cover
Contact Name
Arif Widiyanto
Contact Email
-
Phone
+628132716766
Journal Mail Official
buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id
Editorial Address
Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Buletin Keslingmas
ISSN : 0215742X     EISSN : 26558033     DOI : http://dx.doi.org/10.31983/keslingmas
Core Subject : Health, Social,
Buletin Keslingmas mencakup bidang penelitian bidang sanitasi /penyehatan air, penyehatan udara, penyehatan makanan, penyehatan tanah/ pengelolaan sampah, pengendalian vektor, penyehatan sarana fasilitas, Kesehatan dan Keselamat Kerja, Epidemiologi Kesehatan Lingkungan.
Articles 450 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONDISI SUHU DAN KELEMBABAN RUANG KELUARGA DI DUSUN KOTAYASA DESA KOTAYASA KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Dian Ernawati; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.007 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3124

Abstract

Ruang keluarga harus sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untukmeningkatkan produktifitas. Kondisi fisik lingkungan ruang keluarga yang tidak memenuhi syaratdapat menyebabkan gangguan penyakit. Data jenis penyakit tahun 2015 di wilayah Puskesmas IISumbang menunjukkan jumlah penderita yang tertinggi adalah penyakit ISPA (4.183 orang),terbanyak berada di Desa Kotayasa (1.151 orang).Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya faktor-faktor yang berhubungan dengankondisi suhu dan kelembaban ruang keluarga di Dusun Kotayasa, Desa Kotayasa, kecamatanSumbang, Kabupaten Banyumas.Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Metodepengumpulan data menggunakan wawancara, observasi langsung, pengukuran dan perhitungan.Kondisi suhu ruang keluarga yang memenuhi syarat 68,9%,yang tidak memenuhi 31,1%.Kondisi kelembaban yang memenuhi syarat 54,4%, yang tidak memenuhi 45,6%. Ada hubungan yangbermakna antara jenis lantai dengan suhu dan kelembaban, luas ventilasi dengan suhu tidak adahubungan sedangkan dengan kelembaban ada hubungan, pencahayaan dengan suhu dan kelembabantidak ada hubungan, ada hubungan jenis dinding dengan suhu dan kelembaban, kepadatan penghunitidak ada hubungan yang bermakna dengan suhu dan kelembaban.
RISIKO KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS II SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Herni Pusparini; Tri Cahyono; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.217 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3007

Abstract

Pneumonia masih menjadi penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita. Kasus pneumonia balita diKabupaten Banyumas tertinggi terjadi di Puskesmas II Sumpiuh. Jumlah kasus pneumonia pada tahun 2015 sebesar311 dan data rumah sehat sebesar 87,93%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko lingkungan fisikrumah terhadap kejadian pneumonia pada balita. Metode penelitian observarsional dengan design case control.Populasi penelitian adalah balita umur 1-5 tahun periode Juni-Agustus dengan jumlah kelompok kasus 26 dankontrol 26. Pengumpulan data dengan pengukuran, observasi, dan wawancara. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dan besarnya risiko dengan Odd Ratio serta analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Analisisbivariat didapatkan faktor risiko yang siginifikan dengan kejadian pneumonia adalah ventilasi (p=0,001 danOR=9,048), kelembaban (p=0,001 dan OR=9,450), pencahayaan (p=0,004 dan OR=7,500) dan kepadatanpenghuni (p=0,005 dan OR=6,720) serta faktor risiko yang tidak signifikan adalah jenis lantai (p=0,725 danOR=1,650) dan temperatur (p=1,000 dan OR=1,181). Analisis multivariat menunjukkan komponen fisik yangpaling berpengaruh adalah kelembaban (p=0,003 dan OR=7,883) dan kepadatan penghuni (p=0,018 danOR=5,375).Disimpulkan bahwa lingkungan fisik merupakan faktor risiko kejadian pneumonia pada balita.Disarankan keluarga responden memperbaiki kondisi ventilasi pencahayaan dan jenis lantai, Dinas kesehatanmemberikan bantuan dana, Puskesmas melakukan inspeksi sanitasi dan penyuluhan serta peneliti selanjutnya untukmenganalisis secara terpisah komponen fisik rumah pada kamar balita dan ruang keluarga.
STUDI SANITASI BARBERSHOP (TEMPAT PANGKAS RAMBUT) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II PURWOKERTO UTARA TAHUN 2015 Dwiana Widyawati; Mawaddah Mawaddah
Buletin Keslingmas Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.516 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i4.3045

Abstract

Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskanmata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaanterhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi. Barbershopadalah suatu tempat dimana umum dapatmemotong rambutnya dengan dipungut biaya. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui keadaan sanitasiBarbershop yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas II Purwokerto Utara tahun 2015. Jenis penelitian yangdigunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang dilakukandengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Hasil penelitianyang telah dilakukan pada barbershop di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Utara yang berjumlah enamtempat hasilnya masuk dalam kategori Cukup Baik dengan nilai tertinggi pada tempat pangkas rambut F dengannilai 79% nilai terendah pada tempat pangkas rambut D yaitu 57% dan rata – rata nilai pada masing – masingtempat pangkas rambut yaitu 66%. Simpulan penelitian ini adalah Keadaan sanitasi Barbershop pada enam tempatyang ada di wilayah kerja Puskesmas II Purwokerto Utara mendapat kategori Cukup Baik dengan nilai rata – rata66%.
STUDI INFEKSI CACING PADA PEKERJA INDUSTRI GENTENG SOKKA DESA KEBULUSAN KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Muhamad Izzudin Faiz; Budi Utomo
Buletin Keslingmas Vol 35, No 1 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 1 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.135 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i1.3082

Abstract

Kecacingan suatu bentuk infeksi oleh cacing yang ditularkan melalui perantara tanah ke manusia. Infeksi cacing dewasa menyebabkan gangguan pencernaan, pendarahan, anemia dan iritasi usus. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif pendekatan Eksploratif. Populasi penelitian ini adalah 150 pekerja industri genteng, sampel diambil sebanyak 25% dari populasi yang dibagi secara proporsional. Penderita kecacingan perut pada pekerja industri genteng sebesar 7,5%. Data dianalisis  dengan analisis deskriptif dengan mengunakan prosentase data dalam tabel dan dibandingkan dengan teori. prevalensi kecacingan pekerja industri genteng SOKKA sebesar 7,5%. Larva/telur cacing yang teridentifikasi adalah Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Hasil analisis menunjukan pada pekerja pabrik genteng, pada Indikator personal hygiene yaitu kebersihan tangan 92,5% tidak bersih, kaki 80% tidak bersih, kuku 67,5% tidak bersih, jamban/BAB 82,5% kurang bersih. Pekerja kurang memperhatikan kebersihan kuku, tangan, kaki dan perilaku setelah BAB memberikan peluang lebih besar cacing untuk masuk kedalam tubuh melalui dua jalan yaitu melalui mekanisme tertelanya telur dan masuknya larva cacing melalui kulit. Pekerja yang jenis pekerjaanya selalu berinteraksi dengan tanah sangat beresiko terkena kecacingan hendaknya memperhatikan kebersihan perorangan dan menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangandan sepatu boot.
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI DAN JENIS PENGAWET ALAMI TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMANDAN MASA SIMPAN IKAN MUJAIR TAHUN 2016 Aptiningsih Aptiningsih; Aris Santjaka; Hari Rudijanto IW
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.098 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.2963

Abstract

Ikan mujair sebagai sumber protein yang baik secara alami, namun ikan ini mudah membusuk pada suhu kamar. Upaya pengawetan dibutuhkan untuk mempertahankan nilai gizi dan ekonomisnya. Masyarakat pedesaan masih banyak yang belum memiliki lemari pendingin karena berbagai keterbatasan, dengan demikian pengawet alami meliputi bawang putih, lengkuas dan jahe menjadi alternatif yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis konsentrasi pengawet alami terhadap jumlah angka kuman dan masa simpan.Penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan postest dengan kelompok kontrol (non randomized posttest only control group design). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ikan mujair yang dijual di Pasar ikan Purbalingga. Sampel Daging ikan mujair yang diberi perlakuan pengawet alami dengan konsentrasi tertentu dengan jumlah perlakuan sebanyak 9 (sembilan) perlakuan dan 1 (satu) kontrol. Replikasi pada penelitian ini sebanyak 3 (tiga) kali. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik manova dan anova oneway.Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian jenis pengawet alami terhadap jumlah angka kuman dengan nilai p=0,044 dan pemberian jenis pengawet alami juga ada pengaruhnya terhadap masa simpan dengan nilai p=0,000. Hasil analisis selanjutnya yaitu menunjukan bahwa konsentrasi pengawet alami juga ada pengaruhnya terhadap jumlah angka kuman dengan nilai p=0,000, serta konsentrasi pengawet alami juga ada pengaruhnya terhadap masa simpan dengan nilai p=0,000.Pengawet alami yang paling baik dalam menekan jumlah angka kuman dan meningkatkan masa simpan adalah bawang putih dengan konsentrasi 30 gr/ 100 ml, tetapi belum bisa digunakan untuk mengawetkan ikan dalam waktu 1x24 jam karena angka kumannya masih diatas batas maksimum BPOM. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan yaitu dapat menggunakan variabel bebas yang berbeda seperti lama perendaman yang berbeda, konsentrasi yang berbeda ataupun dengan pengawet alami yang lain.
HUBUNGAN ANTARA SUHU, pH DAN BERBAGAI VARIASI JARAK DENGAN KADAR TIMBAL (Pb) PADA BADAN AIR SUNGAI ROMPANG DAN AIR SUMUR GALI INDUSTRI BATIK SOKARAJA TENGAH TAHUN 2016 Ami Sukoasih; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.271 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3115

Abstract

Batik merupakan komoditas yang saat ini sedang berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya industribatik, meningkat pula volume limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair batik yang dibuang ke lingkungan tanpadilakukan pengolahan dapat mencemari badan air dan sumur gali penduduk sekitarnya. Limbah cair industri batikmengandung logam berat seperti timbal, besi, seng, krom, tembaga dan kadmium. Dampak timbal (Pb) bagi kesehatanmanusia dapat menimbulkan keracunan pada saraf. Tujuan penelitian untuk mengetahui suhu, pH dan berbagai variasijarak dengan kadar Pb pada badan air Sungai Rompang dan air sumur gali disekitar industri batik Sokaraja Tengah.Jenis penelitian observasional dengan design crossectional. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik ujiRegresi Linier Sederhana menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara suhu dengan kadar Pb (p=0,085), tidak adahubungan antara pH dengan kadar Pb (p=0,193), tidak ada hubungan antara jarak dengan kadar Pb (p=0,060). Untukhasil suhu, pH dan jarak titik sampling pada badan air Sungai Rompang dengan kadar timbal (Pb) masih dibawah nilaiambang batas menurut PP No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airyaitu 0,014 mg/l. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suhu, ph dan jarak dengan kadar Pb pada sumur galidan nilai kadar Pb masih dibawah nilai ambang batas menurut Permenkes No. 416/ Menkes/ IX/ 1990 tentangPersyaratan Kualitas Air Bersih. Sedangkan untuk kadar Pb pada badan air juga masih dibawah nilai ambang batas.Perlunya mengolah limbah cair batik sebelum dibuang ke lingkungan, Sebaiknya masyarakat tidak menggunakansumber air bersih yang tercemar timbal (Pb).
STUDI INTENSITAS SUARA DI BAGIAN PRODUKSI PT. RAJA BESI SEMARANG TAHUN 2015 Afif Mu'rifatuluthfi; Susiyanti Susiyanti
Buletin Keslingmas Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.373 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i4.3036

Abstract

Lingkungan yang sehat mencakup lingkungan tempat kerja yang terbebas dari unsur-unsur yangmenimbulkan gangguan kesehatan seperti kebisingan yang melebihi ambang batasBagaimana Intensitas suara danupaya pengendalian pada bagian produksi pabrik besi PT. Raja Besi Semarang. Mengetahui intensitas suara danupaya pengendalian pada bagian produksi pabrik besi PT. Raja Besi Semarang.Metode penelitian deskriptif. untukmenggambarkan kondisi pabrik besi bagian produksi PT.Raja Besi Semarang dengan sajian tabel dan narasi data.Hasil pengukuran intensitas suara dibagian produksi di PT.Raja Besi Semarang dengan 13 titik lokasi pengukuransetelah dibandingkan dengan Permenakertras No.PER.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisikadan Faktor Kimia di tempat kerja ada 8 lokasi yang melebihi NAB, dan ada 5 lokasi yang tidak melebihi NAB.Upaya pengendalian yang dilakukan untuk sumber bising dilakukan perawatan mesin secara rutin dalam 1 bulansekali. Sedangkan, upaya pengendalian bising pada tenaga kerja yaitu dengan cara pengaturan jam kerja danterdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada.Simpulan dari penelitian ini adalah intensitas suara yangdihasilkan dibagian produksi PT. Raja Besi Semarangmelebihi nilai ambang batas (NAB). Sedangkan upaya pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi kebisinganadalah perawatan mesin-mesin.
PENILAIAN KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS RAWAT INAP DI KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 Nilma Syarifatun Nisa; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.723 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i3.3073

Abstract

Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan langsung kepadamasyarakat. Penyehatan sarana dan bangunan Puskesmas sangat penting dalam mewujudkan lingkungan yangsehat yang dapat memberikan perlindungan bagi pengunjung dan petugas Puskesmas.Tujuan penelitian untukmenilai kondisi kesehatan lingkungan Puskesmas Rawat Inap Kutowinangun menggunakan metode penelitiandeskriptif dengan cara observasi dan wawancara. Kondisi kesehatan lingkungan menunjukan bahwa rata-ratatemperatur adalah 28,25OC, kelembaban 66% dan intensitas cahaya adalah 159lux, lingkungan dan bangunanbagian dalam dan luar dikategorikan baik dengan persentase 74%, penyediaan air bersih dikategorikan sangat baikdengan persentase 100%, sarana pembuangan air limbah dikategorikan baik dengan persentase 83%, pengelolaansampah dikategorikan cukup dengan persentase 55%, pengolahan makanan dan minuman dikategorikan baikdengan persentase 75%, tempat pencuciaan dikategorikan kurang dengan persentase 37%, fasilitas penunjangdikategorikan cukup persentase 50%. Simpulkan menunjukan kondisi kesehatan lingkungan Puskesmas Rawat InapKutowinangun secara keseluruhan persentase 66% dengan kategori baik. Peneliti menyarankan dilakukanpengukuran kuantitas air
STUDI DESKRIPTIF HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RSJD dr. Arif Zainudin SURAKARTA TAHUN 2016 Afdela Fiftina Merdekawati; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.072 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v35i4.1676

Abstract

Makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu faktor yangpenting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai macam penyakit dapat ditularkan pada pasien di rumah sakit melalui makanan akibat dari pengolahan makanan yang tidak sehat, oleh karena itu pengolahanmakanan di rumah sakit perlu mendapat perhatian yang lebih seksama.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hygiene sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif, karena peneliti mengamati secara langsung terhadap kondisi nyata pada Instalasi Gizi. Subyek dari penelitian ini adalah penjamah makanan,tempat,upaya hygiene sanitasi pengolahan makanan, dan kualitas mikrobiologi minuman. Sampel dari penelitian ini adalah semua penjamah makanan yang berjumlah 10 orang, tiga sampel minuman teh siap saji. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen Kuisoner, checklist dan pemeriksaanlaboratorium. Hasil penelitian menunjukkan kondisi upaya hygiene sanitasi, personal hygiene penjamah, kondisifisik instalasi gizi sudah memenuhi syarat. Hasil laboratorium pemeriksaan E.Coli menunjukkan 0/100ml sampelminuman teh. Kesimpulan penelitian ini adalah hygiene sanitasi pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSJD dr.Arif Zainudin Surakarta sudah memenuhi syarat, personal hygiene penjamah makanan sudah memenuhi syarat,kondisi fisik instalasi gizi sudah memenuhi syarat, dan hasil Hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan E.Coli menunjukkan 0/100ml sampel minuman teh, hal tersebut sudah sesuai dengan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit, bahwa kadar E.Coli dalam makanan dan minuman yaitu harus 0/gr sampel makanan dan 0/100ml sampel minuman. Saran untuk Instalasi Gizi agar penjamah makanan selalu membiasakan menggunakan masker.
Hubungan Faktor Manusia dan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I Tahun 2016 Candra Raditya; Agus Subagyo
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.104 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.3105

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, salah satunyaTuberkulosis. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtubercolusis. Kabupaten Banyumas tahun 2014 tercatat 3 Puskesmas dengan angka penemuan kasus penyakitTuberkulosis Paru tertinggi yaitu Puskesmas Kembaran II, Puskesmas Cilongok I dan Puskesmas Lumbir. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor manusia dan lingkungan fisik rumah dengan kejadianTuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I tahun 2016. Penelitian ini bersifat observasional denganmenggunakan metode case control. Sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol. Variabel yangditeliti meliputi status gizi, kontak penderita, perilaku, pencahayaan, kelembababan, suhu, luas ventilasi jenislantai, jenis dinding dan kepadatan penghuni. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat danmultivariat. Hasil analisis menggunakan uji statistik Chi Squre, OR dengan CI 95%, α;0,05 dan uji Regresi Logistikdengan metode Backward LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah status gizi nilai (p=0,009; OR4,667), kontak penderita (p= 0,000; OR 9,333), perilaku (p= 0,43), pencahayaan (p= 0,038; OR 3,455),kelembaban nilai (p= 0,295), suhu (p=1,000), luas ventilasi (p= 0,472), jenis lantai (p= 0,333), jenis dinding (p=0,792) dan kepadatan penghuni (p= 0,100). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi,kontak penderita dan pencahayaan dengan kejadian Tb Paru, dan kontak penderita merupakan variabel palingdominan. Disarankan penderita Tb Paru harus menjaga kontak terhadap keluarga untuk mencegah penularanterhadap keluarga serumah atau lingkungan rumah, melakukan upaya perbaikan gizi, membuka jendela kamar danmenambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.

Page 5 of 45 | Total Record : 450


Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 44, No 3 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 3 TAHUN 2025 Vol. 44 No. 3 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 3 TAHUN 2025 Vol 44, No 2 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 2 TAHUN 2025 Vol 44, No 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025 Vol 43, No 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024 Vol 43, No 3 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.3 TAHUN 2024 Vol 43, No 2 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 2 TAHUN 2024 Vol 43, No 1 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO. 1 TAHUN 2024 Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023 Vol 42, No 3 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.3 TAHUN 2023 Vol 42, No 2 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.2 TAHUN 2023 Vol 42, No 1 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.1 TAHUN 2023 Vol 41, No 4 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.4 TAHUN 2022 Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022 Vol 41, No 2 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.2 TAHUN 2022 Vol 41, No 1 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.1 TAHUN 2022 Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021 Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021 Vol 40, No 2 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.2 TAHUN 2021 Vol 40, No 1 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.1 TAHUN 2021 Vol 39, No 3 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.3 TAHUN 2020 Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020 Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020 Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme Vol 38, No 4 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 4 TAHUN 2019 Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019 Vol 38, No 2 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 2 TAHUN 2019 Vol 38, No 1 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 1 TAHUN 2019 Vol 37, No 4 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 4 TAHUN 2018 Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018 Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018 Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018 Vol 37, No 1 (2018): Buletin Keslingmas Vol 37 No1 Tahun 2018 Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017 Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017 Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017 Vol 36, No 2 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 2 Tahun 2017 Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017 Vol 35, No 4 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 4 Tahun 2016 Vol 35, No 2 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 2 Tahun 2016 Vol 35, No 1 (2016): Bulletin Keslingmas Volume 35 Nomor 1 Tahun 2016 Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015 Vol 34, No 4 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 4 Tahun 2015 Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015 Vol 34, No 2 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 2 Tahun 2015 Vol 34, No 1 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 1 Tahun 2015 Vol 33, No 124 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 124 Tahun 2014 Vol 33, No 123 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 123 Tahun 2014 Vol 33, No 122 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 122 Tahun 2014 Vol 33, No 121 (2014): Bulletin Keslingmas Vol 33 No 121 Tahun 2014 More Issue