Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kontradiksi Agitasi Hizbut Tahrir Indonesia terhadap Konsep Politik Islam dalam Pembentukan Pandangan Bernegara Marpaung, Hery Wahyudi; Katimin, Katimin; Samosir, Hasrat Efendi
Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Vol. 6 No. 3 (2025): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63447/jimik.v6i3.1444

Abstract

Penelitian ini mengkaji kontradiksi antara ideologi HTI dan prinsip politik Islam, khususnya penolakan terhadap demokrasi dan negara-bangsa. Dengan analisis wacana kritis, penelitian menelaah narasi HTI dalam teks resmi, publikasi digital, dan pernyataan tokohnya mengenai konsep khilafah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan politik HTI bersifat rigid, eksklusif, dan mengabaikan nilai-nilai keislaman yang inklusif seperti musyawarah, keadilan, dan toleransi. Pandangan tersebut tidak sejalan dengan prinsip politik Islam yang tercermin dalam Piagam Madinah, yang menekankan kerja sama lintas kelompok dan pengakuan terhadap keberagaman. Agitasi HTI juga berdampak pada pembentukan kesadaran ideologis yang sempit dan polarisasi dalam masyarakat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ideologi HTI tidak hanya bertentangan dengan realitas sosial-politik Indonesia yang demokratis dan plural, tetapi juga menyalahi semangat politik Islam yang bersifat adaptif dan kontekstual. Oleh karena itu, diperlukan upaya akademik dan kebijakan yang responsif dan kritis terhadap penyebaran, maupun indikasi penyebaran, ideologi eksklusif yang bertentangan dengan nilai demokrasi Indonesia dan prinsip politik Islam demi menjaga kohesi sosial dan keutuhan bangsa.
Pemikiran Al-Ghazali Tentang Kawin Beda Agama dan Implikasinya Terhadap Stabilitas Ekonomi Islam Harianto, Budi; Katimin, Katimin; Adenan, Adenan
J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah Vol. 4 No. 6: Oktober 2025
Publisher : CV. ULIL ALBAB CORP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jceki.v4i6.11943

Abstract

Fenomena kawin beda agama di Indonesia menjadi perdebatan panjang, tidak hanya dalam ranah teologis tetapi juga pada aspek sosial-ekonomi. Dalam perspektif ekonomi Islam, perkawinan beda agama berpotensi menimbulkan ketidakharmonisan dalam pengelolaan keuangan keluarga akibat perbedaan prinsip halal-haram, investasi, konsumsi, dan warisan. Alghazali memberi penekanan tentang pentingnya jujur, adil dan berpendidikan menjadi peran penting dalam ekonomi Islam. Artikel ini membahas pemikiran Alghazali dan dampak kawin beda agama terhadap stabilitas ekonomi Islam dengan pendekatan kualitatif melalui studi literatur terbaru (2021–2024) serta analisis normatif hukum Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa pernikahan beda agama dapat menghambat optimalisasi ekonomi syariah di tingkat keluarga maupun masyarakat, serta berpotensi melemahkan perkembangan sektor ekonomi halal. Temuan ini merekomendasikan pentingnya pemahaman komprehensif terhadap syariah sebelum mengambil keputusan pernikahan demi menjaga keberkahan rezeki dan keberlanjutan ekonomi Islam.
Polarisasi dan Suksesi Kekuasaan Politik Indonesia dalam Wacana Konsolidasi Demokrasi Zulkarnain, Zulkarnain; Katimin, Katimin; Harahap, Elly Harahap Warnisah
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 7, No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v7i3.2023.726-735

Abstract

Polarisasi politik muncul setiapkali kontestasi politik dimulai dan proses demokratisisi Indonesia mengalami polemik seputar isu tersebut, tidak saja di tingkat elit, tapi merambah pada konstituen di akar rumput. Kekhawatiran banyak pihak, polarisasi dapat membelah dan menciptakan segregasi sosial, hal itu dianggap menghambat kemajuan bangsa yang majemuk. Penelitian ini bertujuan memberikan pandangan objektif seputar isu polariasi dalam persepektif akademis sebagai dasar pertimbangan politik, bagi multikulturalisme Indonesia dengan pilihan politik yang sangat multidimensional. Studi pustaka, questioner, dan investigasi mendalam digunakan sebagai metode untuk mengumpulkan data primer dan sekunder melalui analisis konprehensif, terutama berbedaan motif dan orientasi politik dari aspek sosiologis. Hasilnya secara lebih objektif polarisasi dianggap tidak berbahaya bagi keutuhan, masa depan bangsa dan demokrasi Indonesia. Kesimpulannya bahwa polarisasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses demokratisasi dengan paradigma beragam seperti: gagasan,  ideologi, kebijakan, dan teori politik berbeda. Heterogenitas pilihan politik elit dan konstituen mengkonseptualisasikan konsolidasi demokrasi dalam suksesi kekuasaan.
The Political Communication of H. Syamsul Arifin, SE in Constructing a Positive Image Across Ethnic Communities in North Sumatra Province Siagian, Muhammad Daud; Katimin, Katimin; Kustiawan, Winda
Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Vol. 24 No. 1 (2025): Pena Justisia
Publisher : Faculty of Law, Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pj.v24i1.7075

Abstract

This study aims to analyze the political communication of H. Syamsul Arifin, SE in building a positive image among cross-ethnic communities in North Sumatra. As a region with a high degree of ethnic diversity, politics in North Sumatra requires an inclusive communication approach capable of embracing various community groups. Within this context, H. Syamsul Arifin is recognized as a political figure who successfully developed a leadership image accepted by multiple ethnic groups, earning him the title Friend of All Ethnicities. This makes it compelling to further examine the political communication strategies he employed. The study adopts a qualitative approach using case study and discourse analysis methods, focusing on Syamsul Arifin’s political communication in diverse settings, including mass media, direct interaction with the public, and political campaigns. Data were collected through in-depth interviews, document analysis, and observation. The findings indicate that the success of Syamsul Arifin’s political communication was rooted in his ability to build interpersonal communication, sensitivity to local culture, and dialogical approaches that prioritized feedback from the community. His strategies reflect the two-way symmetrical communication model (James Grunig) and high-context communication (Edward T. Hall), which highlight the importance of cultural context in delivering political messages. Communication barriers such as ethnic differences, social stereotypes, and perception gaps were effectively addressed through participatory approaches, the use of local cultural symbols, and the involvement of community leaders. Indicators of success include cross-ethnic acceptance, increased political participation, and the establishment of public trust in his leadership. These findings reinforce the importance of culture-based political communication in plural societies.