cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 357 Documents
Bentuk pertunjukan Tayub dalam upacara ritual Sedekah Bumi desa Ronggomulyo Sumber Rembang Hikmah, Kholifatul; Pebrianti, Sestri Indah
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.60139

Abstract

Pertunjukan Tayub merupakan elemen terpenting dalam upacara ritual Sedekah Bumi. Pada penelitian ini fenomena yang menarik untuk dikaji yaitu bagaimana bentuk pertunjukan Tayub dalam upacara ritual Sedekah Bumi Desa Ronggomulyo Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Dalam memahami fenomena apa yang terjadi pada pertunjukan Tayub, penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali berbagai data yang ada di lapangan dalam menjelaskan mengenai persoalan yang terjadi. Perolehan data di lapangan kemudian diolah dan dituliskan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan etnokoreologi. Pertunjukan Tayub merupakan salah satu kesenian masyarakat Ronggomulyo yang dipertunjukkan sebagai rangkaian upacara ritual Sedekah Bumi di Desa Ronggomulyo. Kehadirannya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya hasil panen dan agar masyarakat Ronggomulyo diberi keselamatan dalam bekerja. Unsur yang ditampilkan pada pertunjukan Tayub terdiri dari beberapa elemen diantaranya tema, alur cerita, gerak tubuh, penari, polatan, pola lantai, rias dan busana, iringan, panggung, dan properti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan tayub yang dilakukan setiap setahun sekali untuk kepentingan upacara ritaul Sedekah Bumi yang mana tidak dapat digantikan oleh pertunjukan yang lain. Kata Kunci: Bentuk pertunjukan, Tayub, Sedekah Bumi   The form of Tayub performance in the ritual ceremony of Sedekah Bumi in Ronggomulyo village, Sumber, Rembang    Abstract This study aims to describe the form of Tayub performance in the Sedekah Bumi ritual ceremony in Ronggomulyo Village, Sumber District, Rembang Regency. The Tayub performance is the most important element in the Sedekah Bumi ritual ceremony. This study uses a qualitative method to explore various data in the field to explain the problems that occur. Data obtained in the field are then processed and written using a descriptive analysis method with an ethnochoreology approach. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation. Data validity was confirmed using technical triangulation. Data analysis includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study indicate that the Tayub performance is one of the Ronggomulyo community arts that is performed as a series of Sedekah Bumi ritual ceremonies in Ronggomulyo Village. Its presence is a form of gratitude to God for the abundant harvest, so that the Ronggomulyo community is given safety in working. The elements displayed in the Tayub performance consist of several elements, including theme, storyline, body movements, dancers, patterns, floor patterns, make-up and costumes, accompaniment, stage, and properties. Keywords: Form of performance, Tayub, Sedekah Bumi
Fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan di kabupaten Kudus Firdiyani, Nila Rizky; Bisri, Moh. Hasan; Lestari, Wahyu; Pebrianti, Sestri Indah
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.71462

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi dari sajian tari Barongan dalam upacara Ruwatan Tari Barongan merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Kudus yang dalam pertunjukannya merupakan representasi seekor macan. Tari Barongan memiliki peran penting dalam salah satu upacara turun temurun masyarakat Kudus dan tidak bisa digantikan dengan tari lainnya yakni upacara Ruwatan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etik emik. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Barongan merupakan tari tradisional kerakyatan yang memiliki peran utama sebagai media dalam upacara Ruwatan. Penyajian Tari Barongan merupakan cerita legenda perang antara peran Barongan dan peran Raden Penthul, yang kemudian dimenangkan oleh Raden Penthul dan membuat kesepakatan agar tokoh Barongan tidak lagi memangsa anak sukerta dan menggantinya dengan upacara Ruwatan. Fungsi utama sajian Tari Barongan yakni sebagai sarana upacara, akan tetapi terdapat temuan di lapangan tari Barongan difungsikan sebagai sarana hiburan, sarana ekonomi dan sarana pendidikan.  The function of the Barongan dance in the Ruwatan ceremony in Kudus regency Abstract The purpose of this research is to find out and describe the function of Barongan dance in Ruwatan ceremony Barongan dance is one of the typical arts of Kudus Regency which in its performance is a representation of a tiger. Barongan dance has an important role in one of the hereditary ceremonies of the Kudus community and cannot be replaced by other dances, namely the Ruwatan ceremony. The research used a qualitative method with an emic ethic approach. The method was used to explain the function of Barongan dance in the Ruwatan ceremony. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques include data reduction techniques, data presentation, and conclusion drawing. Then, the data is presented in descriptive form. The results showed that Barongan Dance is a traditional folk dance that plays a main role as a medium in Ruwatan ceremonies. The presentation of Barongan Dance is a legendary story of the war between the role of Barongan and the role of Raden Penthul, which was later won by Raden Penthul and made an agreement so that the Barongan character no longer preys on sukerta children and replaces it with a Ruwatan ceremony. The main function of Barongan dance is as a means of ceremony, but there are findings in the field that Barongan dance functions as a means of entertainment, economic means, and educational means.
Pendidikan seni dalam prosesi pembukaan Gebyar Pesona Budaya Garut tahun 2024 Rizal, Hendra; Rizali, Rizki; Gouwtama, Rama; Kasmahidayat, Yuliawan; Sukanta, Sukanta
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.78218

Abstract

Penelitian ini mengkaji implementasi pendidikan seni dalam acara seremonial Gebyar Pesona Budaya Garut, khususnya pada prosesi pembukaan yang menampilkan kolaborasi seni tradisional setempat. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendidikan seni dalam acara tersebut dan mengevaluasi efektivitasnya dalam memfasilitasi pendidikan seni di masyarakat dan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara serta Teknik analisis data dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa acara tersebut efektif dalam memberikan kesempatan bagi siswa-siswi sekolah untuk tampil, sehingga mereka tidak terpaku pada acara di sekolah saja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan wawasan tentang peran penting acara seremonial dalam memfasilitasi pendidikan seni dan mengapresiasi warisan budaya lokal. Kata kunci: Pendidikan seni, Gebyar Pesona Budaya Garut, acara seremonial, warisan budaya lokal Art education in the opening procession of Gebyar Pesona Budaya Garut in 2024 Abstract The study examines the implementation of art education in the ceremonial events of the Gebyar Pesona Budaya Garut, in particular at the opening procession showcasing local traditional art collaboration. The research aimed to describe the application of art education in the event and to evaluate its effectiveness in facilitating art education within the community and schools. The research uses a qualitative approach with data collection techniques such as observations and interviews, as well as data analysis techniques with triangulation. Research shows that the event is effective in giving students the opportunity to perform, so they do not get stuck on school events alone. The results of this research are expected to contribute to providing insight into the important role of ceremonial events in facilitating art education and appreciating local cultural heritage. Keywords: Arts education, Gebyar Pesona Budaya Garut, ceremonial event, local cultural heritage
Lingga Bergema: Reinterpretasi simbolisme lingga Suryanto, Agung; Permana, Angga Sukma
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.83890

Abstract

Penelitian berbasis praktik ini mengkaji simbolisme lingga, yang merupakan representasi ikonik Dewa Siwa dalam agama Hindu, melalui penciptaan seni instalasi “Lingga Bergema”. Lingga, yang secara tradisional menjadi lambang kekuatan maskulin, potensi kreatif, dan dualitas, diinterpretasikan kembali sebagai objek falik yang dapat mengembang dan mengempis, memicu pertanyaan tentang makna spiritual, seksual, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan penafsiran tentang lingga dalam seni instalasi serta untuk memfasilitasi dialog mengenai isu-isu aktual. Dengan menggunakan pendekatan Practice-based Research, peneliti terlibat secara langsung dalam proses kreatif, dan didukung oleh dokumentasi serta analisis kualitatif serta semiotik-hermeneutika. Karya “Lingga Bergema” telah memunculkan diskusi yang beragam, dengan interpretasi spiritual, seksual, dan sosial. Gerak lingga diartikan sebagai simbol dari kekuatan hidup, kreativitas, dan dualitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa simbolisme lingga dalam seni instalasi memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan dapat diinterpretasikan dalam berbagai cara, serta efektif sebagai sarana untuk mengeksplorasi simbol budaya dalam konteks modern.  Echoing Lingam: A reinterpretation of lingam symbolism Abstract This practice-based research examines the symbolism of the lingam, which is an iconic representation of the Hindu deity Shiva, through the creation of the art installation “Echoing Lingam”. The lingam, traditionally symbolizing masculine power, creative potential, and duality, is reinterpreted as an inflatable and deflatable phallic object, prompting inquiries into spiritual, sexual, and social meanings. The objective of this research is to unveil interpretations of the lingam within the installation art and to facilitate dialogue on contemporary issues. Employing a Practice-based Research approach, the researcher engaged directly in the creative process, supported by documentation and qualitative as well as semiotic-hermeneutic analysis. The artwork “Echoing Lingam” has elicited diverse discussions, encompassing spiritual, sexual, and social interpretations. The lingam’s movement is interpreted as a symbol of life force, creativity, and duality. This research concludes that the symbolism of the lingam in installation art possesses a high degree of flexibility and can be interpreted in various ways, effectively serving as a means to explore cultural symbols within a modern context.
Integration of civilization elements in dance choreography: A study of traditional Malaysian dances Taim, Mohd Asnari; Amat, Asmiaty; Mohd Tamring, Budi Anto
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.84611

Abstract

This paper examines the approach of integrating elements of civilization such as history, customs, and social systems in the choreography of traditional Malaysian dances and how these elements reflect the identity and cultural values of various ethnic groups. This study uses a qualitative approach through field observations, interviews with artists and cultural experts, as well as the analysis of visual documentation from dance performances. Data were analyzed thematically to identify cultural patterns contained in dance movements, choreography arrangements, costumes, and the social context of the performances. The research results show that elements of civilization such as Hindu-Buddhist influence, Islamization, and colonialism have shaped the structure and symbolism in dance, while customs and social norms set ethical boundaries and gender roles in performances. Traditional dance also serves as a medium of social communication, cultural education, and a symbol of community unity. The evolution of choreography is also detected through adaptation to the influences of globalization and technology, which pose challenges for the preservation of cultural identity. However, responsible innovation allows for the continuity of traditional dance in a contemporary context. Overall, the integration of civilizational elements in choreography not only strengthens the value of cultural heritage but also makes dance a dynamic reflection of Malaysia's multicultural.Keywords: Traditional dance, civilization, choreography, culture, heritage 
A musical analysis of rhythmic, melodic, structural, and harmonic elements in Villa-Lobos' Gavota-Choro Bin Shaharum, Salahuddin; Bin Mohd Yusoff, Mohd Yusran; Djahwasi, Herry Rizal
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.84613

Abstract

This study addresses a significant gap in Villa-Lobos scholarship: the absence of detailed analytical studies examining how the composer specifically integrated European and Brazilian musical elements in his guitar compositions. While existing research acknowledges Villa-Lobos's cross-cultural synthesis, it rarely extends beyond historical contexts to provide systematic stylistic analysis of individual works. This research conducts a comprehensive stylistic analysis of Villa-Lobos's Gavota-Choro, examining precisely how the composer achieves the integration of European formal structures with Brazilian rhythmic and melodic idioms. The methodology employs multiple analytical approaches, including rhythmic analysis drawing on Sandroni's paradigmatic framework, harmonic analysis, and formal analysis adapted to account for both European and Brazilian structural principles. The analysis reveals Villa-Lobos's sophisticated integration techniques, including layered rhythmic structures, metric transformation, chromatic enhancement of traditional harmonies, and linear bassline construction. These findings contribute significantly to three domains: theoretical musicology, by demonstrating effective analytical approaches to cross-cultural musical synthesis; performance studies, by providing performers with deeper understanding of interpretative implications; and Latin American music scholarship, by illuminating how Villa-Lobos operationalized cultural integration in his compositional practice, establishing a model for national art music that honors both European traditions and indigenous expressions.Keywords: Villa-Lobos, Gavota-Choro, Brazilian classical guitar, cross-cultural musical synthesis, stylistic analysis
Teknik permainan terompong pada musik tradisional gendang betep Hafiz, Alwan
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.83935

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik permainan terompong pada musik tradisional gendang betep di Sanggar Mandi Suare dusun Kuangwae desa Menceh. Terdapat beberapa teori yang digunakan diantaranya teori teknik permainan, musik tradisional dan teori musik gendang betep. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam memainkan musik gendang betep terdapat beberapa teknik diantaranya teknik ngambak, teknik beradeng atau melambat, teknik kotekan atau betimbalan, dan yang terakhir teknik kunci nade. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap sekahe gendang betep baik secara teoritis maupun praktisnya. Terompong playing technique in traditional music gendang betep Abstract This study aims to analyze the terompong playing technique in the traditional music of gendang betep in Sanggar Mandi Suare, Kuangwae, Menceh village. There are several theories used, including the theory of playing techniques, traditional music and gendang betep music theory. The type of research used is qualitative research with data collection techniques using observation, interviews and documentation techniques. The results showed that in playing gendang betep music, there are several techniques, including the ngambak technique, the beradeng or slow technique, the kotekan or betimbalan technique, and finally the kunci nade technique. The results of this study are expected to provide an understanding of sekahe gendang betep both theoretically and practically.