[Bahasa]: Kemajuan pesat Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dunia pendidikan menawarkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan pengalaman belajar. Namun, guru-guru bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama, khususnya di Tuban, menghadapi tantangan kritis dalam mengintegrasikan AI, termasuk pelatihan yang terbatas, penguasaan teknis, dan masalah etika. Hambatan-hambatan ini menghambat adopsi alat AI yang efektif untuk pembelajaran yang dipersonalisasi, adaptif, dan fleksibel. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dalam integrasi AI melalui program pengabdian masyarakat yang terstruktur. Secara khusus, program ini menargetkan 30 guru bahasa Indonesia, melibatkan mereka dalam lokakarya dan sesi pendampingan berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, program ini dilaksanakan dalam tiga tahap: persiapan, implementasi, dan evaluasi. Pre-test dan post-test dilakukan untuk menilai pemahaman awal para guru dan kemajuan selanjutnya. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan 85% peserta mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep terkait AI dan 90% menunjukkan kemampuan untuk menggabungkan alat berbasis AI ke dalam kelas mereka. Terlepas dari pencapaian ini, masih ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait keterampilan teknis dan pertimbangan etika. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk mencapai integrasi AI yang berkelanjutan dalam pendidikan bahasa Indonesia. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari adopsi AI dalam praktik pengajaran dan mendorong kolaborasi antara pendidik dan pengembang AI. Kata Kunci: kecerdasan buatan, inovasi pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia, pelatihan guru, pengabdian masyarakat. [English]: The rapid advancement of Artificial Intelligence (AI) in education offers significant potential for enhancing learning experiences. However, Indonesian language teachers in junior high schools, particularly in Tuban, face critical challenges in integrating AI, including limited training, technical mastery, and ethical concerns. These barriers hinder the effective adoption of AI tools for personalized, adaptive, and flexible learning. Addressing this issue, this study aimed to improve teachers' knowledge and competencies in AI integration through a structured community service program. Specifically, the program targeted 30 Indonesian language teachers, engaging them in workshops and continuous mentoring sessions. Adopting a participatory approach, the program was implemented in three stages: preparation, implementation, and evaluation. Pre- and post-tests were conducted to assess teachers’ initial understanding and subsequent progress. Results revealed significant improvements, with 85% of participants gaining a deeper understanding of AI-related concepts and 90% demonstrating the ability to incorporate AI-based tools into their classrooms. Despite these achievements, challenges remained, particularly regarding technical skills and ethical considerations. This study underscores the necessity of sustained training and support to achieve sustainable AI integration in Indonesian language education. Further research is recommended to explore the long-term impacts of AI adoption in teaching practices and foster collaboration between educators and AI developers. Keywords: artificial intelligence, educational innovation, Indonesian language learning, teacher training, community service.