Claim Missing Document
Check
Articles

RADIKALISME ARSITEKTUR SKALA KECIL DALAM MEMBUMIKAN DESA WISATA MANDIRI Muhammad Nelza Mulki Iqbal; Antonio Heltra Pradana; Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari; Debby Budi Susanti
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 10 No. 2 (2022): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v10i2.301

Abstract

Abstrak: Radikalisme Arsitektur Skala Kecil dalam Membumikan Desa Wisata Mandiri. Arsitektur skala kecil sejatinya banyak memiliki fungsi yang melebihi definisinya baik dari sisi skala maupun volume. Salah satu hal yang menjadikannya berbeda adalah membuatnya menjadi intervensi radikal yang mampu memberikan efek baru dan berkelanjutan bagi penggunanya. Desa menjadi sebuah obyek yang bisa dijadikan ranah baru bagi arsitektur skala kecil dalam membuat perubahan fundamental bagi kehidupan di desa. Apalagi sejak berjalannya program MBKM maka desa seharusnya bisa menjadi destinasi riset dan praksis terkait mengaplikasikan arsitektur dalam skala kecil. Desa erat dengan kemandirian dan juga mulai banyak dikembangkan sebagai destinasi wisata. Paper ini merefleksikan kegiatan pendampingan di Desa Batu Retno, Kab Malang dalam upayanya membumikan desa wisata mandiri dengan perantara arsitektur skala kecil yang radikal. Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan action research dan live-in di desa yang melibatkan mahasiswa. Radikalisme yang coba dibangun diaplikasikan dalam pembuatan mekanisme wisata perminatan Sedino Baturetno serta pengaplikasian empat karakter university-civic engagement meliputi identifikasi kebutuhan (identified need), potensi perubahan (potential for change), pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dan lokalitas (place-based). Kegiatan MBKM memberi peluang untuk menginisiasi intervensi arsitektur skala kecil di masyarakat yang berpotensi tidak hanya dari biaya juga waktu. Kata kunci: Arsitektur Skala Kecil, Desa Wisata, Localitas Partisipatif, MBKM Abstract: Radicalism Small Scale Architecture in Grounding an Independent Rural Tourism. Small-scale architecture actually has a lot of uses that go beyond its size and volume limits. One of the ways it is different is that it is a radical intervention that can give its users new and long-lasting effects. Rural area becomes an object that can be used as a new domain for small-scale architecture to make big changes. Also, since the MBKM programme has been put into place, rural areas should be able to become places for research and small-scale architectural practises. This paper reflects the research in Batu Retno, Malang Regency, which is trying to build an independent rural tourism industry through small-scale radical architectural intermediaries. Students live in the village and do action research as part of a method that is both descriptive and qualitative. The radicalism that is being built is shown in the making of Sedino Baturetno program, which was made with the help of the four features of university-civic engagement: identifying needs, the potential for change, a collaborative approach, and a place-based focus. MBKM activities give people a chance to start small architectural projects in their communities that have the potential to save both money and time. Keywords: Small Scale Architecture, Rural Tourism, Place Based, Participatory, MBKM
ASRAMA MAHASISWA MULTI CULTURAL DI PAPUA TEMA: ARSITEKTUR PERILAKU Arya Yusril Akbar Kusumah; Debby Budi Susanti; M. Nelza Mulki Iqbal
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asrama Mahasiswa Multi Cultural di Papua sebagai wadah kepada mahasiswa rantau yang sedang mengampu perguruan tinggi di Kota Jayapura. Dengan dibangunnya asrama mahasiswa berbasis multi cultural ini dharapkan penghuni asrama dapat saling mengenal adat, budaya, dan menjadikan sebuah perbedaan menjadi sebuah konteks yang positif dengan tersedianya banyak area bersama, dan kebutuhan mahasiswa di dalam bangunan asrama ini. Dalam perancangan asrama mahasiswa ini dilakukan dengan pendekatan arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku bertujuan untuk mengatur perilaku penghuni berdasarkan lingkungan sekitar asrama, ruang luar, ruang dalam, kenyamanan termal, privasi dan perilaku yang terbentuk atas furniture, tersedianya area bersama yang secara tidak langsung terjadi komunikasi antar penghuni. Hal ini selaras dengan judul skripsi Asrama Mahasiswa Multi Cultural dan tema Arsitektur Perilaku. Kebiasaan dan kemungkinan kemungkinan kegiatan mahasiswa menjadi pertimbangan dalam perancangan ruang dalam dan luar asrama. Dengan penerapan arsitektur perilaku dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa sehingga dapat merasakan kenyamanan, privasi yang cukup dan tersedia fasilitas fasilitas yang dibutuhkan. Dan diharapkan dapat menjadi ciri khas suatu kawasan dengan keunikan bangunan dan lingkungan sehingga menjadi daya tarik arsitektural di Kota Jayapura.
REST AND RECREATION AREA PINTU GERBANG KOTA MATARAM TEMA: ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR Endri Septian; Budi Fathony; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mataram adalah ibu kota dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya di kecamatan Mataram yang merupakan pintu gerbang masuk ke Kota Mataram, karena itu Kecamatan Mataram adalah salah satu kawasan dengan penataan khusus berbasis wisata. Sekarang Pemkot Mataram merancanakan perancangan rest area di Kecamatan Mataram dengan tujuan memindahkan (PKL) pedagang kaki lima yang berada di sekitar area pintu gerbang Kota Mataram, yang nantinya bisa membahayakan pengendara yang melintas di jl. Bypass BIL. karna itu pemkot Mataram akan membangun rest and recreation area yang fasilitasnya cukup lengkap untuk mewadai pengendara yang beristirahat di rest and recreation area tersebut. Dengan adanya fasilitas-fasilitas, kuliner, rekreasi, dan relaksasi yang nantinya akan bisa menarik perhatian masyarakat dan pengemudi untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas yang ada di rest and recreation area tersebut. Pendekatan arsitektur yang di terapkan pada rest and recreation area ini yaitu arsitektur Neo-Vernakular yang nantinya akan menerapkan bangunan khas lombok sebagai ciri khas dari rest and recreation pintu gerbang Kota Mataram ini, dengan adanya fasilitas rest and recreation nantinya mampu menjadi icon Kota Mataram bahkan menjadi icon pulau Lombok.
KAWASAN KAMPUNG VERTIKAL DIKOTA MALANG TEMA: ARSITEKTUR HIJAU Rolando; Debby Budi Susanti; Gaguk Sukowiyono
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Kampung Vertikal di Kota Malang, Jawa Timur merupakan fasilitas hunian perkampungan yang berlantai banyak, memiliki tujuan untuk memfasilitasi masyarakat wilayah Kedungkandang yang tinggal di permukiman kumuh agar dapat tinggal dilingkungan yang lebih baik. Selain itu tujuan dari adanya fasilitas ini adalah untuk membantu mengurangi wilayah kumuh pada kota Malang dan memperbanyak RTH kota Malang. Fasilitas ini selain hunian juga menyediakan fasilitas lain berupa fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas komersil, fasilitas foodcourt, dan fasilitas area terbuka untuk kegiatan berkumpul bersama. Pada metode perancangn Kawasan kampung vertical di kota Malang ini mengambil jenis metode perancangan glassbox Metode pendekatan desain arsitektur yang digunakan dalam desain ini adalah Glassbox dimana rancangan datang dari konsep yang sudah dipikirkan secara logis dan rasional. Serta pada penerapan tema rancangan Arsitektur Hijau akan mengambil teori dari Brenda dan Robert Vale.Dengan demikian Kelurahan ini mampu menjadi hunian yang lebih baik bagi para warga mergosono dan juga diharapkan mampu mengurangi area kumuh serta menambah area RTH kota Malang. Diharapkan pula, fasilitas ini mampu menjadi contoh untuk perkembangan pembangunan yang lebih memerhatikan ruang terbuka hijau agar kota Malang dapat berkembang menjadi kota yang sehat.
DESA EDUWISATA SUMBEREJO, KOTA BATU TEMA: ARSITEKTUR TROPIS Muhammad Khafid Kadafi; Debby Budi Susanti; Ghoustanjiwani Adi Putra
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Eduwisata Sumberejo Kota Batu menjawab atas isu pemerintah Kota Batu untuk mencapai Kota Batu sebagai kawasan agropolitan dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dengan menerapkan arsitektur tropis pada desa sumberejo yang memiliki iklim tropis lembab sehingga dapat menghasilkan perancangan dapat menyesuaikan potensi yang ada. Metode perancangan yang di gunakan adalah mencari isu/latar belakang, pemilihan lokasi, studi literatur fungsi dan tema, Program rancangan, analisa dan konsep rancangan. Pola ruang yang digunakan ialah campuran yaitu terdiri dari pola radial dan linear. Konsep bentuk bangunan menerapkan aspek arstiektur tropis yaitu menggunakan atap segitiga, teritisan yang lebar, mengutamakan sirkulasi silang dalam bangunan, serta menggunakan berbagai jenis vegetasi. Struktur utama yang digunakan adalah rangka kaku dengan material lokal seperti kayu dan bambu, struktur bawah menggunakan pondasi batu kali, umpak dan footplate, sedangkan struktur atas menggunakan kuda-kuda kayu atapun bambu dengan kemiringan atap 30-45 derajat.
MUSEUM ARKEOLOGI DI TRENGGALEK TEMA: ARSITEKTUR MODERN Akbar Rohmadhona; Debby Budi Susanti; Budi Fathony
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trenggalek merupakan sebuah daerah yang terletak di pesisir daerah pantai selatan di Jawa Timur. Banyaknya penemuan Benda Bersejarah berupa Artefak dan juga banyak ditemukan situs-situs bersejarah berupa candi dan sendang/tempat pemandian di Trenggalek. Namun banyaknya penemuan Arkeologi tersebut tidak didukung dengan tempat untuk menyimpan. Karena itu Pemerintah ingin untuk membagun museum untuk mengumpulkan benda artefak pada satu tempat. Metode yag digunakan adalah metode dari Bryan Lawson yaitu berfikir kreatif yang memiliki lima tahapan, tahapan-tahapan tersebut tidak harus berurutan, dikarenakan cara berfikir setiap individu untuk menghasilkan sebuah ide cukup unik dan berbeda. Perancangan museum didasari oleh arsitektur modern yang akan diterapkan didalam bangunan yang difungsikan untuk menjadi karakter bangunan tersebut. Arsitektur Modern menjadi tantangan bagaimana tema tersebut dapat diaplikasi ke bangunan dengan fungsi Museum. Hasil perancangan yaitu bentuk bangunan persegi panjang dengan olah bentuk yang mempertimbangkan lintasan matahari, kebiasan pengunjung untuk menata ruang, pertimbangan view sudut miring pada bentuk bangunan dengan batasan/dasar dari tema Arsitektur modern. Serta mencoba memecahkan permasalahan pada tapak berupa terpisahnya jalur parkir mobil, motor dan bus agar aman serta tidak menimbulkan kemacetan.
DESA EDU WISATA SUMBEREJO TEMA: ARSITEKTUR ORGANIK MODERN Farida Novia; Debby Budi Susanti; Putri Herlia Pramitasari
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Batu, Jawa Timur terletak pada bagian timur Pulau Jawa yang mempunyai keunggulan diberbagai bidang seperti pariwisata, perkebunan dan pertanian. Potensi ini berasal dari kekayaan wisata, pertanian, perbukitan, serta panorama pegunungan. Pemerintah daerah melihat potensi ini sebagai peluang untuk menjadikan Kota Batu sebagai kawasan Agropolitan. Desa Sumberejo merupakan salah satu desa yang sedang dikembangkan. Potensi yang dimiliki desa ini yaitu berupa pertanian hortikultura seperti brokoli, seledri, selada, mawar, krisan, tanaman herbal dan sebagainya. Metode yang diaplikasikan ialah metode perancangan arsitektur yang menerapkan tema Arsitektur Organik Modern, merupakan tema yang menyerasikan keseimbangan keperluan alam dengan manusia yang ada di bumi dan mengutamakan unsur kebersihan, kenyamanan, ketenangan, dan alami. Dengan mengusung tema Arsitektur Organik Modern, kawasan desa edu wisata ini bukan hanya akan menjadi seperti hidup kembali, tetapi juga bisa menjadi destinasi wisata yang menarik dan unik untuk pengunjung. Dengan demikian, diharapkan fasilitas ini dapat memberikan solusi inovatif atas permasalahan yang dihadapi desa serta dapat mewujudkan pengembangan wisata edukasi organik modern berbasis agrowisata dengan dilengkapi fasilitas edukasi dan rekreasi.
DESA EDUWISATA SUMBEREJO KOTA BATU TEMA: SUSTAINABLE ARCHITECTURE Maksimilianus Jata; Debby Budi Susanti; Ghoustanjiwani Adi Putra
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam mewujudkan kota wisata agropolitan pemerintahan Kota Batu bekerja sama dengan desa yang terdapat potensi wisata pertanian seperti desa Sumberejo. namun, terdapat beberapa permasalahan pada tapak seperti kurangnya citra desa sebagai desa wisata, adanya limbah sayur akibat overstock serta kurangnya minat petani terhadap sayuran organik. Oleh karenan itu perlu adanya solusi yang memanfaatkan potensi pertanian yang dapat meningkatkan citra desa wisata yang tetap mempertahankan keselarasan dengan lingkungan sekitar dan pemanfaatan lahan. sehingga, dengan pendekatan tema sustainable architecture merupakan Langkah untuk mewujudkan desain yang teritegrasi dengan lingkungan sekitar, keadaan sosial masyarakat serta peningkatan ekonomi. Wujud implementasi tema terhadap permasalahan pada tapak dapat di lihat melalui adanya fasilitas wisata petik berupa green house, kemudian bangunan pengolahan sayur kemas dan dilanjutkan dengan pengolahan limbah sayur menjadi pupuk poc serta beberapa fasilitas lain yang dapat mewujudkan desa wisata yang dapat memberikan pengalam belajar kepada pengunjung.
PERANCANGAN RESTAREA DAN COTTAGE DI DESA TUMPAKREJO TEMA: ARSITEKTUR BRUTALISME Satria Aditya Perkasa; Gaguk Sukowiyono; Debby Budi Susanti
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Tumpakrejo yang berdekatan dengan Jalur Lintas Selatan yang berfungsi sebagai jalur wisata dan berdekatan dengan pantai Wonogoro. Adanya keinginan dari pemerintah Desa Tumpakrejo untuk memiliki sebuah fasilitastas umum, yaitu Restarea dan Cottage. Rencana lokasi pembangunan berada dipinggir Jalur Lintas Selatan, dengan maksud untuk untuk memberikan fasilitas kepada pengendara dan wisatawan yang akan berkunjung Desa Tumpakrejo. Lokasi tapak dikelilingi hutan dan bukit yang dapat menjadi potensi dalam perancangan bangunan. Tema yang digunakan yaitu, Arsitektur Brutalisme menjadikan landamark pada kawasan tersebut namun masih memenuhi fasilitas untuk pengendara dan wisatawan. Metode yang digunakan dalam perancangan ini, diawalai dari perumusan masalah yang selanjutnya dianalisa kemudian mendapatkan sebuah konsep yang nantinya akan mendai desain dari bangunan rest area dan cottage. Ciri khas pada rancangan yaitu fasad yang berbentuk setengah lingkaran yang memanjang yang berulang-ulang dengan eksterior semen exposed dan juga banyak fasilitas yang dapat memenuhi wisatawan dan pengendara seperti toilet umum, UMKM, Masjid, Café & Restoran, Cottage,dll.
PERANCANGAN REST AREA DAN COTTAGE DI TUMPAKREJO KABUPATEN MALANG TEMA: ARSITEKTUR MODERN Muhammad Ikhsan Nuji Triono; Debby Budi Susanti; Amar Rizqi Afdholy
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 02 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Tumpakrejo merupakan wilayah di Kecamatan Gedangan. Desa Tumpakrejo terbagi dari beberapa wilayah yang digunakan sebagai pemukiman, fasilitas umum, kegiatan ekonomi, lahan produktif (sawah), lahan kering, hutan negara, hutan rakyat, sumber air dan lain sebagainya. Secara geografis, Desa Tumpakrejo memiliki jarak yang dekat dengan Jalur Lintas Selatan. Wisata yang berada di wilayah Desa Tumpakrejo yakni Pantai Wonogoro dapat menjadi kesempatan untuk membangun sebuah tempat istirahat bagi wisatawan di Jalur Lintas Selatan, selain bertujuan sebagai tempat istirahat wisatawan dapat digunakan sebagai wadah bagi masyarakat untuk membangun Usaha Mikro Kecil Menengah yang ditampung dalam tempat berkumpulnya wisatawan. Dengan adanya hal tersebut akan membuat daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Desain arsitektur yang digunakan pada Rest Area & Cottage di Desa Tumpakrejo Kabupaten Malang melalui tahapan analisis tapak. Selain itu, metode desain juga menerapkan tema arsitektur modern. Dengan begitu desain tidak hanya berdasarkan estetika akan tetapi juga berdasarkan fungsinya. Tema yang diterapkan pada bangunan yaitu arsitektur modern. Sehingga dalam perancangan Rest Area dan Cottage ini menghasilkan fasilitas rest area dan cottage yang dapat meningkatkan daya tarik wisatawan sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Co-Authors Adhi Widyarthara Ahdari Muharrar Ahmad Ifananda Dwi Rama Akbar Rohmadhona Akhmad Rizky Alif Rizqi Agung Subekti Amar Rizqi Afdholy Andi Muh Bahrul Ulum Aaz Anindya Dewi Afu Novanty Antonio Heltra Pradana Aprilia Hartini Rianingtyas Arya Yusril Akbar Kusumah Asa Hening Arista Putri Aulia Khairunnisa Bambang Joko Wiji Utomo Bayu Teguh Ujianto Breeze Maringka Budi Fathony Carmen do R. B. Gonçalves Carry Umi Zaindriminati Dafriandra Dwikurniawan Sose Daim Triwahyono Devaredo Dian Rizky Suryo Basuki Dony Hermawan Endri Septian Eraluisa Delladebora Isabelita Fachrudin Saputra Farida Novia Fariz Hidayat Fathullaeni Francisco Fidel Dos Reis Monteiro Gaguk Sukowiyono Gatot Adi Susilo Ghoustanjiwani Adi Putra Hadi Siswondo Hamidan Ainuddin Wibawa Supriyadi Hamka Herman Farozi Jarot Wahyono Joy Debby Purwaningtyas Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari Lalu Mulyadi Linda Setyowati M. Nelza Mulki Iqbal M.Revy Revanza Maksimilianus Jata Marcelina A.DaC.Belo Marchita Putri Maharani Maria Istiqoma Maria Ratu Santa Insani Maringka, Breeze A. S. Maulana Argya Hari Pratama Mayang Rizky Rian Winney Midarasta Kuswinda Moh. Syahru Romadhon Sholeh Muhammad Agung Bahroni Muhammad Ikhsan Nuji Triono Muhammad Ilham Safi`ii Muhammad Khafid Kadafi Muhammad Nashrulloh Bats Muhammad Nelza Mulki Iqbal Muhammad Robi Muhammad Syahdi Lazuardi Mujiburahim Nabilah Ailsandira Nur Shafira Rismasari Putri Herlia Pramitasari Rafli Zulfian Ragil Panji Irawan Redi Sigit Febrianto Riffilia Asokawati Susanto Rika N.P. Pamungkas Rina Sry Septiani Putri Yamin Rischika Berliana Dewi Andriyanto Rista Lolok Rolando Ruth Dyan Novitasari Darius Salsabil Zahiyah Adiski Satria Aditya Perkasa Simplisius Suhardi Durhubin Soeranto Darsopuspito Solly Aryza Sri Winarni Suryo Tri Harjanto Syamsul Arifin Tri Poespowati Trisnaldi Ulfa Arjuna Yunianto Yudha Prasetya Hukom Yugo Adi S