Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Chat GPT 4.0 dan Chat GPT 3.5 dalam Menjawab Pertanyaan Medis Atmojo, Joko Tri; Wijiwinarsih, Amallia; Yulianti, Ika; PH, Livana; Widiyanto, Aris
Jurnal Keperawatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Keperawatan: Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v17i2.3011

Abstract

Kecerdasan Buatan (AI) merupakan bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia. Chat Generative Pre-Trained Transformer (Chat GPT) adalah model pemrosesan bahasa alami produk kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI. Chat GPT berpotensi membantu menjawab pertanyaan medis dengan tingkat kesesuaian yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan akurasi kecerdasan buatan Chat GPT-4 dan Chat GPT-3 dalam menjawab pertanyaan medis. Penelitian ini merupakan penelitian metaanalisis dan telaah sistematis dengan menggunakan diagram PRISMA. Pencarian studi primer melalui beberapa indexing database diantaranya: PubMed, Google Scholar dan BASE. Kata kunci yang digunakan untuk mempermudah pencarian artikel yaitu; “Chat GPT AND Medical Question”, atau “Chat GPT AND Accuracy”, atau “Chat GPT AND Medical Question AND Accuracy”. Kriteria inklusi penelitian ini adalah artikel yang terpublikasi menggunakan desain studi cross-sectional dari bulan Januari 2023-Agustus 2024. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan program metaanalisis RevMan 5.4.1 dengan pendekatan fixed effect dan Random effect serta menyajikan data funnel plot dan forest plot. Hasil penelitian menunjukan bahwa Chat GPT-4 memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dalam menjawab pertanyaan medis. Tingkat akurasi Chat GPT-4 dalam menjawab pertanyaan medis menunjukan 3.07 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Chat GPT-3 (OR: 3.07; 95%CI: 2.20-4.30; p<0.0001) dan signifikan secara statistik. Forest plot tersebut juga menunjukkan heterogenitas estimasi efek antar studi yang tinggi (I = 81%). Funnel plot menunjukkan terdapat bias publikasi yang cenderung melebih-lebihkan efek yang sesungguhnya (overestimate). Metaanalisis dari 9 studi menunjukan bahwa Chat GPT-4 lebih akurat dibandingkan Chat GPT-3 dalam menjawab pertanyaan medis.
Inovasi Terapi Tiup Balon sebagai Pendukung Pengelolaan Asma pada Anak: Sebuah Tinjauan Literatur Handayani, Rina Tri; Sunaryanti, Sri Sayekti Heni; Wardani, Ratna; Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Pradana, Krisnanda Aditya
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5414

Abstract

Asma adalah penyakit pernapasan kronis pada anak yang dapat mengurangi kualitas hidup. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas terapi meniup balon sebagai latihan pernapasan untuk meningkatkan fungsi paru-paru pada anak-anak dengan asma. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan mencari dan menyeleksi data dari berbagai etnis, ras, dan lokasi di dunia tanpa batasan rentang waktu. Artikel diperoleh dari basis data seperti PubMed, ProQuest, Google Scholar, dan Clinical Key, dengan kata kunci “Tiup Balon” AND ASMA AND Anak. Pencarian berlangsung selama 2 minggu, dengan kriteria inklusi mencakup artikel full text, membahas terapi tiup balon untuk asma, serta ditulis dalam Bahasa Inggris atau Indonesia. Analisis literatur menunjukkan bahwa terapi ini mampu memperkuat otot pernapasan, meningkatkan aliran ekspirasi puncak (Peak Expiratory Flow), dan mengurangi gejala asma. Terapi meniup balon berpotensi mengurangi ketergantungan pada obat inhalasi, sehingga menjadi pilihan non-farmakologis yang terjangkau dan mudah diterapkan di rumah atau fasilitas kesehatan. Selain manfaat fisiologis, terapi ini juga menyenangkan bagi anak, sehingga meningkatkan kepatuhan mereka dalam menjalani terapi. Implementasi terapi meniup balon menjadi solusi efektif dan holistik dalam manajemen asma pada anak-anak.
Penggunaan Rebusan Air Kunyit dalam Mengelola Nyeri Lambung pada Pasien Maag dalam Lingkungan Keluarga: Kajian Literatur Iswahyuni, Sri; Putri, Anggi Pradana; Wardani, Ratna; Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Anasulfalah, Hakim
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5415

Abstract

Nyeri lambung merupakan keluhan umum bagi penderita gastritis atau maag, yang sering disertai gejala mual dan muntah. Salah satu metode pengobatan alternatif yang banyak diminati adalah konsumsi kunyit (Curcuma longa) rebus, yang diketahui memiliki efek anti-inflamasi dan gastroprotektif. Penelitian ini merupakan tinjauan pustaka yang bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas kunyit rebus dalam mengurangi nyeri lambung pada penderita maag. Langkah awal literature review ini adalah memilih topik dan menentukan kata kunci “Air Kunyit” AND Gastritis untuk pencarian artikel di Google Scholar. Artikel yang dipilih berasal dari 5 tahun terakhir (2019–2024) dan memenuhi kriteria inklusi, yaitu membahas penggunaan air rebusan kunyit untuk nyeri gastritis. Hanya lima jurnal yang direview. Hasil tinjauan ini mendukung penggunaan kunyit rebus sebagai terapi tambahan yang aman dan mudah diakses untuk masyarakat dalam mengelola nyeri lambung tanpa efek samping dari obat kimia. Kunyit (Curcuma longa) dengan senyawa kurkumin memiliki efek antiinflamasi, gastroprotektif, dan mampu mengatur mikrobiota lambung, sehingga efektif mengurangi nyeri gastritis. Penelitian menunjukkan konsumsi air rebusan kunyit secara signifikan menurunkan nyeri lambung, menjadikannya terapi non-farmakologis yang aman, terjangkau, dan mudah diterapkan. Telemedicine memiliki potensi besar untuk diintegrasikan dalam sistem kesehatan secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung perawatan konvensional dan memperluas jangkauan layanan kesehatan.
Peran Jus Buah Mengkudu dalam Mengontrol Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi: Literature Review Rejo, Rejo; Daryanto, Daryanto; Wardani, Ratna; Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Mubarok, Ahmad Syauqi
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5442

Abstract

Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular yang meningkat di Indonesia, terutama pada populasi lansia. Penggunaan jus mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai terapi alami telah dipelajari karena kandungan bioaktifnya, seperti scopoletin dan xeronin, yang diduga memiliki efek vasodilatasi dan diuretik, sehingga berpotensi menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau efektivitas jus mengkudu dalam mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi melalui kajian literatur. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur sistematis dengan pencarian pada database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar untuk artikel yang relevan antara tahun 2019 hingga 2024. Kriteria inklusi mencakup penelitian yang mengkaji efek jus mengkudu pada tekanan darah manusia. Hasil kajian menunjukkan bahwa jus mengkudu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan, terutama pada lansia. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan produksi oksida nitrat setelah konsumsi jus mengkudu, yang berperan dalam relaksasi pembuluh darah. Studi juga menunjukkan bahwa kombinasi jus mengkudu dan mentimun dapat memberikan efek tambahan dalam mengontrol tekanan darah. Pembahasan menyimpulkan bahwa jus mengkudu efektif sebagai terapi tambahan untuk hipertensi melalui mekanisme vasodilatasi dan penghambatan enzim angiotensin-converting enzyme (ACE), memberikan alternatif yang aman bagi pengelolaan hipertensi. Kesimpulannya, jus mengkudu menunjukkan potensi besar sebagai terapi pendukung yang alami dan efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dosis optimal dan efek jangka panjang dari jus mengkudu pada populasi yang lebih luas.
Peran Telemedicine dalam Peningkatan Kepuasan Pasien: Tinjauan Literatur Anasulfalah, Hakim; Wibowo, Joko Tri; Wardani, Ratna; Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Hasibuan, Ustifina Hasanah
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5441

Abstract

Penelitian ini merupakan tinjauan literatur yang menganalisis efektivitas telemedicine dalam meningkatkan kepuasan pasien. Telemedicine, yang memanfaatkan teknologi komunikasi jarak jauh untuk layanan kesehatan, telah menjadi solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan dalam akses layanan medis, terutama selama pandemi COVID-19.Metode: Penelitian ini merupakan tinjauan literatur yang menggunakan sumber dari berbagai basis data elektronik, termasuk Clinical Key, Google Scholar, MEDLINE/PubMed, ProQuest, Science Direct, Scopus, dan Springer Link. Kata kunci yang digunakan mencakup "telemedicine" dan "kepuasan pasien". Penelitian ini menganalisis lima artikel yang relevan untuk mengevaluasi efektivitas telemedicine dalam meningkatkan kepuasan pasien. Tahun artikel yang digunakan dengan rentang 2019 – 2022. Hasil: Berdasarkan lima artikel yang dianalisis, ditemukan bahwa telemedicine memberikan manfaat signifikan dalam menurunkan biaya perjalanan dan waktu tunggu, serta meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan bagi pasien, terutama di wilayah terpencil atau dengan mobilitas terbatas.Pembahasan: penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan layanan telemedicine umumnya merasa lebih puas dibandingkan dengan konsultasi tatap muka, yang diukur melalui pengurangan biaya dan waktu serta kemudahan akses. Namun, keberhasilan telemedicine sangat bergantung pada dukungan teknologi yang handal dan keterampilan komunikasi tenaga medis untuk memastikan interaksi yang efektif. Kendala seperti keterbatasan akses internet dan kompetensi teknologi masih menjadi tantangan dalam implementasi telemedicine di berbagai negara.Kesimpulan: telemedicine memiliki potensi besar untuk diintegrasikan dalam sistem kesehatan secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung perawatan konvensional dan memperluas jangkauan layanan kesehatan
Efektivitas Minyak Zaitun untuk Ruam Popok Bayi dalam Konteks Primary Health Care: Tinjauan Literatur Mubarok, Ahmad Syauqi; Noerlitaningrum, Andriani; Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Anasulfalah, Hakim; Handayani, Rina Tri
Journal of Language and Health Vol 5 No 3 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i3.5443

Abstract

Ruam popok adalah salah satu kondisi dermatologis yang paling umum terjadi pada bayi dan balita. Pendekatan konvensional untuk pengelolaan ruam popok biasanya melibatkan penggunaan krim berbasis zinc oxide atau petroleum jelly. Minyak zaitun juga menawarkan keunggulan dalam konteks Primary Health Care (PHC) karena sifatnya yang alami, mudah diakses, dan terjangkau. Integrasi minyak zaitun dalam perawatan kulit bayi di layanan kesehatan primer dapat mendukung pendekatan holistik dalam manajemen ruam popok.Metode: Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur untuk mengevaluasi efektivitas minyak zaitun sebagai perawatan ruam popok. Sumber dari database Google Scholar (2019-2024) dianalisis dengan kata kunci “Minyak Zaitun,” “Ruam Popok,” dan “Anak.” Didapatkan 5 artikel dalam penelitian ini.Hasil: Hasil menunjukkan bahwa minyak zaitun mengandung senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang efektif mengurangi keparahan ruam popok pada bayi, terutama pada kasus ringan hingga sedang. Studi eksperimental menemukan bahwa aplikasi rutin minyak zaitun dapat menurunkan keparahan ruam popok secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan popok kain atau produk lainnya. Pembahasan: Pembahasan mencakup keuntungan utama minyak zaitun dalam meningkatkan kelembapan, melindungi kulit bayi, dan menurunkan risiko iritasi.Kesimpulan: Kesimpulannya, minyak zaitun adalah pilihan perawatan non-farmakologis yang efektif dan aman untuk ruam popok bayi, meskipun perlu perhatian khusus pada bayi dengan kondisi kulit sangat sensitif.
The Effect of High Knowledge on Diabetes Type 2 and Strong Belief in Medicine with Non-Adherence of Anti Diabetic Medication: A Meta-Analysis Iswahyuni, Sri; Herbasuki, Herbasuki; Sunaryanti, Sri Sayekti Heni; Atmojo, Joko Tri; Rejo, Rejo; Widiyanto, Aris
Indonesian Journal of Medicine Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.162 KB)

Abstract

Background: By 2045, the number of people with diabetes mellitus (DM) was expected to increase from 424.9 million in 2017. Healthcare professionals have had a difficult time managing diabetes because of nonadherence to therapy. Additionally, the efforts made to clarify and enhance patient adherence to their medication are not always successful. This study investigated the factors such as high knowledge on diabetes type 2 and strong belief in medicine that lead to medication non-adherence in adults.Subjects and Method: This article was a systematic review and meta-analysis study conducted by searching for articles from online databases such as EBSCO, ProQuest, and PubMed. Popula­tions: adults with diabetes mellitus; Intervention: a strong belief in anti-diabetic medication and high knowledge of diabetes mellitus; Comparison: a weak belief or none in anti-diabetic medication and little knowledge of diabetes mellitus; Outcome: non-adherence of anti-diabetic medication.  The independen variables is strong belief and high knowledge, the dependen variable is non-adherence to anti-diabetic medication. The inclusion criteria for this study were full articles using a cross-sectional study, with the publication year until 2022. We conduct the analysis using RevMan 5.3 software.Results: A total of 6 articles reviewed in the meta-analysis (consisted 4 articles in each variables), from countries: Ethiopia,  Australia, Uganda, Iran,  Palestine and  China, showed that respondents with strong belief in anti-diabetic medicines (aOR= 0.66; 95% CI= 0.48 to 0.90; p= 0.008) and high knowledge of diabetes mellitus (aOR= 0.85; 95% CI= 0.79 to 0.93; p= 0.0005) had lower level of non-adherence to anti-diabetic medication.Conclusion: A strong belief in anti-diabetic medicines and high knowledge of diabetes mellitus can lower non-adherence to anti-diabetic medication.Keywords: diabetes mellitus type 2, medication adherence, predictorsCorrespondence: Sri Iswahyuni. Study Program of Nursing, School of Health Sciences Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.  Jl. Ring Road 03, Surakarta 57127, Jawa Tengah. Email: iswahyunisri@yahoo.co.id. Mobile: +62 815-6720-715.Indonesian Journal of Medicine (2022), 07(02): 150-160https://doi.org/10.26911/theijmed.2022.07.02.04 
The Effects of Diabetes Mellitus Comorbidities on the Risk of Treatment Failure in Tuberculosis Patients: A Meta-Analysis Iswahyuni, Sri; Fauziah, Ani Nur; Indarto, Indarto; Atmojo, Joko Tri; Widiyanto, Aris
Indonesian Journal of Medicine Vol. 7 No. 4 (2022)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.643 KB)

Abstract

Background: Tuberculosis or TB is a disease caused by the Mycobacterium tuberculosis complex. There are several comorbidities that experience severity and death when infected with tuberculosis or TB, namely hypertension, diabetes mellitus, cardiovascular disease, chronic kidney disease, cerebrovascular disease, and other diseases. This study aims to estimate the magnitude of the risk of treatment failure in Tuberculosis patients with Diabetes Mellitus comorbidity, with a meta-analysis of primary studies conducted by previous authors.Subjects and Method: This was a systematic review and meta-analysis with the following PICO, population: tuberculosis patients. Intervention: chronic comorbid diabetes mellitus. Comparison: without comorbid diabetes mellitus. Outcome: treatment failure. The articles used in this study were obtained from three databases, namely Google Scholar, PubMed, and Science Direct. Keywords to search for articles “Tuberculosis” OR “TBC” AND “Diabetes Mellitus” OR “DM” AND “Treatment failure”. The included article is a full-text English cohort study design from 2007 to 2021 and reports the adjusted odds ratio (aOR) in multivariate analysis. The selection of articles is done using PRISMA flow diagrams. Articles were analyzed using the Review Manager 5.3 application.Results: A total of 7 cohort studies involving TB patients undergoing treatment from America, Europe, Africa and Asia were selected for systematic review and meta-analysis. The data collected showed that tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus had a 1.57 time the risk of treatment failure compared to patients without comorbid diabetes mellitus (aOR= 1.57; 95% CI= 1.08 to 2.30; p= 0.002).Conclusion: Comorbidity Diabetes mellitus increases the risk of experiencing treatment failure in tuberculosis patients.Keywords: diabetes mellitus, tuberculosis, mortality.Correspondence: Sri Iswahyuni. School of Health Sciences Mamba’ul Ulum Surakarta. Jl. Ringroad Utara, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Central Java, Indonesia. Email: iswahyunisri@yahoo.co.id. Mobile: +62 815-6720-715.Indonesian Journal of Medicine (2022), 07(04): 417-427https://doi.org/10.26911/theijmed.2022.07.04.07 
Hypertension Self-Care Behavior and Its Associated Factors among Patients with Hypertension Azmiardi, Akhmad; widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Anasulfalah, Hakim; Mubarok, Ahmad Syauqi; Iswahyuni, Sri
Indonesian Journal of Medicine Vol. 8 No. 3 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/theijmed.2023.08.03.02

Abstract

Background:  Hypertension is a chronic medical condition that affects millions of people worldwide and can lead to severe health complications. Hypertension self-care behavior is important in managing their condition and reducing their risk of complication. This study aimed to to determine factors that associated with self-care behavior among patients with hypertension. Subjects and Method:  This was cross-sectional study, conducted at Boyolali Regency, Central Java. A total of 122 participant are included in this study. The Independent variables were including age, sex, education level, income, and duration of hypertension. The dependent variable was Hypertension self-care behavior. The data of Hypertension self-care behavior were collected by Hypertension self-care behavior questionnaire (HSCBQ). Knowledge about hypertension was measured using a modified questionnaire of hypertension evaluation of lifestyle and management (HELM). The data were analyzed by multiple logistic regression. Results:  Age ≥ 50 years (aOR=3.76; 95%CI=1.30 to 10.50; p=0.014), higher level of education (aOR=6.06; 95%CI=1.91 to 22.85; p=0.003) higher income (aOR=2.89; 95%CI=1.07 to 7.80; p=0.035), longer duration of hypertension (aOR=3.35; 95%CI=1.13 to 9.93; p=0.029) and good knowledge of hypertension (aOR=10.56; 95%CI=3.51 to 31.71; p<0.001) were associated and statistically significant with Hypertension self-care behavior. Conclusion:  Older age, higher level of education, higher income, longer duration of hypertension and good knowledge had statistically significant association with good Hypertension self-care behavior. Keywords:  age, duration of hypertension, hypertension self-care behavior, income, knowledge, level of education. Correspondence: Akhmad Azmiardi. School of Health Science Mamba’ul ‘Ulum Surakarta. Jln. Ringroad, Mojosongo, Jebres, Surakarta, Central Java, Indonesia. Email: aazmiardi@gmail.com. Mobile: +6285245412021.  
Trend Analysis of the Mobile Health COVID-19 Application As A Preventive Strategy in the Era of COVID-19 Pandemic in Surakarta Widiyanto, Aris; Atmojo, Joko Tri; Handayani, Rina Tri
Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Digital technology innovation is believed to increase the effectiveness of the health system's response to epidemics. Some of the potential benefits of mobile Health (mHealth) appli-cations for managing the coronavirus 2019 (COVID-19) pandemic have been explored. This study aimed to determine the trend of using mobile health applications during the COVID-19 pandemic in Surakarta, Central Java.Subjects and Method: This study was descriptive study conducted in Surakarta, Central Java, from February to August 2021. A sample of 184 subjects aged 15 to 64 years was selected in this study. Data were collected using a questionnaire through an online survey. Data were presented in descriptive-analytical form based on the characteristics of gender, age, occupation, and education.Results: The majority of study subjects were women (84.78%), with an average age (Mean= 20.61; SD= 0.12). As many as 55.98% had used the COVID-19 mobile health application. 51.45% were satisfied with the COVID-19 mobile health application service used. As many as 60.19% of the subjects felt it was faster to get information about COVID-19. 73.78% of the study subjects reported the mobile health application could improved knowledge about preventing transmission of COVID-19. As many as 71.84% reported that the application could assist in implementing health protocols.Conclusion: The mobile health COVID-19 application accelerates the dissemination of health information, increases knowledge about preventing transmission of COVID-19 and implementation of health protocols.Keywords: mobile health, COVID-19, application, prevention.Correspondence: Aris Widiyanto. School of Health Sciences Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, Surakarta, Central Java. Email: widiyanto.aris99@gmail.com. Mobile: +628139209095.Journal of Health Promotion and Behavior (2021), 06(02): 104-111https://doi.org/10.26911/thejhpb.2021.06.02.03