Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Tumbuh Kembang Balita Stunting Di Desa Butuh Wilayah Kerja Puskesmas Kalikajar II Wonosobo Regita Rizqiana Rifaningtyas; Belian Anugrah Estri; Ririn Wahyu Hidayati
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.167

Abstract

Stunting masih menjadi masalah global yang serius terutama dinegara berkembang seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tumbuh kembang balita stunting di Desa Butuh, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Kalikajar II, Wonosobo. Menggunakan metode kuantitatif deskriptif, penelitian ini melibatkan 35 sampel berdasarkan minimum sampel sampel kuantitatif dan ditambahan 16% atau sebanyak 5 sampel balita stunting untuk menghindari dropout, yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu. Data yang diperoleh dari identitas balita, antropometri, dan penilaian perkembangan melalui skrining Denver II, diolah melalui editing dan analisis univariat. Hasil menunjukkan bahwa 80% balita stunting memiliki perkembangan yang normal, sedangkan 20% berstatus suspect. Sebagian besar balita tergolong pendek (85,7%) dengan berat badan normal (77,1%). Karakteristik demografis menunjukkan mayoritas tinggal dengan keluarga besar (57,1%), jenis kelamin terbanyak perempuan (51,4%), diasuh orang tua (68,6%), usia ibu <30 tahun (62,9%), paritas ibu dengan multipara (51,4%) dengan pendidikan ibu terbanyak mencapai SMA (57,1%) dalam kelompok pendapatan <UMK (Upah Minimum Kota) (100%). Meskipun memiliki kondisi yang serupa yaitu stunting, ditemukan tidak semua balita mengalami keterlambatan perkembangan, beberapa faktor yang mendukung perkembangan balita stunting yaitu pola asuh dan stimulasi yang diberikan orangtua maupun lingkungan sekitarnya.
Hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan Kabupaten Sleman Ria Munica; Ririn Wahyu Hidayati; Kurnia Mar’atus Solichah
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.234

Abstract

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan masalah gizi yang berdampak serius terhadap kesehatan ibu dan janin, serta berkontribusi terhadap kejadian stunting sejak masa kehamilan. Menurut Survey Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan pada tahun 2023 terungkap bahwa prevalensi KEK ibu hamil mencapai 16,9%, prevalensi ini masih melebihi target nasional (<10%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak dengan KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Prambanan Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan populasi sebanyak 345 ibu hamil yang tercatat di Puskesmas Prambanan. Dari populasi tersebut, diambil sampel sebanyak 61 orang ibu hamil yang dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan bantuan aplikasi Spin Wheel (Random Name Picker). Data mengenai status KEK dan asupan makan diperoleh dari rekap konsultasi gizi di Puskesmas Prambanan. Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan uji Fisher Exact untuk mengetahui hubungan antara asupan makan dan kejadian KEK. Hasil uji hubungan yang menggunakan Fisher Exact menunjukkan prevalensi KEK sebesar 18,03%. Sebagian besar responden memiliki asupan energi, protein, karbohidrat, dan lemak yang kurang. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keempat jenis asupan tersebut dengan kejadian KEK (p > 0,05).
Pengaruh Peer Group Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswi Tentang Kehamilan Tidak Diinginkan Di SMA N 2 Banguntapan Bantul Putri Ratna Sari Dewi; Belian Anugrah Estri; Ririn Wahyu Hidayati
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.258

Abstract

Kehamilan pada usia remaja dipandang sebagai isu kesehatan yang membutuhkan perhatian lebih dikarenakan kelompok usia ini masih tergolong rentan dalam menjalani proses kehamilan serta persalinan. Aktivitas seksual pada remaja dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan, di antaranya kehamilan yang tidak diinginkan, komplikasi saat kehamilan dan persalinan seperti anemia, ruptur membran preterm, infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, serta efek psikis berupa ibu depresi, stres, hingga putus sekolah. Penelitian ini diarahkan guna mengidentifikasi pengaruh peer group pada tingkat pengetahuan serta sikap siswi mengenai kehamilan yang tidak diinginkan di SMA N 2 Banguntapan Bantul. Metode kuantitatif digunakan dengan rancangan Quasi Experiment Design melalui pendekatan two group (kelompok perlakuan atau intervensi dan kontrol) dengan desain pre-test dan post-test control group. Responden sebanyak 70 orang dipilih dengan teknik Proportioned Stratified Random Sampling dan dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok perlakuan serta kelompok kontrol. Instrumen berupa kuesioner dipergunakan untuk mengukur pengetahuan dan sikap. Kelayakan etik penelitian diperoleh melalui surat keputusan nomor 2090/KEP-UNISA/III/2025. Dilakukan uji mann whitney dan menghasilkan angka 0,025 menjadi nilai P Value yang dimiliki variabel pengetahuan sementara angka 0,035 menjadi nilai P Value yang dimiliki variabel sikap, yang artinya kedua variabel <0,05. Temuan ini mengindikasikan bahwasanya pengetahuan dan sikap siswi terkait kehamilan tidak diinginkan di SMA N 2 Banguntapan Bantul dipengaruhi signifikan oleh kelompok sebaya. Simpulan pada penelitian ini bahwa strategi efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi salah satunya yakni pengaruh peer group berbasis kelompok teman sebaya. Tambahan informasi serupa dapat dilakukan dengan cara kolaborasi pada puskesmas.
Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Puskesmas Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Nurjannah Hasibuan; Ririn Wahyu Hidayati; Suyani
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.253

Abstract

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi pada anak balita dan dapat berdampak buruk terhadap perkembangan kognitif, fisik, serta produktivitas di masa depan. Prevalensi kejadian stunting di dunia mencapai 26,7% pada tahun 2020. Asia sebesar 33%, dengan kawasan tertinggi di Asia Selatan (WHO, 2022). Pola pemberian makan yang tidak sesuai, baik dari segi jenis, jumlah, maupun jadwal makan, menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 24–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kalibawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi case control. Jumlah populasi balita usia 24-59 bulan dipuskesmas kalibawang sebanyak 849 balita dan jumlah sampel sebanyak 124 responden, terdiri dari 62 kelompok kasus yang diambil secara purposif sampling, dan 62 kelompok kontrol yang diambil dengan accidental sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari hasil  pengeisian kuesioner pola pemberian makan serta pengukuran tinggi badan anak dengan microtois. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 24–59 bulan dengan p = 0,000. Intervensi dan edukasi kepada ibu mengenai pemberian makan yang tepat sangat diperlukan dalam upaya pencegahan stunting.
Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Kebiasaan Makan Terhadap Anemia Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 1 Godean Indah Sari Kurnia; Siti Fadhilatun Nashriyah; Ririn Wahyu Hidayati
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v8i1.361

Abstract

Berdasarkan Dinas Kesehatan DI Yogyakarta prevalensi anemia pada remaja putri sebesar 48,9% di tahun 2018 (Profil Kesehatan Kota Yogyakarta, 2022). Prevalensi anemia remaja putri di Kabupaten Sleman dari tahun 2022 sebesar 12,60% meningkat menjadi 22,86% pada tahun 2023. Secara umum, anemia pada remaja putri dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi. Pengetahuan sebagai salah satu yang dapat membantu remaja dalam menciptakan kebiasaan makan yang sehat. Remaja yang memiliki pemahaman pengetahuan yang baik terkait anemia akan membentuk kebiasaan makan yang sehat sehingga dapat mengurangi anemia. Salah satu faktor resiko penyebab anemia meliputi kekurangan zat gizi (vitamin A, vitamin B12, folat dan zat besi), perdarahan, peradangan kronis, infeksi parasit dan kondisi bawaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan makan terhadap anemia pada remaja putri di SMP Negeri 1 Godean. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan gizi dan kebiasaan makan, sedangkan variabel dependen anemia. Sampel penelitian sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrument yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan gizi terkait anemia dan kuesioner kebiasaan makan yang berisikan jenis, jumlah dan frekuensi makan serta alat GCU Hb untuk mendeteksi kadar Hb. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Fisher’s Exact. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan kejadian anemia (p=1,000) dan juga menunjukkan bahwa kebiasaan makan tidak ada hubungan secara signifikan dengan kejadian anemia (p=0,165).
PENGUKURAN STATUS GIZI DAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 JETIS BANTUL Puspitasari, Elika; Ririn Wahyu Hidayati; Zulmi Isnawati; Frelia Wahyu; Chintya Devi
BAKTIMU : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 4 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/bm.v4i4.1619

Abstract

Morbiditas pada remaja berhubungan dengan anemia. Seiring bertambahnya usia, anemia menjadi lebih umum terjadi. Data WHO terkini tentang prevalensi anemia di seluruh dunia, terdapat 1,62 miliar individu anemia di seluruh dunia, dengan prevalensi tertinggi adalah wanita usia subur (WUS) yaitu 41,8% dan anak-anak usia prasekolah memiliki prevalensi tertinggi sebesar 47,4%. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini selain melakukan pemeriksaan status gizi juga memberikan materi kesehatan reproduksi remaja terkait pencegahan anemia. Metode yang digunakan yaitu pemeriksaan antropometri, pemberian edukasi dan pengisian kuesioner secara online melalui gawai siswa. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan ini status gizi 62 siswa-siswi dengan kategori sangat kurus 1 orang (2%), kurus 1 orang (2%), normal 38 orang (61%), gemuk/overweight 12 orang (19%), obesitas 9 orang (15%), dan over obes 1 orang (2%). Hasil pengisian kuesioner terkait pengetahuan anemia mayoritas pada kategori sedang. Simpulan Siswa-siswi SMP Negeri 1 Jetis Bantul perlu senantiasa diingatkan kembali untuk rutin mengkonsumsi tablet zat besi dengan cara tepat dan memahami efek samping yang mungkin akan timbul. Kata kunci : status gizi, remaja, anemia
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Putriana, Dittasari; Habibah, Itna Husnatul; Hidayati, Ririn Wahyu
JURNAL RISET GIZI Vol. 12 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11883

Abstract

Latar Belakang: Menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang sehat dari area rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Salah satu permasalahan yang sering muncul pada remaja adalah siklus menstruasi yang tidak teratur ataupun gangguan siklus menstruasi. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi salah satunya yaitu kebiasaan konsumsi fast food. Kebiasaan konsumsi  fast food  beresiko 5,6 kali lebih besar mengalami gangguan menstruasi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15-18 tahun di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang berjumlah 38 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Data kebiasaan konsumsi fast food pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner Qualitative Food Frequency Questionnaire (Q-FFQ). Data siklus menstruasi pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner siklus menstruasi. Analisis data menggunakan chi-square (p-value <0,05).Hasil:  Hasil uji chi-square  menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan (p = 0,001 dan OR = 11).Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Putriana, Dittasari; Habibah, Itna Husnatul; Hidayati, Ririn Wahyu
JURNAL RISET GIZI Vol. 12 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11883

Abstract

Latar Belakang: Menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang sehat dari area rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Salah satu permasalahan yang sering muncul pada remaja adalah siklus menstruasi yang tidak teratur ataupun gangguan siklus menstruasi. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi salah satunya yaitu kebiasaan konsumsi fast food. Kebiasaan konsumsi  fast food  beresiko 5,6 kali lebih besar mengalami gangguan menstruasi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15-18 tahun di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang berjumlah 38 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Data kebiasaan konsumsi fast food pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner Qualitative Food Frequency Questionnaire (Q-FFQ). Data siklus menstruasi pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner siklus menstruasi. Analisis data menggunakan chi-square (p-value <0,05).Hasil:  Hasil uji chi-square  menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan (p = 0,001 dan OR = 11).Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Putriana, Dittasari; Habibah, Itna Husnatul; Hidayati, Ririn Wahyu
JURNAL RISET GIZI Vol. 12 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v12i2.11883

Abstract

Latar Belakang: Menstruasi merupakan proses keluarnya darah yang sehat dari area rahim yang kemudian mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Salah satu permasalahan yang sering muncul pada remaja adalah siklus menstruasi yang tidak teratur ataupun gangguan siklus menstruasi. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi salah satunya yaitu kebiasaan konsumsi fast food. Kebiasaan konsumsi  fast food  beresiko 5,6 kali lebih besar mengalami gangguan menstruasi.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15-18 tahun di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang berjumlah 38 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Data kebiasaan konsumsi fast food pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner Qualitative Food Frequency Questionnaire (Q-FFQ). Data siklus menstruasi pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner siklus menstruasi. Analisis data menggunakan chi-square (p-value <0,05).Hasil:  Hasil uji chi-square  menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan (p = 0,001 dan OR = 11).Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Asupan Protein Hewani berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir: Asupan Protein Hewani Berhubungan dengan Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Haryani, Verrenisa Melati; Putriana, Dittasari; Hidayati, Ririn Wahyu
Amerta Nutrition Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v7i2SP.2023.139-146

Abstract

Background: Stunting in children under fives years of age still become crucial problem. One of the factors that influenced directly to stunting is lack of nutritional intake especially protein. Most of protein consumed by under-fives children must be in high quality such as animal-based protein because it has more complete composition of essential amino acids than plant-based protein. Objectives: The study aimed to analyzed the association between animal-based protein and stunting in children in Primary Health Care of Minggir. Methods: This study was analytical observational with cross-sectional design. A total of 50 mothers that have 24–59 months old children were involve in this study and taken by using purposive sampling. Data of animal-based protein intake were collected by SQ-FFQ for the last three months. Height-for-age in z-score was used to determine stunting that were obtained from the last measurement and recorded in Maternal and Child Book. The association between stunting and the animal-based protein intake was analyzed descriptively through cross-tabulation. Results: More than half of under-five children were stunting (56%). Inadequate animal-based protein intake was observed in 46% of under-fives children. Sources of animal-based protein were eggs, chicken, catfish, ice cream and UHT milk. Children who have adequate animal-based protein intake were not stunted (67%), however children who have inadequate animal-based protein intake were stunted (83%). The prevalence of stunting in children who consume inadequate animal-based protein is 2 times greater than in children who consume adequate animal-based protein (PR: 2.478). Conclusions: Based on this study, animal-based protein intake is associated with stunting in under-fives children in Primary Health Care of Minggir. Mothers should improve their children's animal-based protein intake by local food sources supplied from side dishes to prevent stunting.