Penelitian in imempunyai tujuan guna melihat korelasi penerimaan diri dengan psychological well being (PWB) pada remaja penyandang tunarungu. Tunarungu memiliki hambatan dalam perkembangan sosial, komunikasi, bahasa, serta emosi. Melalui hambatan itu seseorang yang mengalami tunarungu wajib dapat berdamai dengan kondisi, perihal ini mempunyai arti wajib bisa menerima dirinya. Banyak remaja tunarungu yang marah dan malu dengan kondisinya yang tidak bisa mendengar. Mereka merasa tidak menarik, apalagi dengan alat bantu dengar yang digunakan menyebabkan mereka tidak percaya diri, pesimis dengan masa depannya dan enggan berinteraksi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa remaja tunarungu merasa sulit untuk menerima kondisinya sehingga tidak sejahtera secara psikologis. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data memakai skala penerimaan diri serta skala psychological well being (PWB). Subjek penelitian ini remaja penyandang tunarungu 12-18 tahun. Temuan uji korelasi pearson menampilkan nilai Sig. (2-tailed) 0,000<0,05 mempunyai arti terdapat keterkaitan yang signifikan diantara penerimaan diri dengan PWB pada remaja penyandang tunarungu.