Articles
Penerapan Perawatan Luka Modern Dressing Pada Derajat Luka Diabetikum Di Wound Care Wonogiri
Purnama Indah Marshela;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 7 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i7.1746
Prevalensi penderita diabetes melitus secara global mencapai 537 juta orang, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 877.531 juta sedangkan prevalensi penderita diabetes melitus di Jawa Tengah mencapai 118.184 penderita. Komplikasi yang umum terjadi pada diabetes melitus adalah ulkus diabetikum. Tujuan: Mendeskripsikan hasil pengukuran derajat luka sebelum, sesudah, dan perbandingan pada kedua responden. Metode: Studi kasus ini dilakukan kepada pasien dengan penderita ulkus diabetikum, penerapan ini menggunakan modern dressing dengan hydrogel, dan dilakukan selama empat belas hari berturut-turut. Hasil: Penilaian skor luka menggunakan Bates-Jensen Wound Asessment Tool didapatkan hasil bahwa untuk Tn.H dan Tn.B mendapatkan hasil akhir Wound Regeneration. Kesimpulan: Didapatkan perbedaan skor luka sebelum, setelah dan perbandingan responden selama diberikan hydrogel dressing. Pemberian hydrogel dressing berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetikum menjadi lebih baik
Penerapan Kompres Hangat Pada Leher Untuk Mengurangi Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi Di Desa Ngaru-Aru
Putri Lia Sari;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 7 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i7.1762
Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik muda maupun tua. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya. Data Kabupaten Boyolali (2023) menunjukkan jumlah hipertensi sejumlah 208.770 orang. Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan yaitu kompres hangat untuk mengurangi nyeri pada penderita hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mendiskripsikan hasil implementasi penerapan terapi kompres hangat untuk mengurangi nyeri kepala pada penderita hipertensi. Penerapan ini menggunakan studi kasus dengan 2 responden penderita hipertensi yang mengalami nyeri kepala. Penerapan kompres hangat dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu selama 15-20 menit. Setelah dilakukan penerapan kompres hangat terdapat penurunan skala nyeri pada pasien yang diberi terapi kompres hangat yaitu skala nyeri ringan skala 2 dan skala 1. Penerapan kompres hangat pada leher dapat mengurangi nyeri pada penderita hipertensi.
Penerapan Senam Prolanis Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Gondangrejo
Nanda Gita Pratiwi;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 7 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i7.1775
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah seseorang diatas batas normal. Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah di sistolik >140 mmHg dan diastolic >90 mmHg. Menurut WHO hipertensi pada tahun 2023 jumlah orang penderita hipertensi hampir dua kali lipat selama tiga dekade terakhir menjadi 1,3 miliar. Puskesmas gondangrejo telah memiliki upaya dalam menangani hipertensi dengan pemberian obat tekanan darah pada saat kontrol rutin serta program olahraga senam hipertensi setiap hari Jum’at pagi setiap sebulan sekali.Tujuan: Mengetahui hasil penerapan senam prolanis terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Gondangrejo. Metode:Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus. Hasil: tekanan darah sebelum penerapan Ny. G 152/98 MmHg (Hipertensi grade 1) dan tekanan darah sesudah penerapan Ny. G 134/84 (high normal), tekanan darah sebelum penerapan Ny. D 151/95 MmHg (Hipertensi grade 1) dan sesudah penerapan Ny. D 138/88 MmHg (high normal). Kesimpulan: terdapat penurunan tekanan darah pada Ny. G dan Ny. D setelah di lakukan penerapan senam prolanis
Penerapan Rendam Air Hangat Garam Terhadap Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Gout Arthritis
Anastasya Yuntia Eka Wardani;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 7 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i7.1780
Gout Arthritis merupakan fenomena radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat pada sendi. Ketika kadar asam urat meningkat, maka akan mengakibatkan peradangan sehingga dapat terjadi nyeri pada persendian. Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan penderita dapat dilakukan penatalaksanaan nonfarmakologis seperti rendam air hangat garam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui skala nyeri gout arthritis pada lansia sebelum, sesudah dan perbandingan responden selama penerapan rendam air hangat garam. Penelitian deskriptif melalui studi kasus dengan menerapkan rendam air hangat garam pada 2 responden. Kriteria inklusi yaitu lansia penderita gout arthritis dengan nyeri ringan dan sedang, lansia yang memiliki skala skor SPMSQ yaitu skor salah tidak lebih dari 5. Rendam air hangat dengan garam dilakukan selama 7 hari dengan durasi 20 menit, pengukuran menggunakan intensitas skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah penerapan. Hasil studi menunjukkan adanya penurunan nilai skala nyeri sebelum dan sesudah terapi rendam air hangat dengan garam. Kedua responden mengalami penurunan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Pemberian terapi rendam air hangat garam berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan gout arthritis.
Penerapan Teknik Genggam Jari Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Nopiya Nur Hidayati;
Mulyaningsih;
Muhammad Natsir
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 7 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i7.1790
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia, terutama pada kelompok pra lansia. Salah satu metode non-farmakologis yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah teknik genggam jari, yaitu metode relaksasi yang melibatkan stimulasi pada jari-jari tangan untuk membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis dan menurunkan respon stres. Tujuan: Mengetahui hasil perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah perepan teknik genggam jari pada penderita hipertensi. Metode: Jenis penelitian ini studi kasus yang menggunakan metode deskriptif, melibatkan 2 responden. Hasil: Teknik genggam jari, peneliti menyatakan bahwa terdapat penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan selama 5 hari berturur-turut di pagi dan sore hari selama 30 menit. Kesimpulan: Teknik genggam jari dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Penerapan Senam Ergonomik Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Anita Rahmawati;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 8 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i8.1837
Seiring bertambahnya usia, lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis organ tubuh akibat proses penuaan maupun penyakit, salah satunya hipertensi. Hipertensi pada lansia merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi akibat penurunan fungsi organ dan kurangnya aktivitas fisik. Salah satu metode nonfarmakologis yang efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah senam ergonomik. Senam ergonomik efektif dan efisien dalam memelihata kesehatan tubuh dimana dapat mengendalikan posisi atau kelenturan sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai darah ke otak, membuka sistem kecerdasan, membakar asam urat, kolestrol, gula darah dan kekebelan tubuh. Tujuan; untuk mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Metode; Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan dua responden lansia, yang mengikuti senam ergonomik selama 15–20 menit, 3 kali dalam seminggu selama 1 minggu. Hasil; Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah pada kedua responden dari kategori hipertensi sedang menjadi hipertensi ringan. Kesimpulan; senam ergonomik efektif membantu menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi jika dilakukan secara teratur.
Penerapan Senam Tera Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Anisa Yuniati;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 8 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i8.1838
Lansia lebih rentan mengalami berbagai penyakit degeneratif dibanding dengan usia muda. Salah satunya yang sering timbul tanpa gejala adalah hipertensi. Angka kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 36%. Riset Kesehatan Dasar Indonesia menunjukan prevalensi kejadian hipertensi di provinsi Jawa Tengah tahun 2023 sebanyak 8.554.672 orang atau sebesar 38,2% dari seluruh penduduk. Prevalensi hipertensi di Puskesmas Gambirsari tahun 2023 sebanyak 6.751 tertinggi di kota Surakarta, salah satu terapi non farmakologis yang dapat diberikan pada penderita hipertensi lansia adalah senam tera. Tujuan: Mengetahui hasil perbandingan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan penerapan senam tera pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan studi kasus dengan melakukan observasi tekanan darah pada 2 responden lansia , dilakukan 6x dalam 2 minggu selama 30 menit. Instrument yang digunakan Blood Pressure Monitor. Hasil : Adanya penurunan tekanan darah sebelum dilakukan penerapan senam tera pada Ny. Z kategori hipertensi grade 2 sedangkan Ny. S kategori hipertensi grade 1 dan setelah dilakukan penerapan senam tera tekanan darah Ny. Z dan Ny. S terdapat persamaan mengalami penurunan 1 grade. Kesimpulan : Penerapan senam tera dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi pada kedua responden
Penerapan Terapi Bicara AIUEO Dalam Peningkatan Kemampuan Bicara Pada Pasien Stroke Di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Alif Muhammad Suhada;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 8 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i8.1880
Stroke merupakan gangguan neurologis yang dapat menyebabkan afasia atau gangguan berbicara akibat kerusakan pada pusat bahasa di otak. Salah satu pendekatan non-farmakologis untuk mengatasi gangguan bicara pada pasien stroke adalah dengan penerapan terapi vokal AIUEO. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh terapi bicara AIUEO terhadap peningkatan kemampuan berbicara pada pasien stroke. Metode Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan dua responden yang mengalami stroke non hemoragik dan gangguan bicara. Terapi dilakukan selama 7 hari, dua kali sehari masing-masing selama 4–5 menit. Pengukuran kemampuan bicara dilakukan menggunakan instrumen FAST sebelum dan sesudah intervensi. Hasil menunjukkan peningkatan skor FAST pada Tn. S dari 15 menjadi 19 dan pada Ny. S dari 17 menjadi 21, yang menunjukkan adanya peningkatan kategori kemampuan vokal dari “perlu perhatian khusus” menjadi “cukup baik”. Kesimpulannya, terapi AIUEO efektif dalam meningkatkan kemampuan bicara pasien stroke, dan dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan yang sederhana namun bermakna.
Penerapan Teknik Relaksasi Napas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Oktavia Putri Fadila;
Mulyaningsih
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 9 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70570/jikmc.v4i9.1886
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi. Di Indonesia jumlah lansia penderita hipertensi sebanyak 34, 1 %. Data terbaru lansia penderita hipertensi di Jawa Tengah sebesar 72,0%. Salah satu gejala awal yang dirasakan yaitu jantung terasa berdebar serta sakit kepala. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan perbandingan perkembangan tekanan darah sebelum dan sesudah penerapan teknik relaksasi napas dalam. Metode : Penelitian ini menggunakan studi kasus terhadap 2 responden yang dilakukan selama 2 hari. Hasil : Penerapan Teknik relaksasi napas dalam pada kedua responden didapatkan hasil perbandingan perkembangan sebelum dan sesudah terapi pada Ny.S dengan sistolik 21 mmHg dan diastolic 16 mmHg sedangkan pada Ny.G terjadi penurunan tekanan sistolik 26 mmHg dan diastolic 10 mmHg. Kesimpulan : Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada kedua responden.