cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 170 Documents
Penggunaan Lampu LED Pada Penangkapan Udang Werus (Penaeus merguiensis) dengan Alat Tangkap Prayang Mochamad Arief Sofijanto; Hari Subagio; Andre Pradhitya Putra Mustafa
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.35356

Abstract

Udang werus ditangkap dengan alat tangkap prayang yang menggunakan lampu karena udang tertarik pada cahaya. Prayang termasuk jenis perangkap dengan cara udang dipikat melalui cahaya lampu, masuk secara sukarela dan tidak bisa keluar lagi. Penelitain ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan prayang yang menggunakan lampu dibandingkan dengan prayang yang menggunakan leader tanpa lampu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 di tambak tradisional Surabaya Timur. Manfaat penelitian adalah mengetahui cara operasi prayang ber-leader di tambak tradisional Kota Surabaya dan prayang yang menggunakan lampu LED recharge. Penelitian menggunakan metode experimental fishing dengan RAL 3 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan A adalah prayang sebagai kontrol (dengan leader tanpa lampu); Perlakuan B (prayang tanpa leader, dengan lampu); Perlakuan C (prayang tanpa leader, tanpa lampu). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan A mendapatkan jumlah hasil tangkapan udang werus terbanyak (12.257 gram) diikuti oleh perlakuan B (10.316 gram) dan perlakuan C (349 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antar perlakuan dimana perlakuan A berbeda nyata terhadap perlakuan B dan C, demikian pula perlakuan B juga berbeda nyata dengan perlakuan C. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan prayang adalah udang werus (Penaeus marguiensis), ikan bandeng (Chanos chanos), udang windu (Penaeus monodon), ikan mujair (Tilapia sp.), kepiting bakau (Scilla sp.) dan belut (Monopterus albus). Lampu LED recharge sebagai lampu baru yang selama ini belum digunakan oleh penjaga tambak dapat memikat ikan dan non ikan untuk mendatangi prayang berlampu.
Desain Media Pengangkut Ikan Hias Untuk Skala Kecil (Studi Kasus Di Padang Panjang) Yopi Novita; Annisa Luklu Nadira; Dwi Putra Yuwandana; Tri Nanda Citra Bangun
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.38417

Abstract

Transportasi ikan hias di Kota Padang Panjang Sumatera Barat menggunakan kendaraan bermotor, dimana wadah transportasi berupa anyaman bambu berbentuk silinder dengan ketinggian 30 cm diletakkan di sisi kiri dan kanan motor. Ikan hias dan air yang melengkapinya, ditempatkan dalam wadah transportasi. Muatan berupa ikan dan air termasuk jenis muatan liquid.  Muatan liquid akan menimbulkan efek free surface yang membahayakan ikan dan pengendara, dikarenakan muatan liquid akan bergerak selama wadah yang ditempatinya bergerak. Penelitian ini bertujuan untuk meredesain wadah pengangkut ikan hidup dan membandingkannya dengan wadah pengangkut sebelumnya terkait dengan kemampuannya untuk meredam pergerakan muatan liquid.  Selain itu, redesain wadah dimaksudkan untuk meningkatkan survival rate ikan.  Penelitian dilakukan secara eksperimental untuk mendapatkan karakteristik pergerakan free surface, kondisi kualitas air di dalam wadah, dan survival rate ikan. Analisis data dilakukan dengan cara komparatif numerik dan uji statistik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Redesain wadah transportasi dilakukan dengan menambahkan sirip peredam di bagian dalam wadah, dan dipasang tepat pada garis air, serta dilengkapi dengan penutup di bagian atas wadah.  Sirip peredam digunakan untuk meredam pergerakan free surface, sedangkan penutup di bagian atas wadah didesain agar air hujan atau sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam wadah.  Selain itu, desain penutup wadah didesain agar aliran udara tetap bisa keluar masuk ke dalam wadah.  Hasil eksperimen menunjukkan wadah hasil redesain mampu mengurangi kemiringan permukaan air di dalam wadah transportasi hingga 50% lebih rendah dibandingkan dengan wadah sebelum diredesain.  Selain itu, wadah hasil redesain mampu menghasillkan nilai survival rate ikan mencapai 99,83% atau kematian ikan 0-1 ekor per perjalanan.
Analisis Pengaruh Yoghurt Terhadap Umur Simpan Cumi-Cumi (Loligo sp.) yang Disimpan Pada Suhu Chilling Azka Layalia Asandri; Evi Liviawaty; Ibnu Dwi Buwono; Junianto Junianto
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.35826

Abstract

Cumi-cumi termasuk kedalam salah satu sumberdaya perikanan laut di Indonesia yang bergizi dan cukup banyak diminati oleh masyarakat maka dari itu dibutuhkan cumi-cumi yang bermutu baik. Kendala yang dialami dalam pemenuhan permintaan cumi-cumi yaitu mutu cumi-cumi. Maka dilakukannya riset yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan cumi-cumi di suhu chilling. Salah satunya yaitu dengan pengawetan menggunakan bahan pengawet alami yang dapat menghasilkan bakteri baik (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus) yaitu yoghurt yang merupakan hasil pemeraman susu yang mempunyai cita rasa asam yang dihasilkan melalui fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa konsentrasi yoghurt yang mempunyai daya awet paling lama terhadap masa simpan cumi-cumi. Riset ini dilakukan selama 12 hari dan disimpan pada suhu 5-10 oC, dan dilakukan perhitungan total koloni bakteri yang dianalisis berdasarkan standar total koloni bakteri maksimum yang masih diperbolehkan untuk bahan pangan yang aman dikonsumsi 5 x 105 cfu/g. Data hasil pengamatan total kolon bakteri dan pH dibahas secara deskriptif kuantitatif. Hasil riset menunjukkan bahwa konsentrasi 1,5% yaitu konsentrasi yoghurt terbaik untuk memperpanjang masa simpan cumi-cumi hingga hari ke-11 dengan total koloni bakteri asam laktat 4,8x 105 cfu/gram dan nilai pH 6,8 dalam penyimpanan suhu rendah.
Produktivitas Budidaya Ikan dalam Berbagai Konstruksi Sistem Akuaponik (Review) Hasna Nabila Shobihah; Ayi Yustiati; Yuli Andriani
Akuatika Indonesia Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i1.39441

Abstract

Sistem Akuaponik merupakan sistem saling menguntungkan antara tanaman dan ikan, sistem terintegrasi sederhana antara akuakultur dengan hidroponik dimana limbah budidaya ikan berupa sisa metabolisme dan sisa pakan dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman. Prinsipnya, akuaponik menggunakan sistem resirkulasi dimana air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan akan dialirkan kembali ke dalam wadah tersebut melalui proses filtrasi. Saat ini terdapat beragam konstruksi akuaponik diantaranya deep water culture (DWC), nutrient film technique (NFT) dan media bed. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis konstruksi sistem akuaponik yang paling efektif digunakan untuk kegiatan budidaya ikan sehingga menghasilkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan yang optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif eksploratif dari berbagai literatur dan hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan, baik dari buku, jurnal nasional ataupun jurnal internasional. Berdasarkan perbandingan dari hasil penelitian terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akuaponik dengan konstruksi NFT lebih efektif dibandingkan dengan konstruksi lainnya yaitu DWC dan media bed. Sistem akuaponik dengan model konstruksi NFT menghasilkan pertambahan berat pada ikan lele sebanyak 11,25 gram/ekor dengan kelangsungan hidup benih ikan lele sebesar 93%, pada ikan nila menghasilkan rata-rata tingkat kelangsungan hidup sebesar 95%, dan pada ikan muray cod menghasilkan kelangsungan hidup 100% dengan laju pertumbuhan spesifik 1,09%/hari.
Karakteristik Dimensi Utama Kapal Gillnet (Static Gear) Pada Penangkapan Udang Mantis (Harpiosquilla Raphidea) Di Kampung Nelayan, Jambi Farhan Ramdhani; Septy Heltria; Rizky Janatul Magwa; Fauzan Ramadan; Nofrizal Nofrizal; Romie Jhonnerie
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.43530

Abstract

Kapal gillnet termasuk kedalam kategori kapal static gear yang dalam pengoperasiannya lebih mementingkan stabilitas yang baik dan area kerja yang luas daripada kecepatan kapalnya. Rasio dimensi utama dapat menggambarkan karakteristik suatu kapal. Karakteristik tersebut mencakup performance aspek penting diantaranya: stabilitas, olah gerak kapal, tahanan, kemampuan muat dan aspek teknis lainnya yang tergambar dalam nilai rasio dimensi utama. Informasi mengenai karakteristik kapal penangkap ikan perlu diidentifikasi sebab kapal menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan nelayan dalam mendapatkan hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dimensi utama kapal gillnet udang mantis di Kampung Nelayan, Jambi. Pengumpulan data dilakukan bulan November sampai Desember 2018. Metode yang digunakan adalah survey dengan melakukan pengukuran L, B, dan D secara langsung di lapangan dan melakukan wawancara terhadap nelayan gillnet udang mantis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal gillnet udang mantis di lokasi penelitian memiliki dimensi utama hampir sama atau tidak jauh beda. Nilai dimensi utama menunjukkan, L/B berkisar 4,32-6,07, L/D berkisar 5,59-8,70, dan B/D berkisar 1,15-1,55. Nilai-nilai perbandingan tersebut masih berada dalam rentang nilai rasio dimensi utama kapal static gear di Indonesia. Pada nilai B/D perlu mendapat perhatian karena memiliki nilai perbandingan yang kecil yang berpengaruh pada stabilitas kapal menjadi kurang baik. Meski demikian, sejauh ini kapal yang digunakan mampu menunjang pelaksanaan aktivitas penangkapan udang mantis di lokasi penelitian.
Analisis Ekonomi Keterkaitan Ekosistem Lamun dan Sumberdaya Ikan Di Kawasan Konservasi Padang Lamun Pulau Bintan Yudi Wahyudin
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.35874

Abstract

Ekosistem lamun tidak banyak dikenal luas masyarakat, padahal menyimpan banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia, baik secara ekologi, sosial maupun ekonomi.  Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis ekonomi keterkaitan ekosistem dan sumberdaya ikan.  Penelitian dilakukan di tiga desa (Berakit, Malang Rapat dan Teluk Bakau) yang berbatasan langsung dengan Kawasan Konservasi Padang Lamun Kabupaten Bintan.  Analisis ekonomi keterkaitan ekosistem lamun dan sumberdaya ikan dilakukan dengan menggunakan pendekatan koefisien daya dukung lamun. Hasil menunjukkan bahwa ekosistem lamun menyediakan layanan jasa habitat dan produksi ikan.  Setiap pertambahan luas satu satuan hektar ekosistem lamun dapat meningkatkan ketersediaan sumberdaya ikan sebanyak 9049,3 kg atau setara nilai habitat sebesar Rp. 166.963.204,72 per hektar per tahun.  Nilai ekonomi keterkaitan ekosistem lamun dan sumberdaya ikan mencapai sebesar Rp. 97.764.000 per hektar, artinya bahwa nilai kerugian ekonomi akibat kehilangan satu satuan hektar ekosistem lamun dalam kapasitasnya sebagai penyedia produksi ikan mencapai sebesar Rp. 97.764.000 per tahun.  Kedua nilai ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan kebijakan dalam pengukuran potensi aset sumberdaya ikan dan pengukuran potensi kerugian habitat akibat kehilangan ekosistem lamun.
Struktur Ukuran, Tipe Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Rachmad Caesario; Putu Chintia Delis; David Julian
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.42018

Abstract

Musim penangkapan ikan pelagis kecil di Teluk Lampung saat ini tidak menentu, sulit diprediksi dan mempengaruhi pendapatan nelayan. Tingginya laju eksploitasi dan kondisi lingkungan yang tidak menentu dapat mengancam kelestarian ikan pelagis kecil di perairan, salah satunya adalah ikan kembung lelaki. Oleh karena itu, untuk memantau keberadaan sumberdaya ikan kembung yang didaratkan di PPP Lempasing perlu dilakukan kajian biologi sebagai informasi dasar dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sebaran frekuensi panjang, pola pertumbuhan dan faktor kondisi. Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan mengukur panjang dan berat sampel ikan kembung lelaki yang didaratkan setiap minggunya. Adapun jumlah sampel yang diperoleh selama periode April-Juni 2022 adalah sebanyak 330 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki yang didaratkan tersebut berkisar antara 140-250 mm TL dengan nilai tertinggi pada kelas interval 164-175 mm sebanyak 87 ekor. Sementara itu, diperoleh persamaan hubungan panjang berat W = 0,0472L1,4501 yang menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif. Faktor kondisi tertinggi diperoleh pada kelas panjang 248-259 mm dengan rata-rata sebesar 1,141 dan terendah pada kelas panjang 200-211 mm dengan rata-rata sebesar 0,939.
Studi Pengaruh Abrasi Pantai Menggunakan Data Satelit Terhadap Perkembangan Alat Tangkap Di Pulau Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti Ezra Jesica Simamora; Arthur Brown; Syaifuddin Syaifuddin
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.38240

Abstract

Perubahan garis pantai dapat mengakibatkan berkurangnya penangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perubahan garis pantai dengan menggunakan citra satelit, perubahan jumlah alat tangkap dan hasil tangkapan belat, gombang dan pengerih di daerah abrasi dan pengaruh abrasi pantai terhadap perkembangan alat tangkap di Pulau Rangsang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara dan observasi langsung pada lokasi pantai pengoperasian alat tangkap. Informasi yang terkait penangkapan dan abrasi pantai diperoleh dengan menggunakan wawancara dan penyebaran kuisioner. Hasil dari penelitian ini adalah Pulau Rangsang telah mengalami abrasi seluas 5.484 ha dengan laju abrasi rata-rata 68,555 ha/tahun dan akresi seluas 3933 Ha. Abrasi terbesar terjadi di kecamatan Rangsang yang telah mengalami abrasi seluas 1815 ha, selanjutnya di Kecamatan Rangsang Barat dengan luas abrasi 1780 ha dan stasiun II 1444 ha. Jumlah nelayan mengalami penurunan dari tahun 2015 – 2018. Di stasiun I terjadi pengurangan 8 nelayan, di stasiun II terjadi penurunan 9 nelayan, dan di stasiun III tahun terjadi penurunan 21 nelayan belat. Pada alat tangkap gombang, di stasiun I terjadi penurunan 60 nelayan, di stasiun II terjadi jumlah penurunan 50 nelayan, dan penurunan juga terdiri di stasiun III terdapat penurunan 23 nelayan. Untuk alat tangkap pengerih, di stasiun I jumlah nelayan gombang dari tahun 2015 – 2018 berjumlah 0, sedangkan di stasiun II, jumlah nelayan pengerih di tahun 2015 yaitu 20 nelayan terus menurun sampai 2018 berjumlah 0,  dan di stasiun III jumlah nelayan pengerih 0 dari tahun 2015-2018.
Evaluasi Nilai Gizi dan Sensori Produk Cakwan dari Ikan Patin (Pangasius Sp.) Unggul Panji Kusuma; Titin Herawati
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.36998

Abstract

Cakwan merupakan produk salah satu produk inovasi yang mampu menghilangkan bau amis dan sifat berlendir dari ikan patin dengan cara pengolahan deep fry dan penambahan campuran rempah ngohiong. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat produk inovatif makanan siap saji dari ikan patin. Metode pengujian produk yang dilakukan adalah uji hedonik, analisis proksimat, analisis nilai kalori, dan perhitungan AKG. Hasil uji kesukaan (hedonik) menunjukkan bahwa responden menyukai produk cakwan berbahan ikan patin dengan nilai pada kenampakan 3,63 (cenderung suka), aroma 3,52 (cenderung suka), tekstur 4,11 (suka), rasa 4,11 (suka), dan aftertaste 3,99 (cenderung suka). Hasil uji kalori menunjukkan jumlah kalori sebanyak 202,9 kkal dalam 100 gram produk. Hasil uji proksimat menunjukkan bahwa dalam 100 gram cakwan terdapat kadar air 56,17%, lemak 5,36%, protein 5,03 %, dan karbohidrat 23,63 %. Perhitungan kecukupan gizi menunjukkan 100 gram cakwan mampu mencukupi kebutuhan kalori sebesar 7,66% - 10,14%, karbohidrat 5,49% - 7,87%, protein 20% - 30%, dan lemak 6,3% - 8,24% pada laki-laki berumur 10-64 tahun sementara untuk perempuan berumur 10-64 tahun mampu memenuhi kecukupan kalori sebesar 9% - 11,27%, karbohidrat 6,56% - 8,43%, protein 23,12% - 27,32%, dan lemak 7,65% - 10,72%.
Higiene Sanitasi Kesehatan Lingkungan Wisata Mangrove “Exotic Mengare” Di Pulau Mengare, Gresik Pada Masa Pandemi Covid-19 Rizka Ayu Kartika; Prehatin Trirahayu Ningrum; Anita Dewi Moelyaningrum
Akuatika Indonesia Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v7i2.38006

Abstract

Berkumpulnya masyarakat di tempat wisata menjadikan pergerakan yang berisiko tinggi penularan COVID-19. Hal yang menjadi prioritas berwisata yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, kebersihan dan kesehatan. Penerapaan higiene dan sanitasi tempat-tempat umum merupakan pencegahan utama yang dapat di lakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji terkait gambaran higiene sanitasi kesehatan lingkungan pada masa pandemi COVID-19 di Tempat Wisata Exotic Mengare. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif. Sampel penelitian ini yaitu 30 karyawan, 13 wisatawan dan 1 sampel air. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk parameter hygiene personal wisatawan dan karyawan, observasi untuk parameter sanitasi tempat wisata, uji laboratorium untuk parameter bakteri total Colifrom dan dokumentasi untuk pengumpulan data berupa jumlah karyawan dan wisatawan, petawisata, dan pendukung penelitian lainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hygiene personal karyawan dan wisatawan memiliki kategori kurang pada perilaku mencuci tangan dan physical distancing, kategori cukup pada variabel pemeriksaan suhu tubuh dan APD, kategori baik pada variabel kebersihan tubuh. Hygiene personal terkait variabel disinfektan memiliki kategori kurang pada karyawan sedangkan wisatawan memiliki kategori baik. Sebagian besar kondisi sanitasi di Tempat Wisata Exotic Mengare tidak memenuhi syarat yaitu pada variabel fasilitas cuci tangan, sarana physical distancing, fasilitas toilet, SPAL, keberadaan vektor/rodent, sarana promosi kesehatan, fasilitas kesehatan dan disinfektan. Air bersih tidak memenuhi syarat baku mutu kandungan bakteri total Colifrom yaitu 58/100 ml. Tempat Wisata Exotic Mengare belum memenuhi syarat higiene sanitasi di tempat-tempat umum pada masa pandemi COVID-19 sesuai dengan Peraturan Kemenkes RI Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan PengendalianCOVID-19.