cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis)
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 24067489     EISSN : 24069337     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis (JITRO) adalah jurnal ilmiah mempublikasikan hasil penelitian dan review bidang peternakan.
Arjuna Subject : -
Articles 471 Documents
Pengaruh Perbedaan Komposisi Substrat terhadap Kandungan Nutrisi dan Kualitas Fisik Limbah Nanas Hasil Fermentasi Sukmawati Faisal; Dewi Febrina; Rahmi Febriyanti; Sadarman Sadarman
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.238 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16963

Abstract

Limbah pertanian (kulit dan mahkota nanas) berpotensi sebagai pakan, tetapi terhambat dengan kandungan fraksi serat yang tinggi. Penurunan fraksi serat dilakukan melalui proses fermentasi. Perbedaan komposisi substrat akan memengaruhi kualitas fisik dan kandungan nutrisi produk fermentasi. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi substrat terhadap kandungan nutrisi dan kualitas fisik limbah nanas hasil permentasi merupakan bertujuan penelitian. Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dengan 4 ulangan digunakan dalam penelitian, yaitu HR 0 (0% Mahkota Nanas + 100%  Kulit Nanas); HR1 (25% Mahkota Nanas + 75% Kulit Nanas);  HR 2 (50% Mahkota Nanas + 50% Kulit Nanas);  HR 3 (75% Mahkota Nanas + 25% Kulit Nanas) dan HR 4 (100% Mahkota Nanas + 0% Kulit Nanas). Fermentasi dilakukan secara anaerob selama 21 hari dengan penambahan 0,20 b/v Filtrat Abu Sekam Padi (FASP). Peubah yang diukur adalah kualitas fisik (jamur, aroma, tekstur dan warna)  serta kandungan nutrisi (abu, protein kasar, bahan kering, lemak kasar, BETN dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukan perbedaan komposisi kulit dan mahkota nanas tidak memengaruhi (P˃0,05) aroma dan memengaruhi (P˂0,05) jamur, tekstur dan warna, serta kandungan LK,  BK, SK, PK, abu dan BETN. Penggunaan 100% mahkota nanas merupakan hasil terbaik karena menghasilkan kandungan BETN tertinggi 71,7%; protein kasar 8,32% dan serat kasar 14,3%.Kata kunci: filtrat abu sekam padi (FASP), kandungan nutrisi, kualitas fisik, limbah nanasThe Effect of Differences in Substrate Composition on Nutritional Content and Physical Quality of Fermented Pineapple WasteABSTRACT Agricultural waste (pineapple peel and crown) has the potential to be used as feed but is inhibited by its high fiber fraction content.  The reduction of the fiber fraction is carried out through the fermentation process. The difference in substrate composition will affect the physical quality and nutritional content of the fermentation product.  To determine the effect of differences in substrate composition on nutritional content and physical quality of fermented pineapple waste is the aim of the research. Completely randomized design of 5 treatments with 4 replications was used in the study, namely HR 0 (0% Pineapple Crown + 100% Pineapple Peel); HR1 (25% Pineapple Crown + 75% Pineapple Peel); HR 2 (50% Pineapple Crown + 50% Pineapple Peel); HR 3 (75% Pineapple Crown + 25% Pineapple Peel) and HR 4 (100% Pineapple Crown + 0% Pineapple Peel).  Fermentation was carried out anaerobically for 21 days by adding 0.20 w/v of rice husk ash filtrate. The variables measured were physical quality (fungi, aroma, texture, and color) and nutritional content (ash, crude protein, dry matter, extract ether, nitrogen-free extract (BETN), and crude fiber. The results showed that differences in the composition of pineapple peel and crown did not affect (P˃0.05) aroma and affect (P˂0.05) fungi, texture, and color, as well as the content of extract ether, dry matter, crude fiber, crude protein, ash, and BETN. The use of 100% pineapple crown is the best result because it produces the highest BETN content of 71.7%; crude protein 8.32% and crude fiber 14.3%.Keywords: nutritional content, pineapple waste, physical quality, rice husk ash filtrate
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Leguminosa Pohon Sebagai Sumber Protein Pakan Ruminansia Secara In Vitro Agung Prastyo Nugroho; Efka Aris Rimbawanto; Bambang Hartoyo; Merryafinola Ifani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.245 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12642

Abstract

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan organik dari berbagai macam pemanfaatan leguminosa antara lain: kaliandra, I. zollingeriana, dan lamtoro untuk menggantikan bungkil kedelai dalam ransum ruminansia yang iso-protein secara in vitro. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah cairan rumen sapi yang diambil dari Rumah Potong Hewan Bantarwuni Purwokerto. Ransum perlakuan yang digunakan terdiri dari R0 sebagai kontrol dengan sumber protein bungkil kedelai, R1 kaliandra, R2 lamtoro, dan R3 I. zollingeriana. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik. Pengukuran kecernaan dilakukan secara in vitro yang telah dimodifikasi. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai macam leguminosa pohon sebagai sumber protein utama pada pakan ruminansia berpengaruh sangat nyata (p<0,01) antara perlakuan terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada pakan ruminansia secara in vitro. Disimpulkan bahwa penggunaan leguminosa pohon sumber protein terbaik untuk menggantikan penggunaan bungkil kedelai yaitu kaliandra.Kata Kunci: Kecernaan in vitro, leguminosa, pakan ruminansia. Tree Legumes Dry Matter and Organic Matter Digestibility as Ruminant Protein Source in VitroABSTRACTThis research was conducted to evaluate dry matter and organic matter digestibility of ruminant feed with different utilizations of legume: Calliandra, I. zollingeriana, and Laucaena leaves to substitute soy bean meal (iso-protein) by in vitro methods. The experiment used rumen fluid collected at Bantarwuni Slaughter House. The treatments are R0 as control (SBM), R1 calliandra, R2 Laucaena, and R3 I. zollingeriana. Variables measured are the digestibility of dry matter and organic matter. The experiment method used to evaluate digestibility was modified in vitro method. Results of variance analysis showed that utilization of different legume as main protein source were significant (p<0,01). The highest digestibility value of dry matter and organic matter reached on R1 treatment (calliandra). It concluded that the best legume to substitute soy bean meal in ruminant feed is Calliandra.Keywords: in vitro digestibility, legume, ruminant feed
Identifikasi Tingkahlaku Reproduksi dan Karakteristik Telur Ayam Hutan Sebagai Upaya Pelestarian Sumberdaya Genetik di Merauke Nurcholis Nurcholis; Ahmad Furqon; Ayu Lestari; Yamin Yaddi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.605 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16303

Abstract

ABSTRAK Plasma nutfah di Merauke perlu di lesatrikan sebagai sumber daya genetik salah satunya adalah ayam hutan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai informasi awal tentang habitat, proses reproduksi, karakteristik telur, hingga proses penetasan. Lokasi penelitian dipilih secara purposive, penelitian menggunakan metode survey, dan pengamatan secara langsung. Data di analisis secara deskriptif dan rerata menggunakan standar deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat alami ayam mulai di tiga wilayah secara umum diareal “deek” hutan sedang hingga lebat. Sarang ayam hutan terbuat dari daun kering, ranting serta dibuat diantara tumpukan kayu lapuk ataupun pada kayu yang masih hidup diatas tanah. Rata-rata diameter sarang mencapai 53-61 cm dengan ketinggian mencapai rata-rata 163-174 cm. Ayam hutan betina mampu bertelur antara 4-5 butir per ekor, rata-rata berat telur ayam hutan mencapai 67- 69 gr dengan warna dominan adalah coklat muda serta bentuk telur oval.  Karakteristik fenotipik warna bulu ayam hutan adalah berwarna coklat dan hitam, sedikit berjambul dibagian kepala.  Habitat ayam hutan di tiga wilayah mulai terganggu, yang berdampak pada tingkahlaku mencari pakan, reproduksi hingga produksi telur ayam hutan. Namun demikian potensi sumber genetik ini perlu dilestarikan di kabupaten merauke.Kata Kunci: tingkahlaku, reproduksi, telur, ayam hutan Identification of Reproductive Behavior and Characteristics a Partridge as an Effort to Preserve Genetic Resources in MeraukeABSTRACT Plasmanutfah needs to be located as a genetic resource, one of which is partridge. The purpose of this research is as initial information about habitat, reproductive process, egg characteristics, and hatching process. The research location was chosen purposively, the study used survey methods and direct observation. Data were analyzed descriptively and averaged using standard deviation. The results showed that the natural habitat of the chickens was starting to be disturbed, the habitat of the forest fowl in the three areas was generally in the middle of the dense forest “deek” area. Forest chicken nests are made of dry leaves, twigs and made between piles of weathered wood or wood that is still alive on the ground. The average nest diameter reaches 53-61 cm with an average height of 163-174 cm. Female jungle fowl can lay between 4-5 eggs per head, the average egg weight of partridge reaches 67-69 grams with the dominant color being light brown and oval egg shape. The phenotypic characteristics of the color of the jungle fowl are brown and black, with a slight crust on the head. The habitat of partridge in these three areas has begun to be disturbed, resulting in the foraging behavior, reproduction, and production of partridge eggs. Therefore, the potential of this genetic source needs to be preserved in Merauke Regency.Keywords: behavior, reproduction, eggs, partridge
Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Babi (Studi Kasus di CV. Adhi Farm Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah) Dina Agustin Kusumawardani; Anie Eka Kusumastuti; Budi Hartono
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 1 (2021): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.662 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i1.14759

Abstract

ABSTRAKPemilihan strategi dalam pengembangan usaha peternakan babi menjadi tombak untuk menghadapi persaingan yang ada di lingkungan usaha. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi alternatif dan menentukan prioritas strategi terbaik dalam pengembangan usaha peternakan babi di CV. Adhi Farm Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Data dianalisis menggunakan analisis Internal-Eksternal (IE), analisis SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh beberapa strategi alternatif yang dapat digunakan diantaranya dengan optimalisasi jumlah populasi ternak, meningkatkan konsumen atau pelanggan dengan mengunggulkan performa yang baik pada ternak, memperluas kandang pemeliharaan dengan memanfaatkan respon yang baik dari masyarakat, mempertahankan littersize diatas 7 dan peningkatan manajemen breeding, memaksimalkan pemanfaatan pengolahan limbah padat untuk menambah income, mengembangkan sistem pemasaran, memaksimalkan manajemen pemeliharaan ternak secara intensif, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Prioritas strategi terbaik yang bisa dilakukan oleh CV. Adhi Farm adalah dengan meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan dengan mengunggulkan performa yang baik pada ternak.Kata kunci: Peternakan babi, SWOT, QSPM, strategi pengembanganPig Farm Business Development Strategy (A Case Study of CV. Adhi Farm, Karanganyar Regency, Central Java ProvinceABSTRACTThe study aims to determine the appropriate alternative strategy as well as to find out the best strategic priorities of CV. Adhi Farm. This research was conducted at the pig farm of CV. Adhi Farm is located in Karanganyar Residence, Central Java Province. The research method used was a case study. Data were analyzed by using Internal-External (IE) analysis, SWOT analysis, and QSPM. The research results showed that there were several alternative strategies can be used, namely: maximize the demand of pig with a massive population, offering the quality of pig to increase the amount of customer, expand the raising of pen area, maintain well breeding management with litter size scaled up to 7, increase the profit by maximize solid waste processing and promote to loyal customer, expand the market system that can compete with surround area, and optimized the human resources. In addition, the best strategy priority that is used of CV. Adhi Farm is by increasing the customer with favored the superiority of the pig.Keywords: Pig farming, SWOT, QSPM, development strategy
Korelasi Fenotipik Sifat Kuantitatif Itik Magelang di Kabupaten Magelang Ayu Rahayu; Shinta Ratnawati; Rahma Wulan Idayanti; M. Haris Septian; Budi Santoso; Nadia Ade Lutfiana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.5 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12567

Abstract

Itik adalah unggas air yang masuk dalam kelas Aves dan menjadi salah satu unggas yang masuk dalam kategori unggas dwiguna yaitu hewan yang menghasilkan telur dan daging. Jenis itik yang banyak dibudidayakan di dusun Sempu, desa Ngadirojo, kecamatan Secang, kabupaten Magelang adalah jenis Itik Magelang. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui korelasi fenotip dari sifat-sifat kuantitatif Itik Magelang. Penelitian ini dilakukan di dusun Sempu, Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Total sampel untuk pengamatan sifat kuantitatif adalah 100 ekor itik Magelang yang dipelihara secara semi intensif. Sample yang diambil adalah Itik Magelang yang sudah memasuki fase produksi. Hasil yang didapat dari data tersebut dianalis menggunakan IBM SPSS 23 dengan sistem partial correlations. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap beberapa peternak di dusun Sempu menunjukkan jika nilai korelasi antara BB dengan PB dan LD, PB dengan LD menunjukkan hasil yang sangat signifikan (p<0,01) sedangkan korelasi antara PB dengan ST menunjukkan signifikan (p<0,05). Pertambahan bobot badan Itik Magelang sangat berpengaruh juga terhadap panjang badan dan lingkar dada. Semakin bertambahnya bobot badan maka postur tubuh juga akan semakin besar pengaruhnya terhadap bertambahnya panjang badan dan lingkar dada.Kata kunci: fenotipik, itik magelang, korelasi, sifat kuantitatifQuantitative Phenotypic Correlation of Magelang Ducks in Magelang RegencyABSTRACTDucks are waterfowl that belong to the aves class and become one of the poultry which is included in the category of dual-purpose poultry, animals that produce eggs and meat. The type of ducks that are widely cultivated in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang Subdistrict, Magelang Regency was the Magelang duck type. The purpose of this study was to know the phenotypic correlation of the quantitative traits of the duck. This research was conducted in Sempu Hamlet, Ngadirojo Village, Secang subdistrict, Magelang regency. The Total sample for quantitative trait observation was 100 of Magelang's semi-intensive preserved duck-tails. The Sample was the ducks in Magelang that have entered the production phase. The results obtained from the data were analyzed using IBM SPSS 23 with partial correlations. The results of research conducted against several breeders in Sempu Hamlet indicated that if the correlation between BB and PB and LD, PB with LD showed very significant results (p< 0.01) While the correlation between PB and ST showed significant (p< 0.05). The weight gain of Magelang's Duck was also highly affected body length and heart girth. The more body weight gain, the more posture will affect the body weight gain and heart girth.Keywords: correlation, magelang ducks, phenotypic, quantitative traits
Tingkat Kepuasan Rumah Tangga Miskin Penerima Program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) di Kabupaten Cirebon Syauqi Rahman Hudani; Anie Eka Kusumastuti; Siti Azizah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.139 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.15870

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil dari rumah tangga miskin (RTM) untuk mengetahui implementasi program BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) dan untuk mengetahui kepuasan RTM terhadap program BEKERJA di Kabupaten Cirebon.  Penelitian ini dilaksanakan di 3 Kecamatan di Kabupaten Cirebon yakni Kecamatan Gegesik, Kecamatan Arjawinangun dan Kecamatan Ciwaringin. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Index Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) yang bertujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat kepuasan dari RTM serta melakukan evaluasi pada setiap atribut. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari aspek jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak jumlahnya dari pada responden perempuan. Responden berusia diatas 55 tahun dan memiliki riwayat pendidikan SMP serta berprofesi sebagai petani yang memiliki pengalaman bertani. Bantuan dari program BEKERJA di Cirebon adalah 50 ekor ayam KUB, uang tunai sebesar Rp 500.000 untuk pembangunan kandang dan juga 150 kg pakan dan vitamin. Pada analisis IPA terdapat atribut yang harus diperbaiki karena memiliki tingkat kepuasan yang masih sangat rendah sehingga harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan. Atribut tersebut atribut yang berada di kuadran I diagram kartesius yakni kualitas bibit ternak, peningkatan kemampuan responden, peningkatan pendapatan responden dan penjualan yang mudah. Selanjutnya pada perhitungan CSI mendapatkan hasil kepuasan sebesar 0,56 yang artinya masuk dalam kriteria “cukup puas”.Kata kunci: CSI, IPA, Profil RTM, Program BEKERJAThe Satisfaction level of poor household of BEKERJA (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) program receiver in Cirebon RegencyABSTRACT            The purpose of this research was to identify the profile of respondents, the implementation of the BEKERJA program, and the poorhouse satisfaction with the BEKERJA Program in the Cirebon Regency. The sample used 75 samples poorhouse. Samples were determined by the proportional stratified random sampling method, the primary data were obtained by snowball sampling method. Data analysis using Index Performance Analysis and Customer Satisfaction Index methods. The results showed that the gender profile of male respondent’s was more than female respondent’s, the respondent’s age over 55 years old, the respondent’s education degree of junior high school, the respondent’s professions as a farmers and lastly respondent’s that have farming experience. The aid package of the BEKERJA program in Cirebon is 50 KUB chickens, money in 500K IDR for building the cage and also 150 kg feed and vitamins. At the Index Performance Analysis, results show that attributes requiring attention because of low levels of satisfaction are present in quadrant I. Those attributes are the quality of chicken seed, increased farming ability, increased incomes, and sales of farm products. In the customer satisfaction index, there are several attributes that should be evaluated because of the score low satisfaction. Such attributes are the sales of farm products, increased incomes, the quality of chicken seed, and the officers' intimacy. CSI calculations were got the satisfaction result is 0.56 which means included in the criteria of "quite satisfied".Keywords: BEKERJA Program, CSI, IPA, profile of respondents
Analisis Kompetensi Pengelola Agrowisata Berbasis Sapi Perah di KUD Argopuro Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur Nanang Dwi Wahyono; Niswatin Hasanah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.299 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16481

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kompetensi pengelola agroeduwisata sapi perah berbasis masyarakat, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat kompetensi pengelola agroeduwisata sapi perah berbasis masyarakat, dan menyusun strategi pengembangan pengelolaan agroeduwisata sapi perah berbasis masyarakat di Krucil Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan Ex post facto pada bulan Juli sampai Desember 2018. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus sampling dengan jumlah sampel 67 orang. Alat analisis yang digunakan regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan pengelola KUD Argopuro kompeten dalam aspek pengelolaan bidang agroeduwisata, membangun kerjasma, dan pemecahan masalah. Tingkat kompetensi pengelola agroeduwisata sapi perah dipengaruhi faktor-faktor efektivitas penyuluhan, motivasi, dukungan lingkungan, proses belajar, dan karakteristik individu karyawan. Strategi pengembangan agroeduwisata yaitu menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang efektif, peningkatan motivasi, dukungan lingkungan sosial dan informasi, proses belajar media cetak dan elektronik serta penguatan kapasitas individu karyawan pengelola agroeduwisata sapi perah.Kata Kunci: agroeduwisata, koperasi, sapi perah, susuAnalysis of  Competence Of Dairy Cow-Based Agro-Tourism Managers  in KUD Argopuro, Krucil District, Probolinggo Regency, East Java ProvinceABSTRACTThis study was aimed to analyze the level of competence of community-based dairy cattle agro-tourism managers, to analyze the factors that influence the competency level of community-based dairy cattle agro-tourism managers, and developing community-based dairy cattle agro-tourism management strategies in Krucil, Probolinggo Regency. The research is Ex post facto which takes from July to December 2018. The technique of sampling was a census sampling with 67 peoples. The analysis tool used multiple linear regression. The result showed  the manager of KUD Argopuro is competent in the management aspects of agro-tourism, building cooperation and problem solving. The competency level of the dairy cattle agro-tourism management is influenced by factors of effectiveness of counseling, motivation, environmental support and learning processes and individual characteristics of employees. Agro-tourism development strategies, namely organizing effective extension activities, increasing motivation, supporting social and information environments, learning process for print and electronic media as well as strengthening the individual capacity of dairy cow agro-tourism management employees.Keywords: agro-tourism, cooperation, dairy cattle, milk
Indonesian Ongole Cattle Rural Breeders Income Based on Marketing Channel Analysis Hariadi Darmawan; Ariani Trisna Murti; Marianus Rawa Tamba; Erlangga Esa Buana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.222 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.16783

Abstract

Beef cattle are essential among Indonesian farmers as supporting assets and livelihood through cattle breeding especially for rural breeders with the most preferred breed is Indonesian Ongole cattle known as PO cattle. It is essential to analyze and determine the PO cattle rural breeders' income based on the marketing channel analysis. The study aimed to determine the marketing channel's efficiency and the PO cattle rural breeders' income. This study site was Bojonegoro regency, stipulated as The National Agricultural Site of beef cattle commodity in the East Java Province. Ninety-three respondents were chosen based on a stratified random sampling of marketing channel stakeholders. This is a quantitative descriptive study with a cross-sectional survey method. Marketing channel analysis and marketing efficiency analysis compare with the PO cattle price level using descriptive statistical analysis. The result shows six marketing channels involve in delivering PO cattle to the last consumer as beef meat. It can be concluded that the fourth marketing channel is the most efficient marketing channel that gives the highest income for PO cattle rural breeders.Keywords: Marketing efficiency, National Agricultural Site, PO cattle, price, rural breeders
Kurva Pertambahan Bobot Badan Domba Garut Jantan Umur 13-16 Bulan yang Diberi Ransum Mengandung 40% Hijauan dan 60% Konsentrat Destu Putra Rosmawan; Dedi Rahmat; Budi Ayuningsih; Tidi Dhalika; Siswanto Siswanto; Iman Hernaman
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.04 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.13189

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019 Februari 2020 di Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan dan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (UPTD BPPTDK) Margawati, Garut, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kurva pertambahan bobot badan Domba Garut jantan umur 13-16 bulan yang diberi ransum pada imbangan 40% hijauan dan 60% konsentrat. Domba garut jantan yang digunakan berjumlah 8 ekor yang dipelihara selama 12 minggu. Kurva PBBH dianalisis menggunakan aplikasi Curve Expert, model kurva terbaik ditentukan berdasarkan persamaan regresi yang memiliki koefisien determinasi (R2) terbesar dengan standart error (SE) yang terkecil. Hasil penelitian menghasilkan 3 model kurva dengan nilai R2 yang besar dengan SE yang kecil yaitu Fungsi Rasional (R2 = 0,999; SE = 10,31), Fungsi Eksponensial (R2 = 0,998; SE = 17,91) dan Fungsi Polinomial (R2 = 0,978; SE = 73,54). Model kurva PBBH terbaik diperoleh pada model kurva fungsi rasional karena memiliki R2 yang paling besar dengan SE yang paling kecil.Kata kunci: pertambahan bobot badan harian, domba garut, hijauan, konsentrat Body Weight Growth Curve of Garut Sheep Aged 13-16 Months Feed Ration Containing 40% Grass and 60% ConcentrateABSTRACTThe study was conducted in November 2019-February 2020 in Sheep and Goat Development and Breeding Center, Margawati, Garut, West Java. The study aimed to determine the average daily gain (ADG) curve of male garut sheep aged 13-16 months which were given rations at a balance of 40% forage and 60% concentrate. There are 8 male garut sheep used that are kept for 12 weeks. The ADG curve was analyzed using the Curve Expert application program, the best curve model was determined based on a regression equation that has the largest coefficient of determination (R2) with the smallest standard error (SE). The results of the study produced 3 curve models with large R2 values with small SE, namely Rational Functions (R2 = 0.999; SE = 10.31), Exponential Functions (R2 = 0.998; SE = 17.91) and Polynomial Functions (R2 = 0.978; SE = 73.54). The best ADG curve model is obtained in the rational function curve model because it has the largest R2 with the smallest SE.Keywords: average daily gain (ADG), concentrate, forages, garut sheep
Biomassa Tajuk dan Laju Pertumbuhan Relatif Digitaria ciliaris dan Arachis sp dalam Pertanaman Campuran Meli Nami Lestari; Yun Alwi; Rahmi Dianita
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 8, No 2 (2021): JITRO, Mei 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.284 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v8i2.12219

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh imbangan pertanaman campuran antara Digitaria ciliaris dan Arachis sp terhadap pertumbuhan kedua tanaman yang dilihat dari pertumbuhan tunas, biomassa tajuk dan laju pertumbuhan relatif. Pelaksanaan penelitian berlokasi di Kota Baru, Jambi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Digitaria ciliaris, Arachis pintoi, Arachis glabrata, pupuk urea, KCl, dan TSP. Perlakuan yang digunakan adalah imbangan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis pintoi (Ap) dan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis glabrata (Ag) dalam pertanaman campuran meliputi, Dc:Ap (0:4) ; Dc:Ap (1:3); Dc:Ap (2:2); Dc:Ap (3:1); Dc:Ap (4:0); Dc:Ag (0:4); Dc:Ag (1:3); Dc:Ag (2:2); Dc:Ag (3:1); dan Dc:Ag (4:0). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan imbangan  pertanaman campuran antara Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis pintoi (Ap) dan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis glabrata (Ag) dengan 3 kelompok. Peubah yang diamati meliputi jumlah tunas, biomassa tajuk dan laju pertumbuhan relatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanaman campuran berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah tunas, biomassa tajuk dan laju pertumbuhan relatif. Disimpulkan bahwa imbangan pertanaman campuran terbaik yaitu Digitaria ciliaris dan Arachis pintoi dengan imbangan 3:1.Kata kunci: Arachis pintoi, Arachis glabrata, Digitaria ciliaris, pertanaman campuran, laju pertumbuhan relatif   Shoot Biomass and Relative Growth Rate of Digitaria ciliaris and Arachis sp    in Mixed CroppingABSTRACTThis study aimed to determine the effect of mixed cropping of Digitaria ciliaris and Arachis sp on the growth of both plants based on number of shoots, shoot biomass and relative growth rate. The study was conducted at Kota Baru, Jambi. This experiment used Digitaria ciliaris, Arachis pintoi, Arachis glabrata, urea fertilizer, KCl, dan TSP. The treatments was ratio of Digitaria cilliaris (Dc) with Arachis pintoi (Ap) and Digitaria cilliaris (Dc) with Arachis glabrata (Ag) in mixed cropping system which was divided into ten treatments e.g. Dc:Ap (0:4) ; Dc:Ap (1:3); Dc:Ap (2:2); Dc:Ap (3:1); Dc:Ap (4:0); Dc:Ag (0:4); Dc:Ag (1:3); Dc:Ag (2:2); Dc:Ag (3:1); dan Dc:Ag (4:0). The experimental design used was Completely Randimized Block Design (CRBD) consisted of 10 ratio of mixed cropping treatments between Digitaria cilliaris (Dc) with Arachis pintoi (Ap) and Digitaria cilliaris (Dc) with Arachis glabrata (Ag) with 3 block. The observed variables included the number of shoots, shoot biomass and relative growth rates. The results showed that mixed cropping had a significant effect (p>0.05) on the number of shoots, biomass and relative growth rates. It was concluded that the best mixed cropping balance was between Digitaria ciliaris and Arachis pintoi with ratio 3:1. Keyword : Arachis pintoi, Arachis glabrata, Digitaria ciliaris, mixed cropping, relative growth rate