cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 357 Documents
Hijrah seni seniman muda: Analisis kritik seni pada karya lukis Yogi Ginanjar Islami, Melani Putri; Falah, Asep Miftahul
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 1 (2024): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i1.64422

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses hijrah seni seorang seniman muda, Yogie Ginanjar, melalui analisis mendalam terhadap karya-karya lukisnya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Kritik Seni dengan menggunakan analisis konten visual dari sejumlah karya lukis Yogie Ginanjar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami evolusi seni Yogie Ginanjar, termasuk perubahan gaya, teknik, dan tema dalam karyanya dari tahun 2013 - 2017.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Yogie Ginanjar telah mengalami perkembangan seni yang menarik dalam perjalanan kreatifnya. Pada awal kariernya, karya-karya Yogie cenderung mengikuti gaya lukisan realis dengan fokus pada detail dan representasi yang realistis. Namun, seiring berjalannya waktu, gaya lukis Yogi bertransformasi menjadi lebih ekspresif, abstrak, dan eksperimental. Perubahan ini mencerminkan proses eksplorasi seni dan transformasi kreatif yang dialami oleh seniman muda ini. Selain itu, tema-tema yang diangkat dalam karya-karya Yogie juga mengalami perubahan yang signifikan. Dari awal yang lebih konvensional dan berfokus pada pemandangan alam, Yogie berangsur-angsur mengeksplorasi isu-isu sosial, emosional, dan identitas manusia dalam karyanya. Tema-tema tersebut mencerminkan perasaan dan refleksi pribadi Yogie, serta memberikan sudut pandang yang lebih mendalam kepada penonton mengenai realitas sosial yang dihadapinya. Analisis kritikal terhadap karya-karya Yogie Ginanjar juga melibatkan persepsi dan tanggapan dari para pengamat seni dan masyarakat. Beberapa penikmat seni mengapresiasi keberanian Yogie dalam mengeksplorasi medium lukis dengan gaya yang berbeda, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan dalam memahami pesan di balik karya-karya eksperimentalnya. Keywords: Hijrah seni, kritik seni, seniman muda, seni lukis The hijrah of young artists: An analysis of art criticism on yogi Ginanjar’s paintings AbstractThis study aims to examine the artistic migration process of a young artist, Yogie Ginanjar, through an in-depth analysis of his paintings. The research method used is an Art Criticism approach by using visual content analysis from a number of Yogie Ginanjar’s paintings. The purpose of this study is to understand the evolution of Yogie Ginanjar’s art, including changes in style, technique, and themes in his work from 2013-2017. The results of this study indicate that Yogie Ginanjar has experienced interesting artistic developments in his creative journey. At the beginning of his career, Yogie’s works tended to follow a realist painting style with a focus on details and realistic representations. However, over time, Yogi’s painting style has transformed to become more expressive, abstract, and experimental. This change reflects the process of artistic exploration and creative transformation experienced by this young artist. Apart from that, the themes raised in Yogie’s works have also undergone significant changes. From a more conventional beginning and focusing on natural landscapes, Yogie gradually explores issues of social, emotional and human identity in his work. These themes reflect Yogie’s personal feelings and reflections, as well as provide the audience with a deeper perspective on the social reality he faces. Critical analysis of Yogie Ginanjar’s works also involves perceptions and responses from art observers and society. Some art connoisseurs appreciate Yogie’s courage in exploring painting mediums with different styles, while others may face challenges in understanding the message behind his experimental works. Keywords: Art migration, kritik seni, young artist, painting 
Metode peer teaching untuk meningkatkan keterampilan bermain biola, keterampilan komunikasi, dan sikap percaya diri Nur Salim, Ratna; Susianna, Nancy
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 2 (2023): IMAJI OCTOBER
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i2.58492

Abstract

Keterampilan komunikasi dan sikap percaya diri merupakan dua kompetensi yang sangat bermanfaat bagi siswa/i yang sedang belajar musik dalam sebuah ansambel. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menganalisis perbedaan keterampilan bermain biola, keterampilan komunikasi dan sikap percaya diri siswa pada kelas musik ansambel biola dengan menggunakan metode peer teaching. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan dengan subyek penelitian sebanyak 9 siswa peserta kelas ansambel biola. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen dengan jenis pre-experimental design, dengan bentuk one group pretest-posttest. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu rubrik untuk seluruh variabel yang telah divalidasi. Data pretest dan posttest kemudian diuji menggunakan uji Wilcoxon signed Rank Test. Hasil uji hipotesis keterampilan bermain biola menunjukkan perolehan asymp. sig. (2-tailed) = 0.007; keterampilan komunikasi menunjukkan perolehan asymp. sig. (2-tailed) = 0.007; sikap percaya diri menunjukkan perolehan asymp. sig. (2-tailed) = 0.007. Dari hasil yang didapatkan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat perbedaan keterampilan bermain biola, keterampilan komunikasi dan sikap percaya diri sebelum dan sesudah mengikuti latihan ansambel dengan menggunakan metode peer teaching.Kata kunci: peer teaching, keterampilan bermain biola, keterampilan komunikasi, sikap percaya diri Peer teaching method to improve violin playing skills, communication skills, and confidenceAbstractCommunication skill and confidence are two important skill for high school students and beneficial for those who are learning to play music in an ansamble. This study aims to look and analyze differences in violin playing skill, communication skill and confidence for students in violin ansamble rehearsal using peer teaching method. This researched was conducted at SMA XYZ for two months with research subjects 9 students from violin ansamble class. The method used in this research is quantitative research with experimental method by using pre-experimental design, with one group pretest-posttest design. The research instruments used were rubric for all variables. The obtained pretest and posttest values were then tested using Wilcoxon Signed Rank Test. The results of hypothesis testing for violin playing skill showed the acquisition of asymp. sig (2-tailed) = 0.007; communication skill with asymp. sig. (2-tailed) = 0.007; confidence with asymp. sig. (2-tailed) = 0.007. Based on the results, it can be concluded that there are differences in the violin playing skill, communication skill and confidence of students before and after they join the violin ansamble rehearsal using peer teaching method.Keywords: peer teaching, violin playing skills, communication skills, confidence
Estetika kesenian musik Gendang Beleq Gending Arje Panji Sukerare Wicaksono, Bayu Aji; Mariasa, I Nengah
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 1 (2024): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i1.62383

Abstract

Penelitian ini menganalisis estetika musik gendang beleq dari masyarakat Sasak, Lombok, Indonesia, dengan fokus pada sajian gending Arje kelompok Panji Sukerare yang disajikan pada pada kanal Youtube Peresean Official. Melalui metode analisis video tersebut dan mensintesiskan berbagai literatur melalui studi pustaka, penelitian ini menyoroti ritme, melodi, harmoni, dan penggunaan alat musik gendang beleq berdasarkan teori dari Djelantik. Estetika musik gendang beleq dipengaruhi oleh budaya dan tradisi masyarakat Sasak yang kaya akan warisan seni dan musik. Ritme kuat, melodi enerjik, dan harmoni khas menciptakan pengalaman musik yang unik dan menggugah perasaan pendengarnya. Penampilan pemain yang mengenakan kostum dengan motif Sasak yang khas serta pelaksanaan acara yang memperhatikan tata letak dan suasana juga merupakan bagian integral dari estetika musik gendang beleq yang disajikan oleh panji sukerare. Penelitian ini menunjukkan bahwa estetika musik gending arje pada gendang beleq panji sukerare melibatkan elemen musikal dan visual yang saling melengkapi, memberikan pengalaman seni yang menyeluruh bagi penonton. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan budaya dan nilai-nilai estetika yang terkandung dalam musik tradisional gendang beleq, khususnya dalam konteks gending Arje yang disajikan oleh kelompok Panji Sukerare. Kata Kunci: Estetika, Gending Arje, musik Gendang beleq The aesthetics of the Gendang Beleq music art of Gending Arje Panji Sukerare Abstract This research analyzes the aesthetics of gendang beleq music from the Sasak community in Lombok, Indonesia, with a focus on the performance of Gending Arje by the Panji Sukerare group, presented on the official Peresean Youtube channel. Through the method of video analysis and synthesis of various literature through literature review, this research highlights the rhythm, melody, harmony, and use of gendang beleq musical instruments based on Djelantik’s theory. The aesthetics of Beleq drum music are influenced by the rich cultural heritage and traditions of the Sasak community in the arts and music. Strong rhythms, energetic melodies, and distinctive harmonies create a unique and emotionally evocative musical experience for the listeners. The performers wearing traditional Sasak costumes and the arrangement and atmosphere of the event are also integral parts of the aesthetics of gendang beleq music presented by the Panji Sukerare group. This research shows that the aesthetics of Gending Arje in gendang beleq music by the Panji Sukerare group involve complementary musical and visual elements, providing a comprehensive artistic experience for the audience. The findings of this research provide a deeper understanding of the cultural richness and aesthetic values inherent in traditional gendang beleq music, particularly in the context of the Gending Arje performed by the Panji Sukerare group. Keywords: Aesthetics, Gending Arje, Gendang Beleq music
Integrated learning strategy in arts and culture learning Kusumawati, Heni; Jogjaningrum, Drijastuti; Rusdewanti, Panca Putri; Fu'adi, Fu'adi
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 2 (2023): IMAJI OCTOBER
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i2.66087

Abstract

This research aims to determine the creativity of arts and culture teachers in integrating two different aspects of art. Art education has two kinds of concepts: first, art education, which is related to the artistic expression of art, and second, art education, which is related to the direction of education. For this reason, teachers need strategies to be able to optimally actualize and express students' abilities in exploring their talents in the field of art. This research uses qualitative methods through a digital ethnographic approach. Data collection through observation, questionnaires with forms, and documentation. The research results show that creative teachers will have a great sense of curiosity, be open, take initiative, and have high loyalty in carrying out their duties. This cannot be separated from internal and external factors that can encourage teachers to continue to develop themselves. The form of teacher creativity in exploring music, dance, fine art, or theatre material is realized in the form of collaboration between the arts. With these results, it is hoped that Arts and Culture learning can be optimized to develop aesthetic, artistic, critical, appreciative, and creative feelings in students.Keywords: creativity, arts and culture, integrated learning Strategi pembelajaran terpadu dalam pembelajaran seni dan budayaAbstrak Konsep pendidikan seni pada dasarnya ada dua macam yaitu konsep pendidikan seni yang berkaitan dengan aspek ekspresi artistic dan konsep pendidikan seni yang dikaitkan dengan tujuan Pendidikan. Untuk itu diperlukan strategi dari guru agar dapat mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal kemampuan peserta didik dalam mengeksplorasi bakatnya di bidang seni. Seorang guru yang kreatif akan memiliki rasa  keingintahuan yang besar, bersikap terbuka, inisiatif dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas. Hal ini tidak lepas dari factor internal dan eksternal yang dapat mendorong guru untuk terus mengembangkan diri. Pembelajaran Seni Budaya diharapan dapat menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada peserta didik, sedangkan bentuk kolaborasi antar aspek seni menjadi pembelajaran terpadu (integrated learning) merupakan bentuk kreativitas guru dalam mengeksplorasi materi seni music/tari/rupa/teater dengan seni yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya guru dalam mengembangkan potensi peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya, mendeskripsikan strategi konseptual yang dilakukan guru seni budaya dalam memadukan 2 aspek seni, dan wujud kreativitas guru seni budaya dalam mengintegrasikan 2 aspek seni yang berbeda.Kata kunci: kreativitas, seni dan budaya, pembelajaran terpadu
Pembelajaran alat musik sederhana berbasis Android dengan menggunakan aplikasi Real Piano Pratiwi, Ratna; Harmono Sejati, Irfanda Rizki
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 2 (2023): IMAJI OCTOBER
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i2.52967

Abstract

Alat musik berbasis android yang digunakan di SMP Negeri 20 Semarang khususnya di kelas VII E adalah aplikasi Real Piano. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan apa saja metode yang digunakan dari pembelajaran berbasis android pada siswa kelas VII E SMP Negeri 20 Semarang yang terdiri dari 32 siswa. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penilitian ini adalah peserta didik mampu mengenal nada, mampu memahami notasi mutlak dan notasi angka, mampu menyanyikan lagu dengan satu suara dan mampu memainkan musik melodis menggunakan aplikasi real piano melalui pembelajaran musik berbasis android. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran musik di SMP Negeri 20 Semarang tidak hanya menggunakan alat musik saja, melainkan bisa memanfaatkan teknologi berbasis android dengan menggunakan metode tutor sebaya.Kata kunci: pembelajaran, pembelajaran seni musik, berbasis Android, Real Piano Learning simple musical instruments based on Android using Real Piano application AbstractThe android-based musical instrument used in SMP Negeri 20 Semarang, especially in class VII E, is the Real Piano application. This study aims to find out how the process and what methods are used from android-based learning in class VII E SMP Negeri 20 Semarang which consists of 32 students. The research method in this study is a qualitative research with a phenomenological approach. Data collection techniques used in this study were observation, interview, and documentation techniques. The data analysis technique used is data reduction, data presentation and conclusion drawing or data verification. The results of this research are students are able to recognize tones, are able to understand absolute notation and number notation, are able to sing songs with one voice and are able to play melodic music using real piano applications through android-based music learning. The conclusion of this study is that learning music at SMP Negeri 20 Semarang does not only use musical instruments, but can utilize android-based technology using the peer tutor method.Keywords: learning, music learning, Android based, Real Piano
Kajian musikologis “Ya’ahowu” movement pertama dalam “Moroi ba danö niha numalö ba danö jawa” musik program budaya Nias Zega, Venti Krisdayanti; Untung, Rachel Mediana; Ruswanto, Yohanes
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 1 (2024): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i1.69112

Abstract

Studi ini dilakukan dalam ranah penciptaan karya komposisi musik yang menceritakan tentang kehidupan penulis berdasarkan budaya sendiri (Nias). Sejalan dengan proses penciptaan itu, penulis menceritakan proses penyusunan karya dan menganalisis karya tersebut. Metode penelitian ini menggunakan studi pustaka, penelitian kualitatif dan melakukan analisis menggunakan pendekatan musikologi. Selain menggunakan studi pustaka, pengumpulan data  yang dilakukan didasarkan dari beberapa artikel jurnal dari hasil wawancara dan observasi.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses cipta dari karya yang disusun menggunakan empat tahapan kreasi dan analisis struktural dari karya yang disusun terbagi menjadi enam bagian. Proses kreatif pada karya yang telah disusun didasarkan atas pengalaman empiris dari penulis kemudian untuk analisis struktural dari karya ini merupakan bagian dari proses penciptaan komposisi yang sudah dibagi menjadi beberapa bagian untuk mempermudah analisis dari karya ini. Tulisan ini menyarankan perlunya berbagai sumber informasi yang lebih luas yang diteliti dalam penambahan sumber data untuk memungkinkan karya yang disusun dapat dipahami oleh masyarakat. Kata kunci: Musik program, budaya Nias, proses kreatif, pengalaman empiris, analisis struktural The musicological study of the “Ya’ahowu” movement in “Moroi ba danö niha numalö ba danö jawa” Nias cultural music program AbstractThis study is conducted in the realm of creating musical compositions that narrate the author’s life based on their own culture (Nias). Along with the creative process, the author describes the process of composing the work and analyzes the composition. This research employs literature review, qualitative research, and analysis using a musicological approach. In addition to the literature review, data collection is based on several journal articles from interviews and observations. The findings of this research show that the creation process of the composition follows four stages of creation, and the structural analysis of the composition is divided into six sections. The creative process of the composition is based on the author’s empirical experiences. The structural analysis of the composition is part of the creation process, divided into several parts to facilitate the analysis of the work. This paper suggests the need for a wider range of information sources to be examined in the addition of data sources to enable the composition to be understood by the public. Keywords: Music program, Nias culture, creative process, empirical experience, structural analysis
Semiotika Roland Barthes: Gerak tari pada pertunjukan Bedug Kerok di kampung seni Yudha Asri Fajri, Samsul; Malarsih, Malarsih; Hartono, Hartono
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 2 (2023): IMAJI OCTOBER
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i2.59442

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkategorikan tanda-tanda dalam pertunjukan gendang kerok dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Pertunjukan bedug kerok merupakan salah satu seni pertunjukan yang banyak dinikmati khususnya oleh warga Kampung Seni Yudha Asri, Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten. M. Jufri Noor, pendiri sanggar seni, pertama kali mencetuskan gagasan Kampung Seni Yudha Asri karena apresiasinya terhadap karya seni. Kampung Seni Yudha Asri kini menjadi destinasi wisata seni yang cukup terkenal. Metode penelitian kualitatif deskriptif yang digunakan dalam model penelitian ini didasarkan pada teori-teori dari semiotika. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini dapat dimaknai sebagai simbol dan makna gerak yang terdapat pada gerak tari gendang kerok dengan menghadirkan gerak dasar dalam bentuk pertunjukan gendang kerok. Teori Roland Barthes memasukkan sinyal dan penanda seperti makna denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil dari analisis semiotika tersebut antara lain gerak narilik, sepakan, dengdek, ngedeg kuda-kuda, kelid tonjok, golempang, gegejedan, culcel, dan kewer.Kata kunci: semiotika Roland Barthes, gerak tari, Bedug Kerok  Semiotics of Roland Barthes: Kerok Bedug dance movements in Yudha Asri art villageAbstractThe purpose of this study is to analyze and categorize the signs in the drum kerok performance using Roland Barthes' semiotic theory. The drum kerok performance is one of the performing arts that is enjoyed, especially by the locals of Yudha Asri Art Village, Mander Village, Bandung District, Serang Regency, Banten. M. Jufri Noor, the founder of an art studio, first came up with the idea for Yudha Asri Art Village out of his appreciation for artistic works. Yudha Asri Art Village is now a well-known art tourism destination. The descriptive qualitative research methods used in this model for study are based on theories from semiotic. Data gathering techniques include observation, interviews, documentation, and library research. The results of this study can be interpreted as symbols and meanings of motion that are present in the movements of the drum kerok dance by presenting the basic movements in the form of a drum kerok performance. The theories of Roland Barthes include signals and markers such as the meanings of denotation, connotation, and myth. The results of the semiotic analysis include narilik motion, kicking, dengdek, ngedeg stance, kelid tonjok, golempang, gegejedan, culcel, and kewer.Keywords: Roland Barthes semiotics, dance movement, Bedug Kerok
Interaksi simbolik pertunjukan Jathilan Kridha Gumilar di Dusun Brengkel 1, Kabupaten Magelang Cetamaya, Dianvintya Ayu; Alkaf, Mukhlas
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 1 (2024): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i1.59664

Abstract

Jathilan Kridha Gumilar diprakarsai oleh Sujarwo. Kridha, diartikan sebagai gerakan atau tarian. Gumilar, diartikan pagelaran. Kridha Gumilar berarti pagelaran tari yang dipentaskan. Kesenian Jathilan yang muncul di dusun Brengkel bermula dari kegelisahan Sujarwo tatkala seringnya warga menanggap kesenian Jathilan dari desa lain pada acara tertentu. Sebab itu, Sujarwo berinisiatif membentuk kelompok kesenian Jathilan lalu menggerakannya. Warga sekitar mendukung terbentuknya kelompok tersebut terlebih masyakarat dusun juga menyukai kesenian. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan bentuk sajian serta menganalisis bentuk interaksi simbolik pertunjukan Jathilan Kridha Gumilar yang dikaji dengan menggunakan teori Interaksionsime Simbolik gagasan Erving Goffman. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan    etnografi, dan pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka yang relevan. Hasil penelitian ini antara lain: 1) Strategi kelompok Kesenian Jathilan Kridha Gumilar dalam membangun citra, dan beroleh kesan masyarakat penontonnya dengan bertindak aktif secara intensif mempertunjukan kesenian. 2) Salah satu pencitraan paling kuat dan muncul dalam kelompok Kesenian Jathilan Kridha Gumilar ihwal solidaritas dan inklusifitas untuk siapa saja yang ingin belajar kesenian. 3) Interaksi simbolik antara pemain dengan penonton melalui laku ‘berpura-pura’, terjadi proses transformasi sesaat dengan menjadi atau memerankan orang lain (trance) dan membuat penonton percaya. Kata kunci: Jathilan, citra, pemain, penonton The symbolic interaction of the Jathilan Kridha Gumilar performance in Dusun Brengkel 1, Magelang Regency AbstractJathilan Kridha Gumilar was initiated by Sujarwo. Kridha is interpreted as movement or dance. Gumilar means performance. Kridha Gumilar means a dance performance that is staged. The Jathilan art that emerged in Dusun Brengkel began from Sujarwo’s unease when residents often invited Jathilan performances from other villages for certain events. Because of that, Sujarwo took the initiative to form a Jathilan art group and then put it into motion. Local residents support the formation of the group, especially the hamlet community who also like art. This article aims to describe the form of presentation and to analyze the form of symbolic interaction in the performance of Jathilan Kridha Gumilar which is studied using the theory of Symbolic Interactionism by Erving Goffman. The research method used is qualitative with an ethnographic approach, and data collection uses observation techniques, interviews, and relevant literature. The results of this study include: 1) The strategy of the Jathilan Kridha Gumilar arts group in building an image, and gaining the impression of the audience by acting actively and intensively performing arts. 2) One of the strongest and emerging images in the Jathilan Kridha Gumilar arts group is about solidarity and inclusiveness for anyone who wants to study art. 3) The symbolic interaction between the performers and the audience through the act of ‘pretending’ involves a momentary transformation by becoming or portraying someone else (trance), making the audience believe. Keywords: Jathilan, image, performer, audience
Penggunaan pola iringan musik dalam Ibadah Minggu di Gereja Kristen Sumba (GKS), Klasis Waingapu Fanggidae, Rudi; Saefatu, Meyrlin; Taneo, Dersy Rejoice; Dewata, Maha Dewi Rambu; Uma, Aprianus Meta Djangga
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 22, No 1 (2024): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v22i1.58501

Abstract

Dalam Ibadah Minggu, Gereja Kristen Sumba selalu menggunakan pola iringan musik untuk mengiringi nyanyian jemaat. Untuk itu yang menjadi tujuan penelitian adalah: (1) Mengetahui penggunaan pola iringan musik ibadah yang digunakan dalam Ibadah Minggu, (2) Menerapkan dan memodifikasi penggunaan pola iringan musik yang benar dalam  Ibadah Minggu, (3) Menemukan  respons jemaat terhadap penggunaan pola iringan musik dalam Ibadah Minggu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Adapun hasil penelitian adalah penggunaan pola iringan musik yang benar perlu untuk diterapkan di dalam ibadah sehingga dapat membantu jemaat untuk mengekspresikan suasana hati atau ekspresi imannya dalam ibadah. Untuk itulah, penggunaan pola iringan yang tepat dalam mengiringi nyanyian dari buku hymnal adalah pola iringan melodis. Hal ini karena pola iringan melodis dapat memengaruhi jiwa manusia karena lebih bersentuhan dengan aspek spiritual manusia. Dengan demikian, ketika ibadah, jiwa manusia makin didekatkan dengan Tuhan melalui nyanyian. Dalam konteks pendidikan, hasil penelitian tersebut  dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana musik dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan spiritual seseorang. Kata kunci: Pola iringan musik, melodis, Ibadah Minggu, nyanyian jemaat, hymne The use of musical accompaniment patterns in Sunday Worship at the Christian Church of Sumba (GKS), Waingapu Classis AbstractIn Sunday Worship, the Christian Church of Sumba always uses music accompaniment patterns to accompany the congregation's singing. Therefore, the research objectives are: (1) To understand the use of worship music accompaniment patterns in Sunday Worship, (2) To apply and modify the correct use of music accompaniment patterns in Sunday Worship, (3) To explore the congregation's response to the use of music accompaniment patterns in Sunday Worship. The research method employed is qualitative research. The findings suggest that the correct use of music accompaniment patterns is essential to be implemented in worship, as it can assist the congregation in expressing their mood or faith expression in worship. Hence, the appropriate use of accompaniment patterns in accompanying hymns from the hymnal book is the melodic accompaniment pattern. This is because melodic accompaniment patterns can affect the human soul as they are more connected with the spiritual aspect of humans. Thus, during worship, the human soul is brought closer to God through singing. In the educational context, these research findings can be used to enhance understanding of how music can influence an individual's mental and spiritual well-being. Keywords: Music accompaniment patterns, melodic, Sunday Worship, congregation singing, hymn
Proses kreatif penciptaan Lara Raga Singo Lodra dalam karya tari Dhra Pamungkas, Gilang Rayiputra; Nuryanto, Nuryanto
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 21, No 2 (2023): IMAJI OCTOBER
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v21i2.58917

Abstract

The dance Dhra is a choreographic which interpretes a phenomenon of strength, pain, sacrifice and spirit that exists in the body of a pembarong when playing a dadak merak mask in the performance of Reyog Ponorogo. This study purposes to describe the creative process of creating the dance work of Dhra and to analyze the choreography of the dance Dhra.This research uses a practice-based artistic research methodology. To describe the creative process of creating the dance using the theory 3R from Eko Supriyanto and Alma Hawkins.To analyze the choreographic form using the theory from Y. Sumandiyo Hadi. The research results The dance work Dhra is created by Gilang Rayiputra Pamungkas through a creative process such as the stages of Re-Visiting, Re-Questioning, and Re-Interpreting. Then the creating stages, such as exploration, improvisation, composition, evaluation, rehearsal, and performing. The dance Dhra presented by two male dancers. This dance work is divided into four scenes. The first scene begins with a show of the artist's subtlety as a form of Gilang Rayi's empirical experience in art at Reyog Ponorogo. The second scene is realized by paired movements with muscle strength based on folk dance movements in the art of Reyog Ponorogo. The third scene reveals the spirit of the dancer in Reyog Ponorogo. The fourth scene is the culmination of the conflict, which is the depiction of the sacrifice and spirit of the dancer while enduring the pain of playing the dadak merak mask. Result of the research will enrich the repertoire of knowledge and education about art and culture of Indonesia, and awaken students to appreciate Indonesia culture.Keywords: Dhra, creativity, dan choreography  Proses kreatif penciptaan Lara Raga Singo Lodra dalam karya tari DhraAbstrakKarya tari Dhra merupakan sebuah karya koreografi yang merupakan wujud penginterpretasian dari sebuah fenomena bentuk kekuatan, kesakitan, pengorbanan dan spirit yang ada dalam tubuh seorang pembarong ketika memainkan topeng dadak merak di pertunjukan Reyog Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan proses kreatif penciptaan karya tari Dhra. (2) Menganalisis bentuk koreografi karya tari Dhra. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian artistik yang berbasis praktik (Practice Based Research). Untuk menggambarkan proses kreatif penciptaan karya tari menggunakan teori 3R oleh Eko Supriyanto dan Alma Hawkins. Untuk menganalisis bentuk koreografi menggunakan teori Y Sumandiyo Hadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya tari Dhra merupakan karya yang digarap Gilang Rayiputra Pamungkas melalui proses kreatif dengan tahapan Re-Visiting, Re-Questioning, dan Re-Interpreting. Kemudian melalui tahap proses penciptaan yaitu eksplorasi, improvisasi, komposisi, evaluasi, rehearsal, dan pementasan. Karya tari Dhra disajikan oleh dua penari laki-laki. Karya tari ini terbagi menjadi empat adegan. Pertama, dimulai dengan unjuk ketubuhan pengkarya sebagai wujud pengalaman empiris Gilang Rayi dalam berkesenian di Reyog Ponorogo. Kedua, diwujudkan dengan gerakan berpasangan beradu kekuatan otot yang didasari oleh gerak tari pada kesenian Reyog Ponorogo. Ketiga, mengungkapkan bentuk semangat penari pembarong. Keempat, menggambaran pengorbanan dan spirit penari pembarong ketika menahan rasa sakit dalam memainkan topeng dadak merak. Hasil penelitian ini akan memperkaya khasanah pengetahuan dan pendidikan tentang seni budaya di Indonesia, dan menyadarkan peserta didik untuk lebih menghargai budaya Indonesia.Keywords: Dhra, kreativitas, dan koreografi