Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI METODE EKSPERIENTAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL Diah Andika Sari
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 2, No 2 (2018): Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/yby.2.2.55-62

Abstract

Perilaku Prososial anak usia 4-5 tahun meliputi (1)Antusiasme dalam melakukan permainan bersama teman, seperti: keikutsertaan untuk bermain, menyapa teman, (2)Menaati peraturan, seperti: antri, sabar, (3) Menghargai orang lain,seperti: tenggang rasa, mau bekerja sama, (4) Menunjukkan empati, seperti: menunjukkan kepedulian, menolong, berbagi. Anak-anak di kelas TK A TK Aisyiah Busthanul Athfal 12, Pamulang, Tangerang Selatan pada umumnya baru pertama kalinya masuk sekolah dan sebelumnya tidak mengikuti kelompok bermain. Sehingga berkumpul bersama teman-teman disekolah setiap hari merupakan pengalaman pertama mereka. Terlihat mereka masih sulit untuk berinteraksi sesama teman. Saling berebutan, ngambek, dan berantam adalah pemandangan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Perilaku Prososial anak usia 4-5 tahun dikelas tersebut, melalui metode eksperiental dengan menggunakan permainan tradisional. Metode eksperiental adalah metode yang menggunakan pengalaman sebagai media pembelajaran. Pengalaman pada penelitian ini adalah penglaman bermain permainan tradisional. Dimana permainan tradisional banyak melibatkan komunikasi, kerjasama dan empati dalam melakukannya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan Perilaku Prososialanak usia 4-5 tahun awalnya (pra siklus) hanya mencapai 1,2 pada skala 4 (31%), yang artinya masih berada pada taraf belum berkembang, meningkat menjadi 1,7 (43%) pada siklus 1. Walau memang bukan perkembangan yang tinggi, dan akhirnya meningkat menjadi 2,5 (61%) pada siklus 2. Skala 2,5 pada skala 4 bearti sudah berada pada tahap mulai berkembang (MB) dan berkembang sesuia Harapan (BSH). Peningkatan yang didapat memang sedikit, karena Perilaku Prososialmerupakan suatu proses sikap yang harus terus dijaga dan membutuhkan waktu. Sehingga dapat disimpukan bahwa keterampilan social anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan melalui metode eksperiental dengan permainan tradisional di kelompok A, di TK Aisyiah Busthanul Athfal 12 Pamulang, Tangerang Selatan. Dan untuk terus meningkatkan keterampilan sosial anak, diharapkan metode eksperiental ini dapat dilakukan secara kontinu pada anak-anak.
Batik Dalam Literasi Budaya dan Perkembangan Anak Anita Damayanti; Diah Andika Sari; Sriyanti Rahmatunnisa; Sri Rahayani
Perspektif Vol 2 No 3 (2023)
Publisher : Yayasan Jaringan Kerja Pendidikan Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53947/perspekt.v2i3.535

Abstract

Abstrak Merawat dan menjaga warisan budaya bangsa melalui pendidikan pusaka (heritage education) merupakan salah satu pilar membangun karakter dan sarana stimulasi semua aspek perkembangan anak secara optimal. Pengembangan literasi budaya pada anak dilakukan melalui rancangan atau program pembelajaran membatik kedalam sub-sub tema yang dikemas dalam suasana bermain yang menarik dan menyenangkan. Di samping itu, pendidik dilatih kemampuan menganalisis potensi lingkungan di luar sekolah untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar anak dengan melakukan kunjungan ke museum. Khusus untuk pelestarian batik, museum teksil memfasilitasi masyarakat umum dan peserta didik untuk belajar melalui pengenalan tumbuhan pewarnaan alam dan praktek belajar membuat kain batik dengan teknik yang disesuaikan usia perkembangannya. Dengan demikian, museum tekstil adalah tempat tepat yang dapat dikunjungi untuk mendukung program literasi budaya anak sebagai salah satu rangkaian proses upaya menumbuh kembangkan semua potensi yang ada pada anak. Abstract Caring for and safeguarding the nation's cultural heritage through heritage education is one of the pillars of building character and a means of stimulating all aspects of child development optimally. The development of cultural literacy in children is carried out through designs or learning programs to make batik into sub-themes which are packaged in an interesting and fun playing atmosphere. In addition, educators are trained in the ability to analyze the potential of the environment outside of school to be used as a source of children's learning by visiting museums. Specifically for the preservation of batik, the textile museum facilitates the general public and students to learn through the introduction of natural coloring plants and the practice of learning to make batik cloth with techniques that are age-appropriate for their development. Thus, the textile museum is the right place to visit to support the children's cultural literacy program as a series of efforts to develop all the potential that exists in children.
PERMAINAN TRADISIONAL BATU TUJUH UNTUK PENINGKATAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN Diah Andika Sari; Siti Hawa
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023): Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/yby.7.2.183-190

Abstract

Tujuan penelitian adlaah untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Al-Manshuriyyah Kalideres Jakarta Barat melalui permainan tradisional batu tujuh. Siswa berjumlah 10 orang, terdiri dari 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model Kemis Taggart. Pada observasi awal dikelas terlihat perkembangan motorik kasar anak yang belum berkembang dengan optimal. Masih banyak anak-anak yang belum mampu melakukan gerakan melompat, berlari secara terkoordinasi, melempar benda secara terarah, menangkap benda dengan tepat, juga bergerak menghidari bola. Permainan Batu tujuh adalah permainan tradisional seperti bowling yang dilakukan secara berkelompok. Terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok pemain dan kelompok penunggu. Bola dibuat dari gumpalan kertas yang dibuat menjadi bulat, dibungkus dengan plastic agar tidak keras jika mengenai anak,Sedangkan pin dibuat dari susunan ranting, ataupun ranting yang disusun seperti piramida. Dilakukan dengan berlari, melempar bola, juga menghindari bola. Dari hasil pra siklus didapatkan kemampuan motorik kasar anak berada pada tahap skala penilaian 2.2, jika dipersentasekan 54,4%, atau baru mulai berkembang. Setelah dilakukan tindakan permainan batu tujuh sebanyak 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 4 kali tindakan, didapatkan peningkatan kemampuan motorik kasar anak menjadi 2.7 pada skala penilaian 4, atau menjadi 68,1% secara persentase pada siklus 1. Selanjutnya terjadi peningkatan pada siklus 2 menjadi 3,4 skala penilaian 4, atau sebesar 83,8% yang artinya kemampuan motoric kasar anak sudah berkembang sesuai harapan menuju sangat baik dan mandiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional batu tujuh dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun.
Relationship between Preparation and Attitude in 3-4 Year Old Children regarding Newborn Sibling Andika Sari, Diah; Nuryuliani, Eneng; Prapti, Ndaru; Pasco Bayan, Rocelia
Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Islamic Early Childhood Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Education, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/al-athfal.2022.81-01

Abstract

Purpose – The aim of this study was to determine the relationship between the preparation for a newborn sibling and the attitude of children aged 3 to 4 years. This study was carried out in Kemayoran District, Central Jakarta.Design/methods/approach – The method used was a correlational quantitative research method. The sampling method was carried out using the one stage cluster sampling method from 8 sub-districts in Kemayoran District, Central Jakarta, Indonesia. A total of 240 mothers who have children aged 3-4 years with younger siblings were taken as samples. Data collection technique used was a questionnaire.Findings – While the results of the study obtained a Pearson correlation coefficient of 0.589, the results of the t test showed that tcount was 11.235> ttable namely, 1.651. It means there was a significant positive relationship between the preparation for a newborn sibling and the attitude of children aged 3-4 years. The coefficient of determination test results calcuated by SPSS v.22 program obtained R2 of 0.347 or KD of 34.7%. This means that the preparation for a newborn sibling was able to explain 34.7% of the attitude of children aged 3-4 years. Meanwhile, the remaining 65.3% was influenced by other variables which were not included in this study.Research implications/limitations – This study was limited to simple correlational research with one independent variable and one dependent variable. Future studies can explore greater with other related variables. Practical implications – From this study, it can be concluded that there was a significant and positive relationship between the preparation for a newborn sibling with the attitude of early childhood children aged 3-4 years.Originality/value – With careful preparation, parents who prepare for the arrival of a new sibling can form a positive attitude response in children aged 3-4 years. Paper type Research paper
PELATIHAN MODEL LATIHAN TARI PENDIDIKAN BERMUATAN KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN JAMAK ANAK 5-6 TAHUN Sari, Diah Andika; Rosiyanti, Hastri; Ismah, Ismah; Astika, Tria
Bestari: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Melawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46368/dpkm.v4i1.1525

Abstract

Abstract: Local wisdom needs to be introduced from an early age. If children are aware of the richness and beauty of their country's local wisdom, they will like and love them from an early age. In terms of plural intelligence, it is hoped that this creative dance containing local wisdom can be a tool to stimulate children's plural intelligence. This Community Service aims to introduce and train teachers at RA Permata, Ciputat, South Tangerang regarding the Educational Dance Training Model Containing Local Wisdom to Increase the Multiple Intelligences of Children 5-6 Years. This service is part of the researcher's Community Service road map on the theme: Application of learning methods media in AUD traditional dance practice. This research is also a continuation of previous service, namely Methods and media for Dancing Practice for Indonesian Traditional Dances at AUD. The Educational Dance Training Model Containing Local Wisdom can increase the Multiple Intelligences of Children 5-6 Years through training methods using sports methods and creative movement approaches.Keywords: Training; Kindergarten teacher; Practice Model;Dance Education.Abstrak: Kearifan lokal perlu dikenalkan sejak usia dini. Jika anak menyadari kekayaan dan keindahan kearifan lokal negaranya, menyukai dan mencintainya sedari dini. Dari sisi kecerdasan jamak, diharapkan tari kreatif bermuatan kearifan lokal ini dapat menjadi alat untuk menstimulasi kecerdasan jamak anak. Pengabdian Masyarakat  ini bertujuan untuk memperkenalkan, serta melatih guru di RA Permata, Ciputat, Tangerang Selatan mengenai Model Latihan Tari Pendidikan Bermuatan Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Kecerdasan Jamak Anak 5-6 Tahun. Pengabdian ini merupakan bagian dari road map Pengabdian Masyarakat peneliti pada tema: Penerapan Metode media pembelajaran pada latihan tarian tradional AUD. Penelitian ini juga merupakan lanjutan dari pengabdian sebelumnya, yaitu Metode dan media Latihan Menari Tarian Tradisional Indonesia pada AUD. Model Latihan Tari Pendidikan Bermuatan Kearifan Lokal dapat meningkatkan Kecerdasan Jamak Anak 5-6 Tahun melalui metode latihan dengan metode olahraga dan pendekatan gerak kreatif.Kata kunci: Pelatihan; Guru TK; Model Latihan;Tari Pendidikan
Parental Education and Gadget Knowledge: Their Impact on Gadget Use Behavior in Children Aged 5-6 Years Andika Sari, Diah; Damayanti, Anita; Bahfen, Munifah; Zulhaini, Luthfia
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jga.2024.91-15

Abstract

This study investigates the relationship between parental education levels, gadget knowledge, and the gadget use behavior of children aged 5-6 years. Using a quantitative correlational research methodology, data were collected via a structured questionnaire from 168 parents across Indonesia. The questionnaire assessed parental education, knowledge of gadget use, and children's gadget use behavior. Results showed no significant correlation between parents' education levels and children's gadget use behavior. However, a low positive correlation was identified between parents' gadget knowledge and children's gadget use behavior. This suggests that parents with higher gadget knowledge can more effectively manage their children's gadget use. This finding underscores the importance of enhancing parental understanding of digital technology to foster healthier gadget use among young children. Limitations of the study include reliance on self-reported data and a predominantly maternal sample, which may only partially represent the broader population. Additionally, the cross-sectional nature of the study limits the ability to conclude long-term effects. Future research should involve more diverse samples, consider additional variables such as socio-economic status and cultural factors, and employ longitudinal designs to explore the long-term impacts of parental gadget knowledge on children's development. These steps are essential to gain a more comprehensive understanding of the factors influencing children's gadget use behavior and to inform strategies aimed at promoting healthier digital habits among young children.
Hubungan Pengetahuan Penggunaan Gadget Orang tua dengan Perilaku Anak Pengguna Gadget Usia 5-6 Tahun Luthfia, Luthfia Zulhaini; Sari, Diah Andika; Damayanti, Anita; Bahfen , Munifah
Jambura Early Childhood Education Journal Vol 6 No 1 (2024): Jambura Early Childhood Education Journal
Publisher : JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37411/jecej.v6i1.2620

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gadget orang tua dengan perilaku anak pengguna gadget usia 5-6 tahun. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional. Instrumen penelitian menggunakan angket degan aplikasi google form. Teknik pengambilan sampel dengan metode random sampling pada orang tua yang memiliki anak berusia 5 sampai 6 tahun. Jumlah responden yang terkumpul sebanyak 168 orang. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,051 artinya sampel berdistribusi normal. Hasil nilai linieritas diperoleh sebesar 0,300 artinya sample tersebut linier. Hasil uji korelasi didapatkan sebesar 0.346 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Ini bermakna bahwa hubungan signifikan (0.000 < 0.05). Maka Ho ada hubungan signifikan pengetahuan gadget orang tua dengan perilaku pengguna gadget anak usia 5-6 tahun. Nilai r diperoleh 0,346 dimana nilai ini menunjukkan hubungan yang rendah. Sedangkan hasil determinasi memperoleh jumlah 12%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan pengetahuan penggunaan gadget orang tua dengan perilaku pengguna gadget anak usia 5-6 tahun sebesar 12%, sedangkan 78% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI TARIAN TRADISONAL MINANG, MAOLAH TARI Sari, Diah Andika
Yaa Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 8, No 1 (2024): YAA BUNAYYA : JURNAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/yby.8.1.84-92

Abstract

Dari hasil observasi pada kelompok B, di TK Budi Mulia, Tangerang Selatan, masih banyak perkembangan motorik anak yang belum berkembang dengan baik. Banyak anak yang belum mempunyai keseimbangan gerak seperti: bergerak mengikuti  irama music; memindahkan tubuh ke segala arah, Berpindah dengan melangkah kedepan, dan kebelakang; melangkah ke samping kiri dan kanan; melangkah  silang ke depan dan ke belakang secara bergantian (langkah menyilang); berdiri diatas kedua lutut; melompat dengan sebelah kaki; melakukan gerakan menjinjit; koordinasi gerakan tubuh (mata-tangan dan kaki). Anak-anak di TK Budi Mulia mengenal tari Balet serta tarian modern lainnya, tapi belum mengenal tarian tradisional Indonesia. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik 12 orang anak usia 5-6 tahun di TK Budi Mulia, Tangerang Selatan, dengan memperkenalkan tarian tradisional Minang, Molah Manari. Gerakan pada Tarian Molah Manari sangat sesuai dengan perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemis Taggart. Kegiatan terdiri dari 3 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, dengan total pertemuan sebanyak 10 kali, selama 4 minggu. Dari hasil penelitian, setelah melakukan kegiatan menari Molah Manari, terjadi peningkatan kemampuan motorik anak. Awalnya pada saat obervasi di pra siklus, kemampuan anak rata-rata observarsi berada pada tahap 1.3 skala 4, atau 34%, berada pada tahap belum berkembang. Setelah Latihan menari tarian Molah Manari dengan 3 siklus, pada siklus 1 meningkat menjadi 1.9 skala 4, atau 48%, masih pada tahap mulai berkembang. Pada siklus 2 meningkat menjadi 2.5 skala 4, atau 62% yang berada pada tahap berkembang sesuai harapan. Pada siklus 3, meningkat menjadi 3.1 skala 4, atau 78% yang bearti berkembang sangat baik. Sehingga dapat terlihat peningkatan kemampuan motoric yang signifikan setelah melakukan kegiatan menari tradisional Minang, tarian Molah Manari.
Pengaruh Video Tutorial Terhadap Kemampuan Menari Tarian Tradisional Anak 5-6 Tahun Sari, Diah Andika
Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI) Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jaudhi.v7i1.3040

Abstract

Abstrak - Tarian tradisional sebagai salah satu kearifan lokal harus diperkenalkan kepada anak sejak dini. Keterambilan guru untuk memperkenalkan tarian tradisional sebagai muatan lokal perlu terus ditingkatkan agar mampu mengajarkannya sesuai dengan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh dari video tutorial tarian tradisional sebagai media pembelajaran guru untuk mengajarkan tarian tradisional pada saat latihan menari, terhadap kemampuan menari tarian tradisional anak usia dini. Penelitian dilakukan menggunakan metode Quasi Experimental Design dengan 1 kelompok eksperimen dan 1 kelompok kontrol. Sampel diambil secara random, pada 2 sekolah TK di Tangerang Selatan. Kelompok eksperimen terdiri dari 11 anak, dan kelompok kontrol 12 anak. Pengolahan data menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel 2010. Hasil uji Lilliefors didapatkankan sample berdistribusi normal, dan bersifat homogen. Uji hipotesis menggunakan Analisa varians, dan uji Tuckey. Hasil analisa varians memperlihatkan bahwa Skor kemampuan menari tarian tradisional anak pada kelompok eksperimen (  = 103,64;  S=10,64) lebih kecil daripada skor kemampuan menari kelompok kontrol ( = 107,83; S=9,73). Hasil uji tuckey diperoleh thitung = 1,09 dan ttabel = 1,68 dimana thitung lebih kecil daripada ttabel, artinya hasil analisa memperlihatkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara media latihan menari tarian tradisional menggunakan video tutorial pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol terhadap kemampuan menari tarian tradisional anak usia 5-6 tahun.Kata kunci - Video Tutorial, Kemampuan menari, tarian tradisional, Anak Usia 5-6 tahun
Independent Curriculum Policy in Early Childhood Education Units in Indonesia Lisnawati, Rita; Jannah, Nur Lailatul; Andika Sari, Diah
Jurnal Edusci Vol 2 No 1 (2024): Vol 2 No 1 : September 2024
Publisher : Annpublisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62885/edusci.v2i1.457

Abstract

The Independent Curriculum is an innovative advancement in the Indonesian education system, namely in Early Childhood Education (PAUD). This study aims to discover the Independent Curriculum policy in PAUD (Early Childhood Education) through a literature review approach. In particular, the researcher will analyze and evaluate policies, regulations, and theories related to the definition of the Independent Curriculum in Early Childhood Education. Information is gathered from reliable sources, including scientific publications, books, and official government papers. The study's findings show that the Independent Curriculum offers PAUD the ability to tailor the curriculum to the specific needs and attributes of students, thus providing flexibility. PAUD is encouraged to develop the Pancasila Student Profile through child-centered learning, play, and exploration. This research also found several challenges in implementing the Independent Curriculum in PAUD, such as limited human resources, infrastructure, and funding. Ultimately, the Independent Curriculum has great potential to improve the quality of early childhood education in Indonesia. Nevertheless, it is crucial for some stakeholders to consistently exert their efforts to ensure the smooth and smooth implementation of the implementation process.