Bioenergi, sebagai sumber energi terbarukan berbasis biomassa, memiliki potensi signifikan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi karbon global. Namun, pengembangan bioenergi menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan teknologi, resistensi sosial, dan kompleksitas regulasi. Dalam menghadapi tantangan ini, gaya kepemimpinan transformasional, partisipatif, dan adaptif memainkan peran penting. Kepemimpinan transformasional mendorong inovasi melalui visi bersama dan motivasi kreatif, sementara kepemimpinan partisipatif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, meningkatkan kepercayaan, dan memfasilitasi implementasi teknologi. Di sisi lain, kepemimpinan adaptif mampu mengintegrasikan kebutuhan lokal dan global, mempercepat transisi bioenergi di berbagai wilayah. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan sistematis berbasis literatur untuk menganalisis hubungan antara gaya kepemimpinan dan keberhasilan pengembangan bioenergi. Analisis tematik menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif dapat mengatasi hambatan teknologi, sosial, dan ekonomi melalui koordinasi lintas sektor dan kolaborasi multi-stakeholder. Studi ini juga menyoroti pentingnya keterlibatan komunitas lokal dan perspektif sosial dalam memastikan keberlanjutan proyek bioenergi. Hasil penelitian ini berimplikasi pada strategi kebijakan energi, dengan menekankan perlunya pendekatan kepemimpinan yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada keberlanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi elemen kunci untuk mempercepat adopsi bioenergi. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk mengeksplorasi penerapan gaya kepemimpinan dalam konteks lokal dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung inovasi dan adaptasi di sektor bioenergi