Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pendidikan Kesehatan Peningkatan Produksi Asi Melalui Tombong Kelapa Kepada Ibu Menyusui Di Rw 02 Kel. Binong, Tangerang Sumiaty Aiba; Belet Lydia Ingrit; Fransiska Ompusunggu; Prisca Tahapary; Dwi Yulianto Nugroho
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.677 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.335

Abstract

Latar belakang: jumlah ibu menyusui di RW 02 Kel. Binong, Tangerang memiliki jumlah yang cukup banyak. Akan tetapi, memiliki pemahaman yang kurang tentang metode pemberian ASI esklusif dan sumber nutrisi yang meningkatkan produksi ASI. Tujuan: menuntut peran dari para akademisi bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat mengaplikasikan pola pengasuhan pemberian ASI ekslusif, dan pemanfaatan tombong kelapa untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Metode yang digunakan adalah kegiatan seminar dan diseminasi melalui diskusi. Hasil:jumlah ibu menyusui di RW 02 Kel. Binong, Tangerang sangat antusias mengikuti, menyimak pemaparan materi seminar dan diseminasi tombong kelapa dan edukasi pemberian Asi ekslusif. Manfaatnya peserta memperoleh pemahaman yang baik dan baru tentang ASI ekslusif, sumber makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI selama menyusui. Jumlah peserta kegiatan berkisar 58 orang. Kelompok umur terbanyak antara 23–39 tahun (81%) sebanyak 47 orang. Selain itu, ada beberapa peserta diluar target umur yang mengikuti kegiatan, lebih muda dengan rentang usia 20-22 tahun (10%) sebanyak 6 orang, serta pertengahan umur, yaitu 40-45 tahun (9%) sekitar 5 orang. Kesimpulan, hasil diseminasi dan edukasi tentang peningkatan produksi ASI melalui tombong kelapa kepada ibu menyusui berperan untuk memberikan informasi penting dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak, baik di usia produktif, dewasa, dan pertengahan usia.
Pendidikan Kesehatan Pada Perempuan Menopause Tentang Screening Kesehatan Reproduksi Di Tangerang Fransiska Ompusunggu; Eva Berthy Tallutondok; Prisca Adipertiwi Tahapary; Belet Lydia Ingrit; Dwi Yulianto Nugroho
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.185 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.337

Abstract

Menopause merupakan proses berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut secara alamiah yang terjadi pada seorang perempuan. Walaupun kejadian alamiah, namun menopause dapat memengaruhi adaptasi fungsi tubuh sehingga perempuan harus mengetahui dampak menopause yang terjadi. Akan tetapi, kajian tentang menopause masih jarang dilakukan di masyarakat sehingga diperlukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan dan screening kesehatan reproduksi pada perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan perempuan tentang dampak menopause dan mau melakukan screening kesehatan reproduksi. Pelaksanaan pendidikan kesehatan ini dilakukan dengan pendekatan tanya jawab dengan partisipan usia 30-74 tahun dan belum pernah dilakukan operasi pengangkatan organ sistem reproduksi. Hasil diketahui responden sangat antusias pada diskusi awal (pre) melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait pengalaman pribadi (11%) dan meningkat pengetahuan (22%) setelah diberikan edukasi dengan menjawab benar setiap pertanyaan selama proses edukasi. Artinya ada peningkatan pengetahuan responden dua kali lipat, tetapi tidak sejalan dengan perilaku responden melakukan screening kesehatan. Hal ini dibuktikan hanya ada (66.67%) saja yang mengikuti screening kesehatan reproduksi, sehingga disimpulkan bahwa pemberian edukasi dalam waktu singkat dan tidak berkesinambungan tidak efektif terhadap perubahan sikap dan perilaku responden untuk informasi baru.
Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Metode Blended-Learning Bagi Calon Rohaniawan Di Jakarta Dwi Yulianto Nugroho; J. Sandra Sembel; Michael R. Sihombing, Dina V. Silaban, Shally R. Gultom
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.982 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.401

Abstract

Para rohaniawan perlu mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik untuk melayani umat dan masyarakat sekitar dimana mereka ditempatkan. Sekolah Tinggi Teologia (STT) Pelita Bangsa Jakarta sebagai lembaga pendidikan bagi calon rohaniawan berkeinginan untuk mengakomodasi kebutuhan pengembangan kemampuan berkomunikasi peserta didik. Kebutuhan tersebut didukung oleh lokasi sekolah tinggi yang berada di Jakarta sebagai kota metropolitan yang menampung penduduk dari berbagai latar belakang budaya dan bangsa, termasuk masyarakat internasional yang berasal dari berbagai negara. Oleh karena itu, para calon rohaniawan perlu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Hal tersebut menjadi latar belakang tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk mengakomodasi kebutuhan pembelajaran bahasa Inggris tingkat dasar bagi calon rohaniawan Kristiani di STT Pelita Bangsa untuk mendukung misi pelayanan mereka. Kegiatan pembelajaran diberikan dalam 16 sesi dengan menggunakan metode blended learning, yaitu kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran elektronik dengan memanfaatkan teknologi. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, membantu peserta untuk tetap dapat mengembangkan kemampuan tersebut di tengah kesibukan pelayanan mereka. Di akhir kegiatan, para peserta didik berhasil meningkatkan percaya diri mereka dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dan dapat mendemonstrasikan kemampuan berbahasa Inggris di tingkat dasar untuk memberikan penjelasan singkat dan bercakap-cakap dalam bahasa Inggris mengenai topik sehari-hari.
Peningkatan Literasi Membaca Bacaan Berbahasa Inggris dalam Lingkup Keluarga Dwi Yulianto Nugroho; Juniarta; Ineke Patrisia; Yenni Ferawati Sitanggang; Ni Gusti Ayu Eka
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i4.10949

Abstract

Praktik literasi membaca dalam lingkup keluarga sangat penting. Pandemi Covid-19 ini membuka peluang bagi orang tua dan juga anak-anak untuk bersinergi melakukan praktik literasi membaca bacaan berbahasa Inggris di rumah karena sebagian besar dari mereka tinggal dan beraktivitas di rumah. Namun, tidak semua orang tua atau calon orang tua mengetahui cara memulai dan mengembangkan praktik literasi membaca di rumah. Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk membantu peserta memahami manfaat membaca buku dan menjadi pembaca aktif. Selain itu, para peserta diharapkan dapat memulai praktik literasi membaca bacaan berbahasa Inggris bersama keluarga. Metode yang digunakan dalam PkM ini adalah webinar dengan adanya sesi pemaparan materi dari pembicara dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Secara keseluruhan, kegiatan PkM daring ini berjalan dengan baik dan peserta mendapatkan banyak ilmu dari program ini. Kegiatan PkM ini telah membantu para peserta untuk melakukan praktik literasi membaca bacaan berbahasa Inggris bersama keluarga.
PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA Belet Lydia Ingrit; Christie Lidya Rumerung; Dwi Yulianto Nugroho; Komilie Situmorang; Maria Maxmila Yoche A; Marisa Junianti Manik
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1461

Abstract

Adolescence is a transition from childhood to adulthood that involves changes in physical and psychological aspects. Keeping healthy reproductive is very important, especially for adolescents, Lack of education on reproductive health will trigger health problems like pregnancy at a young age and abortion in adolescent girls. This community service activity is to increase adolescent knowledge about the growth and development of adolescents in general and also to increase knowledge about reproductive health for boys and girls with the health education method and also using the pretest, post-test, online reproductive health education, and question-and-answer method with a total of 118 teenagers attending. The results from this activity from the pretest and posttest showed an increase in the change in value seen from the pretest and posttest scores by 10 points, from a value of 80 to 90. The increasing score indicates the increasing cognitive abilities of participants and they understand the topic given. This Community Service went smoothly starting from preparation, during the webinar, and during questions and answer sessions. At the end of the activity, participants can explain again the information that had been given by the Community Service team such as the stages of adolescent development and growth, and knowing the health reproduction in adolescents. Furthermore, hopes that this Community Service activity can be sustainable by taking up new topics related to reproductive health in couples of childbearing age.
Sudden Shift to English Online Learning: Nursing Students’ Anxiety Levels Santa Maya Pramusita; Komilie Situmorang; Dwi Yulianto Nugroho
Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Vol 6 No 1 (2022): Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/leea.v6i1.4981

Abstract

COVID-19 pandemic has forced educational institutions in Indonesia to convert face-to-face learning into online learning. This sudden change certainly brings many challenges, one of which is related to students’ anxiety. This research aims to identify the anxiety level of nursing students at Pelita Harapan University while learning English virtually. Quantitative method was applied, with a Foreign Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS) questionnaire as an instrument. Second year nursing students who had passed the English for Nurses course were the population of this study. To generate the sample, the researchers utilized convenience sampling technique, resulting in 182 respondents. The results showed that 69.8% of respondents felt moderately anxious during the English online class. In addition, test anxiety was the most common anxiety category experienced by nursing students. It made students afraid of failing to get good grades, being overwhelmed in understanding the material, nervous when they must speak English, and panicking when they do not comprehend the oral feedback given by the teacher in synchronous class. The results of this study are expected to provide insight to educators to develop strategies to reduce students' anxiety levels. Keywords: Anxiety, English, Nursing, Pandemic
Sudden Shift to English Online Learning: Nursing Students’ Anxiety Levels Santa Maya Pramusita; Komilie Situmorang; Dwi Yulianto Nugroho
Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal Vol 6 No 1 (2022): Linguistic, English Education and Art (LEEA) Journal
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/leea.v6i1.4981

Abstract

COVID-19 pandemic has forced educational institutions in Indonesia to convert face-to-face learning into online learning. This sudden change certainly brings many challenges, one of which is related to students’ anxiety. This research aims to identify the anxiety level of nursing students at Pelita Harapan University while learning English virtually. Quantitative method was applied, with a Foreign Language Classroom Anxiety Scale (FLCAS) questionnaire as an instrument. Second year nursing students who had passed the English for Nurses course were the population of this study. To generate the sample, the researchers utilized convenience sampling technique, resulting in 182 respondents. The results showed that 69.8% of respondents felt moderately anxious during the English online class. In addition, test anxiety was the most common anxiety category experienced by nursing students. It made students afraid of failing to get good grades, being overwhelmed in understanding the material, nervous when they must speak English, and panicking when they do not comprehend the oral feedback given by the teacher in synchronous class. The results of this study are expected to provide insight to educators to develop strategies to reduce students' anxiety levels. Keywords: Anxiety, English, Nursing, Pandemic
MENGENAL TOEFL ITP UNTUK MENUNJANG KARIR AKADEMIK Komilie Situmorang; Dwi Yulianto Nugroho; Santa Maya Pramusita; Evanny Indah Manurung; Ballsy Cicilia Albertina
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2021): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.311 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i4.2996

Abstract

TOEFL (Test of English as a Foreign Language) kini telah menjadi satu syarat utama saat ini dalam pengembangan karir ataupun melanjutkan Pendidikan. Banyak sekolah dan kampus yang memiliki visi untuk mempersiapkan siswa dan mahasiswa nya sejak dini untuk siap terjun ke dalam dunia kerja dengan mensyaratkan TOEFL sebagai syarat kelulusan. SMA Tunas Bangsa adalah mitra sekolah yang berlokasi di Kawasan wisata Bintan, Kepulauan Riau. Mitra sekolah ini memiliki visi mempersiapkan diri menjadi pusat Pendidikan yang terbaik di Kawasan KEPRI. Oleh karena itu, mitra ingin agar siswa-siswi melanjutkan Pendidikan lebih tinggi ke luar negeri sehingga kredibilitas dan animo masyarakat terhadap sekolah SMA Tunas Bangsa akan meningkat. Namun, mereka menghadapi kendala, karena siswa-siswi mereka belum memiliki background knowledge mengenai TOEFL. Mitra mengalami kendala resources yang meliputi informasi dan ahli untuk mengenalkan TOEFL kepada siswa-siswi. Untuk mempermudah jalan meraih mimpi dan tidak menjadikan TOEFL sebagai momok yang menakutkan ini, terciptalah program Pengabdian kepada Masyarakat ini (PkM).  PkM ini dilaksnakan dengan metode Webinar yang berdurasi selama 2.15 jam. Rangkaian kegiatan meliputi pre-test, sesi pemaparan, evaluasi dan post-test. Keberlanjutan kegiatan dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kerjasama Sekolah (PKS).
Pelatihan Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Kemampuan Menjawab Soal pada Sesi Membaca TOEFL ITP Dwi Yulianto Nugroho; Santa Maya Pramusita; Komilie Situmorang
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 2 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i2.12083

Abstract

Pengenalan akan TOEFL ITP serta mampu menjawab soal-soal pada TOEFL ITP merupakan kebutuhan para siswa kelas XII di SMAS Tunas Bangsa Bintan. Sesi Membaca merupakan salah satu sesi yang ada pada TOEFL ITP dan berdasarkan hasil pre-test, peserta kegiatan belum cukup mampu dalam menjawab soal sesi Membaca. Oleh karena itu, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang berupa pelatihan Bahasa Inggris ini bertujuan untuk memperkenalkan TOEFL ITP serta melatih peserta untuk mampu menjawab soal-soal sesi Membaca pada TOEFL ITP dengan pendekatan drilling & practice. Kegiatan ini dilangsungkan selama 2 pertemuan yang masing-masing berdurasi 90 menit secara daring melalui platform Zoom. Dari kegiatan ini, dapat diketahui bahwa peserta sudah cukup mengenal sesi Membaca pada TOEFL ITP. Selain itu, sebagian besar peserta mengungkapkan bahwa kemampuan menjawab soal sesi Membaca pada TOEFL ITP meningkat dan ini terkonfirmasi dari hasil post-test. Mereka juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini bermanfaat, fasilitator menjelaskan materi dengan baik, serta metode dan platform pembelajaran sudah tepat. Akan tetapi, peserta masih mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan ini yakni pada waktu dan kemampuan Bahasa Inggris yang masih terbatas, terutama pada bagian kosakata. Oleh karena itu, kami menyarankan pada tim kegiatan serupa untuk mempertimbangkan durasi kegiatan serta melakukan pelatihan dalam meningkatkan kosakata Bahasa Inggris peserta.
Peningkatan Kemampuan Structure and Written Expressions pada TOEFL ITP di SMAS Tunas Bangsa Bintan Santa Maya Pramusita; Komilie Situmorang; Dwi Yulianto Nugroho
Pelita: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Pelita: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Perkumpulan Kualitama Edukatika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.046 KB) | DOI: 10.51651/pjpm.v3i2.340

Abstract

Structure and written expressions are among the TOEFL ITP tests containing 40 questions. The relatively short processing time and the number of questions that are not small require students to do this test quickly and thoroughly. There need to be special tips and intensive training for students to conquer the structure and written expressions test. This activity aims to share the strategy for working on the TOEFL structure test, with the target of student activities at SMAS Tunas Bangsa Bintan. This activity was held online via the Zoom application and was divided into two meetings with a duration of 90 minutes for each meeting. The material for this activity was prepared based on the pre-test results, which were carried out a few weeks before the activity. The methods used in conveying the material are lectures, exercises, and questions and answers. The data for this activity were collected through questionnaires and documentation. Overall, this activity took place conducive, and students felt helped by it. In addition, from the results of the post-test, it appears that there was an increase in scores after students participated in this activity.