Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

The study of history based on local antiquity: A case study of existence of Kampar River in analyzing the past maritime in teaching history Kamaruddin, Kamaruddin; Ahmal, Ahmal
Journal of Educational Sciences Vol 2. No. 1. January 2018
Publisher : FKIP-Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jes.2.1.p.72-82

Abstract

This paper describes the history-based learning local history,which takes the case of the existence of the Kampar River as local aspects inthe learning of the maritime history in Indonesia. The data obtained throughthe triangulation by collecting interviews, observation, documentation studyand  refered to articles, journals, textbooks and data other documents in thelibrary that supported the teaching of history based on local history in theanalyzing of maritime history in Indonesia, then it was investigated anddrawn as a conclusion that the Kampar River was able to be used as thestudy of history in the local context in understanding of the teaching historyin Indonesia related to maritime history. The results in this study show thatfirst, Kampar River is a river that is loaded with historical events of theKingdom of Sriwijaya, The Kingdom of Islamic until the independence ofIndonesia. Second, the existence of Kampar River as a aspect of  emergenceof history / local aspect which is able to be used as information about themaritime historyto the learners. For learning process, it involves localaspects of learners to connect, internalize and develop cooperation inanalyzing of the concept aspects practicely in teaching maritime history. Theconcept of local history-based teaching history is contextually-learninglearning concept that emphasizes the relevance of teaching materials withreal world of learners. The existence of Kampar River is a means emergenceof history / local aspect can be used as information about the maritimehistory to assist in the understanding of teaching maritime history on thelearner, for learning involving local aspects for learners to connect,internalize and develop cooperation in analyzing aspects of the concept topraxis in teaching maritime history. The concept of local history-basedteaching history is contextually-learning learning concept that emphasizesthe relevance of teaching materials with real world of learners. The existenceof Kampar River is a means emergence of history / local aspect can be usedas information about the maritime history to assist in the understanding ofteaching maritime history on the learner, for learning involving local aspectsfor learners to connect, internalize and develop cooperation in analyzingaspects of the concept practically in learning the maritime history. Theconcept of local history-based learning is contextually-learning thatemphasizes the relevance of teaching materials with real world of learners.
Pengaruh Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Motivasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Plus Bina Bangsa Malau, Yohana Febri Yanti; Ahmal, Ahmal; Yanuar, Yanuar
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.4986

Abstract

Penelitian ini menggunakan model pembelajaraan Gallery Walk untuk meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajan sejarah kelas XI SMA Plus Bina Bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1)motivasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Plus Bina Bangsa sebelum diberikan model pembelajaran Gallery Walk; 2)pengaruh dari model pembelajaran Gallery Walk terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI SMA Plus Bina Bangsa; 3)seberapa besar pengaruh model Gallery Walk terhadap motivasi belajar sejarah siswa kelas XI SMA Plus Bina Bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen/eksperimen semu. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan angket yang terbagi atas pre-test dan post-test. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS sebagai kelas eksperimen dengan masing-masing kelas berisi 20 siswa. Hasil penelitian menyatakan nilai post-test dari kelas eksperimen (60,35) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (51,3). Berdasarkan pengujian hipotesis maka diperoleh data yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap motivasi belajar karena diperoleh thitung ttabel atau 6,422 2,024 dan nilai sig(2tailed) 0,05 atau 0,000 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang mana artinya penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran Gallery Walk yang diuji mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dalam pelajaran sejarah kelas XI SMA Plus Bina Bangsa.
Makna Motif dan Sejarah Tenun Siak Ahmal, Ahmal; Sukma, Mirza Dwi
Journal of Citizen Research and Development Vol 2, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jcrd.v2i1.4843

Abstract

Tenun Siak pertama kali dikenalkan di kerajaan Siak oleh Wan Binti Karim seorang pengrajin dari kerajaan Trengganu Malaysia atas utasan Sultan Sayid Ali. Dari sinilah awal mula tenun dikenal oleh masyarakat Siak sampai sekarang. Di dalam Tenun atau songket selalu  terdapat motif dimana setiap motif yang ada didalam tenun tersebut memiliki makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari motif tenun siak dan sejarah tenun siak. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode historis dengan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian adalah informan yang mengerti tentang objek penelitian. Sumber data yang diambil berbentuk catatan atau rekaman yang berasal dari informan yang diwawancarai, dokumentasi dan studi kepustakaan dan  foto dari kain tenun siak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wan Binti Karim dari kerajaan Terengganu Malaysia pertama kali memperkenalkan pakaian Melayu dari tenun Siak, yang dibawa ke Siak atas perintah Sultan Sayid Ali. Tengku Maharatu, istri Sultan Syarif Kasim II, adalah salah satu wanita Melayu yang berkontribusi pada perkembangan tenun songket Melayu Siak. Pakaiannya terdiri dari empat jenis pakaian: pakaian sehari-hari, pakaian semi-formal, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. kain tenun songket Melayu Siak memiliki banyak corak dan motif yang berasal dari flora, fauna, dan alam. Motif-motif ini mengandung makna dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Melayu Siak. Motif flora pada tenun songket Siak seringkali dikaitkan dengan kesuburan yang melambangkan harapan akan kehidupan yang berkelanjutan dan penuh keberkahan, keindahan alam yang menunjukkan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam sebagai sumber kehidupan, motif flora juga mencerminkan nilai-nilai moral yang tinggi dan penting dalam masyarakat Siak. Menurut masyarakat Melayu Riau, seni motif hias yang berasal dari hewan melambangkan hal-hal seperti kegagahan, kecerdikan, kasih sayang, kedamaian, kebebasan, dan kesuburan. Motif yang berasal dari benda-benda alam dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, kepedulian terhadap lingkungan, dan kesederhanaan. Tujuh corak dasar digunakan dalam pakaian Melayu Siak: pucuk rebung, tampuk manggis, siku keluang, bunga cengkih, semut beriring, itik pulang petang, dan awan larat.
PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KETERAMPILAN HISTORIS Suroyo, Suroyo; Ahmal, Ahmal; Asril, Asril; Nurdiansyah, Nurdiansyah; Al Fiqri , Yanuar
Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/mafaza.v5i1.3446

Abstract

This community service project aims to improve the quality of history education at SMA Negeri 1 Rengat Barat through the training development and implementation of Higher Order Thinking Skills (HOTS) questions based on historical thinking skills for teacher. The initiative was driven by the low ability of students to think critically and analyze historical events in depth. The method used involved intensive training and mentoring for history teachers over three days, including HOTS theory workshops, question development sessions, and classroom implementation simulations. Evaluation was conducted using pre-tests and post-tests for students, as well as classroom observation of teacher practices. The results showed a significant improvement in students’ ability to answer HOTS questions, alongside increased teacher enthusiasm in applying historically grounded teaching approaches. The implication of this program highlights that structured and practical training can empower teachers to create meaningful and intellectually stimulating history instruction. This model is expected to be replicable in other schools as a strategic effort to better prepare students for the complexities of the 21st century.
Development of VR-Based Learning Media for the Buya Hamka Birth Museum to Increase Motivation to Learn History in Class XI of Muhammadiyah 1 Vocational School, Pekanbaru Murni, Ildri Maysah; Ahmal, Ahmal; Al Fiqri, Yanuar
Journal of Educational Sciences Vol. 9 No. 4 (2025): Journal of Educational Sciences
Publisher : FKIP - Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jes.9.4.p.1856-1870

Abstract

This study aims to develop Virtual Reality (VR)-based learning media at the Buya Hamka Birth Museum to enhance students' motivation in learning history. The research was conducted at SMK Muhammadiyah 1 Pekanbaru, focusing on the history subject for Grade XI students. The background of this study arises from students' lack of interest in history lessons due to conventional teaching methods that rely heavily on textbooks. To address this issue, the research develops an interactive VR learning medium that allows students to explore historical sites virtually. The research follows the Research and Development (R&D) method using the ADDIE model, which includes Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Data collection involved observations, interviews, and questionnaires distributed to students and history teachers. The VR-based learning media was validated by experts in both media and historical content before being tested in small and large groups of students. The findings indicate that the VR learning media is effective in increasing students' motivation and engagement in history lessons. Students showed a higher level of enthusiasm and understanding when using VR compared to traditional learning methods. In conclusion, VR-based learning media can be an innovative solution to make history lessons more immersive and appealing.
Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching Menggunakan Video Dokumenter Untuk Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Siswa pada Pembelajaran Sejarah Kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci Hartini, Hafshah; Ahmal, Ahmal; Yuliantoro, Yuliantoro
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i2.6376

Abstract

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sikap nasionalisme siswa pada proses pembelajaran sejarah masih rendah oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching pada pembelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci. 2) Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching pada pembelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci. 3) Untuk mengetahui sikap nasionalisme siswa kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan video dokumenter pada pelajaran sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada siklus I aktivitas guru memperoleh nilai rata-rata 66,6% (baik) dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 87,5% (sangat baik). Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 57,78% (cukup) dan meningkat pada siklus II menjadi 80,49% (sangat baik). Sedangkan untuk sikap nasionalisme siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 42,52% (cukup baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 76,1% (baik). Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran hypnoteaching dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam pelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci.
Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching Menggunakan Video Dokumenter Untuk Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Siswa pada Pembelajaran Sejarah Kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci Hartini, Hafshah; Ahmal, Ahmal; Yuliantoro, Yuliantoro
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 2 (2025): Juli 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i2.6376

Abstract

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sikap nasionalisme siswa pada proses pembelajaran sejarah masih rendah oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching pada pembelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci. 2) Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching pada pembelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci. 3) Untuk mengetahui sikap nasionalisme siswa kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci dengan menggunakan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan video dokumenter pada pelajaran sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada siklus I aktivitas guru memperoleh nilai rata-rata 66,6% (baik) dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 87,5% (sangat baik). Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 57,78% (cukup) dan meningkat pada siklus II menjadi 80,49% (sangat baik). Sedangkan untuk sikap nasionalisme siswa pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 42,52% (cukup baik) dan meningkat pada siklus II menjadi 76,1% (baik). Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran hypnoteaching dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa dalam pelajaran sejarah kelas XI MA PPHM Pangkalan Kerinci.
Makna Motif dan Sejarah Tenun Siak Ahmal, Ahmal; Sukma, Mirza Dwi
Journal of Citizen Research and Development Vol 2, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jcrd.v2i1.4843

Abstract

Tenun Siak pertama kali dikenalkan di kerajaan Siak oleh Wan Binti Karim seorang pengrajin dari kerajaan Trengganu Malaysia atas utasan Sultan Sayid Ali. Dari sinilah awal mula tenun dikenal oleh masyarakat Siak sampai sekarang. Di dalam Tenun atau songket selalu  terdapat motif dimana setiap motif yang ada didalam tenun tersebut memiliki makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari motif tenun siak dan sejarah tenun siak. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode historis dengan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian adalah informan yang mengerti tentang objek penelitian. Sumber data yang diambil berbentuk catatan atau rekaman yang berasal dari informan yang diwawancarai, dokumentasi dan studi kepustakaan dan  foto dari kain tenun siak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wan Binti Karim dari kerajaan Terengganu Malaysia pertama kali memperkenalkan pakaian Melayu dari tenun Siak, yang dibawa ke Siak atas perintah Sultan Sayid Ali. Tengku Maharatu, istri Sultan Syarif Kasim II, adalah salah satu wanita Melayu yang berkontribusi pada perkembangan tenun songket Melayu Siak. Pakaiannya terdiri dari empat jenis pakaian: pakaian sehari-hari, pakaian semi-formal, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. kain tenun songket Melayu Siak memiliki banyak corak dan motif yang berasal dari flora, fauna, dan alam. Motif-motif ini mengandung makna dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Melayu Siak. Motif flora pada tenun songket Siak seringkali dikaitkan dengan kesuburan yang melambangkan harapan akan kehidupan yang berkelanjutan dan penuh keberkahan, keindahan alam yang menunjukkan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam sebagai sumber kehidupan, motif flora juga mencerminkan nilai-nilai moral yang tinggi dan penting dalam masyarakat Siak. Menurut masyarakat Melayu Riau, seni motif hias yang berasal dari hewan melambangkan hal-hal seperti kegagahan, kecerdikan, kasih sayang, kedamaian, kebebasan, dan kesuburan. Motif yang berasal dari benda-benda alam dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, kepedulian terhadap lingkungan, dan kesederhanaan. Tujuh corak dasar digunakan dalam pakaian Melayu Siak: pucuk rebung, tampuk manggis, siku keluang, bunga cengkih, semut beriring, itik pulang petang, dan awan larat.
The Role of Tenas Effendy in The Development of Malay Culture in Riau Province (1952-2015) Arifin, M. Nur; Ahmal, Ahmal; Fikri, Asyrul
Journal of Educational Sciences Vol. 9 No. 5 (2025): Journal of Educational Sciences
Publisher : FKIP - Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jes.9.5.p.3935-3947

Abstract

This research examines the role of Tenas Effendy in the development of Malay culture in Riau Province from 1952 to 2015. The background of the study highlights the current era, where globalization has led to the erosion of cultural heritage. Culture is a legacy from the ancestors of a community. The development, preservation, and sustainability of Malay culture in Riau are closely linked to the contributions of Malay cultural figures, particularly Tenas Effendy. The objectives of this research are: (1) To understand the life history of Tenas Effendy; (2) To explore his role in the development of Malay culture in Riau; and (3) To examine the implementation of his role in the present-day development of Malay culture in Riau. The research employs a historical method. The findings reveal Tenas Effendy's significant contributions to the development of Malay culture in Riau, especially in preserving the original culture of the Petalangan tribe and the Malay teachings. It can be concluded that Tenas Effendy plays an important role in the development of Malay culture in Riau Province.