cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
Karakteristik Kimia Rumput Laut Hijau (Caulerpa racemosa & Caulerpa taxifolia) dari Laut Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia Jumsurizal Jumsurizal; Aidil Fadli Ilhamdy; Anggi Anggi; Astika Astika
Akuatika Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i1.30008

Abstract

Potensi rumput laut di perairan Natuna sangat tinggi akan tetapi penelitian tentang kandungan kimianya masih sangat minim, padahal masyarakat di sana sering mengonsumsinya. Salah satu rumput laut yang sering dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah rumput laut hijau jenis Caulerpa yang dikenal dengan nama “latoh”. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan karakterisasi kimia rumput laut jenis C. racemosa dan C. taxifolia dari perairan Natuna untuk mengetahui kandungan gizinya. Tahapan penelitian ini meliputi pengujian komposisi proksimat, serat pangan dan perhitungan energi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai proksimat C. taxifolia lebih tinggi bila dibandingkan dengan C. racemosa, kecuali pada kadar abunya. Nilai serat pangan tertinggi terdapat pada C. taxifolia. Perhitungan energi pada C. taxifolia mempunyai nilai yang tinggi jika dikonsumsi oleh manusia (273,24 kkal/100 g) bila dibandingkan dengan C. racemosa (198,58 kkal/100 g). Komposisi tersebut menggambarkan bahwa karakteristik rumput laut dari perairan Natuna jenis C. taxifolia memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan C. racemosa untuk sumber bahan pangan. 
Aplikasi Elektroforasi Sperma untuk Produksi Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) Transgenik Ibnu Dwi Buwono
Akuatika Indonesia Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v1i2.29157

Abstract

Penelitian transfer gen hormon pertumbuhan pada sperma ikan menggunakan teknik elektroforasi untuk perbaikan pertumbuhan telah berhasil dilakukan pada spesies salmon, catfish, common carp maupun tilapia. Pemberian kejutan elektrik (125 V/cm dan 50 V/cm dengan jumlah pulsa 3 dan 5) pada sperma ikan lele mutiara memberikan peluang besar gen GH lele dumbo masuk dan bergabung dengan DNA genom ikan inang saat proses elektroforasi. Rekombinasi GH eksogen (GH lele dumbo) dan GH endogen menyebabkan over ekspresi pertumbuhan ikan lele mutiara transgenik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kelipatan tumbuh ikan lele  mutiara transgenik hasil elektroforasi 125 V/cm-pulsa 3, 125 V/cm-pulsa 5, 50 V/cm-pulsa 3 dan 50 V/cmpulsa 5 berturut- turut 3,53 kali; 3,05 kali; 2,75 kali dan 2,76 kali dari ukuran ikan non transgenik.
Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp.) Menggunakan Bagan dengan Atraktor dan Tanpa Atraktor di Perairan Pangandaran Resti Sir Hartini; Sulaeman Martasuganda; Fis Purwangka
Akuatika Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i1.32371

Abstract

Ikan teri (Stolephorus sp) adalah ikan pelagis kecil yang hidup di permukaan laut dengan cara bergerombol, baik ketika mencari makan atau bepergian. Salah satu alat tangkap yang cukup efektif untuk menangkap ikan teri yaitu bagan tancap. Bagan dioperasikan pada malam hari menggunakan alat bantu pengumpul berupa lampu celup. Penelitian ini bertujuan memaksimalkan hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp) dengan bagan tancap dan tambahan alat pengumpul berupa atraktor daun kelapa. Atraktor diletakan di luar bagan untuk menarik perhatian ikan yang bermigrasi baik yang hanya singgah, berlindung atau mencari makan. Metode yang digunakan adalah experimental fishing atau uji coba penangkapan pada alat tangkap bagan dengan 2 perlakuan yaitu bagan dengan tambahan atraktor dan bagan tanpa atraktor. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah atraktor pada bagan tancap dapat menambah hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan di pantai timur Pangandaran. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan uji statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil tangkapan selama penelitian menunjukan hasil tangkapan bagan tanpa atraktor sebanyak 245 ekor terdiri atas 6 jenis ikan, sedangkan hasil tangkapan bagan dengan tambahan atraktor sebanyak ±2163 ekor yang terdiri atas 13 jenis dan didominasi ikan teri. Berdasarkan hasil tangkapan kedua bagan menunjukan perbedaan jumlah dan jenis tangkapan yang didominasi oleh bagan dengan tambahan atraktor. Uji statistik RAL menunjukan penambahan atraktor mempengaruhi hasil tangkapan bagan pada penelitian ini. Kata kunci: Atraktor, bagan, ikan teri, Pangandaran
Pengaruh Warna Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Perahu di Kecamatan Ponelo Kepulauan Muh. Yasin Umsini Putra Oliii; Sintia Buheli; Sri Yuningsih Noor
Akuatika Indonesia Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i1.32456

Abstract

Bagan perahu (lift net) merupakan alat tangkap yang menggunakan lampu atau cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Operasi penangkapan tidak dimungkinkan dilakukan pada siang hari atau saat sinar bulan terang, karena cahaya menyebar merata dipermukaan air. Penangkapan ikan dengan bagan hanya akan efektif dilakukan pada malam hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan warna lampu terhadap jenis dan hasil tangkapan bagan perahu di Kecamatan Ponelo Kepulauan. Penelitian dilaksana selama 3 bulan pada bulan Maret sampai Mei 2019 di Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan studi kasusdan dilakukan 8 kali trip. Hasil riset menunjukan hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih dengan rata-rata hasil tangkapan selama 8 kali trip yaitu 164,62/trip kg sedangkan hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna biru rata-rata 176,87 kg/trip. Jenis ikan yang tertangkap menggunakan lampu warna putih dan lampu warna biru di kecamatan Ponelo Kepulauan yaitu sebanyak 10 jenis ikan dimana 8 jenis ikan yang sama dan 2 jenis ikan berbeda. Perbedaan hasil tangkapan bagan menggunakan lampu warna putih dan warna biru berbeda nyata terhadap hasil tangkapan dominan pada taraf 95 % nilai T Hitung >T Tabel (-2,87 > 0,05).
Penggunaan Larutan Teh Hitam untuk Menurunkan Daya Rekat Telur Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) Ayi Yustiati; Fauziah Arini Shaqina; Sunarto Sunarto; Rosidah Rosidah; Ucu Cahyadi; Tatang Supriatna
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.29334

Abstract

Kendala dalam produksi benih ikan lele adalah derajat penetasan yang rendah karena sifat adhesif yang dimiliki oleh telur. Telur yang saling melekat menghambat masuknya oksigen pada telur sehingga dapat menghambat perkembangan telur dan akan berdampak terhadap daya tetas telur yang rendah. Salah satu cara untuk mengurangi daya rekat telur adalah dengan mencampurkan tanin kedalam telur ikan, salah satu bahan yang mengandung tanin adalah teh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan teh yang efektif untuk menurunkan daya rekat telur dan pengaruhnya terhadap daya tetas telur ikan lele. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 hingga 27 April 2020 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Kota Sukabumi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah empat perlakuan konsentrasi larutan teh (0 g/L, 8 g/L, 10 g/L dan 12 g/L) dengan lama perendaman empat menit. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Wadah penelitian yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran 40 x 60 x 40 cm3 sebanyak 12 buah dan menggunakan saringan yang diisi telur, pengamatan daya rekat dilakukan selama satu hari dan dilanjutkan dengan pengamatan derajat pembuahan dan derajat penetasan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan larutan teh dengan konsentrasi 10 g/L selama empat menit efektif menurunkan daya rekat telur ikan lele dengan nilai 12% dan menghasilkan nilai daya tetas telur tinggi yaitu sebesar 63%. Hasil ini merupakan hasil uji statistik dengan uji jarak Berganda Duncan dengan taraf kepercayaan 95%, hasil yang di dapatkan berbeda nyata dengan kontrol.
Pengaruh Penggunaan Nanobubble dalam Transportasi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Azam Bachur Zaidy; Agung Doni Anggoro; Adang Kasmawijaya
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.35723

Abstract

Pembenihan udang umumnya tidak berdekatan dengan lokasi pembesaran di tambak, untuk itu benih ditransportasi dalam waktu yang bervariasi dan terjadi penurunan kualitas air khususnya oksigen terlarut berakibat pada gangguan fisiologis dan kelangsungan hidup benih. Penggunaan teknologi nanobubble mampu meningkatkan dan mempertahankan kelarutan oksigen tetap tinggi selama transportasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan teknologi nanobubble terhadap perubahan kualitas air, tingkat stres dan kelangsungan hidup benih pada pengangkutan tertutup. Rancangan acang lengkap pola faktorial 2x2, faktor satu dengan 2 taraf yaitu nanobubble dan oksigen murni, faktor dua dengan 2 taraf yaitu durasi transportasi 24 dan 48 jam, masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut pada akhir transportasi pada nanobubble lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni, sedangkan konsentrasi karbon dioksida pada nanobubble lebih rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni. Konsentrasi total amonia nitrogen, amonia, nitrit, pH, suhu dan kadar glukosa darah relatif sama pada sumber oksigen dan durasi transportasi yang berbeda. Kelangsungan hidup benih pada akhir transportasi dan pasca pemeliharaan 7 hari, lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) yang menggunakan nanobubble dibandingkan dengan oksigen murni. Berdasarkan data penelitian tersebut teknologi nanobubble dapat dimanfaatkan untuk transportasi benih udang vaname sampai ke lokasi pembesaran dalam kondisi sehat dengan kelangsungan hidup yang tinggi.
Penggunaan Tanaman Anggrek dan Selada Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas Koki (Carassius auratus) dalam Sistem Mini Akuaponik Filda Amara; Firsty Rahmatia; Yudha Lestira Dhewantara
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.35742

Abstract

Ikan mas koki jenis oranda merupakan salah satu yang paling populer dan paling banyak digemari pecinta ikan hias. Aplikasi akuaponik merupakan salah satu teknik budidaya alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti membutuhkan lahan atau media yang relatif besar. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme ikan dalam air dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air secara resirkulasi sehingga memperbaiki kualitas air pemeliharaan. Hal tersebut akan meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tanaman selada dan anggrek dalam pertumbuhan ikan mas koki (Carassius auratus). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan (kontrol, selada, anggrek) dan empat kali ulangan. Ikan yang diujikan berukuran ± 4-8 cm dan bobot ± 3-8 g yang dipelihara dalam akuarium berukuran 20x20x30cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mini akuaponik ikan mas koki memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan sistem non-akuaponik. Hasil dari sistem mini akuaponik menuggunakan tanaman anggrek yaitu SGR 0,06 ± 0,02 g/hari, SR  92,86 ± 1,00 %. Kadar amonia dalam sistem mini akuaponik dengan menggunakan 2 jenis tanaman selada dan anggrek ini masih dalam kisaran yang layak untuk pembesaran ikan mas koki hingga hari ke 40. Berdasarkan hasil penelitianinimaka dapat disimpulkan bahwa sistem mini akuaponik dapat meningkatkan pertumbuhan ikan mas koki.
Penerapan Eco-Fishing Port di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Provinsi Banten Asep Hamzah; Ani Rahmawati
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.35137

Abstract

Eco-Fishing Port (EFP) merupakan kerangka pengelolaan pelabuhan untuk mencapai keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonomi sehingga ada keseimbangan antara  aspek komersial dan lingkungan dalam menunjang pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. PPN Karangantu menerapkan program tersebut meskipun bukan termasuk pelabuhan prioritas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai penerapan EFP di PPN Karangantu meliputi sistem penanganan limbah dan kondisi fasilitas pendukung lainnya, fasilitas sarana dan prasarana, dan pengelolaan lingkungan PPN Karangantu. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan kasus terkait sejauh mana penerapan eco-fishing port di PPN Karangantu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PPN Karangantu sudah memiliki pengelolaan lingkungan PP yang baik (skor 4). Komponen fasilitas pelayanan umum dan sanitasi serta higienitas berada pada posisi kedua dengan skor 3 sehingga perlu ditingkatkan. Untuk menyempurkanakan penerapan EFP di PPN Karangantu, pihak pelabuhan harus melakukan audit AMDAL dan menyusun RKL-RPL sehingga pengendalian lingkungan menjadi lebih terukur.
Karakteristik Kualitas Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap dengan Asap Cair Bonggol Jagung Selama Penyimpanan Beku Aryanti Indah Setyastuti; Dwi Yanuar Budi Prasetyo; Dewi Kresnasari; Nurina Ayu; Aulia Andhikawati
Akuatika Indonesia Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v6i2.35703

Abstract

Aplikasi asap cair telah dikembangkan saat ini sebagai alternatif metode pengasapan yang menghasilkan kualitas ikan asap yang lebih baik dibandingkan pengasapan tradisonal. Penyimpanan pada suhu beku dapat memperpanjang umur simpan dan kualitas ikan asap. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan karakteristik tekstur dan nutrisi ikan tongkol asap dengan asap cair bonggol jagung yang disimpan pada suhu beku ±-18 0C  selama 28 hari. Parameter uji yang digunakan adalah kadar air, nilai pH, kadar protein, kelarutan protein, dan karakteristik tekstur ikan secara mikroskopik dengan Scanning Electron Microscope. Analisis data dalam percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan lama penyimpanan yang berbeda (0 hari; 14 hari; dan 28 hari) pada suhu beku ±-18 0C . Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa penyimpanan suhu beku pada ikan tongkol asap dengan asap cair bonggol jagung memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kualitas ikan asap meliputi kadar air, nilai pH, kadar protein, dan kelarutan protein. Selama penyimpanan, terjadi penurunan nilai kadar air, pH, kadar protein, dan kelarutan protein yang signifikan. Karakteristik tekstur ikan secara mikroskopik menunjukkan perubahan struktur morfologi daging ikan selama penyimpanan 28 hari di suhu beku. Perubahan tekstur tersebut terjadi akibat proses denaturasi protein. Ikatan-ikatan struktur daging akan berkurang selama penyimpanan akibat ketidakmampuan protein miofibril mengikat air yang ditunjukkan dengan terbentuknya benang-benang miosin yang semakin bertambah selama penyimpanan.
Sintasan Pasca Penangkapan Hasil Tangkapan Perikanan Glass Eels Di Estuari Sungai Cikaso, Sukabumi Shafira Bilqis Annida; Zulkarnain Zulkarnain; Ronny Irawan Wahju; Charles P.H. Simanjuntak; Ari Purbayanto
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.37483

Abstract

Estuari Sungai Cikaso merupakan satu di antara beberapa daerah penangkapan glass eels dengan hasil tangkapan tertinggi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Usaha perikanan tangkap glass eels pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi pasokan benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Nelayan menggunakan dua alat dalam melakukan penangkapan glass eels yaitu bubu dan sirib. Terdapat perbedaan konstruksi dan teknis pengoperasian kedua alat tangkap ini, yang mengindikasikan adanya perbedaan tingkat stres yang dialami oleh ikan hasil tangkapan. Tingkat stres pasca penangkapan akan berujung pada rendahnya sintasan dan kualitas benih untuk kegiatan pembesaran ikan sidat. Kajian mengenai kelangsungan hidup pasca penangkapan ini sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan penilaian alat tangkap. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup pasca penangkapan terhadap hasil tangkapan alat tangkap bubu dan sirib dilakukan setiap bulan dari Februari hingga April 2021. Ikan yang tertangkap dipelihara dalam akuarium selama empat hari pengamatan pasca penangkapannya. Terdapat perbedaan sintasan glass eels yang tertangkap dengan dua alat tangkap yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup glass eels pada alat tangkap bubu (~63%) lebih rendah dibandingkan dengan alat tangkap sirib (~68%). Hal serupa juga ditemukan pada ikan hasil tangkapan sampingan untuk kedua alat tangkap tersebut. Ikan hasil tangkapan sampingan yang tertangkap dengan bubu umumnya memiliki luka pada beberapa bagian tubuhnya, sedangkan ikan tangkapan sampingan yang tertangkap dengan sirib umumnya tanpa luka pasca penangkapan. Tingkat kematian ikan pasca penangkapan berkaitan erat dengan persentase luka yang dialami oleh ikan.