Claim Missing Document
Check
Articles

AKADEMI DESAIN MODE TEMA: ARSITEKTUR HIJAU Midarasta Kuswinda; Gaguk Sukowiyono; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 5 No 02 (2021): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mode merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap manusia, selain untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar mode juga menjadi item untuk memperindah diri. Pesatnya perkembangan mode di dunia membuat banyaknya minat untuk menjadi seorang profesional dalam bidang mode. Kota Malang merupakan kota kreatif mode dan kota pendidikan yang dikenal di Indonesia. Pendidikan lanjut non-formal yang sedang tren pada masa kini yang lebih memerlukan keterampilan seperti halnya Akademi Desain Mode. Pendidikan desain mode melahirkan professional dibidang mode. Konsep arsitektur hijau atau biasa disebut dengan green building menjadi sebuah keharusan untuk meminimalisir penggunaan energi, ramah lingkungan dan dapat mengurangi polusi lingkungan. Perancangan bangunan pendidikan dengan konsep green building memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi listrik bangunan dan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami dan angin untuk penghawaan alami. Dengan arsitektur hijau pada Akademi Desain Mode ini diharapkan dapat menunjang kenyamanan pengguna dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga menjadi bangunan ramah lingkungan dan membantu mengurangi penggunaan energi buatan.
PERANCANGAN PASAR KEBON ROEK AMPENAN DI KOTA MATARAM TEMA: ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI Fariz Hidayat; Debby Budi Susanti; Lalu Mulyadi
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 5 No 02 (2021): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat kota Mataram saat ini terkadang sering mengalami ketidaknyamanan dalam hal bertransaksi di pasar, hal itu disebabkan banyaknya pasar di Kota Mataram yang mengalami masalah terkait dengan fasilitasnya yang kurang sesuai dengan standar sehingga pedagang maupun pembeli mengalami beberapa kendala. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah kota Mataram berencana untuk membangun pasar baru, salah satunya yaitu Pasar Kebon Roek. Diharapkan perancangan Pasar Kebon Roek Ampenan, dapat menciptakan sebuah pasar yang aman, nyaman, dan memiliki fasilitas standar dan lengkap dimana dapat menunjang aktifitas para pembeli dan penjual dengan baik. Karena kita tau, pada pasar Kebon Roek yang sebelumnya memiliki berbagai masalah menyangkut kondisi fisik bangunan yang membuat aktifitas masyarakat dalam bertransaksi dirasakan kurang nyaman dan kurang terfasilitasi. Disamping itu juga, perancangan pasar Kebon Roek Ampenan ini yang mengadopsi tema Dekonstruksi, diharapkan dapat menjadi bangunan yang ikonik dan dapat menarik perhatian masyarakat di Kota Mataram.
PUSAT KERAJINAN TENUN LOMBOK TIMUR TEMA: ARSITEKTUR METAFORA Herman Farozi; Gatot Adi Susilo; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 5 No 02 (2021): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pusat kerajinan tenun Lombok Timur merupakan sentra pusat produksi dan penjualan kain tenun yang ada di Lombok Timur tepatnya di Kecamatan Pringgasela. Pusat kerajinan tenun ini mempunyai tujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan produk kerajinan berupa kerajinan tenun. Fasilitas ini juga menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang berupa kegiatan pariwisata dan edukasi melalui workshop untuk para pengunjung yang ingin belajar unruk membuat kain tenun. Metode pendekatan digunakan dalam perancangan pusat kerajianan tenun Lombok Timur ini melalui sistem pendekatan bentuk desain yakni banyak mengambil bentuk dan motif kain tenun untuk diaplikasikan pada setiap detail dan ruang bangunan baik itu ruang dalam maupun ruang luar. Selain itu juga tetap kami memperhatikan sistem sirkulasi dengan pendalaman mengenai penataan dan karakter ruang sehingga sistem sirkulasi dapat dengan tepat dan sesuai karakter serta fungsi bangunan. Dengan demikian diharapkan fasilitas ini mampu menjadi penjembatan bagi para pengerajin khususnya daerah Lombok Timur serta menjadi wadah dalam mengembangkan usahanya.
PUSAT KEBUDAYAAN SUKU SASAK DI LOMBOK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR TEMA: NEO VERNAKULAR Muhammad Agung Bahroni; Debby Budi Susanti; Bayu Teguh Ujianto
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 5 No 02 (2021): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya Sasak yang terdapat di pulau Lombok merupakan sebuah karya seni manusia yang terbentuk dari kebiasaan dengan mempelajari secara menyeluruh dari masyarakat, sehingga tebentuk sebuah kebiasaan yang bernilai budi pekerti yang kemudian diturunkan kepada generasi selanjutnya secara genetis. Beberapa contoh budaya suku Sasak seperti upacara Rebo’ Bontong (ritual adat menolak bala) di kecamatan pringabaya, tradisi bau Nyale (Putri Nyale) di Lombok tengah, Peresean (kesenian bela diri khas Lombok), tradisi Nyongkolan (arak-arakan pengantin) dan lain sebagainya. Dengan demikian dibutuhkan suatu wadah atau pusat kebudayaan untuk menghimpun budaya dan tradisi suku Sasak sebagai mana mempermudah informasi bagi wisatawan untuk melihat dan mengenali kebudayaan suku Sasak. Pendekatan arsitektur tradisional yang digunakan dalam Pusat Kebudayaan Suku Sasak melalui sistem pengolahan ruang yang disesuaikan dengan masa kini. Aspek kebudayaan suku Sasak meliputi adat kesenian, tradisi dan bangunan suku sasak. diharapkan Pusat Kebudayaan Suku Sasak bisa dijadikan sebagai wadah edukasi dan sarana berbagi ilmu tentang kebudayaan suku Sasak, dapat dijadikan suatu ikon bangunan yang megah dan mencitrakan budaya suku Sasak dan ramah bagi wisatawan lokal maupun mancannegara.
GEDUNG PERTUNJUKAN SENI TARI DI BANYUWANGI TEMA: ARSITEKTUR POST MODERN Devi Rahmayanti; Gaguk Sukowiyono; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung pertunjukan seni tari di Banyuwangi ini berfungsi sebagai wadah bagi para pekerja seni tari di Banyuwangi untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam menari kepada masyarakat. Begitu banyak kesenian tari di Banyuwangi seperti tari gandrung, tari seblang dan lain-lain tetapi sampai saat ini Banyuwangi belum memiliki gedung pertunjukan seni tari. Tema yang diusung dalam perancangan gedung pertunjukan seni tari di Banyuwangi ini adalah arsitektur post modern. Tema tersebut telah disesuaikan dengan fungsi bangunan dan juga dengan lingkungan sekitar tapak. Bentuk bangunan yang akan dirancangan yaitu terinspirasi dari bentuk batik gajah oling yang merupakan batik khas Banyuwangi. Hal tersebut menyesuaikan dengan tema post modern yang memiliki prinsip yaitu menyerupai suatu benda. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar, bentuk dibuat sedemikian rupa dengan tetap mempertimbangkan lokalitas agar tidak terkesan asing jika berada di lingkungan tersebut tetapi tetap dapat menjadi point of interest
MUSEUM BUDAYA SUKU DAYAK MAANYAN TEMA: ARSITEKTUR KONTEMPORER Mayang Rizky Rian Winney; Adhi Widyarthara; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suku Dayak Maanyan adalah salah satu suku dengan jumlah populasi terbesar yang mendiami wilayah Kalimantan bagian Tengah hingga beberapa wilayah pinggiran Kalimantan bagian Selatan, eksistensinya tidak terpisahkan dari keberadaan rumah adat yakni Lewu Hante yang sangat terkenal hingga saat ini. Tradisi unik dari budaya yang dimiliki oleh suku Dayak Maanyan dalam hal menghormati leluhur masih sangat kental dan terjaga hingga saat ini, terbatasnya fasilitas yang memadai untuk menampung kegiatan tersebut serta dapat difungsikannya sebagai tempat pagelaran acara adat dan budaya; menjadi perlu menghadirkan fasilitas yang memadai yakni Museum Budaya Suku Dayak Maanyan sebagai sebuah wadah guna menjaga dan melestarikan budaya suku serta dapat digunakan oleh masyarakat Dayak Maanyan untuk melaksanakan upacara adat. Lewu Hante atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Rumah Betang memiliki makna yang sangat mendalam bagi suku Dayak Maanyan, yakni merupakan simbol dari hubungan kekeluargaan yang begitu erat bagi setiap kepala keluarga dari suku Dayak Maanyan. Menjadi tantangan tersendiri dalam merancang bangunan ini, agar dapat memancarkan nilai budaya maupun adat masyarakat Dayak Maanyan yang dipadu dengan penggunaan material bahan bangunan modern; mengingat dewasa ini untuk membangun sebuah Rumah Betang dengan material kayu ulin sangatlah mustahil karena kayu ini termasuk tumbuhan yang dilindungi serta cukup langka untuk mendapatlkannya dengan ukuran tertentu sesuai kebutuhan.
PUSAT MODIFIKASI MOBIL DI KOTA BIMA TEMA: ARSITEKTUR MODERN Mujiburahim; Lalu Mulyadi; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fasilitas modifikasi mobil di kota Bima tergolong masih sangat minim dikarnakan tidak adanya fasilitas-fasilitas modifikasi secara terpusat, lengkap dan memadai. Pusat Modifikasi Mobil Di Kota Bima adalah suatu tempat atau fasilitas yang melayani segala jenis modifikasi mobil seperti modifikasi mesin, modifikasi interior dan modifikasi exterior untuk mobil dengan jenis sedan. Pusat modifikasi mobil di kota Bima ini tidak hanya menyediakan fasilitas modifikasi tetapi menyediakan tempat untuk membeli part aksesoris mobil danjuga menyesiakan showroom mobil bekas dan mobil modifikasi, kegiatan modifikasi pada pusat modifikasi di kota Bima sendiri bertujuan untuk mewujudkan dan merealisasikan keinginan modifikasi mobil baik melalui perbaikan mobil yang telah rusak sehingga menjadi layak pakai dan berbeda dengan mobil pada umumnya. Pusat modifikasi mobil di kota Bima ini menggunakan pendekatan tema dan konsep Arsitektur Modern yang mengacu pada prinsip-prinsip Modern dari seotang ahli bernama Le Corbusier yaitu bebas dalam penataan ruang tanpa mempertimbangkan kaidah tradisional dan struktur, menggunakan kolom yang kecil untuk penyangga bangunan, penggunaan atap datar, penggunaan kaca atau jendela yang melintang sepanjang fasade bangunan.
DAPUR SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG DALAM MEMPERTAHANKAN KONDISI TERMAL HUNIAN DI DAERAH DINGIN Debby Budi Susanti; Gaguk Sukowiyono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 3 No 01 (2019): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.775 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v3i01.120

Abstract

Dapur merupakan salah satu ruang yang tidak bisa dihilangkan keberadaannya dalam sebuah rumah tinggal. Fungsi utama sebuah ruang dapur dalam sebuah rumah tinggal adalah sebagai tempat memasak dan menyiapkan makanan. Dalam perkembangannya saat ini, dapur tidak hanya berfungsi sebagai tempat memasak saja, tetapi anggota keluarga lainnya juga seringkali berkumpul dan mengobrol di dalam ruang dapur. Hal ini merupakan pengaruh dari kondisi kenyamanan termal yang ada di dalam ruang dapur. Sama halnya dengan wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang berada di ketinggian ± 600-1200 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2300-2500 mm per tahun dengan suhu rata-rata 21.7ºC dan kelembaban relatif 75-98%. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi lingkungan daerah tersebut berhawa dingin sehingga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan termal huniannya. Sumber panas yang berada pada tungku ruang dapur merupakan unsur penunjang kondisi kenyamanan termal yang ada dalam hunian di daerah dingin. Hal ini yang kemudian menjadi pusat penataan ruang-ruang lainnya dalam sebuah rumah tinggal. Dalam perolehan data obyek penelitian dilakukan observasi lapangan terhadap pengukuran kondisi luar dan dalam selanjutnya disimulasikan dan dianalisa secara diskriptif serta dikaji dengan dukungan data pustaka dan hasil penelitian yang pernah dilakukan.
RE-DESAIN HUTAN KOTA SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN Debby Budi Susanti; Tri Poespowati; Soeranto Darsopuspito
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 02 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.531 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v2i02.248

Abstract

Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau khususnya pada wilayah perkotaan sangat penting mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH tersebut. Kawasan Ruang Terbuka Hijau ini juga merupakan tempat berolahraga, interaksi sosial bagi masyarakat yang dapat mengurangi tingkat stress akibat beban kerja dan menjadi tempat rekreasi keluarga bagi masyarakat perkotaan. Adanya penelitian berbasis desain ini dilakukan bertujuan untuk mengubah tampilan dari Ruang Terbuka Hijau yang berlokasi di Hutan Malabar di Kelurahan Oro-oro Dowo, Kecamatan Klojen Malang. Pertimbangan penelitian rancangan ini dilakukan berdasarkan ide atau gagasan dari seluruh masyarakat Kelurahan Oro-oro Dowo yang dikumpulkan pada masing-masing RW. Metode pengumpulan gagasan ini dilakukan dengan mengakomodir usulan ide dari seluruh masyarakat, kemudian menyaringnya dengan mengambil gagasan yang terbaik melalui proses musyawarah. Setelah terpilihnya gagasan yang terbaik maka tahap selanjutnya dilakukan penetapan usulan desain.
MEMBACA SISTEM SPASIAL ARSITEKTUR TRADISIONAL DAN VERNAKULAR DENGAN STRATEGI PENELITIAN ETNOGRAFI Redi Sigit Febrianto; Debby Budi Susanti; Maria Istiqoma
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 2 No 02 (2018): PAWON : Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.494 KB) | DOI: 10.36040/pawon.v2i02.258

Abstract

Tulisan ini berusaha untuk mendeskripsikan strategi penelitian etnografi—sebagai satu dari lima strategi penelitian Cresswell—dengan menggunakan tiga contoh etnis agraris di nusantara Indonesia. Etnis di nusantara Indonesia sangat beragam, namun publikasi arsitektur tradisional dan arsitektur vernakular Indonesia sebagai etnis agraris kurang tergali dengan baik. Etnografi adalah strategi riset penelitian yang berfungsi untuk memahami transfomasi budaya, sehingga dapat menginformasikan teori ikatan budaya dan diakhiri dengan membuat kesimpulan budaya pada suatu etnis. Penelitian terdahulu hanya mendekripsikan etnografi secara umum, tidak mendiskripsikan contoh etnis agraris di nusantara Indonesia. Tulisan ini berbeda, karena berusaha menunjukkan sistem spasial pada tiga etnis agraris Indonesia yaitu dengan eksistensi artefak berupa tempat penyimpanan hasil panen (lumbung). Tulisan ini tidak mengkhususkan diri pada stylistic system dan physical system, namun pada spatial system. Strategi penelitian pada tulisan ini berjenis deskriptif, yaitu berusaha menceritakan pemahaman etnografi pada riset arsitektur tradisional dan vernakular. Metode pengumpulan data berasal dari jurnal ilmiah tentang etnis agraris Indonesia dan buku teori etnografi. Metode analisa data menggunakan komparasi antar jurnal ilmiah tentang etnografi berdasarkan eksistensi artefak tiga perwakilan etnis agraris Indonesia. Temuan penelitian ini berupa kategorisasi artefak dari tiga etnis sebagai unsur utama dari strategi penelitian etnografi.
Co-Authors Adhi Widyarthara Ahdari Muharrar Ahmad Ifananda Dwi Rama Akbar Rohmadhona Akhmad Rizky Alif Rizqi Agung Subekti Amar Rizqi Afdholy Andi Muh Bahrul Ulum Aaz Anindya Dewi Afu Novanty Antonio Heltra Pradana Aprilia Hartini Rianingtyas Arya Yusril Akbar Kusumah Asa Hening Arista Putri Aulia Khairunnisa Bambang Joko Wiji Utomo Bayu Teguh Ujianto Breeze Maringka Budi Fathony Carmen do R. B. Gonçalves Carry Umi Zaindriminati Dafriandra Dwikurniawan Sose Daim Triwahyono Devaredo Dian Rizky Suryo Basuki Dony Hermawan Endri Septian Eraluisa Delladebora Isabelita Fachrudin Saputra Farida Novia Fariz Hidayat Fathullaeni Francisco Fidel Dos Reis Monteiro Gaguk Sukowiyono Gatot Adi Susilo Ghoustanjiwani Adi Putra Hadi Siswondo Hamidan Ainuddin Wibawa Supriyadi Hamka Herman Farozi Jarot Wahyono Joy Debby Purwaningtyas Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari Lalu Mulyadi Linda Setyowati M. Nelza Mulki Iqbal M.Revy Revanza Maksimilianus Jata Marcelina A.DaC.Belo Marchita Putri Maharani Maria Istiqoma Maria Ratu Santa Insani Maringka, Breeze A. S. Maulana Argya Hari Pratama Mayang Rizky Rian Winney Midarasta Kuswinda Moh. Syahru Romadhon Sholeh Muhammad Agung Bahroni Muhammad Ikhsan Nuji Triono Muhammad Ilham Safi`ii Muhammad Khafid Kadafi Muhammad Nashrulloh Bats Muhammad Nelza Mulki Iqbal Muhammad Robi Muhammad Syahdi Lazuardi Mujiburahim Nabilah Ailsandira Nur Shafira Rismasari Putri Herlia Pramitasari Rafli Zulfian Ragil Panji Irawan Redi Sigit Febrianto Riffilia Asokawati Susanto Rika N.P. Pamungkas Rina Sry Septiani Putri Yamin Rischika Berliana Dewi Andriyanto Rista Lolok Rolando Ruth Dyan Novitasari Darius Salsabil Zahiyah Adiski Satria Aditya Perkasa Simplisius Suhardi Durhubin Soeranto Darsopuspito Solly Aryza Sri Winarni Suryo Tri Harjanto Syamsul Arifin Tri Poespowati Trisnaldi Ulfa Arjuna Yunianto Yudha Prasetya Hukom Yugo Adi S