Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

INFORMASI GIZI, JENIS KELAMIN, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA,DAN SINDROM METABOLIK DI YOGYAKARTA Dewi, Agil Dhiemitra Aulia; Mahfida, Silvi Lailatul
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 3 No 1 (2019): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.688 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2019.3.1.1521

Abstract

Latar Belakang. Sindrom metabolik berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2 dan kematian muda. Informasi mengenai gizi, riwayat penyakit keluarga, dan jenis kelamin sering dikaitkan dengan kejadian sindrom metabolik. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan sindrom metabolik di Yogyakarta. Metode. Penelitian case cantrol dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2018 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Besar sample adalah 33 kasus dan 47 kontrol, yang dipilih dengan metode quota sampling  . Data di ambil dari Puskesmas di setiap Kecamatan terpilih di Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. Hasil. Jenis kelamin dan riwayat adanya keluarga yang menderita penyakit degeneratif berhubungan signifikan dengan sindrom metabolik (p< 0,05). Wanita memiliki risiko 3,77 lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibanding laki-laki. Individu dari kelurga dengan riwayat penyakit degeneratif memiliki risiko 3,75 kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik. Kesimpulan. Jenis kelamin dan riwayat keluarga menderita penyakit degeneratif berhubungan dengan kejadian sindrom metabolik. Wanita dan individu dari keluarga dengan rimayat menderita penyakit degeneratif memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik.
Potensi Penambahan Aerami (Air Rendaman Abu Jerami) Sebagai Pengawet Alami Untuk Bahan Makanan Umaira, Siti; Dewi, Agil Dhiemitra Aulia; Ansokowati, Astari Puruhita
Journal of Food and Culinary Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jfc.v4i1.4129

Abstract

ABSTRACT The implementation of the new rule, the Enforcement of Restrictions on Community Activities (PPKM) is carried out by the government to suppress the positive cases of Covid-19 due to the impact of a very high increase in cases in Indonesia demanding that people limit activities outside the home. Restrictions on community activities outside the home make people have to store and process food properly and reduce the frequency of shopping to the market or out of the house just to buy food. Food preservation is one of the techniques used to increase the shelf life of a food. There are many ways used to preserve food either naturally or by using chemicals. One example is the preservation using straw ash soaking water or better known as ki water. The purpose of this article is to analyze the effectiveness of the use of straw ash soaking water as an alternative preservative and as a natural preservative in food.  This research uses library study method by reviewing and analyzing various literature related to this research. Based on the analysis of data obtained that the addition of the concentration of straw ash soaking water into foodstuffs proved to inhibit the growth of microorganisms and effective to preserve food by extending the shelf life of food. This research is expected to be the basis for further research on the effect of adding straw ash soaking water to the shelf life of a foodstuff. Keywords: water soaking straw ash, foodstuffs, preservatives.  ABSTRAK Penerapan aturan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka positif Covid-19 akibat dari dampak kenaikan kasus yang sangat tinggi di Indonesia menuntut masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat diluar rumah membuat masyarakat harus menyimpan dan mengolah makanan dengan benar dan mengurangi frekuensi belanja ke pasar atau keluar rumah sekadar untuk membeli makanan. Pengawetan makanan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengawetkan makanan baik secara alami atau dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu contohnya adalah pengawetan menggunakan air rendaman abu jerami atau lebih dikenal dengan air ki. Tujuan dari artikel ini adalah menganalisis efektifitas penggunaan air rendaman abu jerami sebagai pengawet alternatif dan sebagai pengawet alami pada makanan.  Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji dan melakukan analisis berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami kedalam bahan makanan terbukti menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan efektif untuk mengawetkan makanan dengan memperpanjang daya simpan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan air rendaman abu jerami terhadap daya simpan suatu bahan  makanan.Kata Kunci: air rendaman abu jerami, bahan makanan, bahan pengawet.
Potensi Penambahan Aerami (Air Rendaman Abu Jerami) Sebagai Pengawet Alami Untuk Bahan Makanan Siti Umaira; Agil Dhiemitra Aulia Dewi; Astari Puruhita Ansokowati
Journal of Food and Culinary Vol. 4 No. 1 [Juni 2021]
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jfc.v4i1.4129

Abstract

Penerapan aturan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka positif Covid-19 akibat dari dampak kenaikan kasus yang sangat tinggi di Indonesia menuntut masyarakat agar membatasi kegiatan diluar rumah. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat diluar rumah membuat masyarakat harus menyimpan dan mengolah makanan dengan benar dan mengurangi frekuensi belanja ke pasar atau keluar rumah sekadar untuk membeli makanan. Pengawetan makanan adalah salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengawetkan makanan baik secara alami atau dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu contohnya adalah pengawetan menggunakan air rendaman abu jerami atau lebih dikenal dengan air ki. Tujuan dari artikel ini adalah menganalisis efektifitas penggunaan air rendaman abu jerami sebagai pengawet alternatif dan sebagai pengawet alami pada makanan.  Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengkaji dan melakukan analisis berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa penambahan konsentrasi air rendaman abu jerami kedalam bahan makanan terbukti menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan efektif untuk mengawetkan makanan dengan memperpanjang daya simpan makanan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan air rendaman abu jerami terhadap daya simpan suatu bahan  makanan.
INFORMASI GIZI, JENIS KELAMIN, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA,DAN SINDROM METABOLIK DI YOGYAKARTA Agil Dhiemitra Aulia Dewi; Silvi Lailatul Mahfida
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 3 No 1 (2019): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.688 KB) | DOI: 10.20884/1.jgps.2019.3.1.1521

Abstract

Latar Belakang. Sindrom metabolik berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2 dan kematian muda. Informasi mengenai gizi, riwayat penyakit keluarga, dan jenis kelamin sering dikaitkan dengan kejadian sindrom metabolik. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan sindrom metabolik di Yogyakarta. Metode. Penelitian case cantrol dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2018 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Besar sample adalah 33 kasus dan 47 kontrol, yang dipilih dengan metode quota sampling . Data di ambil dari Puskesmas di setiap Kecamatan terpilih di Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. Hasil. Jenis kelamin dan riwayat adanya keluarga yang menderita penyakit degeneratif berhubungan signifikan dengan sindrom metabolik (p< 0,05). Wanita memiliki risiko 3,77 lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibanding laki-laki. Individu dari kelurga dengan riwayat penyakit degeneratif memiliki risiko 3,75 kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik. Kesimpulan. Jenis kelamin dan riwayat keluarga menderita penyakit degeneratif berhubungan dengan kejadian sindrom metabolik. Wanita dan individu dari keluarga dengan rimayat menderita penyakit degeneratif memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik.
Asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai Universitas X: studi deskriptif Agil Dhiemitra Aulia Dewi
JHeS (Journal of Health Studies) Vol 3, No 2: September 2019
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1033.815 KB) | DOI: 10.31101/jhes.651

Abstract

Perkembangan teknologi memicu perubahan gaya hidup dan dapat berdampak pada berkembangnya penyakit degeneratif. Penelitian deskriptif dengan rancangan Cross Sectional mengambil subyek Pegawai Universitas X bulan Juli-Oktober 2018 dengan metode random sampling sebanyak 63 orang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai Universitas X. Data dikumpulkan dengan kuesioner, formulir frekuensi makanan. 17,46% subjek memiliki tekanan darah diatas normal; hiperglikemia (7,94%), obesitas sentral (14,29%), hiperkolesterol (55,56%) dan overweight (65,08%). Pemenuhan rata-rata asupan lemak (114,37 g) dan protein ( 76,99 g) lebih dari yang dibutuhkan, (kebutuhan energi tertinggi yaitu laki-laki rentang usia 19–29 tahun: protein 62 g, lemak 91 g). Sebagian besar subjek mengalami gejala penyakit degeneratif.
Asupan Zat Besi, Vitamin C, Pengetahuan Gizi Kaitannya dengan Kejadian Anemia Remaja Putri di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta : Iron and Vitamin C Intake, Nutritional Knowledge in Relation to the Incidence of Anemia in Adolescent in Bantul, Special Region of Yogyakarta Agil Dhiemitra Aulia Dewi; Faurina Risca Fauzia; Tri Dyah Astuti
Amerta Nutrition Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v6i1SP.2022.291-297

Abstract

Background: Female adolescents are ten times more likely to experience anemia than male adolescents because they experience menstrual bleeding every month, low iron and vitamin C intake, and lack of knowledge about iron deficiency anemia. Adolescent anemia is also caused by a lack of knowledge about balanced nutritional intake. Bantul is ranked second in adolescent anemia in DIY. Objectives: This study aims to analyze the relationship between nutritional knowledge regarding anemia, vitamin C intake, and iron intake of female adolescents in Bantul, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Methods: This research is an observational study with a cross-sectional design. The research using cluster random sampling. The clusters that were randomly selected to be studied were 6 out of 17 districts. In each sub-district cluster, 5 SMA and 3 SMP were randomly selected. The study was conducted at Bantul Middle School and High School with female adolescents aged 13-18 years who were randomly selected from all classes from January to September 2022 with a sample size of 186 people. Primary data consisted of Fe and Vitamin C intake using the Semi-Food Frequency Questionnaire, nutrition knowledge using a validated questionnaire, and Hb levels using a capillary blood rapid test. The data were then tested statistically using STATA software with the Correlation Test. Results: From this study, 186 female adolescent respondents were obtained with 36 (19.35%) respondents having anemia, 150 (80.65%) not anemia. The median intake of iron for female adolescents was 12.5 mg/dl, the median vitamin C for female adolescents was 57.4 mg/dl, and respondents with good nutrition knowledge were 71 people, 115 people with poor knowledge. Intake of Fe, Vitamin C, and nutritional knowledge related to anemia were not significantly related to anemia in female adolescents in Bantul, DIY (P>0.05). Conclusions: Nutritional knowledge regarding anemia, intake of Fe, and Vitamin C were not significantly related to anemia of female adolescents in Bantul, DIY, but intake of Fe and vitamin C was mostly still less than nutritional requirements.
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAST FOOD CONSUMPTION AND OBESITY IN WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN BANDUNG Salma Karisa; Agil Dhiemitra Aulia Dewi
Journal of Global Nutrition Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.107 KB) | DOI: 10.53823/jgn.v2i1.29

Abstract

Obesity is one of the nutritional problems that occur in Indonesia where the prevalence continues to increase every year. The prevalence of obesity in Indonesia is higher in the female group compared to the male group. Obesity that occurs in women, especially in women of childbearing age can cause health problems such as irregular menstrual cycles, PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) and even miscarriage in pregnancy. One of the factors that increase the risk of obesity is the frequency of consuming fast food. This study aims to determine the relationship between fast food consumption and obesity in women of childbearing age in Bandung. The type of research used in this study is cross sectional with research subjects are women aged 15-49 years. This research was conducted in Bandung with total 155 respondents as the sample. Analysis of the data was use chi square analysis. The results of this study indicate that there is a significant relationship between fast food consumption and the incidence of obesity in women of childbearing age in Bandung (P = 0.007). The conclusion of this study is that there is a relationship between the fast food consumption and the incidence of obesity in women of childbearing age in Bandung.
INFORMASI GIZI, JENIS KELAMIN, RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA,DAN SINDROM METABOLIK DI YOGYAKARTA Agil Dhiemitra Aulia Dewi; Silvi Lailatul Mahfida
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 3 No 1 (2019): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jgps.2019.3.1.1521

Abstract

Latar Belakang. Sindrom metabolik berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, diabetes melitus tipe 2 dan kematian muda. Informasi mengenai gizi, riwayat penyakit keluarga, dan jenis kelamin sering dikaitkan dengan kejadian sindrom metabolik. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan dengan sindrom metabolik di Yogyakarta. Metode. Penelitian case cantrol dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2018 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Besar sample adalah 33 kasus dan 47 kontrol, yang dipilih dengan metode quota sampling . Data di ambil dari Puskesmas di setiap Kecamatan terpilih di Kabupaten Bantul dan Kotamadya Yogyakarta. Hasil. Jenis kelamin dan riwayat adanya keluarga yang menderita penyakit degeneratif berhubungan signifikan dengan sindrom metabolik (p< 0,05). Wanita memiliki risiko 3,77 lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik dibanding laki-laki. Individu dari kelurga dengan riwayat penyakit degeneratif memiliki risiko 3,75 kali lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik. Kesimpulan. Jenis kelamin dan riwayat keluarga menderita penyakit degeneratif berhubungan dengan kejadian sindrom metabolik. Wanita dan individu dari keluarga dengan rimayat menderita penyakit degeneratif memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik.
HUBUNGAN BERAT BADAN BERLEBIH, PEMILIHAN MAKANAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PELAJAR SMA DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Mailani Agestaria Irawan; Agil Dhiemitra Aulia Dewi
Jurnal Ilmu Gizi Indonesia (JIGZI) Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57084/jigzi.v3i1.835

Abstract

Kelebihan berat badan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja awal. Kelebihan berat badan  pada kelompok remaja mempengaruhi perkembangan psikososialnya termasuk kepercayaan dirinya. Tujuan Untuk mengetahui hubungan berat badan berlebih, pemilihan makanan dengan kepercayaan diri pada pelajar SMA di kabupaten Lampung Timur. Populasi penelitian adalah siswa SMA di Kabupaten Lampung Timur dengan perhitungan besar sampel 106 orang, dan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian ini didapatkan Kelebihan berat badan  pada remaja  di SMA Kabupaten Lampung Timur sebanyak  persentase 75%. Responden yang memiliki kepercayaan diri kurang baik dengan berat badan berlebih sebesar 66%. Kesimpulan Ada hubungan berat badan berlebih dengan kepercayaan diri dan Ada hubungan pemilihan makanan dengan berat badan berlebih.Kata kunci : Berat badan berlebih, Pemilihan makanan, Kepercayaan diri
Hubungan Asupan Vitamin D dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Yogyakarta Safitri, Putu Nur; Aulia Dewi, Agil Dhiemitra; Syagata, Anindhita Syahbi
JURNAL NUTRISIA Vol 26 No 2 (2024): September 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jnutri.v26i2.334

Abstract

The number of diabetes mellitus patients in Indonesia is increasing. Vitamin D has a function to trigger insulin receptor expression, which results in a decrease in blood glucose levels. The prevalence of DM sufferers in Indonesia was recorded at 10.9%, while the prevalence in Yogyakarta City was 18.6% of people diagnosed with diabetes. The aim of this study was to find out whether there is a relationship between vitamin D intake and blood glucose levels of individuals suffering from type 2 diabetes mellitus in the city of Yogyakarta. This research is quantitative research with a cross sectional design. The independent variable for the study was vitamin D intake and the dependent variable was blood glucose levels, determined using a purposive sampling technique, with a sample size of 49 people. The measuring tools in this research were a characteristic questionnaire, the SQ-FFQ form, and a food photo book. Spearman rho correlation test will be used to analyze the data. The results showed that subjects in Yogyakarta City consumed less vitamin D than needed based on the RDA (600 IU/day) and there was no relationship between vitamin D intake and blood glucose levels in type 2 DM sufferers in Yogyakarta City with a value of p=0.6777 (p> 0.05) and the value of r = -0.0609 shows a tendency for a weak relationship and has a negative relationship direction, meaning that the higher the intake of vitamin D, the lower the blood glucose level. Vitamin D is not related to blood glucose levels in type 2 DM sufferers.