Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) Vani Rizki Ramadan; Niken Kendarini; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman buah naga  ( Hylocereus costaricensis) merupakan salah satu tanaman yang berasal dari family Cactaceae yang tergolong baru di masyarakat Indonesia. Kebutuhan buah naga di Indonesia cukup besar, namun kebutuhan tersebut belum mampu dipenuhi oleh produsen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya interaksi antar kombinasi perlakuan yang tepat dalam perbanyakan tanaman buah naga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 dalam green house STPP Malang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan faktor 1: bahan stek yaitu B1 batang ujung  dan B2 batang bawah dan faktor 2:  konsentrasi ZPT sebagai perlakuan(1 kontrol dan 6 perlakuan) dan 3 ulangan, yaitu : N0 : Kontrol (Tanpa ZPT), N1 : 25 mg/10 ml, N2 : 50 mg/10 ml, N3 : 75 mg/10 ml, N4 : 100 mg/10 ml, N5 : 125 mg/10 ml, dan N6 : 150 mg/10 ml. Pengamatan yang dilakukan secara distruktif dan non distruktif. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi nyata pada kombinasi perlakuan bahan stek dengan konsentrasi ZPT terhadap pertumbuhan buah naga pada parameter pengamatan saat muncul tunas (hst), persentase tanaman berakar, Jumlah tunas dan panjang tunas, Sedangkan untuk parameter pengamatan persentase tanaman hidup (%), persentase tanaman berakar, jumlah akar, persentase tanaman bertunas, serta bobot basah, menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan kombinasi bahan stek dan konsentrasi ZPT. Pada parameter pengamatan persentase tanaman hidup perlakuan kombinasi N4B1, N5B1, N6B1, N1B2, N3B2, N4B2, dan N5B2 menunjukkan persentase tanaman hidup 100%.
PENGARUH PERBEDAAN UMUR MASAK BENIH TERHADAP HASIL PANEN TIGA VARIETAS LOKAL MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Zella Oktaviana; Sumeru Ashari; Sri Lestari Purnamaningsih
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya pertanian yaitu kualitas benih yang digunakan. Benih yang berkualitas dicerminkan dari tiga mutu benih, yaitu mutu fisik, mutu genetis dan mutu fisiologis. Jika benih yang digunakan memiliki ketiga mutu benih yang tinggi, maka dapat meng-hasilkan tanaman yang tumbuh kuat dan berproduksi tinggi. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana mutu benih, khususnya mutu fisiologis benih mempengaruhi produksi tanaman. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh perbedaan umur masak benih terhadap hasil panen dan mutu fisiologis benih tiga varietas lokal mentimun. Penelitian dilaksanakan bulan Mei hingga Agustus 2014 di lahan percobaan Sekolah Tinggi penyuluhan per-tanian Malang dan di laboratorium Pemulia-an Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang,  menggunakan metode rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) dengan 3 ulangan untuk budidaya mentimun dan 4 ulangan untuk uji mutu fisiologis benih. Penelitian menggunakan 3 varietas (Lokal Malang, Lokal Blitar dan Lokal Jember) dan 4 tingkat umur masak benih yaitu 18 hari setelah polinasi (hsp), 28 hsp, 38 hsp dan 48 hsp. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara varietas dan umur masak benih terhadap parameter keserempakan tumbuh benih. Namun, pada parameter daya ber-kecambah, laju perkecambahan, kecepatan tumbuh dan indeks vigor, serta pada hasil dan karakteristik hasil seperti diameter buah, panjang buah, bobot buah, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot buah per plot dan jumlah buah per plot hanya dipengaruhi oleh varietas. Sedangkan parameter per-tumbuhan reproduktif dan persentase tanaman tumbuh menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan.
HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum Annuum L.) Generasi F2 Irfan Budhi Satriawan; Arifin Noor Sugiharto; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produkstifitas cabai di Indonesia masih rendah (5,61 ton/ha) dibandingkan dengan potensi hasil yang berkisar antara 12-20 ton/ha. Rendahnya produktivitas cabai antara lain disebabkan karena faktor budidaya yang belum sempurna serta faktor genetis. Karenanya, sangat perlu penciptaan varetas baru yang berdaya hasil tinggi disertai dengan peningkatan kwalitas budidaya tanaman. Heritabilitas dan kemajuan genetik merupakan komponen pendugaan yang biasa dilakukan dalam perakitan varietas unggul. Kedua faktor pendugaan tersebut diwariskan dari tetua kepada keturuannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi tanaman cabai merah generasi F2. Percobaan dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2012 di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, ember, tray persemaian, alat pelubang mulsa, penggaris, meteran dan sprayer. Bahan yang digunakan adalah 200 individu tanaman cabai merah generasi F2 serta 25 tanaman CB051, 25 tanaman CB053. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas dan kemajuan genetik yang tinggi terdapat pada beberapa karakter yaitu umur berbunga, umur panen buah, panjang daun dan lebar daun. Seleksi dilakukan berdasarkan beberapa karakter tersebut. Individu populasi F2 hasil persilangan tetua CB051 dan CB053 yang terseleksi berdasarkan nilai heritabilitas dan nilai kemajuan genetik harapan tinggi adalah individu tanaman nomor 25, 51, 58, 59, 67, 73, 77, dan 88. Individu individu tersebut direkomendasikan untuk di evaluasi selanjutnya.
PENGARUH KETINGGIAN BATANG BAWAH TERHADAP KEBERHASILAN TUMBUH DURIAN KLETING KUNING DALAM SISTEM TOP WORKING Naala Fathan; Darmawan Saptadi; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pohon durian yang tumbuh di indonesia sekarang ini sebagian besar berasal dari biji. Karenanya, produksinya bervariasi baik mutu maupun jumlahnya. Untuk menstabilkan produksi baik kualitas maupun jumlahnya, maka pohon tersebut harus diperbaiki mutu genetisnya dengan teknologi top working. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh ketinggian batang bawah durian terhadap keberhasilan hidup batang atas dalam sistem top working.  Penelitian ini telah dilaksanakan di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang pada bulan april 2014 hingga bulan februari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan ketinggian batang bawah antara lain : P1 (Ketinggian 75 cm), P2 (Ketinggian 90 cm), P3 (Ketinggian 105 cm), dan P4 (Ketinggian 120 cm). Batang bawah yang digunakan sebagai bahan penelitian berumur sekitar 5 tahun, diameter 10-15 cm. Batang atas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Durian Kleting Kuning. Setiap perlakuan terdiri dari 3 tanaman. Parameter penelitian yang diamati adalah persentase keberhasilan top working, saat pecah tunas, diameter tunas, panjang tunas dan jumlah daun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ketinggian dari keempat perlakuan adalah tidak nyata, perlakuan P2, P3,  dan P4 menghasilkan 100%, sementara itu perlakuanP1 menghasilkan 77,7%. Saat pecah tunas batang atas serta diameter batang atas tidak berbeda nyata. Panjang tunas dan jumlah daun perlakuan P2, P3, dan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P1.
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU BENIH GAMBAS HIBRIDA (Luffa acutangula) Nur Izzatul Maulidah; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gambas merupakan tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji atau benih. Benih gambas yang bermutu dapat menghasilkan tanaman gambas yang berproduksi dengan baik. Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam teknologi produksi benih kebanyakan menjurus kepada aspek-aspek dalam bidang produksi, pengolahan, penyimpanan dan pengujian benih. Pada produksi benih gambas, sering terjadi kemunduran mutu benih yang disebabkan waktu panen dan pengeringan yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan dan lama pengeringan benih terhadap mutu benih gambas hibrida. Penelitian dilaksanakan bulan Januari-Juni 2015 di PT. Benih Citra Asia Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember Jawa Timur.  Penelitian ini dilakukan dengan  menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor, yaitu tingkat kematangan (K) sebagai faktor I dengan 4 taraf perlakuan yaitu K1 = pemanenan buah 55 hari setelah polinasi (hsp), K2 = pemanenan buah 65 hsp, K3 = pemanenan buah 75 hsp dan K4 = pemanenan buah 85 hsp. Faktor II adalah lama pengeringan (P) terdiri dari 3 taraf, yaitu P1 = 5 jam, P2 = 6 jam dan P3 = 7 jam. Setiap perlakuan dibuat dalam 3 ulangan. Pengamatan dilakukan pada karakter kuantitatif dengan parameter persentase kadar air, persentase daya berkecambah, bobot 1000 butir benih dan persentase vigor benih. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan K2P2 (pemanenan 65 hari setelah polinasi dengan pengeringan 6 jam) menunjukkan hasil yang terbaik terlihat dari persentase perkecambahan sebesar 79,3%, kadar air 16,8%, bobot 1000 butir 154,44 gram dan vigor benih 0,67%.
PENGARUH SAAT DEFOLIASI BATANG ATAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KEBERHASILAN GRAFTING DURIAN (Durio zibethinus Murr.) Aminatus Sholikah; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 3 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan teknik sambung pucuk (grafting) adalah salah satu cara untuk mempertahankan sifat unggul tanaman durian. Rendahnya persentase keberhasilan sambung pucuk merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh petani. Defoliasi pada batang atas adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan dan laju tumbuh tanaman hasil sambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan saat defoliasi batang atas yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan keberhasilan grafting durian. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Pembibitan Asosiasi Pembibitan Hortikultura Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur  Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Jalan Raya Kendalpayak, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Kultur Jaringan dan Mikroteknik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Juni 2015. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yaitu perbedaan saat defoliasi batang atas yang terdiri dari 5 taraf perlakuan dan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Perlakuan tersebut terdiri dari defoliasi batang atas pada hari penyambungan (0 HSS), defoliasi batang atas 3 hari sebelum sambung (3 HSS), defoliasi batang atas 6 hari sebelum sambung (6 HSS), defoliasi batang atas 9 hari sebelum sambung (9 HSS) dan defoliasi batang atas 12 hari sebelum sambung (12 HSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat defoliasi batang atas 12 HSS cenderung meningkatkan pertumbuhan tanaman durian hasil grafting. Akan tetapi, masing-masing perlakuan yang diberikan tidak meningkatkan persentase keberhasilan grafting durian.
PENGARUH JUMLAH BATANG BAWAH PADA PERTUMBUHAN VEGETATIF GRAFTING DUA JENIS DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL WONOSALAM, KAB. JOMBANG Amirul Ghoffar; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 4 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produktifitas durian dapat dilakukan dengan penyediaan bibit yang berkualitas. Teknik untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dapat dilakukan dengan penggunaan jenis durian unggul lokal dengan metode grafting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah batang bawah pada pertumbuhan grafting dua jenis durian (Durio zibethinus Murr) lokal Wonosalam Kab. Jombang.  Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonosalam Kab. Jombang pada bulan Januari - Juni 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 4 ulangan. Kombinasi perlakuan terdiri dari 1 batang bawah + Bido Wonosalam, 1 batang bawah + Obet, 2 batang bawah + Bido Wonosalam, 2 batang bawah + Obet, 3 batang bawah + Bido Wonosalam, 3 batang bawah + Obet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, namun interaksi hanya meningkatkan persentase keberhasilan grafting umur 28 HSG dengan kombinasi terbaik pada penggunaan 2 batang bawah + Obet. Perlakuan tiga batang bawah meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman tertinggi daripada jumlah batang bawah lainnya. Sedangkan perlakuan jenis batang atas meningkatkan bobot basah akar, bobot kering akar dan daun masak sempurna dengan rerata tertinggi pada jenis durian Obet.
PENGARUH TINGGI BATANG BAWAH PADA KEBERHASILAN GRAFTING DUA JENIS DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG Safarudin Slamet Riady; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktifitas tanaman durian, baik secara kwalitas dan kwantitas di Indonesia dapat ditingkatkan dengan  penyediaan bibit yang berkualitas tinggi. Teknik untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dapat dilakukan dengan penggunaan jenis durian unggul lokal sebagai batang atas yang digrafting dengan jenis batang bawah. Metode perbanyakan tanaman secara vegetatif, misalnya grafting akan menghasilkan bibit yang akan mempertahankan sifat unggul yang dimiliki tetuanya (pohon induknya). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi batang bawah dan jenis durian pada keberhasilan grafting dan  pertumbuhan tanaman baru hasil grafting. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonosalam Kabupaten Jombang pada bulan Januari - Juni 2015.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 3 ulangan. Kombinasi perlakuan terdiri dari 1.tinggi batang bawah 10 cm + jenis Bido, 2. tinggi batang bawah 10 cm + jenis Obet, 3. tinggi batang bawah 20 cm + jenis Bido, 4. tinggi batang bawah 20 cm + jenis Obet, 5. tinggi batang bawah 30 cm + jenis Bido, 6. tinggi batang bawah 30 cm + jenis Obet. Parameter pertumbuhan yang diamati antara lain saat tumbuh tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, dan persentase keberhasilan grafting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara jenis batang atas dengan ketinggian batang bawah terhadap keberhasilan grafting dan pertumbuhan vegetatif tanaman. Perlakuan tinggi batang bawah 30 cm dan jenis Bido meningkatkan persentase keberhasilan grafting dan pertumbuhan vegetatif tanaman tertinggi dibandingkan dengan ketinggian batang bawah lainnya
KEBERHASILAN GRAFTING DURIAN (Durio zibethinus Murr.) BIDO DAN OBET PADA WAKTU PEMBENTUKAN KAKI GANDA Maulida Uswatun Hasana; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif banyak dilakukan oleh petani karena dengan teknik tersebut petani mendapatkan tanaman yang lebih cepat berbuah daripada teknik perbanyakan secara generatif. Penggunaan batang bawah untuk grafting bisa dilakukan menggunakan 2 batang bawah dengan cara digabungkan terlebih dahulu. Penggabungan ini dilakukan untuk lebih memperkuat perakaran batang bawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang tepat pada pembentukan kaki ganda tanaman durian yang dapat menunjang keberhasilan grafting tanaman durian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang pada bulan Februari - Juni 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Kombinasi perlakuan terdiri dari 7 hari waktu penggabungan + Bido, 14 hari waktu penggabungan + Bido, 21 hari waktu penggabungan + Bido, 7 hari waktu penggabungan + Obet, 14 hari waktu penggabungan + Obet, 21 hari waktu penggabungan + Obet. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi yang meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman dan meningkatkan persentase keberhasilan grafting. Perlakuan 21 hari penggabungan kaki ganda memberikan hasil terbaik dengan jenis batang atas Bido. Perlakuan Waktu penggabungan kaki ganda memberikan hasil yang nyata pada pengamatan panjang tunas baru dan jumlah daun pengamatan 84 HSG
HUBUNGAN ANTARA BATANG BAWAH DENGAN BATANG ATAS PADA METODE TOPWORKING TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI KECAMATAN NGANTANG Edwin Widiatmoko; Sumeru Ashari
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik top working dapat diterapkan untuk mengganti varietas tanaman yang sudah berproduksi namun kwalitasnya rendah dengan varietas lain yang lebih superior. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pertumbuhan batang bawah dengan batang atas tanaman durian system top-working. Hipotesis penelitian yang diuji dalam penelitian ini adalah kondisi batang bawah yang sehat (diameter besar dan kuat) akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan batang atas tanaman durian top-working. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara diameter batang bawah dengan diameter batang, tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun batang atas. batang bawah dengan batang atas dapat disimpulkan bahwa metode topworking dapat digunakan untuk perbaikan genetis tanaman durian.
Co-Authors Abidin, M Sulhan Adiredjo, Afifuddin Latif Affandi Affandi Afsari, Meilani Ahmad Khoiruddin Aisyah Devita Larasati Aisyah, Diah Nur Amalia Khoirun Nisa Aminatus Sholikah Amirul Ghoffar Andy Soegianto Anis Andrini, Anis Anita Firdaus Aprilia, Gethar Windi Ardi Wiranata Sirait Ariestin, Yuliamita Arifin Noor Sugiharto Arifin Noor Sugiharto Baiq Dina Mariana Baiq Dina Mariana Bambang Tri Rahardjo Bayu, Eko Muhammad Bayu, Eko Muhammad Bobby Polii Budi Santoso Budi Waluyo Cahyadiati, Mirna Catur Suciari Kurnia Damanhuri Damanhuri Damanhuri Damanhuri Darmawan Saptadi Devi Cinintya Sarashati Dewi, Rendri Puspita Diah Nur Aisyah Diah Rusita Handayani Didik Hariyono Dyas Dyasmita Putri Edwin Widiatmoko Eko Muhammad Bayu Endang Gati Lestari Faidah, Ahmadah Farida Yulianti Farihul Ihsan Fathan, Naala Fauziah, Nikmatul Febriyani, Verayunita Gethar Windi Aprilia Ghoffar, Amirul Hadi, Shabrina Kusuma Handayani, Diah Rusita Hanif Fatur Rohman Hari Rifa’i Hasana, Maulida Uswatun Indaryani, Patricia Martina Kusuma Irfan Budhi Satriawan Izmi Yulianah Kenanga Arum Novi Salasa Khaton Fajar Setyawan Khoiruddin, Ahmad Kristianti, Ira Icha Kukuh Arif Wcaksana Kuswanto Kuswanto Kuswanto, Kuswanto Lestari, Endang Gati Lita Soetopo Lulu Lazimatul Khoiriyah M Sulhan Abidin Mansur Mansur Mansur, Mansur Mariana, Baiq Dina Mariana, Baiq Dina Marianus Marianus Masayu Nessya Khoirun Nisa Matatula, Erfina Anace Maulida Uswatun Hasana Maulidah, Nur Izzatul Meilani Afsari Mirna Cahyadiati Naala Fathan Niken Kendarini Ninuk Herlina Nisa, Amalia Khoirun Nisa, Masayu Nessya Khoirun Novi Salasa, Kenanga Arum Nur Azima Nur Izzatul Maulidah Nuzulul Rachmania Oktaviana, Zella Patricia Martina Kusuma Indaryani Prananda, Fauzian Gilang Puput Pelita Putri Putri, Dyas Dyasmita Putri, Regita Syahkirana Rachmania, Nuzulul Rahmi, Yusvita Maulidia Ramadan, Vani Rizki Regita Syahkirana Putri Rendri Puspita Dewi Riady, Safarudin Slamet Rifa’i, Hari Rohman, Hanif Fatur Rosyadi, Naufal Luthfi Rosyita Sholihatin Safarudin Slamet Riady Santoso, Budi Saptadi, Darmawan Sarashati, Devi Cinintya Satriawan, Irfan Budhi Satriyono, Wahono Setyawan, Khaton Fajar Shabrina Kusuma Hadi Sholikah, Aminatus Sirait, Ardi Wiranata Sri Lestari Purnamaningsih Sukartini Sukartini Triana Fatmawati Vani Rizki Ramadan Verayunita Febriyani Wahono Satriyono Wcaksana, Kukuh Arif Widiatmoko, Edwin Yuliamita Ariestin Yunita Triliestyana Yustikasari, Evita Dwi Yusvita Maulidia Rahmi Zamzamiyah, Ita Nabila Zella Oktaviana