Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tata Kelola Kolaborasi dalam Penanganan Kemiskinan di Kota Yogyakarta: Studi Kasus Program “Gandeng-Gendong” Putra, Eka; Elsyra, Nova; Zaenuri, Muchamad
Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram Vol 6 No 2 (2020): JURNAL ILMIAH Tata Sejuta STIA Mataram
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32666/tatasejuta.v6i2.129

Abstract

Collaborative Governance conducted by five stakeholders (City Government, Corporations, Campuses, Communities, and Villages) in an effort to reduce poverty in Yogyakarta City. This study uses a collaborative governance theory approach which is seen from the aspects of empowering micro and small economies, improving welfare and empowering the environment through CSR (corporate social responsibility). In researching the Yogyakarta City Handling and Collaboration program researchers used qualitative methods. The results showed that the collaborative governance carried out had a positive impact on the economy of the people of Yogyakarta City. The Handling and Carrying Program has provided employment certainty, the community is equipped (soft skills and hard skills) and the community's economy is improving well. But in addition to the many benefits from the presence of the Gandeng Gendong program there are also weaknesses of the stakeholders, namely the lack of program socialization, training and empowerment, so that the effect of the worsening of the program implementation can not be said to be the maximum presence of the Gandeng Gendong program to the economy of the people of Yogyakarta City.
Pendampingan Character Building Warga Binaan Pemasyarakatan Klas IIB Muara Bungo Sari, Mela; Afriani, Fina; Sofa, Ade; Yasmir, Yasmir; Tarjo, Tarjo; Ulum, Panji; Rahmi, Helva; Juniarsih, Delvita; Elsyra, Nova
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 4 (2024): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i4.932

Abstract

Character Building Warga Binaan Pemasyarakatan bertujuan agar terjadi peningkatan potensi dasar Narapidana agar berfikiran baik, berperilaku baik, memperoleh persepktif baru dan bersikap optimis akan masa depan, Penerapan perilaku hidup sehat dengan menjaga pola hidup sehari-hari, berkurangnya jumlah residivis, penerimaan diri terhadap kekurangan dan kelebihan, serta kemampuan untuk kontrol diri dan memiliki tujuan serta prinsip hidup. Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat dilaksanakan dengan 2 macam metode, pertama metode Diseminasi dan kedua metode Pendampingan. Pendampingan yang diberikan berupa Refleksi Diri agar membantu narapidana memperoleh perspektif baru dan hikmah dari hal-hal yang telah dialami dan bersikap optimis akan masa depan. Berbagai penerapan metode tersebut berdampak pada peningkatan pengetahuan, inisiatif dan kemauan Warga Binaan Pemasyarakatan untuk berkomitmen dalam membentuk diri yang positif dengan memperbaiki diri baik dari aspek Kesehatan, agama, hukum dan psikologis.
PENINGKATAN PRODUKSI DAN STRATEGI BRANDING PADA KLASTER KERUPUK BAWANG DI KABUPATEN BUNGO Istianingsih, Nanik; Maros, Asra’I; Zulkifli; Ariyanto; Poiran; Bakar, Abu; Elsyra, Nova
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 1 No. 5 (2023): Oktober
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v1i5.141

Abstract

Mitra Sasaran adalah UMKM Klaster Kerupuk Bawang yang beranggotakan lima pelaku UMKM. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah : Kurangnya peralatan implementasi Teknologi Tepat Guna dalam proses produksi kerupuk; Kurangnya pengetahuan tentang pengemasan atau packaging sehingga tampilan produk kurang menarik dan mitra belum mempunyai merk usaha (Brand). Solusi yang ditawarkan dengan mengacu pada justifikasi prioritas penanganan bersama mitra, maka solusi utama yang ditawarkan atau ditetapkan adalah: Penerapan/implementasi teknologi tepat guna terutama yang dapat meningkatkan produksi kerupuk; Membuatkan blogspot atau media online yang mendukung sistem pemasaran produk kerupuk bawang; Penerapan teknologi dalam packaging atau pengemasan yang menarik dan ramah lingkungan serta; Penerapan strategi branding atau pembuatan merk usaha. Metode yang digunakan adalah transfer ilmu pengetahuan terkait dengan desain merek dagang maupun manajemen pengemasan yang menarik kepada pemilik usaha. Hasil dari Kegiatan pengabdian ini antara lain: Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khususnya dalam pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.; Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khususnya dalam hal kualitas produk; Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khusunya dalam hal meningkatkan jumlah produksi; Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khususnya dalam hal meningkatkan keberhasilan mitra melakukan pemasaran antar kota dengan sistem online; Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang dengan jumlah omset yang meningkat; Dapat meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khususnya dalam hal kemampuan manajemen mitra; Meningkatkan keberdayaan mitra pembuat kerupuk bawang khususnya dalam hal promosi dan branding.
Building Entrepreneurial Capacity: The Role of Publicly Funded Training Programs in Empowering MSMEs in Dharmasraya, Indonesia Diapepin, Mukti; Febrina, Donna Ikranova; Sunaryo, Joko; Astika, Yulia Wiji; Elsyra, Nova; Wismar, Teta; Hamirul, Hamirul
Indonesian Community Empowerment Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Indonesian Community Empowerment Journal
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/icejournal.v4i2.42

Abstract

Micro, small, and medium enterprises (MSMEs) are vital to the Indonesian economy, especially in rural areas like Dharmasraya. This community service project aimed to empower MSMEs by building their entrepreneurial capacity through publicly funded training programs. Using a participatory action research approach, a needs assessment was conducted with 100 MSME owners in Dharmasraya to identify challenges and training needs. Based on the findings, workshops and mentoring sessions were designed and delivered, focusing on financial literacy, marketing strategies, digital literacy, and business plan development. The training program significantly improved participants' understanding of key business concepts, including financial management, marketing, and digital tools. Participants also showed increased confidence in managing and growing their businesses. The program fostered a sense of community and peer learning among MSME owners. In conclusion, publicly funded training programs are crucial for building entrepreneurial capacity and empowering MSMEs in Dharmasraya. This initiative highlights the effectiveness of participatory approaches in addressing community needs and fostering sustainable economic development.
Peran Dinas Kesehatan Dalam Koordinasi Dan Pembangunan Penyediaan Air Minum Sanitasi Berbasis Masyarakat Rusnaini, Sasmita; Zulkifli, Zulkifli; Darmawanto, Darmawanto; Poiran, Poiran; Elsyra, Nova; Hamirul, Hamirul
Jurnal Akuntansi, Manajemen, Bisnis dan Teknologi Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Akuntansi, Manajemen, Bisnis dan Teknologi - Edisi Februari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahaputra Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.967 KB) | DOI: 10.56870/ambitek.v2i1.40

Abstract

The problem of clean water today is a concern in all regions including the Bungo Regency and this study aims to determine the role of the Health Office in the development of community-based water supply and sanitation. By using a descriptive method of qualitative approach and data collection techniques by interviewing informants as many as 17 people. With the results of the study of the Role of the Bungo District Health Office in the Regency of Bungo in evaluating the sources of community-based drinking water supply and the construction of Pamsimas. In accordance with the regulations and main tasks. There are still many community-based sources of drinking water whose quality is beyond the supervision of the Bungo District Health Office. In carrying out the implementation of supervising community-based drinking water supply the Bungo District Health Office is less than optimal, there are barriers such as inadequate human resources, with a less than optimal number of officers, facilities and infrastructure that have not supported good service. Obstacles faced by the Bungo District Health Office, there have been several attempts to overcome constraints, some of which have been carried out such as: Health Office, Applying to Bungo District Regent. In order to issue a circular letter to Rio and Lurah. Stopping Open Defecation is signed by Minister of Health, Governor and Regent, Public Works Agency, proposing additional personnel and proposing additional budget funds
Manajemen Rantai Pasok dan Kelembagaan pada Komoditas Cabai sebagai Upaya Penanggulangan Inflasi di Kabupaten Bungo Rusnaini, Sasmita; Elsyra, Nova; Poiran, Poiran; Albadry, Syah Amin
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari 37 provinsi di Indonesia, Jambi mencatat inflasi yang paling tinggi, yakni mencapai 8,55 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi melaporkan ada dua daerah yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi nasional. Keduanya ialah Kota Jambi dan Kabupaten Bungo. Inflasi terjadi karena masalah ketersediaan barang kebutuhan dan harganya di pasaran yang sedang naik. Fakta pembentuk inflasi yang mempengaruhi tingkat inflasi di Kabupaten Bungo diantaranya penyumbang yang terbesar dari makanan itu ialah cabai. Permasalahan pokok dalam pengembangan agribisnis cabai adalah belum terwujudnya ragam, kualitas, kesinambungan pasokan, dan kuantitas yang sesuai dengan permintaan pasar, khususnya untuk tujuan pasar modern (supermarket/hypermarket), dan industri pengolahan, konsumen institusi (hotel, restoran, rumah sakit. Permasalahan tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya koordinasi antar pelaku agribisnis. Hal ini menyebabkan struktur kelembagaan agribisnis komoditas cabai menjadi rapuh dan keterkaitan manajemen rantai pasok menjadi lemah. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi struktur rantai pasok komoditas cabai di Kabupaten Bungo; 2) menganalisis kelembagaan petani cabai di Kabupaten Bungo; 3) merumuskan strategi untuk meningkatkan daya saing komoditas cabai di Kabupaten Bungo dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Terdapat enam struktur rantai pasok dalam pendistribusian cabai di Kabupaten Bungo Rantai pasok yang paling dominan digunakan adalah struktur rantai 3 yang terdiri dari petani, pengumpul, dan pasar induk; (2) Sektor utama dalam kelembagaan terdiri dari public sector, voluntary sector, dan private sector. Pelaku yang terlibat dalam public sector adalah Dinas TPH, Agroklinik Hortikultura, dan STA. Pelaku yang terlibat dalam voluntary sector adalah Kelompok tani/ Gapoktan dan Koperasi, sedangkan pelaku yang terlibat dalam private sector adalah lembaga keuangan formal, lembaga keuangan informal, pemasok saprodi, industri pengolahan, dan pasar; (3) Analisis SWOT menghasilkan 15 alternatif strategi yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan daya saing komoditas cabai di Kabupaten Bungo
Policy Implementation of Government Regulation Number 12 of 2021 on Housing and Settlement Area Management Hamirul, H; Elsyra, Nova; Permana, Ipik; Poiran, P
Proceedings International Conference on Education Innovation and Social Science 2023: Proceedings International Conference on Education Innovation and Social Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Government Regulation Number 12 of 2021 on housing and settlement area management, Article 17, paragraph 5 explains that the technical standards for implementing housing construction must be met, which consist of standard facilities, infrastructure, and utilities to make housing development livable. This research aims to determine the implementation of Government Regulation Number 12 of 2021 on managing housing and settlement areas in the Bungo Regency. The research method was a descriptive method with a qualitative approach. The research population consisted of the Housing and Settlement Areas (Perkim) Office of Bungo Regency, the developer, and the people living in the housing, with a total sample of 11 people using incidental and purposive samplings. The research results revealed that the implementation of housing and settlement areas in the Bungo Regency had been carried out by related parties, in this case, the Bungo Regency housing and settlement service and the developer. However, they have not been optimal yet because the implementation of housing development was still related to providing facilities, infrastructure, and utilities that had not been fulfilled. It was because there was still a lack of public knowledge regarding technical standards for housing management, irresponsible or indifferent attitudes from developers after many people lived in the housing area, and a lack of socialization and application of sanctions for developers who violated housing development regulations.