Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Review Kelengkapan Pengisian Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintergrasi (CPPT) Rawat Inap di Rumah Sakit Harapan Dan Doa Kota Bengkulu Isma Windartini; Deno Harmanto
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v4i2.169

Abstract

Formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi memuat informasi tentang identitaspasien, pelaporan, dan autentifikasi dokter yang berupa tulisan atas pelayanan kesehatan yangtelah diberikan kepada pasien. Review ketidaklengkapan pengisian formulir catatanperkembangan pasien terintegrasi berupa autentifikasi akan berpengaruh kepada mutu danpelayanan dirumah sakit tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui reviewkelengkapan pengisian formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi rawat inap diRumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang adalah deskriptifdengan cara observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis rawatinap, teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling. Menggunakan datasekunder yang diolah secara univariat. Hasil analisis univariat dari 86 berkas rekam medisrawat inap pada formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi menunjukkan pada itemidentitas pasien lengkap pengisiannya sebanyak 86 (100%), pelaporan tidak lengkapsebanyak 86 (100%), dan autentifikasi lengkap sebanyak 51 (59%) dan tidak lengkapsebanyak 35 (41%). Diharapkan tenaga rekam medis di Rumah Sakit dapat mengadakanpengawasan, pengoreksian, dan melengkapi pengisian formulir catatan perkembangan pasienterintegrasi rawat inap untuk meningkatkan mutu pelayanan rekam medis di rumah sakit agardapat menjadi bahan bukti di pengadilan bila terjadi mal praktik. Maka dari itu, rekam medisyang lengkap dapat membantu dokter atau tenaga kesehatan lainya sebagai bukti pelayananyang diberikan kepada pasien.
Tinjauan Pengetahuan Pasien Rawat Inap Tentang Hak Dan Kewajiban Pasien Terkait Rekam Medis di Rumah Sakit TK IV 02.07.01 Zainul Arifin Tahun 2018 Hendra Cahyana Putra; Deno Harmanto
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v3i2.184

Abstract

Pengetahuan tentang hak dan kewajiban pasien merupakan kemampuan untuk mengetahui,mempelajari, mengingat, mengerti serta memahami secara benar tentang hak dan kewajibannyasebagai pasien selama dirawat inap di rumah sakit. Kurangnya pengetahuan terhadap hak dankewajiban akan berpengaruh kepada proses pelayanan terhadap pasien menjadi terhambatsehingga mengakibatkan pemborosan waktu dan tenaga. Berdasarkan survei awal yangdilakukan di Rumah Sakit TK IV 02.07.01 Zainul Arifin Bengkulu didapati 10% pasien lamayang mendaftar sering tidak melakukan kewajibannya sebagai pasien. Tujuan penelitian iniadalah diketahui pengetahuan pasien rawat inap tentang hak dan kewajiban pasien terkaitrekam medis. Jenis penelitian adalah deskriptif dan rancangan cross sectional, populasi dalampenelitian ini adalah pasien yang di rawat inap, teknik pengambilan sampel secara accidentalsampling. Menggunakan data primer, diolah secara univariat. Hasil analisis univariatmenunjukkan pengetahuan tentang hak dikategorikan kurang yaitu sejumlah 18 pasien (60%),sedangkan pengetahuan tentang kewajiban dikategorikan kurang sejumlah 19 orang (63,4%).Diharapkan kepada petugas untuk lebih memperhatikan apa yang menjadi tanggung jawabnyaseperti memberikan informasi yang jelas mengenai hak dan kewajiban pasien ketika pasienmasuk rawat inap, dengan adanya penjelasan serta informasi mengenai hak dan kewajibanpasien akan tercipta hubungan yang harmonis antara pasien dengan tenaga kesehatan.
Tinjauan Kejelasan dan Ketepatan Diagnosa Pada Resume Medis Pasien Rawat Inap dengan Keakuratan Kode Berdasarkan ICD-10 di RSHD Kota Bengkulu Muhammad Salehudin; Deno Harmanto; Anggoa Bidiarti
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v2i6.278

Abstract

Problem : Completeness, clarity in filling out the medical resume form is an absolute must because all patient health data information is on the medical resume sheet, but based on an initial survey that researchers conducted on January 23, 2021 at the Harapan and Prayer Hospital in Bengkulu City , from 14 inpatient medical record documents there are 7 (50%) medical record documents that are not clearly written with the rules of ICD-10 medical terminology and 7 (50%) medical record documents are not written correctly with the ICD10 medical terminology rulesObjective: This study aims to determine the description of the clarity and accuracy of the diagnosis on the Medical Resume Sheet of Inpatients with Code Accuracy based on ICD-10 at the Bengkulu City Hospital.Methods : This type of research is a descriptive study using a cross sectional design. The population in this study was the medical record files of inpatients in April 2021, which amounted to 120 files with a total sample of sampling, using secondary data that was processed univariately. This research was carried out from 03 to 10 May 2021 at the Bengkulu City Hospital Medical Record Unit.Results : From 120 medical resume sheets for inpatients at the Harapan Hospital and Prayers in Bengkulu City, the lack of clarity in writing the diagnoses of inpatients in a small percentage of 40 diagnoses (33.3%) was not clearly written and the inaccuracy of writing diagnoses for inpatients was a small percentage of 40. diagnoses (33.3%) were written incorrectly and the determination of the diagnosis code was also a small part, namely 40 codes (33.3) were not accurate. It is expected that doctors and coders always rely on medical terminology in accordance with ICD-10 in writing patient diagnoses so that a clear, precise and accurate diagnosis is obtained
Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Komunikasi Petugas Pendaftaran Rawat Jalan Di RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu Anggia Budiarti; Deno Harmanto
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v7i1.320

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah komunikasi, dalam hal ini jugatermasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, senyum, sapa dan salam diawal pelayanan dan responpembicara kepada lawan bicara serta Kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi mendudukiperingkat yang tinggi dalam persepsi kepuasan pasien rumah sakit tidak larang walaupun pasienkeiuarga merasa outcome tak sesuai dengan harapannya,pasien/keluarga merasa cukup puas karenadilayani dengan sikap yang menghargai perasaan. Melihat gambaran tingkat kepuasan pasien terhadapkomunikasi pendaftaran rawat jalan Bengkulu. Penelitian mi merupakan penelitian deskriptif denganpendekatan cross sectional yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu dengantujuan untuk mencari kepuasan pasien pada komunikasi petugas pendaftaran rawat jalan RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu. Dari 20 responden diketahui 12 (60%) menyatakan cukup puas terhadapkepuasan pasien dan dan 20 responden diketahui 12 (60%) menyatakan komunikasi petugas cukupbaik dan komunikasi petugas cukup baik dalam penyampaiannya komunikasi yang di gunakankomunikasi 2 arah yaitu petugas dan pasien dan mendapatkan sedikit kendala dalam komunikasi yaitukebisingan
Gambaran Kelengkapan Informasi Medis Dan Keakuratan Kode Diagnosis Di Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu Deno Harmanto; Anggia Budiarti; Ari Herisandi
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v7i2.369

Abstract

Medical records must contain medical data that describes in detail all aspects of patient care that occur. Hospital Minimum Service Standard Completeness of medical record filling 24 hours after completion of service is 100%. Incomplete medical record filling describes the health services provided and the quality of medical record services. Incomplete medical record documents will make it difficult for officers to recognize the patient's medical history and claims to insurance companies. The aim is to find out the description of the completeness of inpatient medical information on the accuracy of the ICD-10 based diagnosis code at Bhayangkara Hospital Bengkulu. The research method used was descriptive research, namely collecting data by direct observation of the research object. The sample in this study consisted of 83 inpatient medical record files. Results: Of the 83 inpatient medical record files, 42 sheets were filled out in the Anamnesa sheet with the percentage (51%) not filled in completely, laboratory examination results totaling 36 sheets with the percentage (44%) not filled out completely, the medication record sheet was more than partial totaling 46 sheets with a percentage (55%) not filled in completely, and writing patient diagnoses, namely more than a portion of 49 sheets with an unclear percentage (59%).
Gambaran Pelaksanaan Kodefikasi Diagnosa Pneumonia Berdasarkan Pendidkan, Pengegtahuan dan Masa Kerja Coder (Rsud Dr. M.Yunus Bengkulu) Budiarti, Anggia; Harmanto, Deno; Ayu, Dinda
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v8i2.422

Abstract

Coders are fully responsible for the accuracy of diagnosis coding, therefore officersmust have good knowledge and high experience so that coding activities can be carriedout well, based on a survey conducted by researchers at RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu,pneumonia ranks 3rd out of the 10 most common illnesses in inpatients at RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu, by checking the entry and exit sheets in the medical record files forthose diagnosed with pneumonia, there were 11 diagnoses whose diagnosis codes wereincorrect, which would hamper the claim process and would affect the quality of medicalrecord services. The purpose of this research is to determine the knowledge and workexperience of coders in carrying out codefication of pneumonia diagnoses at RSUD Dr.M. Yunus Bengkulu. The type of research carried out is descriptive research, namelydescribing the results of the data obtained. The research objects were 65 medical record files for pneumonia diagnosis and the research subjects were 5 coders. The method usedis observation using a check list sheet and questionnaire sheet. Data collection usessecondary and primary data. Of the 65 medical record files for pneumonia diagnosis,54 or (70%) had correct codes and 11 or (30%) had incorrect codes. 5 people or (100%)coders have worked for ≥3 years. 2 respondents or (40%) had good knowledge, and 3people or (60%) officers had sufficient knowledge. 
Gambaran Kejelasan Penulisan Diagnosa dan Keakuratan Kodefikasi Gangguan Sistem Cardiovasculer Berdasarkan ICD-10 Di Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu Harmanto, Deno; Budiarti, Anggia; Sri Rahayu, Dinda
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kodefikasi diagnosis Gangguan Sistem Cardiovasculer sangat penting dilakukan secara tepat dan akurat, ketidakakuratan kode yang sering ditemukan pada berkas rekam medis seperti tidak jelas penulisan diagnosa bahkan tidak lengkap dokumen pendukung serta tidak ada kode karkter ke-4 pada diagnosa Hearth Filure. Jika kodefikasi tidak dilaksanakan dengan akurat akan berdampak pada kesalahan indeks pencatatan penyakit dan tindakan. Data informasi informasi laporan tidak akurat serta ketidaktepat tarif INA-CBG's. Penelitian ini bertujuan untuk Gambaran Kejelasan Penulisan Diagnosa dan Keakuratan Kodefikasi Gangguan Sistem CardiovasculerBerdasarkan ICD-10 Di Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu. Jenis penelitian adalah deskriptif data yang digunakan adalah data primer dan data skunder yang diolah secara univariat, cara pengumpulan data melalui wawancara dan observasional. Alat yang digunakan kuisioner dan lembar ceklis dengan pengamatan secara langsung dengan objek 176 berkas rekam medis diagnosa Hearth Filure. Dari 176 berkas rekam medis diagnosa Gangguan Sistem Cardiovasculer terdapat keakuratan kode berdasarkan ICD-10 sebagian besar 64 berkas (36%) yang akurat dan sebanyak 112 berkas (64%) tidak akurat, pada kejelasan penulisan diagnosa pada resume medis sebagian kecil 56 berkas (32%) jelas, tetapi sebagian besar 120 berkas (68%) tidak jelas. Sebaiknya petugas koder sebelum melaksanakan kodefikasi cek kelengkapan dokumen pendukung terlebih dahulu dan mengikuti pelatihan kodefikasi untuk menambah pemahaman tentang pelaksanaan klasifikasi dan kodefikasi penyakit.
TINJAUAN Tinjauan Kodefikasi Diagnosa Gastroenteritis Acute Berdasarkan ICD-10 Di Ruang Rekam Medis RSUD Dr.M.Yunus Provinsi Bengkulu Deno Harmanto; Rezki Haryandha Rezki Haryandha; Rosdiana; Anggia Budiarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan diagnosa harus sesuai dengan ICD-10 merupakan tanggung jawab dokter, sedangkan petugas coding bertanggung jawab untuk menetapkan kode diagnosa, keduanya harus saling berkomunikasi dengan baik agar menghasilkan kodefikasi penyakit yang tepat dan akurat sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Diagnosa harus ditulis secara konsisten dengan menggunakan terminologi medis yang bertujuan untuk keseragaman. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti dengan mengobservasi dan mengecek 20 berkas rekam medis dengan kasus Gastroenteritis Acute yang diambil secara acak terdapat 8 (40%) kode tidak sesuai dengan ICD-10, Penulisan diagnosa Gastroenteritis Acute diberi kode A09, seharusnya kode yang diberikan berdasarkan ICD-10 adalah A09.9. Tujuan ntuk mengetahui kodefikasi diagnosa Gastroenteritiss Acute di ruang rekam medis RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan rancangan Observasional, lembar observasi dan lembar checklist, dengan jumlah sampel sebanyak 76 berkas rekam medis dengan diagnosa Gastroenteritis Acute. Dari 76 berkas rekam medis diagnosa Gastroenteris Acute terdapat kode yang tepat berjumlah 41 (53,95%) dan tidak tepat berjumlah 35 (46,05%) dan penulisan diagnosa Gastroenteritis Acute 76 (100%) sudah sesuai dengan penulisan terminologi medis. Diharapkan kepada petugas coder ataupun petugas rekam medis RSUD.Dr.M.Yunus Bengkulu untuk sebaiknya melakukan atau meneliti kembali berkas rekam medis di rumah sakit untuk meminimalisir terjadinya ketidaktepatan pengkodean untuk kode diagnosa. Kata kunci: Kodefikasi, Diagnosa Gastroenteritis Acute.
Faktor-faktor penyebab Keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di RSUD Harapan dan doa kota bengkulu Dega Putri Nanda Dega; Deno Harmanto; Nofri Heltiani; Yoki Hermansyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan berkas rekam medis yang cepat merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Berdasakan studi pendahuluan di RSHD Kota Bengkulu, hasil wawancara terhadap salah satu petugas pendaftaran pasien rawat jalan mengatakan penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat jalan lebih banyak memakai waktu di karenakan petugas harus mencari berkas terlebih dahulu sehingga menyebabkan pasien lama menunggu waktu yang digunakan lebih dari 10 menit.Tujuan penelitian ini untuk diketahui faktor penyebab keterlambatan penyediaan berkas rekam medis rawat jalan di RSHD Kota Bengkulu. Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode observasional dan wawancara dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah 5 petugas filling dan sampel yang digunakan sebanyak 5 orang. Penelitian menggunakan data premier dan analisis data menggunakan cara observasi dan wawancara serta melihat langsung mengenai faktor keterlambatan, masa kerja dan prosedur penyediaan. Dari 5 orang petugas 4 (80%) berpengetahuan cukup dengan latar Pendidikan D3 Rekam Medis dan 1 (20%) berpengetahuan kurang terhadap penyediaan berkas rekam medis rawat jalan dengan latar belakang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada masa kerja petugas semuanya 5 (100%) kurang dari 5 tahun dan 4 (80%) petugas menyediakan dokumen rekam medis sesuai prosedur namun masih ada 1 (20%) menyediakan dokumen tidak sesuai prosedur. Sebaiknya pimpinan rekam medis melakkukan evaluasi terhadap pelaksanaan penyediaan dokumen rekam medis sehingga tercipta penyelenggaraan rekam medis yang baik.  
Tinjauan Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Retensi Dan Penyusutan Berkas Di Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu Rachella Putri Prichilla; Siska Iskandar; Nur Elly; Deno Harmanto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan petugas dalam penatalaksanaan dokumen rekam medis sangat diperlukan sehingga dalam proses pencarian berkas tidak memboroskan waktu, tenaga akibat penumpukan berkas di ruang filling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ditinjau dari jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan petugas rekam medis tentang retensi dan penyusutan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan sampel 6 responden petugas rekam medis. Pengumpulan data menggunakan data primer. Data diperoleh dengan cara menyebarkan lembar kuesioner. Hasil penelitian diketahui pengetahuan petugas rekam medis berdasarkan jenis kelamin, petugas rekam medis perempuan 34% pengetahuan tentang retensi maupun penyusutan pada katagori kurang. Berdasarkan masa kerja, petugas rekam medis dengan pengalaman kerja ≥ 3 tahun 34% dan 50% pengetahuan tentang retensi maupun penyusutan pada katagori kurang. Berdasarkan pendidikan, petugas rekam medis pendidikan perawat 34% pengetahuan tentang retensi maupun penyusutan pada katagori kurang. Pentingnya petugas rekam medis untuk mendapat penyelenggaraan pengetahuan dalam rangka meningkatkan pemahaman berkas rekam medis di rumah sakit.