Articles
Early Childhood Faith Education Trought Story Telling
Munafiah, Nida’ul
ACIECE Vol 3 (2018): Annual Conference on Islamic Early Childhood Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This study aims to determine the education of early childhood faith through stories in the TKITA1 group At-Taqwa Grabag Magelang. The research methodology used uses a qualitativeapproach. The technique used in this study is the technique of observation, interviews,documentation with data collection tools, namely interview guides, observation, documentationand field notes. The population in this study were all A1 group children, totaling 22 people withone class teacher and one accompanying teacher. The results showed that the education ofearly childhood faith through storytelling applied at the At-Taqwa Grabag TKIT in Magelang wasconducted using picture books, videos, and using teaching aids such as hand puppets, fingerpuppets, puppets, and flannel boards. The storytelling activity was carried out at least once amonth especially on Friday as the development of children's faith education through narrating,coloring and writing the name of the Prophet's heart. Plans for learning activities that areoriented towards faith education through narrating at TKIT At-Taqwa Grabag in the oddsemester of school year 2018/2019 including the story of the prophet Adam, the story ofAbraham and Ismail (using video media), the story of the prophet Muhammad and the story ofProphet Moses
Perencaan Strategik Melalui Analisis SWOT Di Tkit At-Taqwa Grabag Magelang
Nidaul Munafiah
Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 4 No 2 (2020): Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : PIAUD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Observations and assessments carried out simultaneously on the external and internal environment of educational institutions enable education managers to be able to identify various types of opportunities to formulate and implement education plans. A comprehensive design can be carried out through an action process known as strategic planning or management. Strategic planning of an institution can be done using the SWOT analysis method (Strength, Weakneses, Opportunities and Threats) through qualitative and quantitative approaches. The TKIT At-Taqwa Institute which is located at Ponggol 2 Grabag Magelang Regency is one of the educational institutions that has many opportunities and strengths and can not be separated from weaknesses and challenges in the need to carry out strategic planning to develop themselves towards a better direction. Specifically, this paper aims to identify and analyze the strengths, weaknesses, opportunities and threats that exist at TKIT At-Taqwa Grabag to map and make the next step in strategic planning. Based on the SWOT analysis that has been done, the At-Taqwa Grabag TKIT education institution is in the quadrant I position with the results of the strength-weakness analysis: 73.5- 64.0 = 9.5 and opportunities - threats: 63.5– 62.5 = 1
THE LIBERATION THEOLOGY OF ASGHAR ALI ENGINEER AND ITS RELEVANCE TO ISLAMIC EDUCATION OBJECTIVES
Misbachol Munir;
Nida’ul Munafiah
Sunan Kalijaga International Journal on Islamic Educational Research Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.14421/skijier.2018.2018.21.01
Abstract: Islamic education has a "prophetic” mission as an agent of liberation. The liberation paradigm can be realized with praxis, namely between reflection and action, theory and practice, and faith and charity. Therefore, Islamic education must be able to bear human freedom and social spirit and be able to face challenges amid global life. Asghar Ali Engineer is a progressive Muslim from India trying to understand Islam through liberation theology. The relevance of the theology of the liberation of Asghar Ali Engineer with the aim of Islamic education, with the following formulations: first, education must be able to humanize humans (humanism). Second, Education must be able to liberate people (Liberation), Education at least able to free humanity from three things. Third, education that makes humans capable of realizing Rahmatan Lil Alamin Islam means that education must be able to restore separate human personality in the bondage of materialism dogma that denies human values and is able to restore humanity to its glorious degree, namely through the approach to God Almighty One.
Peran Orang tua pada Kegiatan Screen time Anak Usia Dini
Nidaul Munafiah;
Muhammad Abdul,Latif
Annual Conference on Islamic Early Childhood Education (ACIECE) Vol 6 (2022): The 6th Annual Conference On Islamic Early Childhood Education
Publisher : Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Semua kalangan baik orang tua, anak muda sampai pada anak usia dini merasakan perkembangan teknologi yang terus berkembang. Untuk mencari segala informasi dengan mudah dapat ditemukan dengan teknologi. Anak usia dini lebih suka melakukan screen timedengan perangkat digital untuk belajar atau sekedar hiburan. Perlu adanya peran orang tua dalam kegiatan screen time anak usia dini sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh para ahli sehingga anak tidak kecanduan atau terkena dampak negatif dari pemanfaatan teknologi digital. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner atau angket kepada orang tua TK A Nurul ImamIslamic School kecamatan Majalaya kabupaten Karawang. Tujuan penelitian ini untuk mendapat informasi mengenai peran orang tua dalam kegiatan screen time anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan semua orang tua memberikan waktu kepada anak untuk memanfaatkan teknologi digital dengan alasan untuk hiburan sampai pada untuk pembelajaran. Durasi screen time yang diberikan orang tua pada anak usia 4-5 tahun menunjukkan 40% screen time anak memiliki durasi 2 jam, 32% screen time berdurasi 1 jam, 24% menunjukkan durasi screen time < 1 jam dan 4% menunjukkan screen time anak berdurasi >3 jam. Dan peran orang tua dalam kegiatan screen time anak usia dini antara lain: melakukan pembatasan waktu screen time anak sesuai dengan kesepakatan waktu, 2) membatasi tontonan anak, 3) memberikan arahan tontonan atau game yang sebaiknya diakses, 4) mengajak anak melakukan kegiatan bersama, 5) Mengatur time off televisi atau perangkat digital lain, 6) mengajak anak bermain di luar, dan 7) memberikan teguran atau sanksi Ketika anak melakukan screen time melebihi batas kesepakatan
MERDEKA BELAJAR ANAK USIA DINI DALAM MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK: SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGI
Muhammad Abdul Latif;
Nida’ul Munafiah;
Yulia Dwi Rachmawati
PG-PAUD Trunojoyo Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21107/pgpaudtrunojoyo.v9i2.16988
Perkembangan otak anak usia dini mengalami peningkatan sebesar 80%, seperti halnya teori piaget bahwa anak usia dini adalah usia kritis. Konsep belajar menyenangkan dengan asas bermain adalah cara anak usia dini belajar. Kebijakan merdeka belajar pada pendidikan anak usia dini menjadi fenomena yang gencar-gencarnya diterapkan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep merdeka belajar pada pendidikan anak usia dini dan pencapaian pada perkembangan kognitif anak. Metode penelitian yang digunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Informan penelitian ini terdiri atas pendiri, guru, perserta didik, dan orang tua di Taman Anak Sanggar Anak Alam (TA SALAM). Analisis data menggunakan model Milles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Anak Sanggar Anak Alam (TA SALAM) memiliki konsep merdeka belajar pada pendidikan anak usia dini yang membebaskan anak untuk belajar secara mandiri. Fasilitator di TA SALAM sebagai mediator anak untuk bertanya tentang apa yang sudah diperoleh di lingkungan. Pencapaian perkembangan kognitif anak di TA SALAM, terlihat bahwa kesiapan belajar anak di usia 5-6 tahun dikatakan sangat baik yaitu: anak menyelesaikan masalah sendiri, anak menemukan ide sendiri, anak mengenal warna, dan anak mengenal angka.
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak melalui Metode Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun
Athena Sahadatunnisa;
Astuti Darmiyanti;
Nida’ul Munafiah
AS-SABIQUN Vol 5 No 1 (2023): JANUARI
Publisher : Pendidikan Islam Anak Usia Dini STIT Palapa Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36088/assabiqun.v5i1.2774
Providing stimulation through early childhood education needs to be given comprehensively, in the sense that children are not only intelligent in their brains, but also intelligent in other aspects of their lives. One of the intelligences that is important and needs to be stimulated is language development. The type of research used by researchers.Classroom action research is a form of research carried out by teachers in carrying out their main tasks, namely managing the implementation of teaching and learning activities (KBM). B is still not optimal. The methods and media used must vary, for example the teacher uses additional media such as audio-visual media, so when the child is unable to express his language through stories, the teacher invites the child to watch and listen to a story from a children's film, then after finishing the teacher instructs the child to pour it back through the story according to their own imagination. so that as it can be concluded that children are not easily bored and will continue to be enthusiastic and children's language skills will be trained and continue to improve.
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Isma Ulfadilah;
Astuti Darmiyanti;
Nida’ul Munafiah
JEA (Jurnal Edukasi AUD) Vol. 8 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.18592/jea.v8i2.7735
Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka atau perpustakaan berbasis referensi yang relevan dengan topik permasalahan yang ada dan tentu saja berbeda-beda. Tujuan penelitian ini ialah guna mengetahui pengembangan kompetensi serta profesionalisme guru sebagai pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan. Setiap pekerjaan membutuhkan profesionalisme, termasuk profesi guru, yang pekerjaan sehari-harinya melibatkan penanganan masa depan anak bangsa dengan karakteristik berbeda-beda. Peran yang dimainkan pendidik dalam proses pembelajaran sangat penting. Guru berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran dengan bertindak sebagai demonstran, pengelola kelas, mediator dan fasilitator, evaluator, dan lain-lain. Guru profesional penting karena mereka akan mampu meningkatkan proses pembelajaran untuk menghasilkan kualitas yang sesuai dengan profesionalismenya. Temuan penelitian ini ialah sebagai berikut: 1) indikator keberhasilan profesional seorang pendidik sebagai guru. Hal ini terbukti dari kualitas pengalaman dan hasil belajar siswa; 2) guru harus kompeten, 3) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru; 4) dan, ketika datang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran, ada elemen-elemen yang membantu siswa mempraktikkan pembelajaran yang baik.
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN NILAI KARAKTER AGAMA ANAK USIA DINI
Siti Zuleha;
Astuti Darmiyanti;
Nida’ul Munafiah
AZZAHRA Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : LPPM STAI DARUSSALAM LAMPUNG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pendidikan karakter pada anak usia dini merupakan Pendidikan yang sangat penting untuk di tanamkan sejak usia dini untuk dijadikan pondasi. Peran guru juga sangat berpengaruh terhadap Pendidikan karakter pada anak usia dini. Salah satu Pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini yaitu nilai karakter agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pentingnya peran guru dalam pengembangan nilai karakter agama pada anak usia dini. penelitian menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan berbagai sumber ilmiah. Mengajarkan tentang ketuhanan merupakan tugas penting bagi guru kepada siswanya. Kita semua tahu bahwa Tuhan itu abstrak sedangkan anak usia dini adalah anak dalam tahap pemikiran konkret, sesuatu yang dapat dikenali oleh indera. Oleh karena itu guru harus sangat berhati-hati dan bijak dalam menjelaskan konsep ketuhanan kepada anak, karena ini akan menjadi dasar bagi anak untuk membangun pengetahuannya tentang Tuhan. Sebagaimana dimaksud dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru adalah menanamkan nilai agama pada anak Antara lain dengan merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan nilai agama, untuk memberikan contoh bagi anak-anak Mengenai nilai-nilai kepribadian, salah satunya adalah nilai agama. Peran guru dalam menanam Nilai-nilai agama juga bisa melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan beberapa Metode seperti metode bercerita, pemberian arahan, pembiasaan, dan kegiatan Bercerita, kegiatan bermain dan penggunaan media pembelajaran.
PENGARUH KEGIATAN BERCOCOK TANAM DALAM MENINGKATKAN BAHASA ANAK USIA DINI
Neli Tiana;
Astuti Darmiyanti;
Nida’ul Munafiah
Jurnal Buah Hati Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Department of Early Childhood Education, Universitas Bina Bangsa Getsempena
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46244/buahhati.v9i2.2017
Early childhood is children aged 0-6 years, in their development and growth there are 6 aspects of development, one of which is language development. Farming is an activity that can be used to improve language development in early childhood, activities carried out outdoors using direct media that aim to give freedom to children so that they can directly experience the learning provided, so it is hoped that children can conclude their activities and can foster interest in good communication. Language is well managed by children, even without stimulation, children easily imitate and learn the language they hear, language is one of the abilities of children who are currently developing because language development is closely related to the development of children's cognition. Abstrak Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun,dalam perkembangan dan pertumbuhan nya terdapat 6 aspek perkembangan salah satunya perkembangan bahasa. Bercocok Tanam adalah kegiatan yang bisa digunakan untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak usia dini, kegiatan yang dilakukan diluar runagan dengan menggunakan media secara langsung yang mertujuan memberikan kebebasan kepada anak agar secara langsung dapat merasakan pembelajaran yang diberkan, dengan begitu diharapkan anak dapat menyimpulkan kegiatan merekka dan dapat menumbuhkan minat komunikasi yang baik. Bahasa di tata dengan baik oleh anak bahkan tanpa rangsangan pun anak mudah meniru dan mempelajari bahasa yang mereka dengar, bahasa merupakan salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat ini karna Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan perkembangan kognisi anak.
EARLY CHILDHOOD FORMAL EDUCATION INSTITUTIONS IN INDONESIA: GETTING TO KNOW KINDERGARTEN (TK), AISYIAH BUSTHANUL ATHFAL (ABA) AND RAUDHATUL ATHFAL (RA)
Nida'ul Munafiah;
Lukman Lukman
PELANGI: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol 5 No 1 (2023): Maret
Publisher : Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Tarbiyah IAI Muhammadiyah Bima
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.52266/pelangi.v5i1.1242
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan anak usia dini formal di Indonesia yang dikenal masyarakat pada umumnya yaitu Taman Kanak – kanak (TK), Raudhotul Athfal (RA), dan Aisyiah Bustanul Athfal (ABA). Tujuan penelitian ini untuk memaparkan perbedaan dan persamaan Taman Kanak-kanak, Raudhatul Athfal dan Aisyah Bustanul Athfal. Hasil penelitian ini yaitu ketiga lembaga memiliki peran yang sama dalam dunia pendidikan anak usia dini yaitu sama-sama bertujuan mendidik, membimbing dan menstimulasi kemampuan anak usia dini supaya berkembang lebih maksimal. Hanya saja TK merupakan output dari Departemen Pendidikan Nasional yang bersifat umum dan diperuntukan bagi seluruh pemeluk agama, ABA juga merupakan output dari Departemen Pendidikan Nasional tetapi merupakan lembaga swasta yang didirikan oleh pergerakan wanita Aisyiah dibawah organisasi Muhammadiyah. Sedangkan RA merupakan output dari Kementrian Agama yang yang didirikan oleh organisasi Nahdhatul Ulama diketuai oleh K. H. Hasyim Asy’ari.