Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP FERTILITAS DAN DAYA TETAS TELUR AYAM KAMPUNG PERSILANGAN Napirah, Astriana; Has, Hamdan
Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017 Vol 1, No 1 (2017): Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.058 KB)

Abstract

Salah satu upaya optimalisasi produktivitas ayam kampung adalah melalui persilangan dengan ayam petelur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat fertilitas, daya tetas dan mortalitas telur yang dihasilkan dari persilangan antara  pejantan ayam kampung dengan betina layer strain lohmann brown. Seratus butir telur tetas dibagi dalam 4 perlakuan dan 5 ulangan berdasarkan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang dicobakan adalah lama penyimpanan telur yang berbeda, yaitu 1 hari (P0), 3 hari (P1), 5 hari (P2), dan 7 hari (P4). Variabel yang diamati adalah fertilitas, daya tetas, dan mortalitas telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan mempengaruhi (P<0,05) fertilitas, daya tetas dan mortalitas telur. Penyimpanan telur selama 3 hari sebelum penetasan memperlihatkan fertilitas dan daya tetas paling tinggi, masing-masing 76±5,4% dan 79,2±5,8%, serta mortalitas paling rendah yaitu 20±1,1%. Dapat disimpulkan bahwa dalam usaha penetasan, penyimpanan telur tetas persilangan ayam kampung dengan ayam petelur lohmann brown sebaiknya tidak melebihi jangka waktu 3 hari, agar diperoleh hasil penetasan yang optimal.Kata kunci—Fertilitas Telur, Daya Tetas, Mortalitas, Ayam Kampung, Ayam Petelur
Pengembangan Ternak Ayam Kampung Melalui Penerapan Teknologi Inseminasi Buatan dan Pemanfaatan Pakan Lokal di Kota Kendari Asminaya, Nur Santy; Tasse, Andi Murlina; Sandiah, Natsir; Nuraini, Nuraini; Badaruddin, Rusli; Indi, Amiludin; Napirah, Astriana; Hadini, Hairil Azulyatno; Salido, Wa Laili
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 3 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i3.238

Abstract

ABSTRACT The supply DOC of super free-range chicken in Southeast Sulawesi until now still comes from outside. This causes the DOC price to be quite high due to the high cost of transportation in the distribution process. In addition, the pandemic period also made the situation more difficult to obtain DOC from outside which had an impact on the lack of supply of super free-range chicken. Therefore, it is necessary to independently procure a source of DOC for free-range chicken. This community service aims to provide a source of information and training in the use of AI technology and the use of feed based on local feed ingredients to the community through the FPT-UHO Village Development Program. This service is carried out in a group of native chicken farmers in Mokoau Village, Kambu sub-district, Kendari City by involving various components such as community leaders, youth and government officials. This activity is carried out by means of online and offline presentations and training. The results obtained in this service are in the form of DOC (according to standards), free-range chickens that have a high body weight, free-range chicken feed based on local feed resources, scientific articles and theses. Based on the results of this activity, it can be concluded that the FPT-UHO village development program is able to improve the ability of farmers to utilize AI technology and feed processing technology based on local feed ingredients. Keywords: DOC; feed; Livestock; Super free-range chicken; Technology ABSTRAK Pasokan DOC ayam kampung super di Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih berasal dari luar. Hal ini mengakibatkan harga DOC cukup tinggi karena mahalnya biaya transportasi dalam proses ditribusinya. Selain itu masa pandemi juga menjadikan situasi lebih sulit untuk memperoleh DOC dari luar yang berdampak pada kurangnya pasokan daging ayam kampung super. Oleh karena itu, perlu adanya pengadaan sumber DOC ayam kampung secara mandiri. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sumber informasi dan pelatihan dalam pemanfaatan teknologi IB dan pemanfaatan pakan berbasis bahan pakan lokal kepada masyarakat melalui Program Bina Desa FPT-UHO. Pengabdian ini dilakukan di kelompok peternak ayam kampung di Kelurahan Mokoau, kecamatan Kambu, Kota Kendari dengan melibatkan berbagai komponen seperti tokoh masyarakat, pemuda dan aparat pemerintah. Kegiatan ini dilakukan dengan cara persentasi dan pelatihan secara daring dan luring. Hasil yang diperoleh dalam pengabdian ini berupa DOC (sesuai dengan standar), ayam kampung yang memiliki bobot badan yang tinggi, pakan ayam kampung berbasis sumber daya pakan lokal, artikel ilmiah dan skripsi. Berdasarkan hasil kegian ini, dapat disimpulkan bahwa program bina desa FPT-UHO mampu meningkatkan kemampuan peternak untuk memanfaatkan teknologi IB dan teknologi pengolahan pakan berbasis bahan pakan lokal. Kata kunci: Ayam kampung super; DOC; Pakan; Teknologi; Ternak
Utilitas Asam Organik Sari Belimbing Wuluh dan Asam Sitrat Sintetis Sebagai Acidifier Terhadap Performa Produksi Puyuh (Coturnix coturnix Japonica) Fase Grower Hamdan Has; Astriana Napirah; Widhi Kurniawan; La Ode Nafiu; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 2 (2020): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.386 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.11072

Abstract

ABSTRAKPenggunaan acidifier baik organik atau sintetis dapat meningkatkan optimalisasi nutrien di dalam saluran pencernaan.  Optimalisasi nutrien diharapkan dapat meningkatkan performa ternak khususnya puyuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua macam acidifier terhadap performa puyuh fase grower. 100 ekor unsexed puyuh (Coturnix coturnix Japonica) fase grower umur 14-40 hari digunakan dalam penelitian yang menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung kuning, dedak, konsentrat puyuh komersil, sari belimbing wuluh, dan asam sitrat sintetis. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari perlakuan kontrol (P0), penggunaan 0,3% asam sitrat sintetis (P1), penggunaan 0,25% sari belimbing wuluh (P2), penggunaan 0,6% asam sitrat sintetis (P3), dan penggunaan 0,5% sari belimbing wuluh (P4). Variabel yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum mingguan. Penggunaan sari belimbing wuluh memiliki konsumsi pakan yang lebih rendah  (P<0,05) pada minggu pertama dibanding kontrol dan asam sitrat sintetis.  Penggunaan asam sitrat sintetis meningkatkan pertambahan bobot badan pada minggu pertama (P<0,05). Penggunaan asam sitrat sintetis nyata dapat menurunkan konversi pakan minggu ke tiga dan empat dibanding kontrol dan asam organik belimbing wuluh. Kesimpulan penelitian ini yaitu penggunaan sari belimbing wuluh sebagai acidifier belum menunjukkan perbaikan performa yang signifikan sedangkan penggunaan asam sitrat sintetis memiliki performa yang lebih baik dibanding perlakuan kontrol dan penggunaan sari belimbing wuluh.Kata kunci: acidifier, asam sitrat, belimbing wuluh, puyuh fase growerABSTRACTThe organic and synthetic acidifiers could improve the optimization of nutrients utilization in the quail digestive tract. Furthermore, the optimization of nutrients is expected to improve quail performance. This study was aimed to determine the effect of using two types of acidifiers (Averrhoa bilimbi juice and synthetic citric acid) on the grower phase of quail performance. Total of 100 unsexed quails (Coturnix coturnix japonica) grower phase aged 14-40 days were used in this research and designed as a completely randomized design of five treatments and four replications. Feed ingredients used were yellow corn, rice bran, commercial quail concentrate, Averrhoa bilimbi juice (organic acidifier), and synthetic citric acid. The treatments consisted of control (P0), 0.3% synthetic citric acid (P1), use of 0.25% Averrhoa bilimbi juice (P2), use of 0.6% synthetic citric acid (P3), and use of 0.5% Averrhoa bilimbi juice (P4). The variables observed were weekly feed intake, body weight gain, and feed conversion. The result showed that utilization of Averrhoa bilimbi juice has lower feed consumption (P<0.05) in the first week compare to control and synthetic citric acid, and synthetic citric acid utilization increases body weight gain in the first week (P<0.05). The use of synthetic citric acid significantly reduces feed conversion in the third and fourth weeks compared to control and organic acid groups. The conclusion of this study is the utilization of Averrhoa bilimbi juice as an acidifier has not shown significant improvements in quail performance. The use of synthetic citric acid has a better performance compared to control and Averrhoa bilimbi juice utilization.Keywords: acidifier, organic acidifier, citric acid, growing quail
PENGARUH PEMBERIAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) UMUR 2-6 MINGGU Uci Malinda; Muhammad Amrullah Pagala; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 3 (2017): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.763 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i3.4018

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap performa burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) umur 2-6 minggu. Materi yang digunakan daalm penelitian ini yaitu 80 ekor burung puyuh periode starter dan grower yang dipelihara selama 5 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Level pemberian sari belimbing wuluh masing-masing perlakuan yaitu 0%, 0,25%, 0,50%, 0,75% dan 1,00%. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sari belimbing wuluh tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan burung puyuh, namun memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi air minum burung puyuh. Kata Kunci: Burung Puyuh, Sari Belimbing Wuluh, Performa
Evaluasi Kualitas dan Karakteristik Fermentasi Silase Kombinasi Stay Green Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench) – Indigofera zolingeriana dengan Perberbedaan Komposisi Widhi Kurniawan; Teguh Wahyono; Natsir Sandiah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.548 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.5551

Abstract

 ABSTRAK Ketersediaan hijauan pakan ternak haruslah memenuhi aspek kuantitas, kualitas dan kontinyuitas. Teknologi pengawetan pakan dengan membuat silase berbahan tanaman pakan yang sesuai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pakan tersebut. Sorgum memiliki potensi sebagai bahan silase yang baik namun perlu ditingkatkan kualitasnya dengan menambahkan hijauan yang tinggi kandungan protein kasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas dan karakteristik fermentasi silase kombinasi sorgum dan leguminosa. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan Stay green dan Indigofera zolingeriana (100:0, 60:40, 50:50, dan 40:60%) sebagai bahan silase untuk dievaluasi pH, kandungan bahan kering (BK), bahan organik(BO), protein kasar (PK) dan Nilai Fleigh. Silase dibuat dalam silo ukuran 1 liter yang difermentasi selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya persentase Indigofera zolingerianadalam silase meningkatkan pH silase, BK, dan PK silase. Peningkatan pH tersebut berakibat pada terjadinya proteolisis pada PK silase. Penggunaan Indigofera zolingeriana dalam silase kombinasi dengan sorgum Stay green pada persentase 40% masih memungkinkan untuk memperoleh silase kombinasi yang berkualitas baik (Nilai Fleigh 70,13) dan kandungan protein kasar mencapai 15,68%. Kualitas tersebut selanjutnya akan menurun apabila persentase Indigofera zolingeriana dinaikkan walaupun kandungan protein kasar meningkat.Kata Kunci: Silase, Kombinasi, Kualitas, Evaluasi, Nilai Fleigh.ABSTRACTFeed availability has to meet quantity, quality and continuity aspect. Feed preservation technology by making silage from suitable forage plants is expected to meet these needs. Sorghum has the potential as a good silage material but needs to be improved in quality by adding other forage which have high crude protein content. This study was aimed to evaluate the quality and characteristics fermentation of sorghum and legumecombination silage. This research was conducted by combining Stay greensorghum and Indigofera zolingeriana (100: 0, 60:40, 50:50, and 40: 60% combination) as silage material to be evaluated for pH, dry matter content (DM), organic matter (OM), crude protein (CP) and Fleighpoint. Silage was made in 1 liter size silos which are fermented for 21 days. The results showed that the increasing percentage of Indigofera zolingeriana in silage could increase silage, pH, DM, and CP silage. The increase in pH resulted in proteolysis of silage protein. The added of Indigofera zolingeriana in silage combination at 40% was still possible to obtain good quality silage (Fleighpoint 70.13) and reaching 15.68% of silage CP content. The silage quality was decrease if the percentage of Indigofera zolingeriana increased, even though the silage CP content could increasesafterward.Keywords: Silage, Combination, Quality, Evaluation, Fleigh point
IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI BERBEDA DALAM RANSUM PUYUH FASE GROWER TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, DAN KONVERSI RANSUM Astriana Napirah; Hamdan Has; La Ode Nafiu; Ali Bain; Takdir Saili
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.775 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.5188

Abstract

ABSTRAK             Kandungan energi dan protein pakan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas pakan dan performans produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh imbangan energi dan protein berbeda dalam ransum puyuh fase grower terhadap konsumsi pakan, perrtambahan bobot badan, dan konversi pakan. Seratus dua puluh DOQ disebar secara acak pada 24 unit kandang percobaan. Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 2 level energi pakan (2700 dan 2900 kkal/kg) dan 3 level protein pakan (18, 20, dan 22%), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan, yaitu R1 (2700 EM – 18% PK), R2 (2700 EM – 20% PK), R3 (2700 EM – 22% PK), R4 (2900 EM – 18% PK), R5 (2900 EM – 20% PK), dan R6 (2900 EM – 22% PK). Pakan yang dicobakan merupakan pakan self mixing. Parameter yang diamati adalah konsumi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan puyuh umur 2 hingga 6 minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan energi-protein pakan berbeda tidak memberikan pengaruh (P>0,05) pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Kombinasi energi metabolisme 2700 kkal/kg dan 18% protein sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi puyuh periode grower.Kata Kunci: protein, energi, puyuh, grower   ABSTRACT             Energy and protein that contained in poultry feed is a factor that affect the feed quality and poultry production performance. This research aimed to study the effect of different energy and protein balance in quail feed on feed consumption, weight gain, and feed conversion ratio. One hundred and twenty day old quails were divided into 24 units enclosure research. The trial feed was consist of 2 levels of energy feed (2700 and 2900 kcal/kg) and 3 levels of crude protein (18, 20, and 22% CP), so that there were 6 combinations of treatments, i.e. R1 (2700 ME – 18% CP), R2 (2700 ME – 20% CP), R3 (2700 ME – 22% CP), R4 (2900 ME – 18% CP), R5 (2900 ME – 20% CP), R6 (2900 ME – 22% CP). The used feed was a self mixing feed. The observed parameters were feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio of quail at 2-6 weeks of age. The data obtained were analyzed using variance analysis and continued using Duncan’s multiple range test. The result showed that the balance of energy-protein in quail feed did not affect (P>0,05) feed consumption, body weight gain, and feed conversion ratio. The combination of 2700 kcal/kg metabolizable energy and 18% cruse protein could already maintain the needs of the grower period of quail nutrients.Keywords: protein, energy, quail, grower
EFEK PENINGKATAN SERAT KASAR DENGAN PENGGUNAAN DAUN MURBEI DALAM RANSUM BROILER TERHADAP PERSENTASE BOBOT SALURAN PENCERNAAN Hamdan Has; Astriana Napirah; Amiluddin Indi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 1, No 1 (2014): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.097 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v1i1.362

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan serat kasar dengan penggunaan daun murbei terhadap persentase bobot saluran pencernaan broiler. Seratus ekor DOC (day old chick) broiler, daun murbei, cairan rumen dan bahan pakan lainnyadigunakan dalam penelitian dengan rancangan acak lengkap 5 perlakuan yaitu T0 (kontol), T1 (penggunaan 10% daun murbei), T2 (10% daun murbei fermentasi), T3 (20% daun murbei) dan T4 (20% daun murbei fermentasi) serta 4 ulangan. Parameter yang diamati berupa persentase bobot saluran pencernaan (tembolok, proventrikulus, gizzard, hati, pangkreas, usus halus, sekum). Hasil penelitian  menunjukan peningkatan serat kasar dengan 10% dan 20% daun murbei (fermentasi dan tidak fermentasi) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot tembolok, proventiculus, hati dan pangkreas. Tetapi berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan bobot gizzard pada taraf 20% murbei dibanding kontrol, perlakuan 10% dan 20% berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan bobot usus halus (doudenum, jejenum, ileum) dan sekum  dibanding kontrol. Perlakuan fermentasi dan tanpa fermentasi tidak menunjukan perbedaan untuk semua parameter. Peningkatan serat kasar ransum dapat mempengaruhi bobot saluran pencernaan terutama gizzard, usus halus dan sekum.Kata kunci: Serat Kasar, Daun Murbei, Saluran Pencernaan
EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT TERPROTEKSI DALAM RANSUM TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM DARAH AYAM KAMPUNG SUPER Vidya Batara; Andi Murlina Tasse; Astriana Napirah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 1 (2017): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.831 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i1.2723

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah ayam kampung super yang diberi ransum tersuplementasi minyak kelapa sawit terproteksi. Sebanyak 64 ekor ayam kampung super dibagi dalam 16 petak kandang berdasarkan rancangan acak kelompok dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dicobakan P0= (60% jagung + RK-24AA+), P1= (P0+ 3% minyak kelapa sawit terproteksi), P2 = (P0+ 6% minyak kelapa sawit), P3= (P0+ 9% minyak kelapa sawit terproteksi).  Ternak percobaan dikelompokkan berdasarkan bobot badan awal yaitu K1= 100 -110 g, K2 = 111-120 g, K3= 121 - 130 g, dan K4= 131 - 140 g. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analisis ragam. Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji wilayah berganda duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak kelapa sawit terproteksi dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar glukosa dalam darah ayam kampung super umur 5 minggu.  Rataan kadar glukosa darah yaitu 317,3±24,6 mg/dl untuk P0, 302,0±28.5 mg/dl untuk P1, 309,0±33,1 mg/dl untuk P2, dan 292,8±25,6 mg/dl untuk P3. Dapat disimpulkan bahwa penambahan minyak kelapa sawit terproteksi dengan taraf 3,6, dan 9% dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar glukosa dalam darah ayam kampung super pada fase pertumbuhan tetapi mampu menghasilkan kadar glukosa dalam kisaran normal.  Kata kunci : Minyak Kelapa Sawit Terproteksi, Kadar Glukosa, Ayam    Kampung   Super.
Penggunaan Tepung Limbah Udang sebagai Bahan Pakan Sumber Protein terhadap Performa Produksi Puyuh Fase Layer (Coturnix-coturnix japonica) Hamdan Has; Astriana Napirah; Widhi Kurniawan; Natsir Sandiah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.134 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.4733

Abstract

ABSTRAKLimbah udang merupakan limbah pengolahan udang yang memiliki potensi sebagai pakan sumber protein bagi ternak puyuh. Penelitian ini bertujuan mengkaji penggunaan tepung limbah udang (TLU) sebagai sumber protein pakan pada puyuh fase layer. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap empat perlakuan lima ulangan perlakuan yang digunakan terdiri dari empat level penggunaan tepung limbah udang dalam ransum yaitu P0 (kontrol), P1 (5% TLU), P2 (7,5% TLU) dan P3 (10% TLU), tiap unit perlakuan disi dengan 5 ekor puyuh. Puyuh yang diguanakan adalah puyuh fase layer umur 20 minggu, sebanyak 100 ekor yang didistribusikan kedalam 20 unit percobaan. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, dedak padi, konsentrat petelur dan tepung limbah udang. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan data yang berbeda nyata (P<0,05) diuji lanjut menggunakan uji duncan. Variabel yang diamati adalah performa produksi: konsumsi pakan, produksi telur, bobot telur dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan TLU dalam ransum (P1,P2 dan P3) menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) dibanding kontrol pada minggu ke-tiga penelitian terhadap bobot telur dan konversi ransum, penggunaan TLU (P1,P2,P3) selama lima minggu meningkatkan konsumsi ransum (P<0,05) dibanding kontrol tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap produksi telur, bobot telur dan konversi ransum. Kesimpulan penelitian ini bahwa penggunaan TLU dalam ransum dapat digunakan hingga level 7,5% sedangkan level 10% menunjukkan adanya penurunan rata-rata performa produksi.Kata kunci: tepung limbah udang, puyuh fase layer, performa produksiABSTRACTShrimp waste was shrimp processing waste which has the potential as protein source for quail feed. This study was aimed to examine the use of shrimp waste flour (SWF) asprotein source for laying quail feed. This study used  completely randomized design that consist of four treatments and five replications.The treatmentswere using levels of shrimp waste flour in feed and consist of P0 (control), P1 (5% SWF), P2 (7.5% SWF) and P3 (10% SWF ). Each treatment unit was filled with 5 quails. One hundred of 20 weeks laying quails were used in this study. Self mixing feed that contained corn, rice bran, laying concentrate and shrimp waste flour were used in this study. The data obtained were analyzed using analyze of variance and continued using Duncan multiple range test. The variables observed were production performance that consist of feed consumption, egg production, egg weight and feed conversionratio. The results showed that the use of SWF in feed (P1, P2 and P3) showed a significant effect (P <0.05) compared to controls in the third week of research on egg weight and feed conversion ratio.The use of SWF (P1, P2, P3) for five weeks increased feed consumption (P <0.05) compared to controls but not significantly different (P>0.05) for egg production, egg weight and feed conversion. The conclusion of this study was the use of SWF in feed can be used until 7.5% on laying quail feed while the level of 10% indicates a decrease in average production performance.Keywords: shrimp waste flour, laying quail, production performance
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT (Curcuma domestica Valet) DALAM PAKAN TERHADAP PARAMETER HEMATOLOGI DARAH PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) PEDAGING Astriana Napirah
Buletin Peternakan Vol 37, No 2 (2013): BULETIN PETERNAKAN VOL. 37 (2) JUNI 2013
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v37i2.2429

Abstract

Turmeric (Curcuma domestica Valet) is a plant that has a numerous used as feed additive belonging to phytobiotic group on broiler chicken. Turmeric contains curcumin, an active substance which is able to stimulate poultry immunity. This experiment was done to study the effect of turmeric as phytobiotic feed additive on quail blood profile. One hundred and twenty eight quails were grouped into 4 treatments with 4 replications based on completely randomized design. Diet used contain 24% crude protein and 2,900 kcal/kg metabolizable energy. The treatments were R0 (basal feed + 0% turmeric meal), R1 (basal feed + 0.1% turmeric meal), R2 (basal feed + 0.5% turmeric meal) and R3 (basal feed + 1.0% turmeric meal). Parameters measured were quail blood profile included erithrocyte and leucocyte count, haemoglobin (Hb), hematocrite, total plasma protein, lymphocyte, monocyte and neutrophil count. Data obtained during 42 days experiment was analyzed using analysis of variance based on completely randomized design and continued using least significant difference test. Turmeric meal did not affect the erythrocyte count,hematocrit, Hb and total plasma. Feeding turmeric gave a significant effect on leucocyte, neutrophil, lymphocyte andmonocyte count. Addition 1.0% of turmeric meal in quail feed showed the lowest neutrophil percentage (P<0.05), indicated antibacterial activity of curcumin contained in turmeric. The application of turmeric meal up to 1.0% in quail feed showed immunomodulatory activity by decreased neutrophil percentage and stimulated monocyte proliferation in quail blood.(Key words: Turmeric, Quail, Blood profil)
Co-Authors Achmad Selamet Aku Ahmad Fitra Ali Bain Amiluddin Indi Amiludin Indi Andi Murlina Tasse Andi Murlina Tesse Andi Mus Malikah Annisa Monthalea DzulFebiyanti Napirah Arif Efendi Asma Bio Kimestri Asriati Asriati Badarudin, Rusli Baidi, La Ode Hazim Falihuddin Dedem Sutopo Dila Muhlis Dominica Irene Elfia Elfia Febiang Lopulalan Firman Nasiu Firman Nasiu Fitrianingsih Fitrianingsih Fuji Astuty Auza Fuji Astuty Auza Fyka, Samsul Alam Hairil Adzulyatno Hadini Hamdan Has Hamdan Has Harapin Hafid H. Hasanuddin Bua Hasriani Hasriani, Hasriani Helmi I Wayan Sura Indi, Amiludin Isnaeni, Purnaning Dhian Ita Nurhidayah Safitri Kusuma, Putu Nara La Malesi La Ode Arsad Sani La Ode Baa La Ode Baitul Makmur La Ode Muh Munadi La Ode Muhamad Munadi La Ode Nafiu LaOde Muhamad Basri Mardiana Napirah Maulana, Abdul Jabbar Moh. Hadrin Muh. Rusdin Muhammad Amrullah Pagala Muhammad Yunus Muntia, La Ode Natsir Sandiah Nian Anisa Nur Asmiati Nur Santy Asminaya Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nuraini Nurfianti Nurfianti Nurhayu - Purnaning Dhian Isnaeni Putu Nara Kusuma P. Putu Nara Kusuma Prasanjaya Restu Libriani Rilus Kinseng Rispa Yuliana Rusli Badaruddin Sanjaya, Dharma Saputri, Saufi Sasa Sulastri Selpion Degei Silvia Eva Ningrum Supadmo (Supadmo) Syam Rahadi Syamsuddin Syamsuddin Syamsuddin TAKDIR SAILI Uci Malinda Vidya Batara Wa Laili Salido Wa Laily Salido Wa Ode Astija Madu Widhi Kurniawan Widhi Kurniawan Yamin Yaddi Yulianti Yulianti Yumin yuniati yuniati Zuprizal (Zuprizal)