cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 471 Documents
KARAKTERISTIK PRODUKSI, FERTILITAS, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM ARAB SERTA PERTUMBUHAN ANAK AYAM HASIL PERSILANGAN Rin Orin Ningrum; Takdir Saili; La Ode Ba'a
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 1 (2018): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.156 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i1.4849

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis Karakteristik produksi, fertilitas dan daya tetas, bobot tetas telur ayam arab dan pertumbuhan anak ayam hasil persilangan. Penelitian ini dilakukan pada usaha Kelompok Tani Permata, Kelurahan Wua-wua, Kecamatan Wua-wua Kendari Sulawesi Tenggara selama 3 bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yaitu 3 perlakuan dan 6 ulangan. parameter yang diukur adalah kualitas semen, produksi telur bobot telur, index telur, fertilitas, daya tetas, bobot tetas, pertambahan berat badan DOC, konsumsi pakan dan konversi pakan. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of  Variance dan dilakuakn uji lanjut Tukey. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil persilangan tiga pejantan (ayam bangkok, ayam kampung dan arab jantan) tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap parameter yang diukur. Hal ini dapat dilihat pada proses penelitian yang memberikan hasil tidak jauh berbeda dari hasil persilangan ketiga pejantan yang berbeda dengan menggunakan induk arab fase awal produksi.Kata kunci : Pertumbuhan, Persilangan tiga pejantan yang berbeda, Ayam arab. 
Kandungan Antioksidan Teh Hijau Daun Mangrove dan Uji Efektifitasnya Sebagai Antikolesterol Pada Mencit Analuddin Analuddin; Andi Septiana; Wa Ode Harlis
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.378 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4873

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa antioksidan teh hijau dan menjelaskan efektifitas teh hijau daun mangrove sebagai anticholesterol pada mencit. Senyawa kimia bahan antioksidaan teh hijau pada daun mangrove Bruguiera gymnorrhiza, B. parviflora, Rhizophora stylosa, R. mucronata, Lumnitzera racemosa, Ceriops tagal dan C. decandra dianalisis dengan GCMS, sedangkan khasiat teh hijau daun mangroves sebagai antikolesterol di ujikan pada mencit. Hasil penelitian menunjukan bahwa senyawa bahan teh hijau bervariasi diantara daun mangrove yaitu polifenol sederhana ditemukan pada daun semua jenis mangrove yang menjadi sampel penelitian dengan konsentrasi yang bervariasi. Senyawa katekin hanya ditemukan pada daun mangrove Ceriops decandra, L. racemosa, R. mucronata dan R. apiculata. Di sisi lain, flavonoid terdeteksi hanya pada daun C. tagal, B. gymnorrhiza dan R. stylosa, sedangkan senyawa T-flavin hanya ditemukan pada daun B. parviflora. Teh hijau daun mangrove mampu menurunkan kadar kolesterol mencit dengan kisaran 33,33 sampai 53,67% mengindikasikan besarnya potensi daun mangrove sebagai bahan  teh hijau antikolesterol.Kata kunci: bahan teh hijau, polifenol sederhana, katekin, flavonoid, antikolesterol, daun mangroveABSTRACTThis study aimed to determine the antioxidant properties of green tea material in mangrove leaves and elucidate their capacity on reducing the cholesterol of mice. The chemical properties in  leaves of Bruguiera gymnorrhiza, B. parviflora, Rhizophora stylosa, R. mucronata, Lumnitzera racemosa, Ceriops tagal and C. decandra were analyzed by GCMS, while their capability as anticholesterol of mice were examined. The results showed that simple polyphenols were found in all sampled mangrove leaves with different concentration, while the chatechine was found only in leaves of four mangroves including Ceriops decandra, L. racemosa, R. mucronata and R. apiculata. On the other hand, flavonoids was detected only in leaves of C. tagal,  B. gymnorrhiza and R. stylosa. Meanwhile, T-flavine was detected only in leaves of B. parviflora. However, green tea material for all of sampled mangroves showed high capacity to reduce cholesterol of mice that ranging from 33.33% to 53.67%, which indicated high potentitiality of mangroves leaves as green tea material of anticholesterol.Keywords: Green tea material, simple polyphenol, cathechin, flavonoid, anticholesterol, Mangroves leaves
Penampilan Produksi Sapi Aceh Umur Satu Hari, Umur Sapih, dan Umur Satu Tahun Ikhsanuddin Ikhsanuddin; V.M. Ani Nurgiartiningsih; Kuswati Kuswati; Mukhtar Mukhtar
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.785 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4885

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi sapi aceh di BPTU-HPT Indrapuri Aceh. Materi penelitian yaitu sapi aceh umur satu hari, umur sapih, dan umur satu tahun sebanyak 159 ekor. Metode penelitian adalah studi kasus berdasarkan data bobot lahir, bobot sapih, bobot satu tahun beserta ukuran tubuhnya. Data dianalisis menunjukkan bahwa sapi jantan memiliki bobot lahir 13,66±1,08 kg, bobot umur 205 hari 71,60±7,92 kg dan bobot  umur 365 hari 104,66±11,72 kg.  Sapi betina memiliki bobot lahir 13,88±1,32 kg, bobot umur 205 hari 64,38 ± 10,36 kg dan bobot umur 365 hari 90,29±11,95 kg. Sapi Aceh umur satu hari memiliki lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak berturut-turut  55,41 cm, 46,16 cm  dan 55,22 cm pada sapi jantan serta 55,87 cm, 46,83 cm, dan 55,74 cm pada sapi betina. Sapi aceh umur 365 hari memiliki ukuran lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak berturut-turut 114,32 cm, 94,31 cm dan 92,93 cm pada sapi jantan serta 104,25 cm, 85,06 dan 87,71 cm pada sapi betina. Rata-rata penampilan produksi sapi aceh di BPTU Indrapuri  berpotensi menjadi ternak unggul berdasarkan kriteria SNI.Kata Kunci: sapi aceh, penampilan produksi, bobot badan, ukuran tubuhABSTRACTThis study aimed to evaluate the productive performance of aceh cattle at Indrapuri Breeding Center for Superior Livestock and Forage. A total of 159 heads of aceh cattle were used in this study. The method used was a case study based on the data of birth weight, weaning weight, yearling weight, and body size. The results showed that the birth weight, weaning weight at 205 days of age, and yearling weight at 365 days of age of male aceh cattle were 13.66±1.08 kg, 71.60±7.92 kg, and 104.66±11.72 kg, respectively. Whereas, female aceh cattle had the birth weight, weaning weight at 205 days of age, and yearling weight at 365 days of age of 13.88±1.32 kg, 64.38±10.36 kg, and 90.29±11.95 kg, respectively. At birth, male Aceh cattle had the chest circumference, body length, and shoulder height of 55.41 cm, 46.16 cm, and 55.22 cm, respectively, while female aceh cattle were 55.87 cm, 46.83 cm, and 55.74 cm, respectively. At 365 days of age, male aceh cattle had the chest circumference, body length, and shoulder height of 114.32 cm, 94.31 cm, and 92.93 cm, respectively, while female aceh cattle were 104.25 cm, 85.06 cm, and 87.71 cm, respectively. The average productive performance of aceh cattle at Indrapuri Breeding Center for Superior Livestock and Forage has the potential to become superior cattle based on the criteria of Indonesian National Standard.Keywords: aceh cattle, performance, body weight, body size
Sifat Kimia Abon Daging Kambing Peranakan Ettawa (PE) dengan Lama Penggorengan yang Berbeda Hastuti Hastuti; Suparman Suparman
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.825 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4887

Abstract

ABSTRAKKambing Peranakan Ettawa (PE) merupakan salah satu ternak penghasil daging yang pemanfaatannya masih sangat terbatas karena sifatnya yang kurang disukai, yaitu bau khas yang tajam disebabkan komponen protein larut air dan konsentrasi asam lemak yang tinggi.  Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah degan melakukan pengolahan daging kambing berupa produk Abon dengan menggunakan metode pemasakan dan lama penggorengan diharapkan mampu mengurangi bau prengus daging kambing.   Tujuan  penelitian  ini adalah mengetahui  sifat  kimia  (protein,  lemak,  abu, kadar  air  dan karbohidrat) abon daging PE dengan lama penggorengan yang berbeda, mengetahui lama penggorengan yang baik terhadap sifat kimia abon daging kambing PE.  Metode penelitian dengan melakukan analisis kimia dan analisis data dilakukan  secara  deskriptif  kuantitatif dengan parameter analisa yang dilakukan meliputi analisa Protein, Lemak, Karbohidrat, Kadar Air, Kadar Abu dengan lama penggorengan (A1=40 menit, A2=60 menit dan A3=75 menit.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi abon daging kambing dari ketiga perlakuan (A1, A2, A3) memiliki kandungan yang sebagian besar sudah memenuhi standard mutu SNI.  Kandungan gizi terbaik pada perlakuan A3 yakni Protein sebesar 45,63%, lemak terendah pada A3 sebesar 17,70%, karbohidrat terbaik pada A2 sebesar 10.13%, kandungan kadar air terendah pada A3 sebesar 1.43%, dan kadar abu terendah pada perlakuan A2 sebesar 6.78%.Kata kunci: Abon daging kambing, kimia abon, kambing PE, olahan dagingABSTRACTPeranakan Ettawa (PE) Goat is one of the meat-producing livestock whose utilization is still minimal due to its less preferred nature, namely sharp smell due to the water-soluble protein component and high fatty acid concentration. One way that can be taken is by processing goat meat in the form of Abon products using cooking methods, and deep frying is expected to reduce the smell of goat meat. The purpose of this study was to determine the chemical properties (protein, fat, ash, water content and carbohydrate) shredded PE meat with different frying lengths, to find out the excellent frying length of the chemical properties of shredded PE. The research method by carrying out chemical analysis and data analysis was carried out in a clear quantitative manner with the parameters of the study performed including analysis of Protein, Fat, Carbohydrate, Moisture, Ash Content with frying length (A1 = 40 minutes, A2 = 60 minutes and A3 = 75 minutes. The results showed that the nutrient content of shredded goat meat from the three treatments (A1, A2, A3) had content that most of them had met the SNI quality standards. The best nutritional content in treatment A3 was Protein at 45.63%, the lowest fat on A3 at 17, 70%, the best carbohydrate in A2 is 10.13%, the lowest water content in A3 is 1.43%, and the lowest ash content in A2 treatment is 6.78%.Keywords: shredded of goat meat, about chemical, PE goat, processed meat
Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Perah Berdasarkan Good Dairy Farming Practices (GDFP) di Peternakan Rakyat Cibungbulang Asminaya Santy Nur; B. P. Purwanto; A. Atabany; Nurlaha Nurlaha
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.345 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4977

Abstract

ABSTRAKPeningkatan produktivitas ternak dapat dicapai melalui perbaikan aspek teknis pemeliharaan yang meliputi perbaikan genetik, pakan, pengelolaan, perkandangan dan kesehatan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi perah berdasarkan Good Dairy Farming Practices (GDFP) pada peternakan sapi perah rakyat di Cibungbulang. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan pembagian kuisioner, observasi serta pengukuran langsung. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk frekuensi tabulasi untuk menggambarkan karakteristik penerapan setiap aspek pemeliharaan sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan aspek teknis pemeliharaan sapi perah berdasarkan Good Dairy Farming Practices (GDFP) di peternakan rakyat Cibungbulang sebesar 69,75% pada musim hujan dan 67,25% pada musim kemarau. Aspek kesehatan ternak memperlihatkan nilai yang sangat rendah baik pada musim hujan maupun musim kemarau sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus agar produktivitas ternak dapat ditingkatkan secara optimal.Kata kunci: biji kecipir, Trichoderma viride, pH, suhu, protein, serat kasarABSTRACTIncreased dairy cow productivity can be achieved through improving the technical aspects of maintenance which include genetic improvement, feed, management, housing and dairy cow health. This study was done to evaluate the application of the technical aspects of dairy cow maintenance based on the Good Dairy Farming Practices (GDFP) on smallholder dairy farm in Cibungbulang. The research method used was a survey and distribution of questionnaires, observations and direct measurements. Data were analyzed descriptively and presented in frequency tabulations to describe the characteristics and application each aspect of dairy cow maintenance. The results showed that the implementation of technical aspects of dairy cow maintenance was based on the Good Dairy Farming Practices (GDFP) at smallholder dairy farm in Cibungbulang i.e 69.75% in rainy season and 67.25% in dry season. The health aspect of dairy cow shows a very low value both in rainy and dry season so need special attention to increased productivity optimally.Keywords: dairy cow, technical aspects of maintenance, GDFP 
Karakterisasi Gen KIF12 (Kinesin Familly 12) serta Hubungannya dengan Komposisi Asam Lemak pada Domba Asep Gunawan; Sarah Tazkya; Kasita Listyarini; Mohamad Yamin; Ismeth Inounu; Cece Sumantri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.389 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4978

Abstract

ABSTRAKKinesin Family 12 (KIF12) merupakan gen yang terlibat dalam mediasi kaskade antioksidan dalam sel beta sebagai sebuah target intraselular dari kelebihan asupan lemak atau lipotoksit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakterisasai gen KIF12 melalui identifikasi keragaman dan asosiasi gen KIF12 terhadap komposisi asam lemak pada domba. Sampel domba yang digunakan sebanyak 35 ekor yang terdiri dari Domba ekor Gemuk (DEG) dan Domba Ekor Tipis (DET) masing-masing 20 dan 15 ekor. Titik mutasi gen KIF12 berada pada posisi g.9617965 C>T.  Identifikasi keragaman gen KIF12 dianalisis menggunakan Polymerase Chain Reaction - Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) dengan menggunakan enzim BfaI. Hasil keragaman gen KIF12 bersifat polimorfik dengan ditemukan tiga genotipe yaitu CC, CT, dan TT. Hasil Uji chi square menunjukkan bahwa lokus KIF12 berada pada keseimbangan Hardy-Weinberg (HWE) pada pada DET, hal berbeda ditunjukakan pada DEG. Titik mutasi gen KIF12 berasosiasi secara signifikan  (P <0.05) terhadap asam lemak jenuh (SFA)  asam laurik (C12:0), asam miristik (C14: 0) and asam heptadenoik (C17: 0) juga asam lemak jenuh tunggal (MUFA), asam miristoleinik (C14: 1) and asam oleik (C18: 1n9c). Gen KIF12 memiliki potensi untuk digunakan sebagai penanda seleksi terhadap komposisi asam lemak.Kata kunci:  domba, asam lemak, KIF12, PCR RFLPABSTRACTKinesin Family 12 (KIF12) is one of gene which involved in mediates an antioxidant cascade in beta cells as an intracellular target of excess fat intake or lipotoxicitys. This study was aimed to identify the polymorphism and association of KIF12 gene as candidate gene for fatty acid composition in Indonesian sheep including fat-tailed sheep and thin-tailed sheep. The sample of sheeps used 35 heads consist fat-tailed sheep and thin-tailed sheep as many as each 20 and 15 samples. Identification of polymorphism of KIF12|BfaI gene were analyzed using Polymerase Chain Reaction - Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP). The results of polymorphism of KIF12 gene were polymorphic for three kind of genotypes of CC, CT, and TT. The chi square revealed that the locus of KIF12 was deviated in Hardy-Weinberg equilibrium (HWE) in fat-tailed sheep, but was in HWE in thin-tailed sheep. A SNP of KIF12 was associated (P <0.05) with saturated fatty acids (SFA) including lauric acid (C12:0), myristic acid (C14: 0) and heptadecanoic acid (C17: 0) as well as monounsaturated fatty acids (MUFA), namely miristoleinic acid (C14: 1) and oleic acid (C18: 1n9c).The KIF12 gene was the potential to be used as a marker of selection for fatty acid compositions.   Keywords : sheep, fatty acids, KIF12, PCR-RFLP
Pengaruh Penambahan Buah Nangka Muda terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Abon Daging Itik Afkir Rasman, Rasman; Hafid, Harapin; Nuraini, Nuraini
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted to determine the physical characteristics and organoleptic qualities of spent duck abon with the addition of unripe jackfruit. The materials used were spent duck meat, unripe jackfruit, garlic, shallot, candlenut, coriander, coconut, brown sugar, salt, water, and cooking oil. The design used in this study is completely randomized design consisted of 4 treatment (A0: 100% duck meat, A1: 85% duck meat and 15% unripe jackfruit, A2: 70% duck meat and 30% unripe jackfruit, A3: 55% duck meat and 45% unripe jackfruit) with 3 repetition for physical variables, and 15 panelists for organoleptic test. The results of this study suggested that addition of unripe jackfruit in spent duck abon showed no significant difference for pH and rendemen. Organoleptic qualities (aroma, color, flavor and texture) of spent duck abon showed no significant difference with unripe jackfruit aditition.Keywords: abon, spent duck meat, unripe jackfruit, physical characteristic, organoleptic qualities
IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI BERBEDA DALAM RANSUM PUYUH FASE GROWER TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DAN KONVERSI RANSUM Astriana Napirah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Ali Bain; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.775 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.5188

Abstract

ABSTRAK             Kandungan energi dan protein pakan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pakan dan performans produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh imbangan energi dan protein berbeda dalam ransum puyuh fase grower terhadap konsumsi pakan, perrtambahan bobot badan, dan konversi pakan. Seratus dua puluh DOQ disebar secara acak pada 24 unit kandang percobaan. Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 2 level energi pakan (2700 dan 2900 kkal/kg) dan 3 level protein pakan (18, 20, dan 22%), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan, yaitu R1 (2700 EM – 18% PK), R2 (2700 EM – 20% PK), R3 (2700 EM – 22% PK), R4 (2900 EM – 18% PK), R5 (2900 EM – 20% PK), dan R6 (2900 EM – 22% PK). Pakan yang dicobakan merupakan pakan self mixing. Parameter yang diamati adalah konsumi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan puyuh umur 2 hingga 6 minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan energi-protein pakan berbeda tidak memberikan pengaruh (P>0,05) pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Kombinasi energi metabolisme 2700 kkal/kg dan 18% protein sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi puyuh periode grower.Kata Kunci: protein, energi, puyuh, grower   ABSTRACT             Energy and protein that contained in poultry feed is a factor that affect the feed quality and poultry production performance. This research aimed to study the effect of different energy and protein balance in quail feed on feed consumption, weight gain, and feed conversion ratio. One hundred and twenty day old quails were divided into 24 units enclosure research. The trial feed was consist of 2 levels of energy feed (2700 and 2900 kcal/kg) and 3 levels of crude protein (18, 20, and 22% CP), so that there were 6 combinations of treatments, i.e. R1 (2700 ME – 18% CP), R2 (2700 ME – 20% CP), R3 (2700 ME – 22% CP), R4 (2900 ME – 18% CP), R5 (2900 ME – 20% CP), R6 (2900 ME – 22% CP). The used feed was a self mixing feed. The observed parameters were feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio of quail at 2-6 weeks of age. The data obtained were analyzed using variance analysis and continued using Duncan’s multiple range test. The result showed that the balance of energy-protein in quail feed did not affect (P>0,05) feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio. The combination of 2700 kcal/kg metabolizable energy and 18% cruse protein could already maintain the needs of the grower period of quail nutrients.Keywords: protein, energy, quail, grower
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN INDIGOFERA ZOLLINGERIANA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM ARAB Asis Surajat; Muhammad Amrullah Pagala; Ali Bain
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.756 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.5064

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung daun Indigofera (Indigofera zollingeriana) yang diberikan dalam pakan terhadap kualitas telur ayam arab.  Penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan dan 4 (empat) ulangan. Perlakuan penelitian  terdiri atas: P0 = Ransum mengandung 0% Tepung daun Indigofera, P1 = Ransum mengandung 10% Tepung daun Indigofera, P2 = Ransum mengandung 15% Tepung daun Indigofera, dan P3 = Ransum mengandung 20% Tepung daun Indigofera.  Peubah yang diukur dan diamati meliputi berat kuning telur, berat putih telur, berat kerabang telur, warna kuning telur, kadar lemak, kadar protein, dan kadar kolesterol.  Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) berdasarkan RAL menggunakan aplikasi SPSS.  Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan Multiple Range Test.  Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung daun indigofera dalam pakan ayam arab, dapat mempengaruhi berat kuning telur, berat putih telur, berat kerabang telur, dan warna kuning telur ayam arab. Kata kunci :Indigofera zollingeriana, Kuning Telur, Putih Telur, dan Ayam Arab. 
Kapasitasi Spermatozoa Sapi Peranakan Ongole dalam Berbagai Formulasi Pengencer Air Kelapa Selama Simpan Dingin Dedi Muhammad; Nurul Isnaini; Kuswati Kuswati; Aulia Puspita Anugra Yekti; Muchamad Luthfi; Lukman Affandhy Sunarto; Trinil Susilawati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.06 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.5450

Abstract

ABSTRAKPengencer dasar air kelapa merupakan solusi dari sulit dan mahalnya harga pengadaan bahan baku pembuatan pengencer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitasi spermatozoa sapi Peranakan Ongole dalam berbagai formulasi pengencer air kelapa selama simpan dingin pada suhu 4-5oC. Metodologi yang digunakan adalah eksperimantal laboratorium menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Terdapat tiga perlakuan yaitu, P1 = Pengencer air kelapa + 20% kuning telur, P2 = Pengencer air kelapa + 20% kuning telur + 0,4% putih telur + fruktosa 1000 mg/l. P3 = Pengencer air kelapa + 20% kuning telur + 0,4% putih telur + fruktosa 2000 mg/l, dengan 10 ulangan. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada persentase spermatozoa belum kapasitasi, terkapasitasi dan telah rekasi akrosom antara perlakuan formulasi pengencer air kelapa yang berbeda (P1, P2, P3) selama peyimpana suhu 2-5oC. Pengencer berbasis air kelapa mampu mempertahankan kualitas akrosom diatas 50% penyimpanan hari ke lima.Kata kunci : air kelapa, kapasitasi, reaksi akrosom, semen cairABSTRACTCoconut water extender is the solution to the difficulty and high cots of semen diluents. The objective of this study were to examine the capacitation of Ongole Crossbreed sperm in various formulations of coconut water extender during storage in 4-5 oC. The study method used laboratory experimental. The experimental design was Randomized Completely Block Design and the data were analyzed by Analyze of Variance. There are three treatments in this study (P1 = Coconut Water + 20% of yolk, P2 = Coconut Water + 20% of yolk + 0,4% white egg + fructose 1 mg/ml, dan P3 = Coconut Water + 20% of yolk + 0,4% white egg + fructose 2 mg/ml) and ten replications of each treatment. There were not significant differences in percentage of sperm uncapacitation, sperm capacitaion and sperm acrosom reaction between various formulations of coconut water diluents during chilled storage at 4-5 oC. Coconut water diluents are able to maintain quality of sperm acrosom up to day 5th with values above 50%.Keywords: acrosom reaction, capacitation, coconut water, liquid semen