cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 332 Documents
Petani Tambak di Desa Manera Kecamatan Salomekko Kabupaten Bone Tahun 1975-2019 Sari, Suci Indah; Amirullah, Amirullah
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 1, April 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i1.18608

Abstract

 Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi yaitu penulisan sejarah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sekitar tahun 1960 di Desa Manera, pada saat itu bernama Maroanging dibangun tambak dengan alat sederhana. Kemudian di tahun 1975 datang orang Bulukumba untuk bertani tambak pula. Dari tahun 1975-2019 terjadi perubahan dalam pengelolaan tambak dan terjadi perubahan-perubahan pada kondisi alam Desa Manera.Selanjutnya bahwa dengan keberadaan tambak di Desa Manera sama sekali tidak mengganggu terhadap penduduk setempat yang bekerja selain sebagai petani tambak. Kondisi sosial petani tambak di Desa Manera terjalin hubungan baik antar sesama petani tambak dan masih mengutamakan sifat gotong royong. Terhadap kondisi ekonomi petani tambak, dengan adanya tambak kondisi ekonomi petani tambak dapat meningkat terbukti dengan petani tambak yang menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan S1, hal lain dapat dilihat pada pembelian barang-barang skunder dari hasil penjualan ikan tambak. ­­Kata kunci : Petani tambak, sosial ekonomi, perkembangan  
Dinamika Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru Amirullah, Amirullah; Ridha, Muh Rasyid; Madjid, Muh Saleh
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 2, Agustus 2020
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i2.15357

Abstract

Studi mengenai pelabuhan Garongkong adalah merupakan studi sejarah dengan pendekatan historis yakni heuristik (pengumpulan sumber), kritik eksterenal dan kritik interenal, interpretasi dan penyajian serta historiografi (penulisan) yang merupakan pengungkapan kisah sejarah secara tertulis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang didirikannya Pelabuhan Grongkong karena kurangnya daya tampung yang dimiliki Pelabuhan Awerange, yang juga sebagai pelabuhan rakyat di Kabupaten Barru. kedalaman laut yang dimiliki Garongkong sangat strategis untuk disandari kapal-kapal besar. Pelabuhan Garongkong  dibangun pada tahun 2005 dengan penimbunan areal darat dan tanggul, pada tahun 2006 pemancangan tiang trestle, pada tahun 2007 pemancangan tiang platform tahap I, pada tahun 2008 konstruksi pelencengan, pada tahun 2009 penyelesaian catwalk. Perkembangan fungsional yaitu pada tahun 2010 yaitu pembangunan fasilitas darat. Semakin lancarnya aktifitas pelayaran dan bongkar muat barang  dan adanya lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat disekitar Pelabuhan Garongkog sebagai tanda perkembangan pelabuhan Larongkong. Pelabuhan Garongkong telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci : Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru Abstract The study of the Garongkong port is a historical study with a historical approach, namely heuristics (based on sources), external criticism and internal criticism, interpretation and presentation and historiography (written) which is a written disclosure of historical stories. Based on the results of the research shows that the background of the establishment of Grongkong Port due to the lack of capacity that is owned by Awerange Port, which is also a people's port in Barru Regency. The depth of the sea owned by Garongkong is very strategic for large ships to dock. Garongkong Port was built in 2005 with the stockpiling of land areas and embankments, in 2006 pile erection, in 2007 platform pile erection phase I, in 2008 construction deviation construction, in 2009 catwalk completion The functional development in 2010 was the construction of land facilities. The smoother activities of sailing and loading and unloading of goods and the existence of new jobs for the community around the Garongkog Port are a sign of the development of the Larongkong port. Garongkong Port has improved the welfare of the community.Keywords: Garongkong Port, Barru Regency 
Aktivitas Gerombolan DI/TII dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Sidrap 1950-1965 Eka Wulandari; Jumadi Jumadi; La Malihu
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 2, Agustus 2020
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i2.13725

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai gerakan DI/TII Abdul Qahhar Mudzakkar yang memilih mendirikan NII di Kabupaten Sidrap. Dalam penelitian ini fokus membahas apa yang menjadi latar belakang sehingga lahir gerakan DI/TII beserta aktivitas gerombolan DI/TII 1950-1965 dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat Sidrap pada kurung waktu 1950-1965. Penelitian  ini menemukan bahwa karena adanya faktor geografis antara Kabupaten Sidrap dengan Kabupaten Wajo sebagai daerah operasi dari gerombolan DI/TII yang menjadi alasan gerakan DI/TII melakukan aktivitasnya seperti perusakan jembatan, jalan, pemutusan kawat telepon, penebangan pohon dan menculik angggota yang aktif dalam pemerintahan. DI/TII dalam kurung waktu 1950-1965 memberikan dampak yang cukup nyata dirasakan oleh penganut kepercayaan Tolotang. Aktivitas gerombolan yang ingin menjadikan syariat islam sebagai dasar gerakannya, menghadapkan kelompok Tolotang berada pada situasi yang sulit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan, yakni heuristic (pengumpulan data), kritik (verifikasi), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah).
Persebaran To Lotang Setelah Aksi DI/TII di Kabupaten Sidenreng Rappang 1966-2018 Rahmat Kurniawan; Bahri Bahri; Asmunandar Asmunandar
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 1, April 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i1.18466

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang persebaran To Lotang setelah aksi DI/TII di Kabupaten Sidenreng Rappang, Wilayah-wilayah yang ditempati bermukim oleh To Lotang di Kabupaten Sidenreng Rappang hingga kondisi sosial-budaya ekonomi masyarakat To Lotang. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi Towani Tolotang tersebar ke berbagai daerah yang ada di kabupaten Sidrap merupakan dampak terjadinya Aksi DI/TII di Kabupaten Sidrap. Towani Tolotang kemudian pergi mencari daerah yang aman seperti daerah Buae yang mayoritasnya beragama Islam. Dimana ketika Towani Tolotang berbaur dengan masyarakat Muslim maka mereka dianggap tidak kafir oleh rombongan DI/TII yang ingin mendirikan Negara Islam. Selain itu faktor yang mempengaruhi persebaran To Lotang ke berbagai daerah ialah kebiasaan Mabekke’ (Membuka Lahan). Setelah aktivitas DI/TII di Kabupaten Sidrap hilang Uwa’ yang berada di Amparita kemudian memerintahkan warganya untuk menyebar ke berbagai daerah dengan alasan untuk Mabekke’. Dalam hal ini membuka lahan dijadikan sebagai mata pencaharian dari masyarakat To Lotang. Meskipun pada awalnya Towani Tolotang mendapatkan diskrimnasi dan tidak diakui oleh negara kepercayaannya. Tapi  usaha dan totalitas dari masyarakat Tolotang tetap ada dan bertahan hingga saat ini. Akhir dari penelitian, menunjukkan bahwa Towani Tolotang meskipun tersebar ke berbagai daerah mereka tetap mempertahankan adat dan kebudayaannya sebagai Towani Tolotang dan menjadikan Amparita sebagai First Home-nya (Rumah pertama). Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristic, kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi dan historiografi. Kata Kunci : Persebaran, To Lotang, Sidenreng Rappang
Perjalanan Pendidikan Sekolah di Daerah Bulukumba (1932 – 1966) Dg. Mapata; Najamuddin Najamuddin
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 3, Desember 2020
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i3.17960

Abstract

Metode penelitian yang digunakan yakni metode sejarah yang mencakup atas empat tahapan kegiatan 1) heuristik, 2) kritik sumber, 3) interpretasi dan 4) histografi. Dari keempat langkah kegiatan inilah, yang dapat digunakan peneliti di dalam menelusuri jejak-jejak pendidikan sekolah masa 1932 – 1966 di daerah Bulukumba dengan mengadakan wawancara terhadap saksi sejarah sebagai sumber primer dan berusaha membandingkan sumber sekunder serta sumber benda untuk menuliskan kisah sejarah secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Hasil penelitian diperoleh tantangan penyelenggaraan pendidikan sekolah 1932 – 1966 di daerah Bulukumba mencakup penyelenggaraan pendidikan barat di Bulukumba, kedatangan Sekutu dan NICA (Belanda) di daerah Bulukumba, pengaruh gerakan DI/TII di daerah Bulukumba, ancaman Gerakan Sosial Politik Dompea Amamatoa Kajang, pengaruh G 30 S/PKI 1965 di daerah Bulukumba, sikap kolot orangtua dan masyarakat dalam memaknai pendidikan. Selain itu, tantangan yang paling berat dihadapi dalam menyelenggarakan pendidikan sekolah masyarakat kabupaten Bulukumba gerakan DI/TII dan Gerakan Dompea Ammatoa Kajang.  Akhirnya,    masyarakat dan orangtua dalam menjawab tantangan pendidikan sekolah  (1932 – 1966). Di daerah Bulukumba.Kata kunci:  perjalanan, pendidikan, dan sekolah AbstractThe research method used in the historical method includes four stages of activity 1) heuristics, 2) source criticism, 3) interpretation and 4) histography. From these four activities, researchers can use the traces of school education in the period 1932 - 1966 in the Bulukumba area by interviewing historical witnesses as primary sources and trying to compare secondary sources and sources of objects to tell historical stories objectively and scientifically accountable. .The results of the research on the challenges of organizing school education from 1932 to 1966 in the Bulukumba area included the implementation of western education in Bulukumba, the arrival of the Allies and NICA (Netherlands) in the Bulukumba area, the influence of the DI / TII movement in the Bulukumba area, the threat of the Dompea Amamatoa Kajang Social Political Movement, the influence of the G 30 S / PKI 1965 in the Bulukumba area, the conservative attitude of parents and society in interpreting education. In addition, the most serious challenges are in organizing community school education in Bulukumba district, the DI / TII movement and the Dompea Ammatoa Kajang movement. Finally, society and parents in responding to the challenges of school education (1932 - 1966). In the Bulukumba area.Keywords: travel, education and school
Petani Kopi Robusta di Desa Basseang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang (1970-2018) Sriyuni Wahyuningsih Ripal; Rasyid Ridha; Ahmadin Ahmadin
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 1, April 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i1.18396

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang keberadaan Petani Kopi Robusta di Desa Basseang, dinamika produksi kopi, sistem pengolahan hasil panen dan dampak keberadaan pertanian kopi robusta. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik ekstern dan kritik intern, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belanda membawa bibit kopi Robusta dikarenakan hampir seluruh perkebunan di dataran rendah di Indonesia rusak terkena hama. Tahun 1907 Kerajaan Sawitto telah ditaklukkan oleh pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan bibit kopi Robusta ke daerah tersebut yang disebut Kawa Balanda. Tahun 1970 merupakan awal baru bagi pertanian kopi yang ada di Desa Basseang. Ambe’ Mine sebagai pelopor pertanian kopi di Desa tersebut mengajak petani lainnya memulai membudidayakan kopi yang sebelumnya rusak karena perang dan ditinggalkan ketika terjadi bentrok fisik antara TKR pada masa DI/TII. hasil produksi pertanian kopi Robusta semakin meningkat tiap tahunnya, dikarenakan kondisi cuaca dan iklim yang mendukung pertanian tersebut. Hasil panen petani kopi di Desa Basseang diolah secara tradisional dan modern. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa petani kopi merupakan salah satu profesi yang sejak dahulu dilakoni oleh masyarakat di Desa Basseang sejak zaman kolonial hingga era milenial. Profesi petani kopi diyakini meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Basseang.
Aktivitas Perekonomian di Delta Brantas pada Abad Ke-10 Masehi Andri Setyo Nugroho
PATTINGALLOANG Vol. 7, No. 3, Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v7i3.15900

Abstract

Raja-raja Mataram telah menaruh minat terhadap sungai Brantas setidaknya mulai abad sembilan masehi. Pasca perpindahan pusat kekuasaan Mataram dari Jawa bagian tengah ke Jawa bagian timur, Pu Sindok menempatkan istananya berada di sekitar lembah Sungai Brantas. Kebijakan ini menumbuhkan perekonomian daerah-daerah di sepanjang Sungai Brantas mulai hulu sampai dengan hilir. Kajian yang telah dilakukan oleh para peneliti selama ini masih terfokus pada potensi ekonomi di wilayah tubuh sampai dengan hulu Sungai Brantas, sedangkan daerah delta luput dari perhatian. Berdasarkan temuan prasasti-prasasti di sekitar Delta Brantas, memberikan petunjuk bahwa aktivitas perekonomian yang terjadi di wilayah ini tidak kalah ramai dengan daerah pedalaman. Penelitian ini bermaksud merekonstruksikan aktivitas perekonomian yang terjadi di Delta Brantas pada abad sepuluh masehi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah meliputi pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Delta Brantas menjadi pintu masuk komoditas perdagangan dari kepulauan sekitar. Banyaknya perahu dan kapal dengan berbagai ukuran menunjukkan wilayah ini merupakan sebuah pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pelaut dan pedagang. Adanya persamaan profesi mendorong para pedagang untuk membentuk komunitas yang dapat mempermudah pekerjaan mereka. Melalui komunitas tersebut, para pedagang menjalin relasi dengan penguasa sehingga mendapat hak-hak istimewa.Kata Kunci : Delta Brantas; Komoditas; Pedagang; PerekonomianAbtractMataram kings have been interested in the Brantas river since at least the ninth century. After the transfer of the Mataram power center from central Java to eastern Java, Pu Sindok placed his palace in the vicinity of the Brantas River valley. This policy grows the economy of the areas along the Brantas River from upstream to downstream. The studies that have been carried out by researchers so far still focus on the economic potential of the body area upstream of the Brantas River, while the delta area has gone unnoticed. Based on the findings of the inscriptions around the Brantas Delta, it provides an indication that the economic activity occurring in this area is no less crowded than the hinterland. This study intends to reconstruct the economic activities that occurred in the Brantas Delta in the tenth century. The method used in this research is historical research methods consisting of topic selection, collection of sources, verification or criticism, interpretation or interpretation, and historiography. The results showed that the Brantas Delta became the entry point for trading commodities from the surrounding islands. The number of boats and ships of various sizes shows that this area is a port that is busy being visited by sailors and traders. The existence of equal professionalism encourages traders to form communities that can facilitate their work. Through this community, the merchants established relations with the authorities so that they received special rights.Keywords : Brantas Delta, Commodities, Trade, Economy 
Perkembangan dan Eksistensi Surat Kabar di Lombok Timur Tahun 1986-2013 Badarudin Badarudin; Zulfikri Zulfikri; Abdul Rasyad; Syahrul Amar; Bambang Eka Saputra
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.22335

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan eksistensi surat kabar yang ada di Lombok Timur tahun 1986-2013, mulai dari sejarah lahirnya surat kabar di Lombok Timur, perkembangan dan eksistensi surat kabar di Lombok Timur. Penelitian ini merupakan penelitian  sejarah dengan tahapan meliputi heurstik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa Orde Baru surat kabar di Lombok Timur sulit terbit. Hal ini disebabkan karena biaya penerbitan surat kabar sangat mahal dan sulit. Pada masa pemerintahan Orde Baru, surat kabar di Lombok Timur belum bersifat komersil, hanya surat kabar yang terbit bulanan atau mingguan dan milik organisasi yang terbit pada saat itu, yang bertujuan untuk publikasi organisasi itu sendiri. Pada tahun 1986 baru terbit surat kabar Gema Nahdatul Wathan. Setelah Reformasi Tahun 1998 berjalan, surat kabar mulai banyak bermunculan di Lombok Timur, dikarenakan  untuk  membuat  izin mendirikan  surat  kabar  dipermudah  oleh Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999. Surat kabar di Lombok Timur mengalami banyak kendala terutama permodalan, di samping karena kurangnya minat baca masyarakat Lombok Timur. Surat kabar di Lombok Timur sulit sekali bertahan lama, terutama surat kabar mingguan. Surat kabar yang masih eksis sampai tahun 2013 adalah surat kabar umum Corong Rakyat, Dewi Anjani, Duta Selaparang. Sedangkan surat kabar harian yang masih eksis hingga tahun 2013 adalah surat kabar Radar Lombok.Kata Kunci: Eksistensi, Perkembangan, Surat Kabar
Strategi Guru Dalam Pembelajaran Sejarah Kontroversial di Masa Pembelajaran Daring Sabily Farhan
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.22523

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bagaimana pembelajaran sejarah kontroversial di sekolah, untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial di masa pembelajaran daring, untuk menganalisis strategi yang tepat dalam memberikan pembelajaran sejarah kontroversial secara daring. Hal ini penting untuk dibahas karena urgensi sejarah kontroversial bagi generasi muda agar dapat bepikir kritis dan kreatif dalam menyikapi suatu peristiwa sejarah ataupun kebijakan-kebijakan lain. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Studi pustaka dengan memanfaatkan berbagai macam sumber yang kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai hasil penelitian ini. Setelah dilakukan analisis, ditemukan beberapa hasil pembahasan yaitu Sejarah kontroversial sendiri memiliki banyak kelebihan apabila dipelajari dengan baik dalam kelas seperti akan meningkatkan pola pikir kritis, serta kreatif dan mampu meningkatkan rasa toleransi bagi para pembelajarnya, Guru berperan penting dalam menyampaikan pembelajaran sejarah kontroversial ini sehingga ada sikap dan prinsip yang dipegang guru dalam mengajarkan sejarah kontroversial ini. Pada masa pandemi, pembelajaran diharuskan beralih ke sistem daring yang menyulitkan para guru untuk mengajarkan materi kepada peserta didiknya. Berbagai macam kendala menghampiri guru selama pembelajaran daring. Maka dari itu, diperlukan beberapa strategi baru untuk mengatasi hal ini yaitu metode debat dan juga metode investigasi dan diskusi kelompok secara daring melalui fitur video conference. Diharapkan dengan metode metode tersebut dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran sejarah kontroversial ini di kala pembelajaran daring.
Modernisasi Perikanan Pada Komunitas Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi (1972-2018) Salsha Dwi Septiani
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i2.20175

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Bagaimana gambaran umum sistem perikanan pada Komunitas Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi sebelum modernisasi, Bagaimana proses modernisasi perikanan pada Komunitas Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi, serta dampak modernisasi perikanan terhadap Komunitas Bajo di Kecamatan Wangi-Wangi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu (1) heuristik, (2) kritik sumber, (3) interpretasi, dan (4) historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian lapangan dan penelitian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Bajo yang mendiami Kecamatan Wangi-Wangi saat ini telah terkena dampak modernisasi sejak tahun 1972. Dimulai dari penggunaan alat tangkap yang bersifat tradisional menjadi alat tangkap yang modern, penggunaan alat transportasi tradisional untuk menunjang aktivitas melaut nelayan telah beralih menjadi alat transportasi yang lebih modern, hingga penjualan hasil tangkapan yang awalnya dijual sendiri oleh nelayan ke pasar, sekarang telah banyak nelayan yang menggunakan jasa papalele untuk memasarkan hasil tangkapannya.Kata Kunci: Modernisasi, Perikanan, Komunitas Bajo