Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERTUMBUHAN PLANTLET ANGGREK Vanda tricolor Varietas Suavis PADA PERLAKUAN MEDIA DASAR MURASHIGE DAN SKOOG (MS) DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) IBA DAN ARANG AKTIF SECARA IN-VITRO Rahmadani, Sari Putri; Astuti, Puji; Napitupulu, Marisi
Jurnal Agroteknologi dan Kehutanan Tropika Vol 3, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jakt.v3i2.8744

Abstract

Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis tanaman hias lainnya. Tujuan penelitian dilakukan ingin mengetahui pertumbuhan plantlet Anggrek Vanda Tricolor Varietas Suavis pada perlakuan media dasar MS dengan Zat Pengatur Tumbuh dan Arang Aktif Dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 hingga Agustus 2019 di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) percobaan (4x4), diulang sebanyak 3 kali, yang terdiri dari 2 faktor. Faktor I adalah Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh IBA (I), terdiri atas 4 taraf yaitu : (i0) IBA, (i1) 0,3 ppm IBA, (i2) 0,6 ppm IBA, (i3) 0,9 ppm  IBA. Faktor II adalah Dosis Arang Aktif (A) terdiri dari 4 taraf yaitu : (a0) Tanpa Arang Aktif, (a1) 2 gram Arang Aktif/liter media, (a2) 4 gram Arang Aktif/liter media, (a3) 6 gram Arang Aktif/liter media. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Zat Pengatur Tumbuh IBA berpengaruh nyata terhadap panjang akar umur 3 bulan setelah tanam. panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan i3 (0,9 ppm IBA) yaitu mencapai 3,83 cm. Perlakuan Arang Aktif menujukan bahwa berpengaruh nyata terhadap tinggi plantlet umur 1 bulan setelah tanam. plantlet tertinggi terdapat pada perlakuan a1 (2 gram Arang Aktif) yaitu 3,33 cm. Interaksi (IxA) perlakuan berpengaruh nyata terhadap perlakuan IBA dan Arang Aktif pada jumlah daun umur 3 bulan setelah  tanam, interaksi terbaik terdapat pada perlakuan i0a2 (Tanpa Zat Pengatur Tumbuh IBA dan 4 gram Arang Aktif)yaitu 2,67 cm. Tinggi plantlet umur 2 bulan setelah tanam, Interaksi terbaik terdapat pada perlakuan i2a1 (0,6 ppm Zat Pengatur Tumbuh IBA dan 2 gram Arang Aktif)yaitu 6,00 cm. Jumlah akar umur 3 bulan setelah tanam, Interaksi terbaik terdapat pada perlakuan i0a2 (Tanpa Zat Pengatur Tumbuh IBA dan 4 gram Arang Aktif)yaitu 2,00 cm.
PELATIHAN PEMBUATAN ELISATOR BIOSAKA DARI TUMBUHAN DI KELOMPOK TANI RUKUN SENTOSA KELURAHAN SINDANGSARI KECAMATAN SAMBUTAN Napitupulu, Marisi; Syahfari, Helda; Yahya, Zuhdi; Patah, Abdul; Kamarubayana, Legowo; Sujalu, Akas Pinaringan; Rahmi, Abdul; Jannah, Noor; Jumani, Jumani; Emawati, Heni; Astuti, Puji; Gebriyanti, Chintya; Sherina, Annisa Bella
JURNAL ABDIMAS UNTAG SAMARINDA Vol 1, No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jaus.v1i2.7292

Abstract

Pertanian saat ini diharapkan menggunakan pupuk organik untuk mengurangi resiko residu untuk kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan. Metode pembuatan elisator biosaka bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan  Biosaka : air hujan/air PDAM yang sudah diendapkan beberapa hari,  rumputan 5 jenis. Persiapan Bahan :  Biosaka bukan pupuk atau pestisida melainkan elisator yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif pada membran sel pada akar sehingga lebih energik dan produktif. Biosaka adalah salah satu sistem tehnologi terbaharukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang  terbentuk sebagai bioteknologi. Pembuaan Biosaka ini dengan cara diremas rumputan/dauns ebanyak 250 ml dlam 2,5 liter air selama 20 menit dengan cara  diremas tangan kanan dan kiri, tangan kiri memegang pangkan daun dan tangan kanan membuat gelombang. Diukur kepekatanya  dengan TDS  sampai 200 ppm atau lbih sampai 500 ppm. Biosaka sebagai hormone yang memacu pertumbuhan sel tanaman dengan indikator dengan kepekatan 200 ppm samapi dengan 500 ppm.
PEMANFAATAN PEKARANGAN SEBAGAI KETAHANAN PANGAN DI KELOMPOK TANI MARGO UTAMA KELURAHAN BUKUAN KECAMATAN PALARAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Syahfari, Helda; Napitupulu, Marisi; Patah, Abdul; Ernawati, Ernawati; Sarin, Sarin; Sumaiyah, Sumaiyah
JURNAL ABDIMAS UNTAG SAMARINDA Vol 2, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jaus.v2i1.7867

Abstract

Kreatifitas dalam mengelola lahan pekarangan oleh Masyarakat perlu dorongan dan sosialisasi terutama para penyuluh lapangan pertanian. Ketahanan pangan Masyarakat sangat mudah diucapkan tetapi sulit untuk diterapkan karena perlu komitmen para petani dan pemasaran pasca panen. Pengabdian Masyarakat dilaksanakan di Di Kelompok Tani Margo Utama Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran Provinsi Kalimantan Timur, pada hari Selasa tanggal 27 September 2022. Peserta masyarakat Kelompok Tani Margo Utama Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran. Pertanian pekarangan merupakan salah satu strategi baru dalam meningkatkan kecukupan dan ketahanan pangan masyarakat sekaligus sebagai sumber pendapatan keluarga. Apabila pertanian dapat dioptimalkan fungsinya, maka hal tersebut akan berkontribusi nyata terhadap kecukupan dan ketahanan pangan masyarakat sekaligus dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat telah sadar bahwa memanfaatkan lahan pekarangan sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan pada tingkat keluarga dalam skala kecil dan lebih luas untuk semua Masyarakat.
PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR SANOKIR DI KELOMPOK TANI RUKUN SENTOSA KELURAHAN SINDANGSARI KECAMATAN SAMBUTAN Sutejo, Hery; Napitupulu, Marisi; Rahmi, Abdul; Fatah, Abdul; Sujalu, Akas Pinaringan; Syahfari, Helda; Astuti, Puji; Ernawati, Ernawati; Hanafi, Imam; Suhebi, Yulianto
JURNAL ABDIMAS UNTAG SAMARINDA Vol 2, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/jaus.v2i2.8311

Abstract

Pupuk organik cair sebagai alternatif pengurangan pemakaian pupuk kimia diharapkan mampu mengurangi biaya produksi dan ramah lingkungan. Penyuluhan dilaksanakan di Kelompok Tani Rukun Sentosa Kelurahan Sindangsari, Sambutan, Samarinda. Pembuatan POC SANOKIR dengan bahan Urine sapi 20 liter. bawang merah seper empat kg, gula merah deper empat kg, kecambah   rawaon seper empat kg, EM4, iga tulang sapi yang sudah dihaluskan. Alat yan digunakan jerigen 25 liter, pisau, telanan, blender (palu dan alu), ember plastik besar, alat pengaduk (sendok yang besar atau kayu). Pengabdian telah terlaksana dengan baik dengan pendampingan dari PPL dan para petani sangat antusias mengikuti kegiatan pembuatan Pupuk Organik Cair SANOKIR sampai aplikasi. Penerapan pertanian organik sangat membantu petani dalam mengurangi ketergantungan dengan pupuk kimia dan ramah lingkungan cocok untuk aplikasi tanaman pertanian. POC SANOKIR sebagai pupuk organic cair dapat meningkat produksi tanaman padi dan holtikultura. Aplikasi SANOKIR terhadap tanaman padi 400 ml per 16 liter air atau 25 ml per 1 liter untuk tanaman holtikultura
PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L. ) Hendri, Martinus; Napitupulu, Marisi; Sujalu, Akas Pinaringan
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 14, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v14i2.1429

Abstract

Effect of NPK Mutiara and Cow Manure Fertilizers on the Growth and Yield of  Eggplant         (Solanum melongena L.) Objective of the research was (1) to study the effect of NPK Mutiara and cow manure fertilizers, as well as their interaction on the growth and yield of purple eggplant; and (2) to find out the proper NPK Mutiara dan cow manure fertilizers dosage that affect high yield.The research was carried out in Melapeh Baru Village, Linggung Bigung Sub Disctrict of West Kutai District, East Kalimantan Province.  It lasted for four months (February 2013 to May 2013).The Randomised Completely Block Design was employed for this research with  factorial 4 x 4 and 3 replications.  The first factor was NPK Mutiara fertilizer (M), consisted of 4 levels: no NPK Mutiara application (m0), 20 gr per plant (m1), 40 gr per plant (m2) ,and 60gr per plant(m3).  And the second factor was cow manure fertilizer (P) consisted of 3 levels : no NPK Pelangi application (p0), 500 gr per plant(p1), 750gr per plant (p2) ,and1000 gr per plant (p3).Results of the research indicated that: The application of NPK Mutiara fertilizer affected significantly on plant height at 30 and 45 days after sowing, number of fruits per plant,  length of fruit, heavy fruit per crop, and weight per piece.  The highest  heavy fruit per crop was attained on 20 gr per plant NPK Mutiara application with 1587,78 gr per plant, meanwhile the lowest one was found on no NPK Mutiara application with only 825 gr per plant.The  application  of  cow manure fertilizer   affected  very    significantly on plant height at 15, 30, and 45 days after sowing, number of fruits per plant, length of fruit, heavy   fruit per crop,  and    weight  per piece.  The highest  production of  heavy fruit per crop was attained on 500 gr per plant cow manure  application with 1644 gr per plant,  meanwhile the lowest one was found on no cow manure application with only 425,16 gr per plant;  and The interaction effect between NPK  Mutiara   and cow  manure  fertilizers application was  significant on   number of fruits    per plant, length of fruit, heavy fruit  per  crop, and  weight  per  piece, and  not  significant  on plant  height  at 15 days after sowing, and fruit diameter.