Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pengaruh Teknik Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 31 Padang Viki Yusri; Rini Rahmayanti; Febriyanti
Jurnal Amanah Kesehatan Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Amanah Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPAK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55866/jak.v5i1.190

Abstract

The incidence of dysmenorrhea in 2016 is very high, it is estimated that more than 50% of women in the world feel this condition, in Indonesia 2020 the incidence of dysmenorrhea is 64,25% and in West Sumatra 2016 it is 57,3%. Interventions that can be given to overcome the intensity of dysmenorrhea pain are cold compresses. The purpose of this study was to determine the effect of the cold compress technique on the intensity of dismenorrhea pain in adolescent girls at SMP Negeri 31 Padang. This type of research uses a pre-experimental researh design with a one-group pretest and posttest design. A sample of 15 respondents with a sampling technique that is purposive sampling. The data processing used in this research is the T-test. The result showed that the average intensity of primary dysmenorrhea pain before the cold compress intervention was 7.00 and the average after the cold compress intervention was 3,47 with p velue= 0,000 (p<0,05), meaning that there was an effect of cold compress technique on intensity of primary dysmenorrhea pain in adolescent girls at SMP Negeri 31 Padang. The conclusion of this study is that there is an effect of cold compress technique on the intensity of primary dysmenorrhea pain in adolescent girls at SMP Negeri 31 Padang. It is recommended for respondents to use cold compresses as an intervention if the pain of dysmenorrhea.
PENGARUH TERAPI TERTAWA DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA Zulham Efendi; Dedi Adha; Afrizal Afrizal; Febriyanti Febriyanti; Mira Andika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.22457

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting diseluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi sebesar 31,7% pada tahun 2020 dan terus meningkat. Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan nyata. Dimana prevalensi hipertensi lansia sebesar 45,9%. Salah satu terapi komplementer yang mudah dan efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipertensi pada lansia yaitu dengan terapi tawa. Terapi tertawa adalah terapi relaksasi, mencapai kegembiraan dan memicu endorphin yang menyebabkan penurunan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh terapi tawa terhadap tekanan darah lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experimental yaitu satu kelompok desain pra-pasca tes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling (purposive sampling). Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimental design dengan pendekatan one-Group Pre-Post test design, teknik pengambilan sampel purposive sampling jumlah sampel 20 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan paired t test karena data berdistribusi normal. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 sistole dan 0,000 diastole maka dapat disimpulkan ada pengaruh terapi tertawa terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi    di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai terapi komplementer bagi penderita hipertensi yang dapat akan digunakan oleh masyarakat.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KECENDERUNGAN NOMOPHOBIA PADA REMAJA Feri Musharyadi; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 6, No 2 (2024): VOL 6 NO 2 MARET 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i2.5189

Abstract

Masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu mulai tumbuh dan berkembang dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa ini remaja akan mengalami perubahan baik secara fisik, kognitif, sosial dan emosional. Masalah psikososial yang sering ditemui adalah nomophobia pada remaja. Penggunaan smartphone yang berlebihan pada remaja akan memberikan dampak negatif seperti ketakutan jika tidak memakai smartphone dan mengalami kesulitan ketika berinterkasi secara langsung yang disebut dengan nomophobia. Berdasarkan data pengguna smartphone di Indonesia menurut Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Smartphone Indonesia (APJII) bahwa pada tahun 2019 terdapat 196,71 juta jiwa pengguna smartphone, dari jumlah tersebut diketahui bahwa mayoritas pengguna smartphone di Indonesia adalah remaja yang berusia 15-19 tahun dengan prevalensi 91%. Jika dilihat pengguna smartphone per wilayah Sumatera 16,2%, dan Sumatera Barat 2,5%. Berdasakan penelitian Young, 2011. diketahui sekitar 23% siswa merasa kehilangan konsentrasi dan menjadi stres apabila mereka jauh dari smartphone, 39,5% mengidap nomophobia dan 27% berada pada risiko mengalami nomophobia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Intensitas penggunaan Smartphone dengan kecenderungan Nomophobia Pada Remaja. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif corelational  dengan pendekatan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Pengolahan data bivariat dengan Chi-Square. Hasil Penelitian didapatkan tidak ada hubungan intensitas pengguanaan smartphone terhadap kecendrungan nomophobia dengan nilai p value 0.05 yaitu p = 0.618.
PENGARUH INTERVENSI KEPERAWATAN SPIRITUAL ISLAMI TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER SERVIKS Viki Yusri; Novria Hesti; Febriyanti Febriyanti
Menara Medika Vol 6, No 2 (2024): VOL 6 NO 2 MARET 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v6i2.5188

Abstract

Pendahuluan: Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian dari semua jenis kanker ginekologi pada wanita. Prevalensi angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus, sedangkan pada tahun 2022 kanker sevik menempati urutan kedua terbanyak dengan penambahan kasus sejumlah 36.633 kasus atau 9,2%, di Sumatera barat sendiri juga menduduki peringkat ke dua yaitu sebesar 2,47‰, kemudian di ikuti daerah Gorontalo sebanyak 2,4%. Permasalahan yang terjadi pada pasien kanker serviks meliputi permasalahan fisik, psikologis, sosial, spiritual dan seksual yang memerlukan perawatan yang holistik, salah satunya tidak kalah penting adalah dalam  masalah spiritual, masalah spiritual yang dihadapi oleh penderita kanker seperti putus harapan, tidak memahami arti kehidupan, dan hidup dengan ketidak pastian, merasa berduka dan kehilangan. Kompleksisitas penderitaan spiritual pada penderita kanker serviks memerlukan penanganan dan pendekatan oleh tim interdisipliner dalam mangatasinya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh  intervensi keperawatan spiritual dengan nilai-nilai Islami terhadap kualitas hidup penderita kanker serviks. Metode penelitian Quasi eksperiment dengan desain pre-post test, dengan metode consecutive sampling pada perempuan kanker serviks stadium II-IV dan usia 25-60 tahun di ruangan kebidanan RSUP Dr. M.Djamil Padang dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini didapatkan ada pengaruh pemberian intervensi keperatan spritial islmai terhadap kualitas hidp penderita kanker dengan nilai p-value 0,00. Kesimpualan dan Saran: dengan adanya pengaruh pemeberian intervensi keperawatan spritual islami ini, diharapkan bidang pelayanan keperawatan khususnya melayani kanker agar memasukan intervensi spiritual islami dalam keseharian dan dijadikan sebagai panduan dalam perawatan di layanan secara umumnya.
Faktor Keterlambatan Diagnosis Kanker Payudara Pada Penderita Kanker Payudara Di Poli Bedah Rsup Dr. M. Djamil Padang Mira Andika1, Febriyanti2 Mira Andika; Febriyanti Febriyanti
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 18, No 2 (2024): Vol 18 No. 02 Juli 2024
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v18i2.5604

Abstract

Kanker payudara merupakan masalah kesehatan global dengan 2,3 juta kasus baru setiap tahunnya dan mewakili 24,2% dari seluruh diagnosis kanker pada wanita dan menyumbang 15% kematian pada wanita secara global. Kanker payudara telah mendahului kanker paru-paru pada wanita, kanker payudara juga menjadi penyebab kematian kelima pada wanita dengan 685.000 kematian per tahun. Di Indonesia, kasus kanker payudara menempati urutan pertama (16,7%) dan merupakan penyebab kematian akibat kanker terbesar kedua (9,6%) setelah kanker paru-paru, 70% kanker terdeteksi pada stadium lanjut. Selain angka kematian yang tinggi, keterlambatan pengobatan pasien kanker menyebabkan beban pembiayaan semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor penyebab keterlambatan diagnosis kanker payudara. Metode: deskriptif corelational dengan pendekatan cross sectional Studi kuantitatif pada pasien yang berobat di klinik bedah RSUP Dr. M.Djamil Padang yang berumur 18 tahun ke atas, diagnosis kanker telah ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi oleh dokter spesialis onkologi dan dalam keadaan sadar. dan kooperatif. Sampel sebanyak 64 responden dipilih berdasarkan teknik Accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, perasaan takut, status sosial ekonomi, keterjangkauan fasilitas kesehatan, penggunaan terapi alternatif, jenis asuransi kesehatan yang digunakan dan keterlambatan diagnosis kanker payudara yang diukur menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi oleh peneliti dan dinyatakan valid dan reliabel. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis uji chi-square. Hasil: Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, perasaan takut signifikan terhadap variabel terikat dengan P-value < 0,05. Sedangkan variabel status ekonomi, keterjangkauan fasilitas kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan diagnosis kanker payudara. Keyword:  Kanker Payudara; Keterlambatan; Diagnosa
Education model on SMS gateway on blood sugar levels of diabetes mellitus patients Febriyanti, Febriyanti; Yusri, Viki; Guci, Asriwan
Jurnal Keperawatan Vol. 14 No. 01 (2023): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v14i01.23338

Abstract

Introduction: Diabetes has become a global epidemic over the last two decades, the prevalence has doubled, from 4.6% to 9.3% in the population aged 20-79 years. Based on data from the International Diabetes Federation (IDF) 2019, it is estimated that 463 million people in the above age group live with diabetes of which 90% Diabetes, Indonesia faces the same diabetes threat as the world, within five years. West Sumatra is at number 21 out of 34 provinces with diabetes cases. Based on data from the Padang City Health Office in 2020, from 23 health centers in Padang City, Andalas Health Center is the highest coverage of type 2 diabetes mellitus, which is 1017 people. Of the 10 sub-districts in the Andalas Community Health Center working area, Jati sub-district is the highest case of diabetes mellitus. Good blood sugar control is one of the important factors and has been shown to reduce the risk of complications in people with diabetes, to achieve good blood glucose control, holistic management is needed including education, education with an SMS gateway approach can provide continuous and continuous information. Objectives: see the effect of SMS gateway-based education model on blood sugar levels of diabetics. Methods:  Pre-experiment using the One Group Pretest-Posttest design approach. Data analysis using Paired T-test sample. Results: The results showed that there was an effect of education model based on sms gateway based education model on blood sugar levels of diabetics with p-value = 0.002. Conclusions: SMS gateway-based education model affects blood sugar levels of diabetics.
Efektivitas Pursed Lips Breathing terhadap Frekuensi Pernapasan pada Anak dengan Penumonia Reni, Ises; Yusri, Viki; Andayani, Rifka Putri; Ningsih, Yulmaini Hendra Dewi
Jurnal Keperawatan Vol 16 No 3 (2024): Jurnal Keperawatan: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v16i3.1958

Abstract

Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia. Salah satu terapi nonfarmakologi yang diberikan untuk mengatasi dampak dari pneumonia pada anak yaitu dengan latihan Pursed Lips Breathing. Pursed Lips Breathing diberikan untuk membantu mengatasi ketidakefektifan kebersihan jalan napas pada pasien dengan pneumonia dengan cara meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga dapat menginduksi pola napas menjadi normal dan anak menjadi lebih relaks.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pursed lips breathing terhadap frekuensi pernapasan pada anak dengan pneumonia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain quasi eksperimen menggunakan pendekatan pretest and post test with control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok intervensi diberikan pursed lips breathing, sedangkan kelompok kontrol diberikan pursed lips breathing. Penelitian dilakukan di RST Reksodiwiryo Padang dengan jumlah responden 15 pada kelompok intervensi dan 15 pada kelompok kontrol. Analisis data dilakukan dengan Pooled T-Test dan Paired T test. Hasil penelitian ini yaitu untuk melihat efektivitas pursed lips breathing terhadap frekuensi pernapasan pada anak dengan pneumonia dan hasil penelitian ini dapat dijadikan evidence based practice dalam mengatasi anak pneumonia.
GERSANG (GERAKAN SAYANG LANSIA) DI USIA SENJA DIKELURAHAN LUBUK LINTAH Viki Yusri; Febriyanti Febriyanti; Peni Deka Putri; Yola Yolanda; Mira Andika; Mitayani Mitayani; Feri Musharyadi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2145

Abstract

Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif,maupun dalam kehidupan psikososialnya, Menurut Brown juga pentingnya harapan hidupdan kualitas hidup bagi lanjut usia. Kualitas hidup adalah kesehatan fisik, kesehatanpsikologi, hubungan sosial, dan aspek lingkungan. Kondisi lansia secara umum jikadigambarkan memang kurang menggembirakan, usia tua mengalami kesepian, sosialekonomi yang kurang sejahtera, serta munculnya penyakit-penyakit degeneratif sepertikanker, jantung, reumatik, serta katarak menyebabkan produktivitas menurun sertamempengaruhi kehidupan sosial. Idealnya, lansia akan menikmati masa tua dengan fisikyangs sehat dan kuat, tidak sakit-sakitan, masih dapat beraktifitas sesuai kemampuan,perasaan yang tenang dan bahagia, tidak merasa kesepian. Ketika lansia mengalamihambatan besar dalam menikmati masa tuanya tersebut, maka dia disebut lansia yang tidaksejahtera atau lansia yang terlantar. Permasalahan diantaranya ada lansia yang tidak terawatbahkan ada yang tinggal sebatangkara, dengan hidup pas-pasan dan belum adanya suatuwadah yang menangani para lansia. Berdasarkan hasil survey awal dengan beberapa lansia,didapatkan mereka tidak ada kegiatan, sering sakit-sakitan hingga merasa kesepian, bahkankadang merasa putus asa. Solusi yang diberikan diantaranya mengadakan wadah kelompoklansia sehat dengan beberapa program kegiatan diantaranya: 1). Meciptakan danmembentuk wadah kelompok lansia sehat, 2). Melakukan pemeriksaan kesehatan gratisdiantara nya pemeriksaan gula darah, kadar asam urat, kadar kolesterol serta tekanandarah, 3). Membuatkan program-program kegiatan lansia sehat diantaranya produktifdalam kerajinan dan kelompok tani. Hasil pengabdian didapatkan, terbentuknya kelompoklansia sehat, pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah,asam urat dan kolesterol dan hasil screening tersebut terjaringnya 10 persen lansiamengalami hipertensi dan diabetes melitus.Key Word : Masalah kesehatan, Lansia, Program Kegiatan
GERSANG (GERAKAN SAYANG LANSIA) DI USIA SENJA DIKELURAHAN LUBUK LINTAH Viki Yusri; Febriyanti Febriyanti; Peni Deka Putri; Yola Yolanda; Mira Andika; Mitayani Mitayani; Feri Musharyadi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2145

Abstract

Pada masa lanjut usia, seseorang akan mengalami perubahan dalam segi fisik, kognitif,maupun dalam kehidupan psikososialnya, Menurut Brown juga pentingnya harapan hidupdan kualitas hidup bagi lanjut usia. Kualitas hidup adalah kesehatan fisik, kesehatanpsikologi, hubungan sosial, dan aspek lingkungan. Kondisi lansia secara umum jikadigambarkan memang kurang menggembirakan, usia tua mengalami kesepian, sosialekonomi yang kurang sejahtera, serta munculnya penyakit-penyakit degeneratif sepertikanker, jantung, reumatik, serta katarak menyebabkan produktivitas menurun sertamempengaruhi kehidupan sosial. Idealnya, lansia akan menikmati masa tua dengan fisikyangs sehat dan kuat, tidak sakit-sakitan, masih dapat beraktifitas sesuai kemampuan,perasaan yang tenang dan bahagia, tidak merasa kesepian. Ketika lansia mengalamihambatan besar dalam menikmati masa tuanya tersebut, maka dia disebut lansia yang tidaksejahtera atau lansia yang terlantar. Permasalahan diantaranya ada lansia yang tidak terawatbahkan ada yang tinggal sebatangkara, dengan hidup pas-pasan dan belum adanya suatuwadah yang menangani para lansia. Berdasarkan hasil survey awal dengan beberapa lansia,didapatkan mereka tidak ada kegiatan, sering sakit-sakitan hingga merasa kesepian, bahkankadang merasa putus asa. Solusi yang diberikan diantaranya mengadakan wadah kelompoklansia sehat dengan beberapa program kegiatan diantaranya: 1). Meciptakan danmembentuk wadah kelompok lansia sehat, 2). Melakukan pemeriksaan kesehatan gratisdiantara nya pemeriksaan gula darah, kadar asam urat, kadar kolesterol serta tekanandarah, 3). Membuatkan program-program kegiatan lansia sehat diantaranya produktifdalam kerajinan dan kelompok tani. Hasil pengabdian didapatkan, terbentuknya kelompoklansia sehat, pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah,asam urat dan kolesterol dan hasil screening tersebut terjaringnya 10 persen lansiamengalami hipertensi dan diabetes melitus.Key Word : Masalah kesehatan, Lansia, Program Kegiatan
PEER EDUCATOR DALAM PENCEGAHAN RESISTENSI OBAT ANTI TUBERKOLOSIS PADA PENDERITA TB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA Zulham Efendi; Febriyanti Febriyanti; Dedi Adha
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2155

Abstract

Tuberculosis merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia. Masalah terbesar dalam pengobatan TB adalah lama dan kompleksitas terapi sehingga mempengaruhi kepatuhan pasien, reaksi tidak diinginkan obat TB yang cukup sering dan menyebabkan ketidakpatuhan, serta meningkatnya angka resistensi obat. Pasien TB sangat penting untuk diawasi secara langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) agar meminum obat secara teratur dan mencegah resistensi obat. Menurut Riskesdas 2018, belum semua pasien TB didampingi PMO. Ketersediaan PMO terbatas hanya sebanyak 66,2%. PMO sebaiknya adalah petugas kesehatan, akan tetapi dapat pula seseorang yang dikenal atau yang berdekatan tinggalnya dengan pasien bahkan bisa teman sebaya pasien atau yang disebut dengan peer educator. Peer educator adalah pendidik bagi teman sebayanya, kekuatan untuk mendorong dan mempengaruhi teman sebayanya serta dapat menjadi contoh yang baik bagi teman sebayanya dalam hal kesadaran dan patuh dalam mimum obat TB. Permasalahan Mitra yaitu memiliki peran ganda sebagai penyedia Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan sehingga permasalahan yang dihadapi sangat kompleks sedangkan sumber daya yang dimiliki terbatas, hingga program promosi dan edukasi kadang terabaikan. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan masih sangat kurangnya edukasi yang diberikan kepada penderita TB dan keluarga karena keterbatasan tenaga dan masih kurangnya pengawasan terhadap penderita TB hingga  ketidakpatuhan pasien dalam mengontrol diri ke Puskesmas. Solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan ini diantaranya 1). mengadakan wadah peer educator terhadap penderita 2). pelatihan peer educator TB, 3). serta pendampingan peer educator dalam pencegahan resistensi obat TB sebagai perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan yang ketebatasan SDM Hasil pengabdian terbentuknya kelompok peer educator, pelatihan pada peer educator tentang peran dan fungsinya.Keyword : Peer Educator, Resistensi Obat, TB