cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Indonesian Journal of Human Nutrition
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 24426636     EISSN : 23553987     DOI : https://doi.org/10.21776
Core Subject : Health,
Indonesian Journal of Human Nutrition (IJHN) merupakan jurnal ilmiah yang memuat artikel penelitian di bidang gizi manusia dan di terbitkan oleh Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dan terbit dua kali dalam setahun (bulan Mei dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
Determinan Durasi Pemberian ASI: Analisis Data Sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 Rachma Purwanti; Desi Nurfita; Galuh Chandra Irawan
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2022.009.02.5

Abstract

Faktor sosiodemografi, biomedis, dan psikososial mempengaruhi durasi menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan lama pemberian ASI pada anak usia 24 bulan di Indonesia dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI-2017). Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang menggunakan data sekunder SDKI-2017 dengan sampel anak usia 24 bulan sebanyak 226 subjek. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik sosiodemografi dan biomedis, sedangkan variabel terikatnya adalah lama menyusui. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS versi 25. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman (berdasarkan normalitas data) untuk data numerik dan uji Chi-Square untuk data kategorik. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Variabel yang menjadi prediktor utama lama ASI <24 bulan adalah minum menggunakan botol/dot dan tinggal di perdesaan. Minum per botol merupakan faktor risiko lama ASI <24 bulan dengan OR=4,610 (2,482–8,563). Tinggal di pedesaan merupakan faktor protektif masa menyusui < 24 bulan dengan OR=0,488 (0,272-0,875). Temuan kami menyimpulkan bahwa durasi menyusui diprediksi oleh kebiasaan minum menggunakan botol/dot dan tinggal di pedesaan.
Potensi Whey Kefir Susu Kambing Sebagai Anti-Obesitas Melalui Penghambatan Sintesis Lipid dan Aktivitas Phosphoenolpyruvate Carboxykinase (PEPCK) pada Sel Model Adiposit 3T3-L1 Lilik Eka Radiati; Dian Laksamana Hati; Sri Andarini; Dian Handayani; Djalal Rosyidi
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2022.009.02.9

Abstract

Obesitas menjadi salah satu penyebab utama sindrom metabolik dislipidemia, yang dapat sebagai  komorbid berbagai penyakit. Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi obesitas memiliki akibat yang merugikan, oleh karena itu dikembangkan produk komplementer dari susu fermentasi  sebagai strategi non-farmakologis untuk pengelolaan dislipidemia. Pemecahan masalah obesitas dapat dilakukan melalui pendekatan adipogenesis pada sel model adiposit 3T3-L1. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemberian whey-KSK terhadap  TG (Total Trigliserida), TC  (Total Kolesterol) dan aktivitas PEPCK (Phosphoenol pyruvate Carboxykinase)  sel  adiposit 3T3-L1. Metode penelitian adalah  percobaan   pemberian dosis whey-KSK yang berbeda yaitu   P1 (25mg/ml), P2 (50 mg/ml), P3 (75 mg/ml),  P4 (100 mg/ml), dan kelompok KN  (kontrol negatif) dan KP  (kontrol positif) pada adiposit 3T3-L1, dengan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan whey-KSK  25 – 100 µg/mL dapat menurunkan  TG sebesar 35,39 – 55,32%, menurunkan TC sebesar 30,46-62,12%, menurunkan aktivitas PEPCK sebesar 27,10-82,52% dan menurunkan aktivitas spesifik PEPCK sebesar 33,06-63,34%. Kesimpulan whey-KSK dapat menghambat adipogenesis sel adiposit 3T3-L1 dan berpotensi sebagai antiobesitas.  
Gambaran Pola Asuh terhadap Kepatuhan Diet Anak dan Remaja dengan Diabetes Mellitus: Studi Kasus Inggita Kusumastuty; Della Martha Halimatussa’diah; Catur Saptaning Wilujeng; Fajar Ari Nugroho
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2022.009.02.6

Abstract

Diet merupakan salah satu pilar penatalaksanaan pasien Diabetes Mellitus. Kepatuhan diet pasien penting untuk mengendalikan glukosa darah. Penderita DM tipe 1 yang umumnya menyerang anak-anak dan remaja menghadapi tantangan dalam pengaturan asupan makanan. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka untuk mematuhi rekomendasi diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola asuh terhadap kepatuhan diet pasien diabetes tipe 1. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini melibatkan empat responden kunci yang diambil sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis sedangkan sisanya menerapkan pola asuh otoriter. Tipe orang tua demokratis terlibat dalam mengarahkan, mengingatkan, dan mengawasi sehingga hasilnya adalah pujian yang lebih baik dari pasien. Sedangkan pada tipe orang tua otoriter, pasien cenderung tidak patuh dengan pola makan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendampingan orang tua dapat menjadi penting dalam mendukung kepatuhan diet pasien DM tipe 1.  
Distribusi Isoflavon dan Aktivitas Antioksidan Pada Kecambah Koro Pedang Putih (Canavalia Ensiformis L. (DC)) tsalissavrina, Iva; Murdiati, Agnes; Raharjo, Sri; Arsanti Lestari, Lily
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2022.009.02.7

Abstract

Isoflavon merupakan kelompok senyawa isoflavonoid dengan fungsi fisiologis yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Bioaktivitas fisiologis isoflavon berasal dari potensinya sebagai antioksidan dan fungsinya yang bermanfaat bagi kesehatan seperti antikanker, antidiabetes, dan antiinflamasi. Isoflavon dalam bentuk tak terkonjugasi atau aglikon dianggap lebih aktif daripada bentuk glukosida. Sprouting merupakan salah satu metode pengolahan untuk meningkatkan bioavailabilitas isoflavon dengan mengubah isoflavon dari glukosida menjadi bentuk aglikon. Pada penelitian ini profil isoflavon dan aktivitas antioksidan yang dipengaruhi oleh perkecambahan selama 48 jam dilakukan pada bagian kecambah yaitu kotiledon (KTL) dan hipokotil (HPL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagian hipokotil mengandung isoflavon aglikon lebih tinggi daripada bagian kotiledon, terutama daidzein. Aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode scavenging radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) untuk ekstrak bagian kecambah seperti kotiledon dan hipokotil. Hipokotil memiliki kapasitas antioksidan tertinggi (nilai IC50 1839,113 ppm), yang secara signifikan lebih baik dari kotiledon dan memiliki perbedaan yang signifikan (p<0,05). Perkecambahan meningkatkan aktivitas antioksidan dan kadar isoflavon yang lebih tinggi di hipokotil, terutama untuk isoflavon daidzein.
Faktor Perubahan Kualitas Diet dengan Indonesia Healthy Eating Index pada Penderita PJK Widya Lestari Nurpratama; Dodik Briawan; Woro Riyadina
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2022.009.02.8

Abstract

Penilaian kualitas diet dengan metode Healthy Eating Index (HEI) versi Indonesia belum banyak digunakan. Metode HEI penting digunakan untuk melihat kualitas diet seseorang dalam keadaan sakit atau sehat yang nantinya bisa untuk menunjukan status kesehatan masa kini dan masa depan yang dilihat dari segi gizi. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan kualitas diet pada penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penelitian ini menggunakan data Studi Kohort Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular periode tahun 2013-2016. Ditemukan 124 kasus baru PJK dari hasil EKG. Konsumsi pangan menggunakan metode 1x24 jam setahun sebelum PJK dan setahun setelah PJK. Kualitas diet dengan US-HEI yang dimodifikasi jumlah porsinya sesuai dengan pedoman gizi seimbang Indonesia. Perubahan kualitas diet dinilai dari selisih skor HEI setelah PJK dengan sebelum PJK. Terdapat perbedaan perubahan dan peningkatan kualitas diet yang signifikan yaitu pada skor total kualitas diet 7.9%, secara spesifik pada skor komponen buah-buahan 51.9%, kacang-kacangan 16.9%, dan sodium 10.6%. Faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan kualitas diet pada penderita PJK yaitu pendapatan keluarga cukup, dan aktivitas fisik yang cukup. Sedangkan faktor yang memengaruhi penurunan kualitas diet yaitu kadar kolesterol HDL yang tinggi. Hasil ini menegaskan bahwa untuk pencegahan PJK harus diikuti dengan meningkatkan aktivitas fisik, disertai dengan dukungan pendapatan yang cukup.
Knowledge of Dietary Recommendations, Food Availability, and Food Selection Attitudes of Adults during the COVID-19 Pandemic Elvira Dona Lukmana; Meirina Dwi Larasati; Mohammad Jaelani
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2023.010.01.5

Abstract

SARS-CoV-2, the novel coronavirus responsible for COVID-19 disease, has affected all regions of Indonesia, leading to an increase in cases and prompting the Indonesian government to impose Large-Scale Social Restrictions (LSSR). Prolonged exposure to LSSR can potentially impact diet, dietary availability, and food preferences. Therefore, understanding the knowledge of dietary recommendations during the COVID-19 pandemic is crucial to support individuals in maintaining a healthy diet and lifestyle. This study aims to investigate the relationship between knowledge of dietary intake recommendations, food availability, and food selection attitudes among adults during the COVID-19 pandemic. A cross-sectional design was employed, and 124 individuals were selected as research subjects using a purposive sampling technique. The data on knowledge, food availability, and attitudes towards food selection were collected through a Google Forms questionnaire. Statistical test was conducted using the Fisher Exact test to determine the relationship between variables. The findings of this study demonstrated no correlation between knowledge and food selection attitude (p>0.05), as well as between food availability and food selection attitude (p>0.05). However, there was a tendency for individuals with good knowledge to have good attitudes and individuals with good attitudes to have sufficient food availability, despite the absence of statistical correlation.
Effect of Energy Restriction on Malondialdehyde Levels in Rats Andi millaty Halifah Dirgahayu; Aminuddin Aminuddin; Arif Santoso; Nurpudji Astuti; Ika Yustisia; Irfan Idris
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2023.010.01.6

Abstract

Elevated malondialdehyde (MDA) levels indicate the occurrence of cell membrane oxidation. Calorie restriction is known to extend life expectancy. This study aims to investigate the effect of calorie restriction on MDA levels in young and old rats. An experimental approach was employed using Rattus norvegicus Wistar strain as the experimental animals, with a pre-post-test control group design. A total of 28 white rats were included in this study and were divided into four groups. The control groups, Group A and Group B, received standard feed and unrestricted access to distilled water, while the treatment groups, Group C and Group D, were fed with a 40% reduction in calorie intake and distilled water. Data analysis was performed using SPSS 21.0 (SPSS, Inc., Chicago, IL) with a 0.05 significance level. The results showed a difference in MDA level changes between group B (control group) and group D (treatment group) (p<0.05). This study concludes that MDA levels are higher in the elderly compared to young rats, and a 40% calorie restriction can reduce MDA levels.
Telemedicine for Monitoring Nutritional Intake in Malnourished Community-Dwelling Elderly: A Scoping Review of Clinical Trials Bryanna Infinita L. Saputro; Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi; Astrid Mariam KhairaniSiregar
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2023.010.01.3

Abstract

Malnutrition is part of the geriatric giant and a major concern among community-dwelling elderly individuals. Improper intervention of this problem can have detrimental effects on the elderly. Monitoring nutritional intake plays a vital role in managing malnutrition. Telemedicine has been widely applied for managing chronic diseases and gained prominence during the COVID-19 pandemic as a remote health monitoring method. This scoping review aims to identify the advantages and limitations of implementing telemedicine for addressing malnutrition in community-dwelling elderly. This study reviewed the literature obtained through a systematic search of PubMed and ScienceDirect databases, supplemented by manual searches based on specific inclusion criteria.  Two randomized controlled trials (RCTs) assessing the application of telemedicine for malnutrition were identified. The forms of telemedicine used were telecare and set-top boxes on television. The interventions included nutritional monitoring and specific interventions for each patient. However, high patient dropout rates indicated low patient compliance. Nevertheless, the application of telemedicine demonstrated improved patient compliance with nutritional intake guidelines. Limitations of telemedicine implementation included low motivation, technological constraints, and physiological constraints. Telemedicine may be used as a tool for monitoring nutritional intake among malnourished geriatric populations.
Sensory Evaluation and Fiber Content Analysis of Analog Rice with Moringa Leaf Flour Substitution Ika Wahyuningsih; Arif Sabta Aji; Veriani Aprilia; Satrijo Saloko; Dina Seftina; Vivi Meiliza Majid
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2023.010.01.4

Abstract

Analog rice, also known as artificial rice, is a rice substitute made from a combination of local flours, including sorghum flour, mocaf flour, and glucomannan. Incorporating Moringa leaves into analog rice flour offers potential health benefits due to its anti-diabetic and antihyperglycemic effects, which lowers blood sugar levels and HbA1C levels in individuals with Diabetes Mellitus. This study aims to develop analog rice using a combination of sorghum, mocaf, and glucomannan flour and to determine its sensory properties and fiber content. This study employed an experimental design, with Moringa leaf flour substitutions divided into P1 (0%), P2 (2%), P3 (4%), P4 (6%), P5 (8%), and P6 (10%), using a Completely Randomized Design (CRD). Sensory evaluation was done using the hedonic test, involving 25 trained panelists who assessed taste, aroma, color, and texture. Fiber content was analyzed using the enzymatic gravimetric test. Data were analyzed using a one-way ANOVA test, followed by Duncan’s test if p<0.005. The results showed a significant effect of Moringa leaf flour substitution on sensory evaluation and fiber content (p<0.001 for all comparisons). Based on sensory evaluation, panelists preferred analog rice P2 (2%). The fiber content of analog rice with Moringa leaf flour substitution ranged from 11.16 to 13.65% for insoluble dietary fiber, 0.60 to 0.99% for soluble dietary fiber, and 11.80 to 14.62% for total dietary fiber. Moringa leaf flour substitution had a significant difference in sensory evaluation and fiber content of analog rice. The highest preference level was found in P2 (2%) analog rice, while the highest total fiber content was found in P5 (8%) analog rice.
Carbohydrate and Fiber Intake on Fasting Blood Glucose Levels In Patients with Type 2 Diabetes Mellitus after Intervention of Brown Rice Diet Chyntia Cahyawardani; Etik Sulistyowati; Endang Widajati
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol. 10 No. 1 (2023)
Publisher : Department of Nutrition, Faculty of Health Sciences, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2023.010.01.1

Abstract

Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia that occurs due to a decrease in insulin secretion by pancreatic beta cells and insulin resistance. One of the pillars in the management of T2DM is medical nutrition therapy in the form of a balanced diet. A good intake of carbohydrates and fiber can help control fasting blood glucose levels of diabetic patients. This study aims to determine the relationship between carbohydrate and fiber intake on fasting blood glucose levels in patients with T2DM after the intervention of brown rice diet. The type used in this study was pre-experimental without control variables and the sample was not selected randomly. The design was one-shot case study by looking at the post-test results. The number of samples was 18 people aged 48–60 years. Data analysis used the Shapiro Wilk normality test and Spearman correlation test. The results showed that most of the respondents had normal carbohydrate intake (88.9%) and all respondents had good fiber intake (100%). Most of the respondents had uncontrolled fasting blood glucose levels (55.6%). There is no relationship between carbohydrate and fiber intake on fasting blood glucose levels after the intervention of a brown rice-based diet menu.