cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
Analisis Risiko Pada Aktivitas Proses Penanganan Kerang Simping Di Cold Storage Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan Achmad Bagus Solehudin; Mohammad Imron; Fis Purwangka; Didin Komarudin
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.42191

Abstract

Cold storage merupakan tempat yang biasa digunakan untuk penyimpanan barang sementara, terutama barang yang mudah busuk dan akan digunakan dalam jangka panjang. Pemanfaatan sistem refrigerasi pada cold storage menjadikan ruangan di area cold storage memiliki suhu yang rendah. Paparan suhu dingin yang dirasakan oleh para pekerja setiap hari, lama kelamaan akan mengakibatkan perubahan fisiologi, respon. kejiwaan, serta reaksi pelaku. Kondisi ini disebut dengan efek cold stress. Pekerja yang merasakan efek cold stress dapat meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Sehingga, perlu adanya analisis risiko untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di area cold storage. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan objek penelitian aktivitas proses penanganan kerang simping. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan wawancara, kemudian dianalisis dengan metode HTA (Hierarchy Task Analysis), IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), dan Analisis deskriptif. Hasil penelitian ini berupa informasi mengenai sumber bahaya dan nilai risiko kecelakaan kerja pada aktivitas proses penanganan kerang simping dalam bentuk bagan HTA dan juga Tabel IBPR. Berdasarkan data tersebut didapatkanlah persebaran tingkat risiko dan cara pengendalian potensi bahaya yang terjadi pada aktivitas proses penanganan kerang simping.
Analisis Formulasi Media Pada Budidaya Cacing Sutera (Tubifex sp.) Untuk Meningkatkan Produktivitas Ai Setiadi; Djumbuh Rukmono; Sinung Rahardjo
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.40497

Abstract

Cacing sutera merupakan pakan alami untuk ikan lele yang mempunyai kandungan nutrisi lengkap dengan kandungan protein mencapai 57%. Cacing sutera hidup di media dengan substrat yang mengandung bahan organik. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi media yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan kandungan nutrisi cacing sutera. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan dengan variabel uji perbedaan formulasi media diantaranya: A (ampas tahu 100%), B (ampas tahu 90%, dedak padi 5 %, tepung ikan 5%), C (ampas tahu 80%, dedak padi 10 %, tepung ikan 10%) dan D (ampas tahu 70%, dedak padi 15 %, tepung ikan 15%). Parameter yang diukur adalah biomassa, produktivitas, populasi dan kandungan nutrisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C memiliki pertumbuhan biomassa rata-rata tertinggi yaitu sebesar 447,00±27,07d g/m2, produktivitas 3725,00±225,37d g/m2/30 hari, populasi 45029±3509d ekor dengan kandungan nutrien seperti protein 10,98%, lemak 6,20%, karbohidrat kasar 0,13%, bahan ekstrak tanpa nitrogen 1,39%, abu 1,12% dan air 80,18%. Cacing sutera dari seluruh perlakuan tidak mengandung bakteri Salmonella sp. maupun bakteri Escherichia coli. Parameter kualitas air selama penelitian yaitu suhu air berkisar 26,15 – 29,830C, oksigen terlarut yaitu 3,9 – 4,8 mg/L, pH 6,15 – 7,63, amoniak 0,041 - 0,829 mg/L, nitrit 0,022 – 6,200 mg/L dan nitrat 1,546 – 8,911 mg/L. Hasil uji analysis of variance menyatakan bahwa keempat perlakuan tersebut berbeda secara signifikan.
Analisis Finansial dan Business Model Canvas Usaha Produksi Abon Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Asep Agus Handaka Suryana; Indah Riyantini; Atikah Nurhayati; Gannisa Agustina Paramartha
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.39754

Abstract

Penelitian ini betujuan untuk menganalisis kelayakan usaha dan perencanaan model bisnis dari UMKM Abon Ikan Cakalang Produksi Wadimah di Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 sampai dengan Mei 2022 di UMKM Abon Wadimah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yang akan dijelaskan secara deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer (data hasil observasi dan wawancara) dan data sekunder (buku, jurnal, skripsi). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung ke tempat dan wawancara dengan pemilik usaha Abon Wadimah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Usaha Abon Ikan Cakalang Produksi Wadimah dinyatakan layak secara finansial. Hal ini ditinjau dari nilai keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp 50.590.000,00/tahun, Revenue Cost Ratio (R/C) > 1 sebesar 2,10, Payback Period (PP) sebesar 0,52 tahun (6 bulan, 3 minggu), dan Break Even Point (BEP) produksi sebanyak 192 kg serta Break Even Point (BEP) harga sebesar Rp 92.204,17/kg. Adapun Business Model Canvas pada Usaha Abon Ikan Cakalang Produksi Wadimah meliputi Customer Segment (balita hingga lansia, wanita karir, dan orang yang tidak/suka ikan), Value Proposition (tahan lama, tanpa campuran MSG, gizi tinggi, praktis, dan mudah didapat), Channel (media sosial, marketplace, SMS/telpon, pameran/event tertentu), Customer Relationship (bersikap ramah, memberikan potongan harga/bonus), Revenue Stream (modal pribadi), Key Resource (alat dan tempat produksi serta sumber daya manusia), Key Activity (penerimaan bahan baku, proses pengolahan hingga pengemasan, penjualan, mempertahakan kualitas, hingga melakukan inovasi), Key Partner (supplier, reseller, dinas-dinas terkait, pemilik toko), serta Cost Structure (biaya investasi dan biaya operasional).
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Komersial dan Bekicot (Achatina fulica) Iskandar Iskandar; Heti Herawati; Kiki Haetami; Ferri Satya Darmawan
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.45015

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan komersial dan bekicot (Achatina fulica). Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari tiga perlakuan dan lima kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pakan komersial (A), pemberian 50% pakan bekicot dan 50% pakan komersial (B), pemberian pakan bekicot (Achatina fulica) (C). Benih ikan uji yang digunakan adalah benih ikan gabus dengan ukuran relatif sama yaitu berkisar 3 - 4cm yang di dapat dari pembudidaya di kota Cilacap, Jawa Tengah. Benih yang dipersiapkan sebanyak 25 ekor/akuarium. Masing-masing wadah berukuran 40 x 25 x 28 cm diisi air yang bersumber dari sumur. Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan feeding rate (FR) yaitu sebesar 5% dari biomassa ikan yang dilakukan setiap 3 kali sehari dan disesuaikan dengan pertumbuhannya setiap sepuluh hari sekali. Kualitas air selama pemeliharaan (40 hari) diamati setiap tujuh hari sekali, sedangkan kelangsungan hidup, pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan harian dan rasio konversi pakan diamati setiap sepuluhhari sekali. Hasil riset yang menunjukkan laju pertumbuhan paling baik yaitu perlakuan C (menggunakan pakan bekicot) memiliki pertumbuhan bobot mutlak sebesar 3,55 g, LPH sebesar 1,5% dan FCR sebesar 2,406. Nilai SR yang paling baik terdapat pada perlakuan A (menggunakan pakan komersial) yaitu sebesar 80%.
Pengaruh Pengobatan Sari Daun Kemangi Terhadap Gambaran Darah Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) yang Di Infeksi Bakteri Aeromonas Salmonicida Firsty Rahmatia; Yudha Lestira Dhewantara; Filda Amara; Aulianisa Nuriska R
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.42228

Abstract

Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) adalah ikan air tawar endemik Indonesia dan sangat digemari masyarakat terutama daerah Jawa Barat. Salah satu kendala kegiatan budidaya intensif ikan ini adalah munculnya penyakit oleh bakteri Aeromonas salmonicida sebagai penyebab furunkulosis yang dapat menular dengan mudah. Pencegahan atau pengobatan umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik dan bahan kimia namun dapat menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, penggunaan pengobatan bahan alami daun Kemangi dapat menjadi solusi dimana linalool, sineol, eugenol, metil sinnamat, iso kariofillen dan kubebena yang terkandung di dalamnya bersifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pengobatan ikan Nilem yang diakibatkan oleh infeksi A. salmonicida dengan menggunakan sari daun Kemangi. Ikan nilem yang sehat dan tidak terserang penyakit, diperoleh dari Tasikmalaya dengan ukuran 9-11 cm. Ikan di aklimatisasi pada media pemeliharaan dengan kepadatan 7 ekor/14 L. Ada 4 perlakuan dosis (mL sari kemangi/kg pakan) yaitu P0 : Kontrol, P1 : 25 mL/kg, P2 : 50 mL/kg, P3 : 75 mL/kg. Parameter yang diamati adalah gambaran darah dengan pengambilan sampel darah pada ikan nilem sesudah diinfeksi dan diobati. Penggunaan sari daun kemangi yang dicampur pakan terhadap gambaran darah ikan nilem memberikan hasil jumlah Eritrosit, Hemogoblin, Hematokrit dan Leukosit dalam kisaran batas normal pada sebagian besar perlakuan. Berdasarkan uji statistik, penggunaan sari daun kemangi berpengaruh terhadap jumlah Hemoglobin, Trombosit dan Leukosit. Penggunaan dosis terbaik terdapat pada perlakuan P1 (25 mL/kg) dengan jumlah Hemoglobin, Hematokrit dan Leukosit dalam kisaran normal untuk pertumbuhan ikan Mas.
Pembesaran Benih Ikan Betok (Anabas testudineus) yang Dipelihara Dengan Salinitas Berbeda Helmizuryani Helmizuryani; Elva Dwi Harmilia; Ari Subhan
Akuatika Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i1.41435

Abstract

Ikan betok (Anabas testudineus) merupakan salah satu ikan yang dapat dijadikan sebagai pemenuhan akan protein hewani. Budidaya ikan dengan media bersalinitas merupakan upaya dalam mebudidayakan ikan betok pada air payau. Penelitian bertujuan untuk menentukan konsentrasi salinitas yang tepat untuk pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup pada benih ikan betok. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang selama tiga bulan (Mei - Juli 2020). Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga pengulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu salinitas berkonsentrasi 0 ppt, 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt. Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 12 buah, timbangan digital, mistar, aerator, benih ikan betok dengan bobot awal rata-rata 9,663±2,46 g/ekor yang sudah dipuasakan selama 24 jam, garam krosok dan pakan pelet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media bersalinitas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, dan kelangsungan hidup benih ikan betok (A. Testudineus). Pertumbuhan panjang, pertumbuhan berat dan kelangsungan hidup terbaik ditemukan pada salinitas 5 ppt dengan panjang 9,73±0,21 cm, dan berat 10,033±0,21 g dan tingkat kelangsungan hidup 100±10,2 %. Dari penelitian ini dapat disimpulakn bahwa salinitas dalam media pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat.
Total Pertumbuhan Fragment Karang Hias Jenis Caulastrea curvata Secara In-Situ di Perairan Penginuman, Gilimanuk Hanafi, Hanafi; Septiandi, Adrian Rahman; Ardiansyah, Anwan Rahmat; Wijaya, Abhimantara Agung Pradnya; Riyanti, Riyanti
Akuatika Indonesia Vol 9, No 1 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i1.51293

Abstract

Luasan terumbu karang perlahan semakin berkurang akibat faktor alam ataupun manusia. Restorasi terumbu karang harus dilakukan salah satunya dengan transplantasi karang. Caulastrea curvata merupakan salah satu karang hias yang diminati oleh penggiat reef aquarium sehingga seringkali terjadi eksploitasi yang berlebihan terhadap karang ini. Permasalahan ini bisa diatasi dengan solusi alternatif dari budidaya karang, yaitu menggunakan metode fragmentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur total pertumbuhan dari fragmen karang hias jenis Caulastrea curvata yang ditransplantasikan menggunakan metode fragmentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Observasi fragmen karang menggunakan Underwater Photography dan diolah menggunakan software ImageJ untuk mendapatkan nilai pertumbuhan tinggi dan area. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai total pertumbuhan luas area dan tinggi berurutan sebesar 5,56 cm2 dengan penambahan 1 cm2 dan 3,38 cm dengan penambahan 0,75 cm selama 5 bulan. Kesimpulannya adalah total pertumbuhan luas area dari karang ini lebih cepat daripada total pertumbuhan tingginya dan penggunaan metode fragmentasi berhasil mempercepat pertumbuhan karang jika dibandingkan dengan metode sexual.
Kajian Morfometrik dan Tingkat Kematangan Gonad Rajungan (Portunus pelagicus) di Pagagan Pamekasan Qomariyah, Lailatul; Arisandi, Apri; HIdayah, Zainul; Farid, Akhmad
Akuatika Indonesia Vol 8, No 2 (2023): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v8i2.46549

Abstract

Desa Pagagan adalah salah satu pusat penangkapan rajungan di Kabupaten Pamekasan. Penangkapan berlebihan dapat membahayakan kelestarian rajungan. sehingga untuk melestarikan rajungan di suatu populasi maka dibutuhkan informasi mengenai kondisi biologi rajungan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi stok sumberdaya rajungan, berdasarkan analisis hasil morfometrik yang meliputi distribusi lebar dan berat rajungan, pola pertumbuhan, rasio jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad rajungan hasil tangkapan nelayan. Penelitian dilakukan bulan April sampai Mei 2022 di lokasi pendaratan (pengepul). Sampel rajungan diambil secara acak. Hasil dari penelitian mengumpulkan sample sebanyak 455 ekor rajungan (jantan 154 ekor dan betina 301 ekor). Kisaran ukuran lebar karapas adalah 80-165 mm dan kisaran berat badan yaitu 63-278 gr. Hasil analisis hubungan lebar karapas dengan berat badan pada rajungan jantan adalah 2,69, sehingga pola pertumbuhannya disebut allometrik negatif karena nilai b<3. Sedangkan pola pertumbuhan pada rajungan betina adalah 2,95. Setelah dilakukan uji t (α:0,05) menunjukkan hasil nilai thitung lebih kecil dari ttabel (tidak berbeda nyata) atau bersifat isometric dimana pertambahan lebar dan berat rajungan seimbang. Hasil penelitian menunjukkan nilai rasio jenis kelamin rajungan jantan dan betina adalah 1:2. Rajungan betina yang tertangkap sebagian besar berada pada TKG 2 (mature) 259 ekor (86%). Hasil pengamatan terhadap telur rajungan di perairan Desa Pagagan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan, ditemukan empat level komposisi warna telur yaitu warna kuning, orange, coklat dan abu kehitaman.
Identifikasi dan Analisis Strategi Pengelolaan Sampah Laut di Pesisir Tanjung Karang Kota Mataram Littaqwa, Lalu Auliya Akraboe; Rancak, Gendewa Tunas
Akuatika Indonesia Vol 9, No 1 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i1.46488

Abstract

Potensi Pantai Tanjung Karang sebanding dengan tekanan akibat kerusakan. Peluang tersebut berasal dari peningkatan jumlah penduduk, pariwisata, kegiatan perikanan, dan pembangunan yang tinggi. Sampah laut merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh wilayah pesisir yang memiliki beberapa sungai yang bermuara ke laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis, kepadatan dan berat sampah serta strategi pengelolaannya di Pantai Tanjung Karang. Metode yang digunakan adalah metode survei dan alternatif strategi pengelolaan dengan analisis SWOT kemudian digunakan matriks EFAS dan IFAS. Kepadatan rata-rata sampah Tanjung Karang adalah 0,082–0,02 butir/m2 sampah makro dan rata-rata 0,04–0,01 butir/m2 sampah messo. Berat rata-rata makro debris adalah 8,4-0,01 gr/m2 dan messo debris adalah 0,06-0,0001 gr/m2. Upaya penanganan sampah laut di Tanjung Karang antara lain meningkatkan atau memanfaatkan program pemerintah Tanjung Karang dalam memanfaatkan sampah yang dikirim dari darat atau dari daerah sekitarnya menjadi barang yang bermanfaat, Zero Waste yang merupakan program utama Provinsi NTB harus disosialisasikan dengan baik, pengelolaan kawasan pesisir Tanjung Karang harus dilengkapi dengan zonasi kawasan pesisir untuk melindungi ekosistem biotik dan abiotik, serta fasilitas tempat sampah yang lengkap dan undang-undang untuk mendukung program tersebut.
Analisis Kegiatan Penangkapan Serta Kebijakan Penangkapan Lobster (Panulirus spp.) di Wilayah Pesisir Pantai Pangandaran Provinsi Jawa Barat Rahayu, Indriyani; Herawati, Titin; Nurhayati, Atikah
Akuatika Indonesia Vol 9, No 1 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i1.46401

Abstract

Lobster adalah komoditas akuakultur dengan nilai ekonomi tinggi dan sangat diminati di pasar domestik maupun ekspor. Peningkatan permintaan pasar ini berdampak pada peningkatan eksploitasi lobster di alam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis aspek penangkapan serta dari aspek kebijakan peraturan penangkapan lobster di 3 stasiun yaitu stasiun 1 Pantai Madasari, stasiun 2 Pantai Timur Pangandaran dan stasiun 3 Majingklak Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data telah dilakukan pada bulan Oktober 2022 – Februari 2023 melalui survei lapangan, data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil kajian memperlihatkan bahwa pada umumnya armada penangkapan yang digunakan yaitu mayoritas kapal fiber dengan ukuran panjang kurang lebih 10 m, lebar kurang lebih 1,9 m dan kedalaman kapal kurang lebih 80 cm, alat tangkap berupa trammel net ukuran panjangnya adalah 50 m per piece dan ukuran mata jaring adalah 3,5-4 inch, berbahan nilon. Perlindungan hukum dari kegiatan penangkapan lobster yaitu tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 17 Tahun 2021 atas perubahan 16/Permen-KP/2022 dan persepsi nelayan terhadap kebijakan Perlindungan hukum dari kegiatan penangkapan lobster dengan persentase sebesar 80% mayoritas nelayan mengetahuinya.