cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 471 Documents
Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Permintaan Daging Ayam Broiler (Studi Kasus Konsumen pada Perternak UD. Barokah Kabupaten Muna) Sinaini, La; Baru, La; Erniati, Erniati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.293 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.18883

Abstract

ABSTRAK Daging ayam broiler merupakan jenis makanan bergizi yang sangat popular dikalangan masyarakat yang bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Pemenuhan kebutuhan protein hewani yang bersumber dari daging ayam broiler tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi konsumen terhadap permintaan daging ayam broiler pada UD. Barokah di Kabupaten Muna. Metode penelitian menggunakan metode aksidental. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan regresi linear berganda dengan bantuan softwere SPSS.16. Fungsi permintaan menggunakan model Cobb-Douglass. Hasil penelitian menunjukkan faktor sosial ekonomi konsumen daging ayam broiler berupa usia responden berada pada kategori produktif (25-60) tahun yaitu sebanyak 90%, kategori berpenghasilan <Rp 2.000.000 (rendah)  sebanyak 77%, kategori jumlah anggota keluarga 3-5 orang (sedang) sebanyak 60%, kategori jumlah permintaan <4 kg (kecil) sebanyak 65%, Secara statistik faktor pendapatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan daging ayam broiler, sedangkan faktor umur dan jumlah anggota rumah tangga berpengaruh tidak signifikan terhadap permintaan daging ayam broiler. Kata kunci: daging ayam broiler, konsumen, permintaan, dan sosial ekonomi.The Influence of Socio-Economic Factors on the Demand for Broiler Chicken (Case Study Consumer UD Barokah Muna Regency)ABSTRACTBroiler chicken meat is a type of nutritious food that is very popular among the public which is useful as a source of animal protein. The fulfillment of animal protein needs to be sourced from broiler chicken meat continues to increase from year to year. The purpose of this study was to determine the effect of consumer socio-economic factors on the demand for broiler chicken meat at UD. Barokah in Muna Regency. The research method uses the accidental method. Sources of data used are primary data and secondary data. The data obtained were then analyzed descriptively qualitatively and multiple linear regression with the help of SPSS.16 software. The demand function uses the Cobb-Douglass model. The results showed that the socio-economic factors of broiler meat consumers in the form of consumer age were in the productive category (25-60) years as much as 90%, the category of income < Rp 2,000,000 (low) was 77 %, the category of the number of family members 3-5 people (medium) as much as 60%, the category of the number of requests < 4 kg (small) as much as 65%. Statistically, the income factor has a significant effect on the demand for broiler meat, while the age factor and the dependents of the consumer's family have no significant effect on the demand for broiler meat.Keywords: broiler meat, consumer, demand, socio-economic
Performan Hasil Persilangan Simental, Brahman, PO, Limousin dengan Sapi Bali di Kabupaten Kolaka Timur Yulianto, Erwin; Nafiu, La Ode; Zulkarnain, Deki
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.42 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16421

Abstract

ABSTRAK Uji performans merupakan cara dalam mengetahui tingkat performance dari keturunan yang dihasilkan. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi performans produksi anak sapi hasil persilangan antara pejantan simental, brahman, peranakan ongole dan limousin dengan induk sapi bali. Pengamatan dilakukan selama delapan bulan dari bulan Januari sampai Agustus 2020. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), kelompok simental-bali, limousin-bali, brahman-bali, peranakan ongole-bali dan bali-bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan tertinggi masing-masing parameter pada umur lahir, bobot badan tertinggi yaitu 27,3±3,03kg (simental-bali), lingkar dada 59,9±2,52cm (simental-bali), panjang badan 57,8±2,11cm (simental-bali), tinggi badan 62,6±1,83 cm (simental-bali) sedangkan pada umur 12 bulan bobot badan tertinggi 174,4±9,48 kg (simental-bali), lingkar dada 144,2±5,81 cm (simental-bali), panjang badan 110,0±4,38cm (simental-bali) dan tinggi pundak 107,0±4,62 (simental-bali). Kesimpulan bahwa persilangan antara induk sapi bali dengan pejantan simental, limousin, brahman, dan PO berpengaruh nyata terhadap performans hasil persilangan mulai dari bobot badan, pertambahan bobot badan dan ukuran dimensi tubuh (lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak). Sapi persilangan pejantan simental dengan induk sapi bali (simental-bali) memiliki bobot badan, laju pertumbuhan dan ukuran dimensi tubuh yang terbaik.Kata Kunci: performans, persilangan, bangsa sapi, Kolaka Timur Performance of Crossing Simmental, Brahman, PO, Limousin with Bali Cow in East Kolaka Regency ABSTRACTPerformance test is a way to find out the level of performance of the offspring produced. The research aims to evaluate the performance of calf production resulting from a cross between males simmental, brahman, peranakan ongole and limousin with bali mother cows. Observations were made for eight months from January to August 2020. Research using randomized group design, simmental-bali, limousin-bali, brahman-bali, peranakan ongole-bali and bali-bali. The results showed that the highest average of each parameter at birth age, the highest body weight is 27,3±3,03kg (simmental-bali), bust 59,9±2,52 cm (simmental-bali), body length 57,8±2,11 cm (simmental-bali), height 62,6±1,83 cm (simmental-bali) while at 12 months the highest body weight 174,4±9,48 kg (simmental-bali), chest girth 144,2±5,81 cm (simmental-bali), body length 110,0±4,38 cm (simmental-bali) and shoulder height 107,0±4,62 (simmental-bali). The conclusion that the cross between the mother cow of bali with studs simmental, limousin, brahman and peranakan ongole has a real effect on the performance of the results of crosses ranging from weight, weight gain and body dimension size (chest circumference, body length and shoulder height). The crossbreeding of simmental bulls with bali cow (simmental-bali) had the best body weight, growth rate and dimensions.Keywords: performans, crosses, cow nation, East Kolaka
Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula pada Rizhosfer Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Malesi, La; Indrayani, Indrayani; Syamsuddin, Syamsuddin; Husna, Husna
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.692 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.17119

Abstract

ABSTRAKFungi mikoriza arbuskula (FMA) sangat berperan dalam memacu pertumbuhan hijauan tanaman pakan ternak. Hijauan tanaman pakan khususnya rumput dan leguminosa.  FMA telah banyak diteliti dan teridentifikasi berbagai jenisnya pada rizhosfer tanaman leguminosa jenis pohon. Jenis FMA belum diketahui pada tanaman hijauan pakan ternak khususnya rumput gajah yang tumbuh di Sulawesi Tenggara, oleh karena itu sangatlah penting dilakukan penelitian mengenai identifikasi FMA pada tanaman rumput gajah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis fungi mikoriza arbuskula pada rizhofer rumput gajah.  Sampel tanah dan sampel akar rumput gajah diambil masing-masing sebanyak 500g.  Analisis sampel tanah untuk mengidentifikasi FMA dilakukan di pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rizhosfer rumput gajah ditemukan 5 jenis fungi mikoriza arbuskula dari 3 genus (Glomus, gigaspora dan acalauspora) yaitu Glomus sp (1 spora), gigaspora sp (57 spora), giga spora gregaria N.C. Schenck & T.H. Nicolson (48 spora), Acaulospora tuberculata Janos & Trappe (12 Spora) dan Acaulospora scrobiculata Trappe (2 spora). Jenis FMA terjadi kolonisasi pada rizhosfer rumput gajah, ditandai dengan ditemukannya struktur FMA. Struktur FMA yang ditemukan pada akar rumput gajah adalah hifa internal dan hifa eksternal.  Persentae kolonisasi FMA pada akar rumput gajah berkisar 47-88% dengan rata-rata 72,93%.Kata kunci: mikoriza, rumput gajah, pennisetum, glomus Identification of Arbuscular Mycorrhiza Fungi in the Rhizosphere of Elephant Grass (Pennistum purpureum)ABSTRACTArbuscular mycorrhizal fungi (AMF) plays a role forage growth of animal feed crops. Forage feed plants, especially grass and Leguminosae. AMF has been widely studied and identified in various types in the rhizosphere of legume tree plants. The type AMF is not widely known in forage animal feed, especially elephant grass that grows in Southeast Sulawesi, therefore it is very important to research the identification of AMF in elephant grass plants.  The study aims to identify the arbuscular mycorrhiza fungi in the elephant grass rhizosphere. Samples of rhizosphere soil and elephant grassroots samples were taken by as much as 500g each. Analysis of soil samples to identify AMF was conducted at LIPI Bogor Biological Research Centre. Analysis of soil samples to identify AMF was conducted at LIPI Bogor Biological Research Center. The results showed in the rhizosphere elephant grass found 5 types of AMF from 3 genera (glomus, gigaspora, and acalauspora) namely glomus sp. (1 spora), gigaspora sp. (57 spora), gigaspora gregaria N.C. Schenk & T.H Nicolson (48 spora), acaulospora tuberculata Janos & Trappe (12 spora), and acaulospora scrobiculata Trappe (2 spora). Colonization has occurred in the rhizosphere of elephant grass, characterized by the discovery of AMF structures. The AMF structures found at elephant grassroots are internal hyphae and external hyphae. The colonization AMF percentage at the elephant grassroots ranges 47-88% with average of 72.93%.Keywords: mycorrhiza, elephant grass, pennisetum, glomus
Efek Sinbiotik Bacillus subtilis dan Biji Asam (Tamarindus indica L.) terhadap Kualitas Fisik Daging dan Lemak Abdominal Ayam Broiler Dewi, Aryanti Candra; Utami, Merry Muspita Dyah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.902 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.17248

Abstract

ABSTRAK Penggunaan antibiotik mengakibatkan resistensi bakteri dan akumulasi residu pada daging ayam, selain itu antibiotik dapat membunuh semua mikrofloral pada saluran pencernaan, sehingga mikrofloral yang bermanfaat bagi tubuh juga akan mati. Penggunaan probiotik, prebiotik, dan sinbiotik menjadi alternatif pengganti peran antibiotik karena aman dan tidak membahayakan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sinbiotik berbasis probiotik Bacillus subtilis dan prebiotik biji asam jawa (Tamarindus indica L) terhadap kualitas fisik daging dan lemak abdominal ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 200 ekor ayam broiler umur satu hari yang dibagi menjadi lima perlakuan dan empat ulangan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut: P0 (kontrol), P1 sinbiotik (2 mL probiotik dan 2 g prebiotik), P2 sinbiotik (2 mL probiotik dan 4 g prebiotik), P3 sinbiotik (4 mL probiotik dan 2 g prebiotik), dan P4 sinbiotik (4 mL probiotik dan 4 g prebiotik). Sampel daging yang menjadi variabel pengamatan berasal dari penyembelihan ayam broiler umur 36 hari, yang diambil empat ekor secara acak pada setiap perlakuan. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam ANOVA. Parameter yang diamati adalah pH, daya ikat air, susut masak daging bagian dada dan paha, serta lemak abdominal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinbiotik berbasis probiotik Bacillus subtilis dan prebiotik biji asam pada pakan memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap pH, daya ikat air, susut masak, dan tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap lemak abdominal. Pemberian sinbiotik pada pakan ayam broiler mempengaruhi penurunan pH dan daya ikat air, serta kenaikan susut masak daging dada dan paha ayam broiler.Kata kunci: sinbiotik, Bacillus subtilis, biji asam, ayam broiler The Effect of Synbiotics Bacillus subtilis and Tamarind Seed (Tamarindus indica L) on the Physical Quality Meat and Abdominal Fat of Broiler ABSTRACT The study aims to determine the effect of the synbiotic-based Bacillus subtilis as probiotic and Tamarind seed (Tamarindus indica L.) as prebiotic on the physical quality of meat and abdominal fat in broiler chickens. This research used 200 broilers of one day age divided into five treatments and four replications, used a completely randomized design (CRD) with the following treatments: P0 (control), P1 synbiotic (2 mL probiotic and 2 g prebiotic), P2 synbiotic (2 mL probiotic and 4 g prebiotic), P3 synbiotic (4 mL probiotic and 2 g prebiotic), and P4 synbiotic (4 mL probiotic and 4 g prebiotic). The meat sample as the observation variable came from the slaughter of broiler chickens aged 36 days, which were taken four broilers randomly for each treatment. Data were analyzed using ANOVA analysis of variance. The parameters observed were pH, water holding capacity, cooking loss of breast and thigh meat, and abdominal fat. The results showed that the synbiotic-based Bacillus subtilis as probiotic and tamarind seed as prebiotic in the feed had a significant effect (p<0.05) on pH, water holding capacity, cooking loss, and had no significant effect (p>0.05) on abdominal fat. Giving synbiotics to broiler chicken feed affects the decreased pH and water holding capacity, and increases in cooking losses of broiler chicken breast and thigh meat. Keywords: synbiotic, Bacillus subtilis, tamarind seed, broiler chicken
Kualitas Kimia Kerupuk Kulit Sapi pada Bagian Berbeda dengan Lama Perendaman Campuran Kapur dan Kulit Nanas Ibrahim, Anita Mustika; Harapin, Hafid; Bain, Ali
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.333 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.15650

Abstract

ABSTRAKSetiap ternak memiliki struktur dan bagian jenis kulit yang berbeda. Kerupuk kulit sering kali dijadikan sebagai pendamping lauk pauk sebab teksturnya yang sangat renyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis bagian kulit dengan lama perendaman larutan kapur sirih dan ekstrak kulit nanas yang berbeda terhadap komposisi kimia kerupuk kulit. Materi yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial dengan perlakuan 3x3 dan 4 kali ulangan. Faktor A adalah jenis bagian kulit (Punggung, perut, dan leher) dan faktor B lama perendaman yang berbeda (12, 24, 36, dan 48 jam). Variable penelitian meliputi kadar air, kadar protein, kadar lemak dan kadar abu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 25.0 dan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada interaksi antara jenis bagian kulit dengan lama perendaman yang berbeda terhadap kualitas kimia kerupuk kulit sapi. Penggunaan jenis bagian kulit sapi dengan lama perendaman pada larutan kapur sirih dan ekstrak kulit nanas yang berbeda secara mandiri dapat mempengaruhi kadar air, kadar abu, dan kadar protein.Kata kunci: kulit, sapi, kapur sirih, nanas, kadar kimia Chemical Qualities of Cowhide Crackers on Different Skin Parts and Soaking Duration in Calcium Hydroxide and Pineapple Skin ExtractsABSTRACTEach animal has a different structure and part of skin type. Skin crackers are often used as a side dish because of their very crunchy texture. However, getting the best quality requires a longer time in the soaking process. This study aims to evaluate the effect of different types of skin with different duration of soaking in a solution of whiting and pineapple peel extract on the chemical composition of skin crackers. The material used was a completely randomized design with a factorial pattern with 3x3 treatment and 4 replications. Factor A was the type of skin part (back, stomach and neck) and factor B is different soaking times (12, 24, 36, and 48 hours). Research variables include water content, protein content, fat content, and ash content. The data obtained were analyzed using SPSS 25.0 and the Least Significant Difference (BNT) test. The results showed that there was no interaction between different skin parts and soaking duration in calcium hydroxide and pineapple skin extracts on the chemical quality of cowhide crackers. The use of different types of cowhide skin with different soaking times in a solution of whiting and pineapple peel extract independently can affect the water content, ash content, and protein content.Keywords: leather, cow, whiting, pineapple, chemical content
Pengembangan Peternakan Sapi Rakyat Melalui Penerapan Kandang Komunal Berkelanjutan Wardani, Laras Andria; Sitepu, Muhammad Febriman; Frimawaty, Evi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.691 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.17603

Abstract

ABSTRAK Sebagian besar sektor peternakan di Indonesia masih berskala kecil dan masih terfokus pada peningkatan produktivitas ternak, sehingga tidak mempertimbangkan dampak kegiatan terhadap lingkungan. Oleh karena itu untuk mengurangi dampak negatif dari tercemarnya lingkungan, maka perlu adanya penerapan dan pengelolaan sapi yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis potensi masyarakat untuk pengoptimalisasian peternakan sapi potong rakyat dengan konsep kandang komunal dan membangun model peternakan sapi potong rakyat melalui penerapan kandang komunal yang berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah menggunakan kuisioner, survei dan, observasi lapangan serta model system dynamics. Hasil dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi memiliki potensi dalam pengoptimalisasian peternakan sapi potong dengan konsep kandang komunal. Faktor–faktor yang menghambat pelaksanaan konsep kandang komunal yang berwawasan zero waste management di Desa Muaro Pijoan Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi meliputi faktor sosial (umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan jumlah tanggungan keluarga) dan faktor ekonomi (skala kepemilikan usaha). Model integrasi sistem peternakan sapi terpadu pada lokasi penelitian menggunakan pendekatan sistem dinamik. Model yang dibangun adalah model dinamis integrasi sistem peternakan sapi terpadu untuk meningkatkan pendapatan peternak. Asumsi yang dibangun adalah pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas dan bokashi untuk meningkatkan pendapatan peternak.Kata kunci: perternakan sapi rakyat, sapi potong, kandang komunal, berkelanjutanDevelopment of Community Beef Cattle Farming by Implementing Sustainable Communal Cattle Shed ABSTRACTMost of the livestock sector in Indonesia is still small in scale and is still focused on increasing livestock productivity, so it does not consider the impact of activities on the environment. Therefore, to reduce the negative impact of environmental pollution, it is necessary to implement and manage sustainable cattle. The purpose of this study is to analyze the potential of the community to optimize the people's beef cattle farm with the concept of a communal cage and to build a model of smallholder beef cattle farming through the implementation of sustainable communal pens. The method used is to use questionnaires, surveys and, field observations, and system dynamics models. The results of this study can be concluded that the people of Muaro Pijoan Village, Jaluko District, Muaro Jambi Regency, Jambi Province have the potential to optimize beef cattle farming with the concept of a communal cage. The factors that hinder the implementation of the communal cage concept with zero waste management insight in Muaro Pijoan Village, Jaluko District, Muaro Jambi Regency, Jambi Province, including social factors (age, education level, farming experience, and a number of family dependents) and economic factors (scale of business ownership). The integrated cattle husbandry system integration model at the research location uses a dynamic systems approach. The model built is a dynamic model for the integration of an integrated cattle farming system to increase farmer income. The assumption is built in the management of livestock manure into biogas and bokashi to increase farmers' income.Keywords: beef cattle farming, beef cattle, communal cattle shed, sustainable
Respons Fisiologis dan Gambaran Termografi Inframerah Kambing Sapera Induk Kondisi Bunting Pamungkas, Fitra Aji; Purwanto, Bagus Priyo; Manalu, Wasmen; Yani, Ahmad; Sianturi, Riasari Gail
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.813 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16436

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons fisiologis dan gambaran hasil penginderaan termografi inframerah dalam evaluasi kemampuan adaptasi kambing sapera induk kondisi bunting. Sebanyak empat ekor kambing perah sapera induk kondisi bunting dengan kisaran bobot badan 35-40 kg digunakan dalam penelitian ini. Parameter respons fisiologis yang diamati meliputi suhu permukaan kulit, suhu rektal, suhu tubuh, denyut jantung, dan frekuensi pernapasan, sedangkan gambaran termografi inframerah (IRT) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, yaitu area mata, hidung, kaki, badan,  ambing, vagina, dan anal. Pengamatan respons fisiologis dan termografi inframerah dilakukan mulai pukul 06.00-18.00 WIB dengan selang waktu pengukuran setiap 2 jam. Data yang terkumpul dianalisis statistik secara deskriptif menggunakan SAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons fisiologis dan hasil penginderaan IRT pada kambing sapera induk kondisi bunting menunjukkan pola ritme harian atau sirkadian di sepanjang hari pengamatan. Kambing sapera induk kondisi bunting memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai parameter respons fisiologis maupun hasil penginderaan IRT yang masih berada dalam kondisi normal.Kata kunci: parameter fisiologis, termografi, inframerah, kambing Physiological Response and Infrared Thermographic Features Sapera Dairy Goat in Pregnant ConditioABSTRACT This study aimed to determine the physiological response and the description of infrared thermography sensing results in evaluating the adaptability of sapera dairy goat in pregnant conditions. A total of four sapera dairy goats in pregnant conditions with a body weight range of 35-40 kg were used in this study. Physiological response parameters observed included skin surface temperature, rectal temperature, body temperature, heart rate, and respiratory rate, while infrared thermography (IRT) images were performed on several parts of the body, namely the eye area, nose, feet, body, udder, vagina, and anal. Observation of physiological responses and infrared thermography was carried out from 06.00-18.00 WIB with a measurement time interval every 2 hours. The collected data were analyzed statistically descriptively using SAS. The results showed that the physiological responses and results of IRT sensing in pregnant sapera dairy goats showed a daily or circadian rhythm pattern throughout the day of observation. Sapera dairy goat in pregnant conditions have a fairly good adaptability, this is indicated by the value of the physiological response parameters and IRT sensing results that are still in normal conditions.Keywords: physiological parameters, thermography, infrared, goat
Potensi Nutrien Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) yang Direndam dalam Ekstrak Kulit Langir (Albizia Saponaria Lour) Sarno, Sarno; Tasse, Andi Murlina; Bain, Ali
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.497 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.16504

Abstract

Umbi gadung (Discorea hispida Dennst) merupakan sumber pangan alternatif dan memiliki kandungan pati sebagai sumber karbohidrat. Tetapi, memiliki kandungan sianida dan dioskorin yang cukup tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi nutrien umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) dalam ekstrak kulit langir (Albizia saponaria Lour). Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) memiliki potensi nutrien yang baik pada level pemberian ekstrak kulit langir 15%, meningkat sampai 15,02%, menurunkan kadar lemak menjadi 0,30% dengan kandungan serat kasar, kadar air, bahan kering, bahan organik dan kadar abu yang dihasilkan masih dalam kategori yang optimal.  Kata Kunci: nutrients, wild yam, excretion langirNutrient Potential of Wild Yam (Dioscorea hispida Dennst) Soaked in Langir Bark Extract (Albizia Saponaria Lour)ABSTRACT Tubers (Discorea hispida Dennst) is an alternative food source and has starch content as a source of carbohydrates. However, it has a fairly high content of cyanide and dioscorin. The research aimed to find out the potential of tuber nutrients (Dioscorea hispida Dennst) soaked in langir skin extract (Albizia saponaria Lour). The research was conducted in the Laboratory of Nutrition Science and Feed Technology Faculty of Animal Husbandry, Halu Oleo University, using a complete randomized design 4 treatments with 4 repeats. The results showed that the tubers (Dioscorea hispida Dennst) have good nutrient potential at the level of giving skin extract langir 15%, increased to 15.02%, lowered fat levels to 0.30% with crude fiber content, water content, dry matter, organic matter and ash content produced still in the optimal compositionKeywords: nutrients, gadung tubers, excretion langir
Review: Manipulasi Pakan menggunakan Limbah Tanaman Perkebunan yang mengandung Metabolit Sekunder sebagai Agen Pereduksi Metana Hifizah, Amriana; Astati, Astati; Qurniawan, Anas
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.092 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.17269

Abstract

ABSTRAK Penelitian mengenai reduksi metana (CH4) pada ternak ruminansia semakin intens dilakukan mengingat efek emisi gas metana ke lingkungan lebih besar dibanding efek yang ditimbulkan oleh emisi gas karbondioksida (CO2). Selain itu gas metana yang dihasilkan juga mengindikasikan kehilangan gross energi bagi ternak. Salah satu alternatif untuk mengendalikan emisi gas metana pada ternak ruminansia adalah dengan manipulasi pakan menggunakan limbah hasil panen tanaman perkebunan. Makalah ini merupakan studi literatur mengenai pemanfaatan limbah perkebunan untuk mengendalikan produksi gas metana dalam rumen, Teknik memanipulasi pakan dengan mencampurkan pakan berkualitas rendah (limbah pertanian/perkebunan) dengan pakan berkualitas tinggi merupakan langkah praktis untuk diimplementasikan. Beberapa jenis limbah tanaman hortikultura yang menghasilkan produksi metana yang rendah dalam proses fermentasi di rumen antara lain daun dan batang pisang, daun jambu, daun sirsak, daun nangka. Rendahnya produksi gas metana biasanya berbanding lurus dengan produksi gas hasil fermentasi dalam rumen. Untuk tetap menekan produksi metana dalam rumen tanpa membahayakan kondisi rumen, maka teknik manipulasi pakan perlu diperhatikan. Persentase bahan asal limbah perkebunan yang umumnya mengandung serat kasar tinggi juga mengandung senyawa anti metanaogen, harus diimbangi dengan bahan penyusun lain dalam ransum misalnya yang kaya protein seperti lamtoro ataupun menggunakan dedak sebagai sumber karbohidrat mudah tercerna.  Total jenis dan jumlah kandungan senyawa sekunder dari semua bahan yang akan digunakan dalam ransum juga penting untuk dipertimbangkan untuk menghindari efek negatif dari senyawa sekunder yang berfungsi sebagai anti metanaogen tersebut.Kata kunci: metana, ruminansia, limbah pertanian, hortikulturaABSTRACT Over the last decades, there has been much research conducted in reducing methane emission from ruminants considering that is 23 times more potent than carbon dioxide, and that the amount of methane produced represents a significant loss in gross energy for the ruminants. One alternative solution is through feed manipulation using horticultural waste, such as banana plant leaf and stem, guava leaf, soursop leaf, and jackfruit leaf, in such a way that it can reduce methane production while maintaining the ruminant’s productivity. Additionally, utilizing such waste is cost-effective and beneficial to reduce environmental footprints. This paper is a literature review that describes the role of horticultural waste to suppress methane production without depressing the overall rumen condition. Generally, the low amount of methane production in the rumen is in line with the total gas production from the fermentation process in the rumen. To eliminate methane production without harmful rumen conditions, the percentage of the horticultural waste needs to be adjusted with the other feed sources that will be mixed. For example, a high protein legume, Leucaena or an easily digestible carbohydrate source, rice bran.  It requires further experiments before feeding it to the real animals to get the proper amount in the ration and to prevent the effect of the anti-microbial compounds or anti-methanogenic compounds that may or may not interfere with the fermentation process in the rumen.Keywords: methane, ruminants, agricultural waste, horticulture
Identifikasi Salmonella pullorum pada Ayam Petelur Periode Grower dengan Uji Aglutinasi dan Makroskopik di Peternakan Ayam Kabupaten Sidrap Nugroho, Genna Prama; Apada, Andi Magfira Satya; Rell, Fedri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 3 (2021): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.82 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i3.12338

Abstract

ABSTRAKPenyakit pullorum merupakan penyakit yang sering menginfeksi ayam yang disebabkan oleh Salmonella pullorum. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya penyakit pullorum pada ayam petelur periode grower di peternakan ayam kabupaten Sidrap. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel serum dan organ diambil dari 19 peternakan ayam di Batu-Batu. Sebanyak 57 sampel serum diuji dengan uji aglutinasi. Diperoleh sebanyak 26 sampel serum yang positif dan dilanjutkan dengan pemeriksaan makroskopik. Pemeriksaan makroskopik ditemukan adanya hepatomegali, lesi berwarna kuning-pucat, konsistensi lunak, dan nodul-nodul di permukaan hati serta adanya kardomegali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peternakan ayam layer periode grower di kabupaten Sidrap telah terinfeksi Salmonella pullorum dangan gambaran patologis yang bervariasi.  Kata kunci: ayam petelur, identifikasi, Salmonella pullorum, makroskopikIdentification of Salmonella Pullorum in Grower Period of Laying Hens By Agglutinated and Macroscopic Test in Layer Farms of Sidrap RegencyABSTRACTPullorum is a bacterial disease that commonly infected the chicken infected by Salmonella pullorum. This research aimed to identify Salmonella pullorum in the growing period of laying hen in Batu-Batu. The research used a purposive sampling method. The organ and serum samples were collected from 19 farms. Agglutination test for serum and macroscopic test for organ was performed. There were 26 samples that tested positive from 57 serum samples. There were 26 organ samples of macroscopic treatment that resulted in liver damages in the forms of swelling, pale yellow lesions, soft consistency, and nodules on the surface. The heart also experienced changes through swelling, soft consistency, uneven surface, and a mixture of fluid and fibrin inside the pericardium. It can be concluded that layer farms in Sidrap districts have been infected by Salmonella pullorum affecting the growing period.Keywords : laying hens, identification, Salmonella pullorum, macroscopic