cover
Contact Name
Arief Rakhman Affandi
Contact Email
arieftmin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
adminjiphp@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian
ISSN : 2581088X     EISSN : 2581110X     DOI : -
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian is a scientific journal that published in PGRI Semarang University. The Scope of reasearch articles are some topics that related with : 1.Food Microbiology 2.Food Biochemistry 3.Food Chemical, 4.Food Engineering, 5.Food waste industry Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian will be published 2 (two) volumes in a year on June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Optimalisasi Ekstraksi Karotenoid Dengan Menggunakan Berbagai Jenis Pelarut Organik riski ayu anggreini
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3086

Abstract

Color is one of factors that determine the quality of a food product, however it turns out that not all dyes are safe for consumption. The use of non-food grade synthetic dyes such as textile dyes and leather can be a long-term risk to health. Likuala palm fruit is considered to be a potential source of natural dyes because it has a carotenoids content. However, the type of suitable solvent for obtaining carotenoids extraction is still unknown, so the purpose of this study was to determine the right type of solvent for the extraction of carotenoids color in Licuala palm fruit peel. There are 2 stages in this research, color extraction of Likuala palm fruit and analysis color stability. The analysis carried out was color intensity, total carotenoids (mg/100ml) and yield (%). The results showed that extraction using hexane solvent: acetone with a ratio of 50:50 was able to extract color with intensity, total carotenoid (mg / 100 ml) and the highest yield (%)
Perubahan Karakteristik Fisik Biji Kopi Yang Ditambahkan Sorbitol Selama Penyangraian Umar Hafidz Asy'ari Hasbullah; Hikmahyuliani Hikmahyuliani; Zulfah Maharani; Laela Nur Rokhmah
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3218

Abstract

Penambahan sorbitol dalam biji kopi akan berdampak terhadap perubahan yang terjadi selama penyangraian. Perubahan yang paling nampak ialah karakteristik fisik biji kopi. Penelutian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian sorbitol dalam biji kopi terhadap perubahan fisik biji kopi arabika dan robusta selama penyangraian. Penyangraian dilakukan pada tiga tingkat sangrai (light, medium, dan dark). Sorbitol ditambahkan dalam biji sebanyak 10% (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan sorbitol dalam biji kopi arabika dan robusta dapat meningkatkan rendemen, densitas, kadar air, densitas dan kecepatan kenaikan suhu sangrai. Nilai seluruh parameter pada varietas robusta dan arabika setelah ditambahkan sorbitol menjadi setara dibandingkan perlakuan tanpa sorbitol. Peningkatan tingkat sangrai pada biji kopi yang ditambahkan sorbitol cenderung tidak mempengaruhi perubahan nilai rendemen, densitas dan kadar air biji kopi sangrai.
Karakteristik Kimia dan Penentuan Umur Simpan Roti Tawar Dengan Penambahan Kalsium Propionat dan Nipagin Choirul Anam; Dwi Rustanto; Nur Her Parnanto
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3126

Abstract

Roti tawar merupakan salah satu produk bakery yang mudah mengalami kerusakan sehingga mempunyai umur simpan yang rendah. Kerusakan oleh kapang merupakan faktor kerugian yang cukup besar pada industri roti. Salah satu cara untuk mengawetkan roti tawar dapat ditambahkan bahan pengawet. Pengawet yang digunakan pada penelitian ini kalsium propionat, nipagin serta kombinasi antara kalsium propionat dan nipagin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik kimia, jumlah koloni kapang dan umur simpan roti tawar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu, variasi rasio antara kalsium propionat dan nipagin. Data karakteristik kimia dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA. Jika data menunjukkan hasil beda nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pengawet dapat menurunkan jumlah koloni kapang, kadar air dan pH serta mempertahankan kadar lemak, protein, abu dan karbohidrat. Selain itu, penambahan pengawet dapat memperpanjang umur simpan roti tawar. Roti tawar tanpa pengawet mempunyai umur simpan 2 hari sedangkan roti tawar dengan penambahan pengawet 100% kalsium propionat, 75% kalsium propionat + 25% nipagin, 50% kalsium propionat + 50% nipagin, 25% kalsium propionat + 75% nipagin dan 100% nipagin mempunyai umur simpan 3 hari. Namun, kombinasi pengawet kalsium propionat dan nipagin tidak memberikan efek sinergis.
Effect of Carrageenan Addition to the Edible Characteristics of Tilapia Skin Gelatin Film (Oreochromis niloticus) Anjar Setyaji; Ima Wijayanti; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3133

Abstract

Gelatin of skin tilapia (Oreochromis niloticus) has the potential as an edible film but has weaknesses due to the hydrophilic so that the value of the water vapor transmission rate is high. The addition of carrageenan combined with palmitic acid is used to improve the characteristics of edible films modified bythe polymer network so that it can act as cross linking which is expected to reduce the rate of water vapor transmission rate edible film. indigo and get the best carrageenan concentration edible film seen from the value of the water vapor transmission rate. The ingredients used are tilapia skin gelatin, carrageenan and palmitic acid. The research method used was experimental laboratories with completely randomized design (CRD) experimental design. Parameters observed were thickness test, solubility, tensile strength, percent elongation and water vapor transmission rate. Data were analyzed using variance analysis (ANOVA). To find out the differences between treatments, the data was tested by HSD further tests. The results showed that the difference in carrageenan concentration significantly affected (P<0,05)  the thickness value, tensile strength, percent elongation, solubility and water vapor transmission rate. Addition of carrageenan 0.8% was the best result which has a tensile strength of 4.209 ± 0.241 MPa, elongation percent 16.332 ± 1.019%, solubility of 65.911 ± 2.930% and water vapor transmission rate of 7.792 ± 0.376 g / m2. Hour. Testing of tensile strength in 0,8% carrageenan film showed that the film matrix binds so that the film was not easily broken compared to the control. The low water vapor transmission rate in the 0.8% carrageenan addition edible film sample showed the formation of cross linking between gelatin and carrageenan protein molecules.
POTENSI YOGHURT PROBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU TERHADAP KESEHATAN SALURAN PENCERNAAN DAN KONDISI FISIK (PERFORMA) TIKUS COBA YANG DIINTERFENSI DENGAN Enteropathognic Escherichia coli (EPEC) ATCC (35218) Dian Mariyana
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.2701

Abstract

ABSTRAKYoghurt probiotik merupakan susu yang difermentasi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL) komersial spesies Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan penambahan BAL probiotik yaitu Lactobacillus plantarum Dad 13. Ketiga bakteri tersebut memiliki efek menguntungkan bagi inang yang mengkonsumsinya dengan cara memperbaiki mikroflora saluran pencernaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian probiotik terhadap kesehatan saluran pencernaan dan kondisi fisik tikus seperti, kadar air feses, berat badan (BB), konsumsi pakan dan nilai PER. Hasil penelitian ini adalah pemberian yoghurt probiotik yang difermentasi oleh BAL komersial spesies Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan penambahan BAL probiotik yaitu Lactobacillus plantarum Dad 13 berpengaruh nyata terhadap kesehatan saluran pencernaan dan performa tikus coba. Pada perlakuan Yoghurt dengan Probiotik (YDP) mampu mempertahankan kadar air feses tikus yang diinterfensi oleh EPEC sebesar 48,42 % (1 hari setelah diinterfensi) dan 50,70 % (1 minggu setelah diinterfensi). Perlakuan Yoghurt dengan Probiotik berpengaruh terhadap kondisi fisik tikus yaitu kenaikan berat badan (BB)  sebesar 1,430 g, konsumsi pakan (ransum) sebesar 12,626 g, efisiensi pakan sebesar 0,110, dan nilai PER sebesar 0,0356.Kata Kunci : Ekstrak Ubi Jalar Ungu, Probiotik, Tikus, Yoghurt
Kualitas Kerupuk Kulit Ikan Nila Selama Penyimpanan Lukita Purnamayati; Eko Nurcahya Dewi; Sumardianto Sumardianto; Laras Rianingsih; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.3216

Abstract

Kulit ikan nila merupakan hasil samping dari produk filet ikan nila yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses, kulit ikan nila akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan nila adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kualitas kerupuk kulit ikan nila dipengaruhi oleh kandungan minyak setelah penggorengan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerupuk kulit ikan nila yang diproses dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner selama penyimpanan. Kerupuk kulit ikan nila dilakukan pengamatan kadar air, angka TBA dan analisis sensoris selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 5, 10, dan 15. Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, kerupuk kulit ikan nila baik dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner mengalami peningkatan kadar air dan angka TBA tetapi masih memenuhi standar sampai pada penyimpanan hari ke 15, yaitu kadar air 5,43% dan angka TBA 0,36 mg malonaldehid/kg untuk kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner memiliki kadar air 6,53% dan angka TBA 0,40 mg malonaldehid/kg. Secara keseluruhan, kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner masih diterima panelis sampai pada penyimpanan hari ke 15 sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner masih diterima panelis pada penyimpanan hari ke 10.
PERAN XANTHON KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI AGEN ANTIHIPERGLIKEMIK Jaya Mahar Maligan; Fitri Chairunnisa; Siti Narsito Wulan
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v2i2.2813

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang dicirikan dengan meningkatnya kadar glukosa darah dalam tubuh (kondisi hiperglikemik). DM terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara transportasi glukosa ke dalam sel dengan produksi insulin oleh pankreas. Penyakit ini umumnya diinisiasi oleh paparan radikal bebas terhadap tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel-sel penghasil insulin pada pankreas sehingga tubuh kekurangan insulin. Salah satu cara untuk mengatasi DM adalah dengan mengkonsumsi bahan pangan yang memiliki senyawa bioaktif yang dapat bersinergi dalam menekan efek buruk DM. Senyawa  bioaktif tersebut salah satunya yang terdapat dalam kulit manggis, yaitu xanthon dan turunannya. Xanthon pada kulit manggis ini termasuk kedalam golongan senyawa polifenol. Xanthon dipercaya mampu menurunkan kadar glukosa darah atau sebagai antihiperglikemik. Kata kunci: Antihiperglikemik, Kulit manggis, Xanthon
KARAKTERISASI SIFAT KIMIA DAN FISIK FRUIT LEATHER PISANG KEPOK PUTIH (Musa acuminate sp) PADA BERBAGAI SUHU PENGERINGAN Woro Setiaboma
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v3i1.3486

Abstract

Fruit leather adalah cemilan dari buah yang dikeringkan dengan tekstur kenyal dan berasa buah.  Pisang kepok putih (Musa acuminate sp ) merupakan pisang yang kurang populer karena memiliki rasa masam selain itu pisang merupakan produk pascapanen yang tidak tanahan lama. Fruit leather merupakan cara untuk meningkatkan nilai tambahan pada pisang kepok putih.  Pada pembuatan fruit leather pengeringan menentukan sifat fisik dan kimia dari produk. Produk yang diharapkan dari fruit leather memiliki tekstur yang plastik sehingga tujuan dari penelitian ini ialah bagaimana karakteristik sifat fisik dan kimia fruit leather pisang kepok putih pada berbagai variasi serta diperoleh fruit leather terbaik berdasarkan variasi pengeringan.Penelitian ini dilakukan dengan variasi suhu pengeringan.  pisang kepok putih yang telah matang dikukus selama 8 menit, kemudian dikecilkan ukuran dengan blender selama 2-3 menit dan diperoleh bubur buah. Bubur buah dicampukan dengan karagenan 0,3% dengan air panas kemudian dicampur selama 2 menit selanjutnya bubur buah dikeringkan pada suhu 50, 60, 70 dan 80oC selama 12 jam dan diperoleh fruit leater. Fruit leather dianalisa sifat kimia yaitu kadar air, kadar abu dan aktivitas air. Fruit leather juga dianalisa sifat fisik yaitu kekenyalan dan warna.Sifat fisik fruit leather pada kadar air tertinggi pada suhu 50oC dan terrendah pada suhu 80oC. Nilai Aw berkisar antara 0,54-64 yang masih masuk dalam batas aman mikroorganisme tidak dapat tumbuh. Nilai F yang menunjukan kekuatan tarikan tertinggi pada suhu pengeringan 80C (12,75N) dan terendah pada suhu 50oC (6,95). Berdasarkan hasil kadar air, Aw, nilai tarikan dan warna, suhu 60oC memiliki nilai yang baik.
Mini Review: Pemanfaatan Microbial Transglutaminase (MTGase) pada Surimi Ikan Patin Apristia Ruvinty; Devi Natalia; Warsono El Kiyat; Dyah Ayu Pradnya Paramitha
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v3i1.3350

Abstract

Transglutaminase banyak diminati oleh industri bioteknologi karena karakteristiknya yang dapat menghidrolisis substrat ikatan silang pada protein. Transglutaminase yang diekstrak dari hewan memerlukan biaya yang mahal, akan tetapi setelah enzim ini dapat dihasilkan dari mikroorganisme (MTGase), aplikasinya menjadi lebih luas. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis potensi MTGase dalam aplikasinya pada pembuatan surimi ikan patin siam. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam industri pangan, MTGase dapat digunakan untuk meningkatkan sifat mekanik surimi dari berbagai ikan, terutama ikan patin siam. MTGase memiliki prospek yang baik di Indonesia untuk diaplikasikan pada surimi ikan patin siam.Kata kunci: MTGase; ikan patin siam; surimi
POTENSI PATI TEMULAWAK SEBAGAI BAHAN PANGAN PENGGANTI TEPUNG TERIGU PADA KUE BOLU Ema Lestari; Fatimah Fatimah; Dwi Sandri; Retno Yuniarti
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v3i1.3610

Abstract

Temulawak is one of tubers plant which grows in tropical forest areas and has good benefits for health. Temulawak also contained large enough starch, making has great potential as an additive in alternative products for processed food ingredients. Processing of temulawak starch flour is done to reduce the import of wheat flour to Indonesia. The purpose of this study are get starch of temulawak from tuber of temulawak plant, substituting wheat flour with temulawak starch flour for making sponge cake and knowing the panelist's favorite level of sponge cake made from temulawak starch flour. Sponge cake created with 3 treatments, 100% wheat flour as control, 50% temulawak starch with 50% wheat flour and 100% temulawak starch, then execute organoleptic test. Preparation of temulawak starch flour produces yellowish white flour. The organoleptic test showed that sponge cake with substitution of temulawak starch was 50% and 100% preferred over sponge cake without starch flour of temulawak. Based on this research, it was found that temulawak starch flour potency as commodity source of food substitute of wheat flour in making sponge cake because it can substitute wheat flour to 100%.

Page 4 of 16 | Total Record : 157