Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN PELAKSANAAN GOOD PHARMACY PRACTICE (GPP) DENGAN KEPUASAN KERJA APOTEKER DI APOTEK Putu Eka Arimbawa; Dewa Ayu Putu Satrya Dewi; I Putu Tangkas Suwantara
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.905

Abstract

Good pharmacy practice (GPP) merupakan standar untuk memastikan Apoteker dalam memberikan setiap pelayanan kefarmasian sehingga dapat menciptakan suatu kepuasan kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan good pharmacy practice (GPP) Dengan kepuasan kerja apoteker di apotek Kota Denpasar Penelitian ini dilakukan dengan desain survey cross sectional. Penelitian menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 69 apoteker yang memiliki ijin praktek penanggung jawab di Kota Denpasar. Analisis data menggunakan uji statistika multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara aspek kesejahteraan pasien (p=0.23) dan aspek kerjasama dengan dokter (p=0,07) terhadap kepuasan kerja. Untuk hubungan aspek manajemen (p=0.01) dan aspek kontribusi peran apoteker (p=0,001) memberikan hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja. Secara keselurahan pelaksanaan good pharmacy practice (GPP) dengan kepuasan kerja terdapat hubungan yang signifikan (p=0,04) dan memberikan pengaruh sebesar 1,65 kali (OR =1,65) terhadap kepuasan kerja apoteker di apotek.
PERBANDINGAN TARIF BIAYA PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP UMUM DAN BPJS DI SALAH SATU RUMAH SAKIT UMUM DI DENPASAR PERIODE 2019 Fitria Megawati; I Putu Tangkas Suwantara; Ni Luh Sri Adi Suryani
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i2.1028

Abstract

Diabetes Melitus merupakan salah satu sindrom kelainan metabolik yang memiliki karakteristik yaitu hiperglikemik dan merupakan salah satu penyakit kronik yang cukup banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit tersebut merupakan jenis penyakit kronik yang membutuhkan biaya terapi yang besar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tarif biaya pengobatan pada pasien Diabetes Melitus rawat inap umum dan BPJS di salah satu rumah sakit di Denpasar pada Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif observasional berdasarkan catatan pengambilan obat yang terdapat pada rekam medik serta bagian keuangan.Teknik sampling yang dipakai pada penelitian ini yakni purposive sampling. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui perbandingan rata-rata biaya pengobatan pasien Diabetes Melitus rawat inap kepesertaan BPJS di rumah sakit tersebut periode 2019. Hasil penelitian adalah rata-rata perbandingan pada kamar kelas III sebesar Rp. 2.172.880 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan 2 hari. Pada kamar kelas II sebesar Rp. 3.257.061 dalam satu periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan selama 3 hari. Pada kamar kelas I sebesar Rp. 3.583.260 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan selama 3 hari. Pada kamar kelas VIP B sebesar Rp. 5.163.957 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan 3 hari. Sedangkan rata-rata biaya pengobatan pasien Diabetes Melitus rawat inap umum pada kamar kelas III sebesar Rp. 3.343.983 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan 3 hari. Pada kamar kelas II sebesar Rp. 4.525.946 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan 3 hari. Pada kamar kelas I sebesar Rp. 7.813.395 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan selama 4 hari. Pada kamar kelas VIP B sebesar Rp. 12.491.204 dalam satu kali periode rawat inap dengan rata-rata lama perawatan 6 hari.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas LAMK.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR I Putu Tangkas Suwantara
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i2.1103

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang daun ubi jalar yang mengandung flavanoid dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas Lamk.) terhadap kadar SGPT serum pada tikus putih galur Wistar yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Control Design. Populasi meliputi 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol negatif (aqua dest), kelompok kontrol positif (“Produk X”) dosis 46,9 mg/200 gBB), kelompok perlakuan 1 (dosis ekstrak etanol daun ubi jalar 40mg/200 gBB), kelompok perlakuan 2 (dosis ekstrak etanol daun ubi jalar 80mg/200g BB), kelompok perlakuan 3 (dosis ekstrak etanol daun ubi jalar 160mg/200 gBB) selama 7 hari. Pada hari ke-8 seluruh kelompok diinduksi parasetamol 378 mg/200 gBB. Data yang didapat berupa selisih antara data pre-test dan post-test dianalisis menggunakan SPSS 17.0 for Windows dengan metode ANOVA satu jalan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas Lamk.) dosis 160mg/200 gBB mempunyai pengaruh hepatoprotektor sebanding dengan “Produk X” dengan nilai signifikan 0,142 (p≥0,05).
Medication Error pada Tahapan Prescribing dan Dispensing di Apotek “X” Denpasar Periode Januari-Desember 2019 Fitria Megawati; I Putu Tangkas Suwantara; Erna Cahyaningsih
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v7i1.1545

Abstract

Medication error menurut National Coordination Council forMedication Error Reporting and Prevention (2017) adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang dapat menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien. Penting sebagai petugas kefarmasian dalam menidentifikasi Medication error yang terjadi terkait kemanan dalam pemberian pelayanan kefarmasian di Apotek “X” Denpasar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui medication error yang terjadi pada tahap prescribing dan dispensing Apotek “X” Denpasar dan Persentase Medication error pada proses pelayanan resep di Apotek “X” Denpasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode observasi dengan desain retrospektif. Metode sampling yang digunakan yaitu purposive sampling sesuai inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian berupa resep yang diterima oleh Apotek “X” Denpasar dan tabel observasi pada prescribing error dan dispensing error. Resep yang dianalisis sejumlah 910 resep dari tanggal 02 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019. Persentase prescribing error yaitu 14,06 % dan persentase dispensing error dari total 910 resep yaitu 2,41 %. Dengan rata-rata kategori index medication error NCCMERP adalah kategori B yaitu kesalahan sudah terjadi namun dapat diperbaiki oleh farmasi sebelum obat sampai ke pasien. Dengan Medication error pada fase prescribing error di Apotek “X” Denpasar yang paling banyak yaitu tidak ada umur pasien (39,84%), tidak ada dosis sediaan (10,16%), resep tidak lengkap ( tidak ada tanggal resep dan nama dokter) (19,53%). Pada fase dispensing error di Apotek “X” Denpasar yang terjadi yaitu kesalahan etiket/label (18,18%), kejadian salah peracikan (40,91%).
Persepsi Sakit dan Pemahaman Penggunaan Obat Rasional (POR) di Kota Denpasar I Putu Tangkas Suwantara; Fitria Megawati; Ni Putu Wintariani; Putu Eka Arimbawa
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 7 No 2 (2021): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.617 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v7i2.1125

Abstract

Persepsi akan memunculkan perilaku sakit dalam mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri, sehingga dapat menyebabkan pemahaman penggunaan obat menjadi tidak rasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi sakit dengan pemahaman penggunaan obat rasional di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 97. Data dikumpulkan dari bulan Januari–Februari 2020 di Kota Denpasar menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji binary logistic. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi sakit dengan pemahamam pemahaman penggunaan obat rasional (P<0.05). Persepsi sakit mengenai kondisi tubuh (36.4%) atau keadaan rasa sakit (32.4%) memiliki nilai paling besar, sedangkan pemahamm POR paling tinggi kesalahan adalah mengenai obat batuk, obat panas, obat diare tidak perlu diminum sampai habis jika gejalanya sudah hilang (50.5%) dan semua obat diminum setelah makan (26.8%). Kondisi tubuh terutama dalam hal tidak dapat melakukan aktivitas dan keluhan rasa sakit akan menyebabkan masyarakat mencari suatu pengobatan, sehingga hal ini dapat mengakibatkan pemahaman mengenai POR terutama mengenai gejala simtomatis dan penggunaan obat. Oleh karena itu, perlu pemberian informasi yang tepat tentang obat ketika masyarakat mencari pengobatan untuk mengatasi keluhan yang dirasakan.
Hubungan Peran Tenaga Kefarmasian dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi di Apotek “X” Kota Denpasar Ni Putu Wintariani; Dewi Puspita Apsari; Ni Putu Aryanti Suryaningsih; I Putu Tangkas Suwantara; Fitria Megawati
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v8i2.4076

Abstract

Hypertension is a condition where a person's blood pressure is above normal, which is 140 mmHg systolic or 90 mmHg diastolic. Hypertension causes increased morbidity, with almost the same prevalence in developing and developed countries. In terms of medication adherence, patient awareness of treatment plays an important role. The role of family members in adherence to taking hypertension medication is very important. Support and attention from the family is one of the supporting factors, the success of hypertension treatment, so it is expected to reduce the mortality rate. Clinical pharmacy services in pharmacies are part of pharmaceutical services that are directly responsible for patients involved in dispensing. In this study, researchers tried to understand the relationship between the role of family support and the role of pharmacists in taking high blood pressure drugs at the "X" Denpasar Pharmacy. The results obtained in this study are that there is a significant and strong relationship between family support and adherence to taking antihypertensive medication in the domain of emotional support and rewards (p=0.000; r=0.75) and instrumental support (p=0.003; r=0, 52). The role of pharmacists on compliance has a strong and significant effect (p = 0.002; r = 0.64).
Sosialisasi Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) dengan Memasyarakatkan “Tanya 5 O” Fitria Megawati; Ni Putu Dewi Agustini; I Putu Tangkas Suwantara; Ni Putu Udayana Antari; Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): April-Juni
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.166 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v4i2.1673

Abstract

Public knowledge of self-medication is crucial, and one of the challenges faced is the lack of awareness regarding this practice. Irrational self-medication can lead to harmful consequences, such as incorrect treatment due to inaccurate self-diagnosis. Contributing factors include biased drug advertisements in the media and inadequate information from healthcare professionals. Community engagement is one of the collaborative sharing programs initiated by the Government, known as the Gema Cermat (Smart Community Using Medicines Movement), which includes the promotion tagline "Ask 5 O." This community engagement program aims to enhance the independence of the public in selecting, obtaining, using, storing, and disposing of drugs appropriately, thus promoting rational drug use within society. The target audience for this program was the teenage group of Sekaa Teruna Teruni Panji Semerang in Banjar Sembung Meranggi, Sembung Gede Village, Bali. The results of this community engagement program demonstrated a significant change in participants' knowledge, as assessed through pre- and post-survey questionnaires analyzed using paired T-Test, showing a p-value of 0.000 < 0.005. The findings highlight the beneficial impact of the Gema Cermat program in improving participants' knowledge. Going forward, it is recommended to conduct more frequent community engagement activities across various segments of society to support rational drug use.
Literature study: Activity of white turmeric (Curcuma zedoaria) as an anti-inflammatory Ni Nyoman Wahyu Udayani; Ni Nyoman Ayu Puspita Sari; I Made Agus Sunadi Putra; I Putu Tangkas Suwantara; Maria Malida Vernandes Sasadara; Ni Putu Lilis Adnyani
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 5 No. 3 (2023): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v5i3.4092

Abstract

Inflammation is a response given by the body to protect the body against cellular damage, characterized by swelling, redness accompanied by a sensation of heat and pain. Long term use of NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) has side effects such as ulcers, stomach upset, bleeding, nausea, disturbances in the kidneys and the cardiovascular system. White turmeric (Curcuma zedoaria) is a plant that can be used as an anti-inflammatory. This study aims to determine the anti-inflammatory activity of White Turmeric (Curcuma zedoaria) through a literature review in the form of national and international articles or journals. The results of a study of 8 articles that met the inclusion requirements showed that White Turmeric has anti-inflammatory activity. The content of curcumin, essential oils and flavonoids in white turmeric has similarities with NSAIDs, namely by inhibiting the formation of inflammatory mediators.
PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI PENGOBATAN PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN ATAS DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN Megawati, Fitria; Anita Dewi, Ni Luh Kade Arman; Agustini, Ni Putu Dewi; Suwantara, I Putu Tangkas
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 7 No 2 (2024): JIFI : Special edition
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v7i2.2105

Abstract

Perception are obtained from inferring information in interpreting messages. Attitude is an important factor in influencing a person in making decisions in independent treatment. Medicinal plants are prevention of a disease and can be used as traditional medicine. This study aims to determine the relationship between perceptions and attitudes of the community in the use of medicinal plants as a treatment for upper respiratory tract disease. The research design used was cross-sectional. Data used was quantitative. Sampling technique is done by the method purposive sampling as many as 100 respondents. The instrument of this research is a questionnaire. Questionnaire data that has been collected is then tested using data analysis in the form of a Correlation Test Spearman. The results showed that the community perception category showed good results (54%), the attitude category showed good results (49%). The Spearman test that was carried out showed significant results with a p value of 0.007 <0.05. It can be concluded that there is a significant relationship between people's perceptions and attitudes in the use of medicinal plants as a treatment for upper respiratory tract disease
Survey Penerimaan Konsumen dan Uji Iritasi terhadap Sediaan Gel Masker Peel-Off Batang Pisang (Musa paradisiaca L.) dan Bunga Widuri (Calotropis gigantea L.) Megawati, Fitria; Dewi, Ni Luh Kade Arman Anita; Agustini, Ni Putu Dewi; Suwantara, I Putu Tangkas; Dewi, Ni Made Sintia
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v10i1.5372

Abstract

Peel-off gel masks made from extracts of banana stem (Musa paradisiaca L.) and widuri flower (Calotropis gigantea L.) are natural cosmetic products that contain flavonoids, a secondary metabolite that acts as an antioxidant. The evaluation by consumers is important to understand the level of product acceptance and preference in the market. This study aims to evaluate consumer acceptance of peel-off gel masks made from banana stem and widuri flower extracts, using a quantitative descriptive survey. The sample was collected using an accidental sampling technique from panelists aged between 20 and 40 years old at Universitas Mahasaraswati Denpasar. The survey was conducted through a Google Form that contained questions about consumer preferences (hedonic test) for aroma, viscosity, texture, color, stickiness, and overall product. A total of 40 panelists participated in the hedonic test, while the irritation test was conducted on 9 panelists to observe the possibility of redness or itching reactions on the skin after use. The banana stems peel-off gel mask scored 21.1 in the hedonic test, while the widuri flower peel-off gel mask scored 20.3. The results indicate that the banana stem peel-off gel mask was accepted by 84.4% of the participants in the hedonic test, while the widuri flower peel-off gel mask was accepted by 81.5% of the participants. The irritation test results indicate that neither type of peel-off gel mask caused any irritation after use. Panelists preferred the banana stem peel-off gel mask over the widuri flower peel-off gel mask, with a score of 21.1 and a percentage of 84.4%. Both types of peel-off gel masks are safe to use.