Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

SIFAT MATERIAL PADA RUANG TERBUKA DI KOTA LAMA YANG TERKAIT DENGAN TERMAL Rusyda, Hana Faza Surya; Harsritanto, Bangun IR; Widiastuti, Ratih
MODUL Vol 17, No 2 (2017): MODUL vol 17 nomor 2 tahun 2017 (6 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.784 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.2.2017.85-88

Abstract

Kota Lama Semarang mempunyai ruang terbuka yang sangat populer dikalangan masyarakat sekitar, antara lainadalah Taman Srigunting dan Polder Tawang. Kedua ruang terbuka tersebut mempunyai berbagai macam material.Berbagai jenis material mempunyai kondisi termal yang berbeda. Oleh karena itu akan diteliti mengenai material yangterdapat pada kedua ruang terbuka tersabut yang terkait dengan termal. Pendekatan yang digunakan menggunakanmetode kuantitatif. Data dari penelitian ini diperoleh dengan obeservasi lapangan dengan pengukuran langsung padaobjek penelitian. Simpulan pada penelitian ini adalah dapat mengetahui material yang berpengaruh besar terhadapkondisi termal pada sebuah ruang terbuka.
TINJAUAN BUDAYA TERHADAP LINGKUGAN PADA BENTUK RUMAH VERNAKULAR DI KELURAHAN JABUNGAN SEMARANG Hana Faza Surya Rusyda
NALARs Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.20.2.131-136

Abstract

Rumah vernakular merupakan bangunan warisan yang mempunyai bentuk menyerupai rumah tradisional pada daerahnya. Rumah vernakular adalah suatu artefak yang dapat digali lagi untuk mendapatkan simbol dan mengetahui detail maknanya. Rumah vernakular yang ada di daerah Jawa mencerminkan status sosial dan kondisi ekonomi pemiliknya. Ini terlihat dari bentuk, elemen dan karateristiknya. Dalam perkembangannya, sebuah rumah akan menyesuaikan dengan kebutuhan pemilik yang terlihat pada penambahan ruang-ruang. Seperti yang ada di daerah  Semarang Selatan, Kelurahan Jabungan, Semarang. Dalam penelitian ini, mempunyai tujuan untuk menggali lebih dalam akan kajian budaya dari suatu rumah vernacular, sehingga diperlukan penelitian yang berdasarkan teori Amos Rapoport. Metode penelitian menggunakan deskiptif analisis, dengan pengumpulan data dari studi literatur dan studi lapangan dengan cara dokumentasi dan wawancara. Simpulan yang didapat berupa suatu temuan mengenai kajian hubungan budaya dan lingkungan terhadap bentuk rumah vernakular dan elemen arsitekturnya yang ada yang ada di Kelurahan Jabungan, Semarang.
Kajian Level Realitas Terhadap Bentuk dan Elemen Arsitektural pada Rumah Vernakular: Studi Kasus Rumah Vernakular Kelurahan Jabungan Kota Semarang Hana Faza Surya Rusyda; M Suryadi
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 4, No 1: Desember 2020
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.4.1.118-126

Abstract

The vernacular house is a heritage building that still exists which is usually inhabited for generations. Some people in Indonesia still live in vernacular houses, one of which is in Jabungan Village, Semarang City. The forms and architectural elements that make up the vernacular house are not changed much, as if it were an artefact in the house. This can be explored more deeply about the meaning or idea of a vernacular house, it requires research based on levels of reality. The five levels of reality are empirical reality, symbolic reality, meaning reality, idea reality, and value reality/ worldview. The approach to be carried out is by studying literature and field studies by means of documentation and interviews. The conclusions obtained were in the form of a finding of the level of reality on the artefacts of a vernacular house and architectural elements that exist in Jabungan Village, Semarang City.
KONDISI TERMAL PADA PENGHAWAAN ALAMI DI RUANG TUNGGU UTAMA STASIUN SEMARANG TAWANG Hana Faza Surya Rusyda; Erni Setyowati; Gagoek Hardiman
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2018
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.534 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v2i3.60

Abstract

Abstract:. Thermal comfort is a state of mind that expresses a user's satisfaction with thermal conditions. This study focuses on the design of natural ventilation which is one of the efforts to reduce the heat that exists in the building, especially in maintaining the thermal conditions. Tawang Train Station, Semarang has a natural ventilation design that is still maintained especially in the waiting room. This study aims to determine the thermal conditions of the design of ventilation using the theory of Mom and Wiseborn, SNI 03-6572-2001, and Olgyay chart. This research method uses quantitative and field measurements were done for 14 hours to know the movement of air, temperature, humidity. The results were then compared with the standard and the theory. It was found that thermal comfort conditions that still utilize the movement of the wind from natural ventilation in the main waiting room of Tawang Semarang Station.Keyword: Thermal Condition, Natural Ventilation, Semarang Tawang Station.Abstrak: Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan pengguna terhadap kondisi termal.  Penelitian ini berfokus pada desain penghawaan yang merupakan salah satu upaya mengurangi panas yang ada dalam bangunan terutama dalam menjaga kondisi termal. Stasiun Tawang Semarang, mempunyai desain penghawaan alami yang masih dipertahannkan terutama pada ruang tungguya. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui kondisi termal dari desain penghawaan dengan menggunakan teori mom dan wiseborn, SNI 03-6572-2001, serta grafik olgyay. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dan pengukuran dilapangan dilakukan selama 14 jam untuk mengetahui pergerakan udara, temperature, kelembaban. Hasil penelitian kemudian di bandingkan dengan standar SNI, Mom & Wiseborn dan Diagram Olgyay. Ditemukan bahwa kondisi kenyamanan termal yang masih memanfaatkan pergerakan angin dari ventilasi alami pada ruang tunggu utama Stasiun Semarang Tawang.Kata Kunci: Kondisi Termal, Ventilasi Alami, Ruang tunggu, Stasiun Semarang Tawang
Merekonstruksi Alur Lingual Arah Perkemabangan Bahasa Jawa Dialek Tegal Berdasar Desain, Situs, dan Potensinya M. Suryadi; Hana Faza Surya Rusyda
Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.185 KB) | DOI: 10.14710/anuva.6.2.131-140

Abstract

Bahasa Jawa Dialek Tegal adalah salah satu bagian dialek bahasa Jawa yang berkembang dan memiliki wilayah persebaran di wilayah pesisir utara Jawa bagian barat. Dialek Tegal memiliki keistimewaan dan potensi yang menarik terutama pada kekayaan leksikon dan situs linguistic. Penelitian ini dilakukan secara sinkronis dan diakronis. Pendekatan diakroni dimanfaatkan untuk penelusuran situs linguistic. Metode pengumpulan data dilakukan secara obervasi partisipan dan peneluuran dokumen. Analisis data dilakukan dengan penguraian unsur leksikon dan rekonstruksi hipotatis dengan pendekatan Linguistik Historis Komparatif. Hasil temuan penelitian sebagai berikut. Bahasa Jawa Dialek Tegal memiliki kekuatan interna dan eksterna. Kekuatan interna melekat pada empat keistimewaan yang dimiliki Dialek Tegal, yakni kemantanpan struktur, kecendikiaan liniaritas, kekayaan kosakata, dan situs linguistic. Kekuatan eksterna melekat kekayaan immaterial yang dapat mengangkat potensi material bagi masyarakat Tegal, yakni mampu menjadi pusat riset bahasa dan budaya masyarakat Tegal.
Rancang Bangun Antarmuka Wearable Pulse Oximeter Berbasis Android Dengan Komunikasi Bluetooth Thalita Rizka Anindya; Aida Andrianawati; Hana Faza Surya Rusyda
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hotel Mercure Bandung City Centre merupakan salah satu perusahaan jasa perhotelan yang masuk dalam Umbrella Brand dari Accor. Accor merupakan salah satu perusahaan terbaik di Eropa yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Mercure didirukan pada tahun 1967. Hotel Mercure Bandung City Centre adalah hotel dengan jenis City Hotel. Branding yang kuat dapat membuat Hotel Mercure Bandung City Centre menjadi tujuan hotel bagi para wisatawan atau yang melakukan perjalanan bisnis karena memiliki lokasi sangat strategis. Branding adalah sebuah metode untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan menciptakan sebuah awareness, branding merupakan nama, istilah, tanda, logo, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Brand identitas Hotel Mercure memiliki visi, misi dan tagline Generate local tradition yang berarti Hotel Mercure harus mengangkat budaya lokal pada setiap masing-masing tempat daerah hotel berdiri. Hal ini tidak dapat dirasakan saat melakukan studi lapangan terhadap Hotel Mercure City Centre Bandung. Kata Kunci : City Hotel, Branding, lokal
Identifikasi Klinik Pratama di Jawa Barat Terhadap Kenyamanan Psikologi Pengguna Ruang Saragih, Veranita Br.; Rusyda, Hana Faza Surya; Anwar, Hendi
DIVAGATRA - Jurnal Penelitian Mahasiswa Desain Vol 3 No 2 (2023): DIVAGATRA #06
Publisher : Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/divagatra.v3i2.10779

Abstract

As time goes by, the human population level is increasing. Likewise with the development and increasing number of health units, especially clinics where the increasing number of clinics will lead to quite tight competition between clinics. The clinic itself is divided into two types, namely the primary and primary clinics. The clinic to be identified this time is a primary type clinic in West Java Province. For this reason, the facilities and spatial atmosphere that are applied to the interior elements available in a clinic will have an impact on the comfort of room users so that the number of visitors or patients arriving will increase. The author uses a qualitative research method to examine the interior design of this building, in which this method examines several primary clinic interiors located in West Java. Primary clinics that will be identified have the same inpatient provision. So it can be seen that the Pratama clinic in West Java has not paid attention to the design of interior elements which will have an impact on the psychology of space users.
Experimentation of BIM and AI software to support Adaptive Learning System in interior design course Ismiranti, Athifa Sri; Sudarisman, Irwan; Rusyda, Hana Faza Surya; Akhmadi, Akhmadi
International Journal of Visual and Performing Arts Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : ASSOCIATION FOR SCIENTIFIC COMPUTING ELECTRICAL AND ENGINEERING (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/viperarts.v6i2.1538

Abstract

Current undergraduate students, particularly Generation Z, are digital natives who have grown up with digital technology and exhibit unique learning characteristics that necessitate new approaches in higher education. An Adaptive Learning System in education involves leveraging technology to accommodate individual students' unique needs and preferences. This research aims to enhance learning effectiveness and design processes in interior design courses, with the case study Interior Design II course at Telkom University, Indonesia. The course currently offers limited software options for interior layout design, which may hinder students' abilities and preferences. This study compares three software tools—Autodesk AutoCAD, Building Information Modeling (BIM) software Autodesk Revit, and Artificial Intelligence (AI)-based plugin PlanFinder—to determine which is most effective in improving students' understanding and simplifying the design process. The research methodology employs a mixed-method approach, integrating qualitative methods such as literature reviews and Focus Group Discussions (FGDs) with quantitative methods like experimentation workshops and pre-test and post-test questionnaires analyzed using SPSS software. The results demonstrate that Autodesk Revit, a BIM software, notably enhances the design process's effectiveness, particularly within the Interior Design II course context. Consequently, the study recommends the implementation of Adaptive Learning Systems that allow students to select software based on their capabilities and preferences. The three software tools/plugins examined in this study can be considered for integration into interior design courses. Furthermore, future research should seek to broaden the sample size and evaluate additional AI tools in interior design courses for comparative analysis
KONDISI TERMAL PADA PENGHAWAAN ALAMI DI RUANG TUNGGU UTAMA STASIUN SEMARANG TAWANG Rusyda, Hana Faza Surya; Setyowati, Erni; Hardiman, Gagoek
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 2 No 3 (2018): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2018
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract:. Thermal comfort is a state of mind that expresses a user's satisfaction with thermal conditions. This study focuses on the design of natural ventilation which is one of the efforts to reduce the heat that exists in the building, especially in maintaining the thermal conditions. Tawang Train Station, Semarang has a natural ventilation design that is still maintained especially in the waiting room. This study aims to determine the thermal conditions of the design of ventilation using the theory of Mom and Wiseborn, SNI 03-6572-2001, and Olgyay chart. This research method uses quantitative and field measurements were done for 14 hours to know the movement of air, temperature, humidity. The results were then compared with the standard and the theory. It was found that thermal comfort conditions that still utilize the movement of the wind from natural ventilation in the main waiting room of Tawang Semarang Station.Keyword: Thermal Condition, Natural Ventilation, Semarang Tawang Station.Abstrak: Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan pengguna terhadap kondisi termal.  Penelitian ini berfokus pada desain penghawaan yang merupakan salah satu upaya mengurangi panas yang ada dalam bangunan terutama dalam menjaga kondisi termal. Stasiun Tawang Semarang, mempunyai desain penghawaan alami yang masih dipertahannkan terutama pada ruang tungguya. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui kondisi termal dari desain penghawaan dengan menggunakan teori mom dan wiseborn, SNI 03-6572-2001, serta grafik olgyay. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif dan pengukuran dilapangan dilakukan selama 14 jam untuk mengetahui pergerakan udara, temperature, kelembaban. Hasil penelitian kemudian di bandingkan dengan standar SNI, Mom & Wiseborn dan Diagram Olgyay. Ditemukan bahwa kondisi kenyamanan termal yang masih memanfaatkan pergerakan angin dari ventilasi alami pada ruang tunggu utama Stasiun Semarang Tawang.Kata Kunci: Kondisi Termal, Ventilasi Alami, Ruang tunggu, Stasiun Semarang Tawang
Besaran dan Orientasi Bukaan Pencahayaan Alami Rumah untuk Kenyamanan Beraktivitas Selama Pandemi Muntakilah, Silmi Novia; Rusyda, Hana Faza Surya
Waca Cipta Ruang Vol. 8 No. 2 (2022): Waca Cipta Ruang : Jurnal Ilmiah Desain Interior
Publisher : Program Studi Desain Interior Unikom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/wcr.v8i2.5527

Abstract

ABSTRACT Natural lighting is an important indicator of building design. Many activities are currently laid off, so it’s critical the indoor can still be used comfortably as a place for activities. Sunlight entering the space optimally creates a good natural lighting system, but therefore an unwanted increase in temperature may occur. This study aims to determine the effectiveness of natural light on residential study objects. The quantitative method was carried out by collecting data from literature and observations on residential in the Buah Batu area, Bandung, each of which calculated the effectiveness of natural lighting in the inner space. The results of this study obtained the effectiveness of natural lighting in the living room of 517.6 lux with a north-facing orientation, a 445.6 lux master bedroom facing north, and a 280 lux children's bedroom with a west-facing orientation whose natural lighting level is by SNI standards in the living room and bedroom with a minimum of 150 to 250 lux. With the results of the study object in this study, it is hoped that the effective light hole factor and orientation in the design of the residential house are more considered so that the comfort of occupants' activities can be achieved. Keywords: residential house, natural lighting, space comfort, pandemic activities