the manuscript are listed in the author guidelines and templates. Any accepted manuscript will be reviewed by at least two referees. Authors are free of charge throughout the whole process, including article submission, review and editing process, and publication.
Articles 159 Documents
How Effective Is Blended Learning for Short Courses In Language and Art for International Students? Arnailis Arnailis; Nurmalena Nurmalena; Awerman Awerman; Murniati Murniati; Firdaus Firdaus; Hasnah Hasnah
Aksara Vol 35, No 1 (2023): AKSARA, EDISI JUNI 2023
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v35i1.1244.151--161

Abstract

The objective of this study is to investigate the progress and ability of English for international students who are less fluent when they learn English to make it easier to understand art learning materials that are compatible with media understanding during face-to-face or online learning. This research was conducted on international students of the Indonesian Institute of Arts Padangpanjang during the pandemic. Data collection is carried out using distribution methods using listening techniques and analysis of results with average calculations. The findings of this study show that international students with lower levels of English proficiency who receive instruction through online learning platforms show better learning outcomes than their peers who receive instruction through offline means. This conclusion is reached through hypothesis testing. The use of online learning media for teaching groups of students who have open interpersonal communication, results in better English learning outcomes for that group of students than the use of offline learning media for the same group of students.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemajuan dan kemampuan bahasa Inggris bagi siswa internasional yang kurang lancar ketika mereka belajar bahasa Inggris agar lebih mudah memahami materi pembelajaran seni yang sesuai dengan pemahaman media selama pembelajaran tatap muka atau online.. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa internasional Institut Seni Indonesia Padangpanjang di masa pandemi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode distribusi dengan menggunakan teknik menyimak dan analsis hasil dengan perhitungan rata-rata. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa siswa internasional dengan tingkat kecakapan bahasa Inggris yang lebih rendah yang menerima pengajaran melalui platform pembelajaran online menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan rekan mereka yang menerima pengajaran melalui cara offline. Kesimpulan ini dicapai melalui pengujian hipotesis. Penggunaan media pembelajaran online untuk pengajaran kelompok siswa yang memiliki komunikasi interpersonal terbuka, menghasilkan hasil belajar bahasa Inggris yang lebih baik untuk kelompok siswa tersebut daripada penggunaan media pembelajaran offline untuk kelompok siswa yang sama.
MASKULINITAS TOKOH TARŌ DALAM MUKASHI BANASHI Ida Ayu Laksmita Sari
Aksara Vol 28, No 1 (2016): Aksara: Edisi Juni 2016
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v28i1.13.15-24

Abstract

Penelitian ini mengkaji maskulinitas tokoh Tarō dalam mukashi banashi, cerita rakyatJepang. Mukashi banashi yang menjadi objek kajian ini adalah Momotarō, Kintarō, Kotarōto Haharyū, Sannen Netarō, dan Urashima Tarō. Pada kelima mukashi banashi ini terdapattokoh yang bernama Tarō dengan peranannya masing-masing. Fokus penelitian ini adalahanalisis gambaran tokoh Tarō, fungsi, dan nilai budaya Jepang yang terdapat dalam mukashibanashi. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra dan teori maskulinitas denganmetode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan lima tokoh Tarō, yaitu Momotarō,Kintarō, Kotarō, Sannen Netarō, dan Urashima Tarō yang memiliki ciri fisik maskulin dansifat bushido ‘kesatria’. Namun, terdapat juga beberapa sifat yang sedikit bertentangan dengankonsep maskulin. Selain itu, melalui kelima mukashi banashi ini diketahui pula fungsi danunsur-unsur budaya yang terdapat dalam cerita rakyat Jepang.
MONEY CONTESTATION: PROSTITUTION SNARE SPG (SALES PROMOTION GIRL) IN INDAH HANACO’S THE CURSE OF BEAUTY NOVEL Fiqih Aisyatul Farokhah
Aksara Vol 31, No 1 (2019): AKSARA, Edisi Juni 2019
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v31i1.356.65-84

Abstract

In this globalization era, with the high technology money becomes the important thing in human life. Sometimes, it is synchronous to the values and morals. Even, they have a good educational background, it is not guaranteed. Many women are one of the victims of underdevelopment society. The lacking of learning opportunity makes them should survive in a difficult life. Finally, the only thing they can do is using their body to work. Money, family, and social environment have the role important in individual deviation. One of them is women who work as Sales Promotion Girl (SPG). They are taken into the prostitution. This reality is represented in Indah Hanaco’s novel “The Curse of Beauty”. Thus, this paper reveals the representation of women sexuality in her novel. It explains their underdevelopment education and sexual oppression. Therefore, there are some research problems to be discussed. First, what does mean money contestation of SPG’s life?. Then, how does the education affect SPG’s life in The Curse of Beauty novel?. Next, how do money and education affect SPG in the prostitution world?. This paper aims to open up the money contestation affect the SPG’s life until they are trapped in the prostitution world. It uses descriptive qualitative. Data are taken from all descriptive concerning SPG body appearance to understand the narrative meaning of the beauty. It applies power and subject theory of Michael Foucault. Money and education have changed women life to the sexual oppression which brings them to the prostitution world.      
TEKNIK PENERJEMAHAN PERISTIWA TUTUR BERTENGKAR DALAM SUBTITLE FILM TED 2 Jotika Purnama Yuda; Mangatur Nababan; Djatmika Djatmika
Aksara Vol 32, No 1 (2020): AKSARA, Edisi Juni 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v32i1.435.151-166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik penerjemahan apa saja yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur dalam peristiwa tutur bertengkar dan mendeksripsikan dampaknya terhadap pergeseran terjemahan tindak tutur dalam film Ted 2. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang merepresentasikan tindak tutur dalam peristiwa tutur bertengkar dalam subtitle bahasa Indonesia dan Inggris dalam film Ted 2 dan juga teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan tindak tutur tersebut.  Data didapat melalui analisis dokumen dan FGD (focus group discussion) dengan beberapa informan (rater). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemah menggunakan 16 teknik penerjemahan diantaranya teknik padanan lazim, reduksi, variasi, peminjaman murni, kompresi linguistic, kompensasi, eksplisitasi, implisitasi, transposisi, modulasi, delesi, literal, generalisasi, kreasi diskursif, adisi dan adaptasi. Selanjutnya, teknik teknik padanan lazim, reduksi, variasi, peminjaman murni, kompresi linguistic, kompensasi, eksplisitasi, implisitasi, transposisi, modulasi, generalisasi, kreasi diskursif, adisi dan adaptasi tidak menghasilkan pergeseran pada bahasa sasaran. Pergeseran tindak tutur di bahasa sasaran disebabkan oleh penggunaan teknik literal dan hilangnya tindak tutur di bahasa sasaran disebabkan oleh penggunaan teknik delesi. This research sought to determine translation techniques used by a subtitler to translate speech acts found in quarelling speech event and to describe the impact of the translation techniques on speech act shift in Ted 2 movie. The data in this reseach were sentences accommodating speech acts in quarelling speech event in Indonesian and English subtitles of Ted 2 movie and translation techniques used by the subtitler to translate the speech acts in quarreling speech event. That data were obtained through document analysis and FGD (focus group discussion) with informans (raters). The findings show that the subtitler used translation techniques of established equivalence (324), reduction (64), variation (114), pure borrowing (38), linguistic compression (4), compensation (5), explicitation (18), implicitation (57), transposition (6), modulation (45), deletion (15), literal (8), generalisation (4), discursive creation (3), adition (3) dan adaptation (6). The techniques of established equivalence, reduction, variation, pure borrowing, linguistic compression, kompensation, explicitation, implisitation, transposition, modulation, generalization, discursive creation, addition and adaptation do not result in shift in the Indonesian subtitle. Whereas the literal techniques resulted in speech act shift in Indonesian subtitles and loss of speech act in Indonesian subtitle was caused by the deletion technique.Keywords: speech event, speech act shift, translation techniques, speech act
Desain Inovatif Kuliah Berbasis Proyek: Model Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Muhlis Fajar Wicaksana; Dewi Kusumaningsih; Ahmad Hariyadi; La Ino; Dwi Wahyu Candra Dewi; Daroe Iswatiningsih
Aksara Vol 37, No 1 (2025): AKSARA, EDISI JUNI 2025
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v37i1.4802.199-209

Abstract

This research aims to design a lecture model for Indonesian learning evaluation as a compulsory course for project-based study programs that can encourage the development of critical thinking in the academic environment of students. The research method used is research development (R&D), through the stages of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). Data collection techniques are carried out through interviews, observations, and document analysis. Data analysis techniques in the development of learning evaluation models are carried out during product trials and expert assessments through FGD. During the product trial, data analysis was used through the t-test. The learning evaluation lecture model developed integrates Project Based Learning (PjBL). The results of the study show that the application of this model can increase student involvement in the learning process and strengthen students' analytical, synthesis, and critical reasoning skills. These findings confirm the importance of designing learning evaluation activities that not only focus on the assessment of the final results, but also encourage students' critical and reflective thinking processes. This model can be recommended as a lecture development strategy in the Indonesian Language and Literature Education study program, which is a program course. The implications of this study emphasize the importance of learning evaluation that is not only oriented to the final outcome, but also to the student's in-depth thinking process. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk merancang model perkuliahan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib untuk program studi berbasis proyek yang dapat mendorong pengembangan berpikir kritis di lingkungan akademik mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan penelitian (R&D), melalui tahapan Analisis, Perancangan, Pengembangan, Pelaksanaan, dan Evaluasi (ADDIE). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dalam pengembangan model evaluasi pembelajaran dilakukan pada saat uji coba produk dan penilaian ahli melalui FGD. Pada saat uji coba produk analisis data yang digunakan melalui Uji t (t-test). Model perkuliahan evaluasi pembelajaran yang dikembangkan mengintegrasikan Project Based Learning (PjBL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan memperkuat kemampuan analitis, sintesis, dan penalaran kritis siswa. Temuan ini menegaskan pentingnya merancang kegiatan evaluasi pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penilaian hasil akhir, melainkan juga mendorong proses berpikir kritis dan reflektif mahasiswa. Model ini dapat direkomendasikan sebagai strategi pengembangan perkuliahan di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang menjadi mata kuliah keprodian. Implikasi dari penelitian ini menekankan pentingnya evaluasi pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil akhir, tetapi juga pada proses berpikir mahasiswa secara mendalam.
PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA ANAK KELAS III SEKOLAH DASAR Sutarsih Sutarsih
Aksara Vol 27, No 1 (2015): Aksara, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v27i1.171.65-72

Abstract

Salah satu keterampilan berbahasa Jawa yang harus dikuasai oleh setiap siswa kelas III sekolah dasar di Jawa Tengah adalah menulis aksara Jawa. Bagi sebagian besar siswa kelas III sekolah dasar, keterampilan menulis aksara Jawa tersebut sangat sulit untuk dikuasai. Hal itu diduga disebabkan oleh materi menulis aksara Jawa dianggap sebagai materi baru bagi mereka. Selain itu, ada kesulitan tersendiri bagi siswa dalam membentuk aksara Jawa dan menuliskan kata-kata atau kalimat dalam bahasa Jawa ke dalam bentuk aksara Jawa. Pembelajaran menulis aksara Jawa bagi anak kelas III sekolah dasar perlu diteliti agar dapat mengetahui kesulitan para siswa tersebut dan cara mengatasinya. Metode dan teknik yang dipergunakan adalah metode pembelajaran dengan teknik menulis menggunakan peta aksara. Hasil pembahasan  menunjukkan bahwa siswa kelas III sekolah dasar dapat dengan tepat, benar,  mudah, dan menyenangkan menulis aksara Jawa. Teknik peta aksara merupakan cara tepat untuk mengajar siswa kelas III sekolah dasar menulis aksara Jawa.
HERMENEUTIKA NILAI MORAL JAWA DALAM NASKAH TASHRIHAH AL- MUHTAAJ DAN RELEVANSINYA DALAM PENDIDIKAN/THE HERMENEUTIC OF JAVANESE MORAL VALUES IN TASHRIHAH AL-MUHTAAJ MANUSCRIPT AND THEIR RELEVANCE IN EDUCATION Arifatul Anisa; Sutrisna Wibawa
Aksara Vol 33, No 1 (2021): AKSARA, EDISI JUNI 2021
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v33i1.491.57-70

Abstract

AbstrakNaskah Tashrihah Al-Muhtaaj merupakan salah satu cerminan kebudayaan masyarakat Jawa pada masa lampau yang berisi nilai-nilai sebagai sumber kedamaian dalam bermasyarakat. Pengkajian terhadap naskah tersebut dianggap penting, mengingat adanya krisis moral di kalangan siswa-siswi di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai moral Jawa dalam naskah Tashrihah Al-Muhtaaj dan relevansi nilai-nilai tersebut dalam pendidikan karakter di sekolah. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis konten dengan pendekatan hermeneutik. Sumber data penelitian adalah naskah Tashrihah Al-Muhtaaj yang berisi 25 teks, tetapi hanya 8 teks yang dapat mewakili nilai-nilai moral Jawa dalam naskah. Adapun pengesahan data dengan cara validitas semantik dan reliabilitas intrarater. Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi nilai-nilai moral dalam naskah dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Nilai moral dalam naskah berupa nilai kejujuran, tanggung jawab, kerukunan, keadilan, dan hati nurani. Nilai-nilai tersebut relevan dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu pada nilai jujur, tanggung jawab, toleransi dan cinta damai, demokratis, dan peduli sosial. Dengan demikian, nilai-nilai moral dalam naskah Tashrihah Al-Muhtaaj dapat diterapkan sebagai acuan atau contoh pendidikan karakter di sekolah. Kata kunci: naskah kuno, nilai moral Jawa, pendidikan, Tashrihah Al-Muhtaaj AbstractThe Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript is one of the manifestation of Javanese culture in the past which consists of many values as the peace and society sources. The study of this manuscript is vwry significant. It is caused by the moral crisis happenedto the students in the school. The aim of this study is to unravel Javanese moral values in Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript and the relevance of these values in character education at school. The research method used was content analysis technique with hermeneutic approach. The data source in this study is Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript, which originally contains 25 texts, but only 8 texts represent Javanese moral values. The data validation was done by applying semantic validity and intra-rater reliability. In brief, the result shows that there is relevance of moral values in Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript with the values of cultural education and national character. The moral values in Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript comprise honesty, responsibility, harmony, justice, and conscience. Moreover, these values are relevant to the values of cultural education and national character; they are the values of honesty, responsibility, tolerance and love for peace, democratic, and social care. Therefore, the moral values in Tashrihah Al-Muhtaaj manuscript can be applied as references or examples of character education at school.  Keywords: ancient script, Javanese moral value, education, Tashrihah Al-Muhtaaj
Identitas dan Spirit Hidup ke Inspirasi Literasi Budaya: Studi Hikayat Hang Tuah Mu’jizah Mu’jizah; Erlis Nur Mujiningsuh
Aksara Vol 35, No 1 (2023): AKSARA, EDISI JUNI 2023
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v35i1.955.40--52

Abstract

Manuscripts in the Advancement Act are the second elements of the ten elements of culture. Among the manuscripts, one of them is the Hikayat Hang Tuah by the noble work which has become a Malay identity. This saga has a privilege in the hearts of its people. As a work of fiction, this saga traverses the world of facts and the existence of the character Hang Tuah is a role model for the Malay nation and his strong character as a hero becomes the spirit for the life of his people and becomes a source of inspiration in cultural literacy. This research aims to explore the features of Hikayat Hang Tuah as a work of historical literature which has become an encouragement so that the saga is transformed into various forms of transfers that increase cultural literacy. Qualitative methods are used in this research. From the results of the research it is known that this saga has proven itself to be a noble work which from the 18th to the 21st century has always been appreciated and used as research material by researchers from various countries. The myths and historical elements of Hang Tuah's character become an encouragement that never goes away in the supporting community who regard Hang Tuah's figure as not only a cultural hero, but also a hero in history. This feature shows that the saga is manifested through imagination and a factual setting with historical events. This community trust is a force in increasing and developing cultural literacy. AbstrakManuskrip dalam Undang-Undang Pemajuan menjadi unsur kedua dari sepuluh unsur budaya. Di antara manuskrip itu salah satunya Hikayat Hang Tuah karya adiluhung yang menjadi identitas Melayu. Hikayat ini mempunyai keistimewaan di dalam hati masyarakatnya. Sebagai karya fiksi, hikayat ini melintasi dunia fakta dan keberadaan tokoh Hang Tuah menjadi teladan bangsa Melayu dan karakternya yang kuat sebagai hero menjadi spirit bagi kehidupan masyarakatnya dan menjadi sumber inspirasi dalam literasi budaya. Penelitian ini bertujuan menggali keistimewaan Hikayat Hang Tuah sebagai karya sastra sejarah yang telah menjadi penyemangat sehingga hikayat itu bertransformasi ke dalam bentuk aneka alih wahana yang meningkatkan  literasi budaya. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hikayat ini membuktikan dirinya sebagai karya adiluhung yang sejak abad ke-18 hingga abad ke-21 selalu diapresiasi dan dijadikan bahan penelitian oleh peneliti berbagai negara. Mitos dan unsur sejarah tokoh Hang Tuah menjadi penyemangat  yang tak pernah padam di dalam masyarakat pendukungnya yang menganggap tokoh Hang Tuah bukan hanya sebagai pahlawan budaya, melainkan pahlawan dalam sejarah. Keistimewaan itu memperlihatkan bahwa hikayat diejawantah melalui imajinasi dan latar faktual dengan peristiwa sejarah. Kepercayaan masyarakat ini menjadi kekuatan dalam meningkatkan dan pengembangan literasi budaya.
VERBA PENGALAM BAHASA BALI Ni Luh Ketut Mas Indrawati
Aksara Vol 26, No 1 (2014): Aksara, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v26i1.141.25-33

Abstract

Verba pengalam adalah verba yang mengungkapkan gejala psikologis yang berkaitan dengan kognisi, emosi, sensasi, atau komunikasi. Verba ini mengikat dua atau tiga kasus: agen (A), objek (O), dan pengalam (P). Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis verba pengalam bahasa Bali (yang selanjutnya disingkat BB). Teori yang diterapkan untuk membahas verba pengalam BB adalah teori kasus yang digagas oleh Fillmore (1968), dimodifikasi dan dikembangkan oleh Chafe (1970) dan Cook (1979). Hasil analisis menunjukkan bahwa verba pengalam BB secara semantis dibedakan menjadi Verba pengalam keadaan, verba pengalam proses, dan verba pengalam aksi. Verba pengalam BB memiliki kasus inti dan kasus non-inti. Kasus inti yang diikat oleh verba ini berupa kasus proporsional yang meliputi kasus A, P, Ok (objek keadaan), dan O. Kasus inti dalam struktur lahir bisa berupa kasus teraga dan kasus tidak teraga. Kasus non-inti dalam verba pengalam BB berupa; kasus lokasi, kasus tujuan, dan kasus waktu dan kasus ini tidak diikutkan pada kerangka kasus. Pada verba pengalam BB juga ditemukan: kasus terkandung, yaitu kasus inti yang tidak teraga dalam struktur lahir tetapi terkandung dalam verbanya, kasus dileksikalisasi yaitu kasus inti yang pada struktur lahir terleksikalisasi pada verba, dan kasus koreferensial yaitu kasus yang mengacu pada kasus yang sama.
IMPLEMENTING ICT-BASED PHONOLOGY LEARNING MATERIAL USING BLENDSPACE THROUGH CLASSROOM ACTION RESEARCH Ni Luh Putu Sri Adnyani; Rima Andriani Sari; Putu Eka Dambayana Suputra; I Wayan Pastika; I Nyoman Suparwa
Aksara Vol 30, No 2 (2018): Aksara, Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v30i2.76.319-330

Abstract

This study reports the implementation of ICT-based learning materials using Blendspace in phonology classes. The ICT-based learning material was developed in the academic year of 2016/2017. The study was conducted in two stages. The rst stage was the validation of the teaching material by two expert judges. The second stage was trying out of the teaching material in the classroom using classroom action research. The learning material developed has been validated by experts using a checklist as an instrument, which has been analysed using the Gregory formula. The expert judges showed that the content validity of the learning material is 90.9%, which means very valid. In order to test the effectiveness of the learning material, it has been implemented in phonology classes joined by the second-semester Diploma III students of the English Department of Universitas Pendidikan Ganesha, using classroom action research. Based on the teaching and learning process using the material, more than 70% of the students obtained scores between 76 and 100. Fewer than 30% of the students had scores below 75. Therefore, the learning material is considered effective for learning phonology. 

Page 1 of 16 | Total Record : 159