Vionalita, Gisely
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Jakarta Barat

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN SETELAH PENYULUHAN CUCI TANGAN YANG BENAR PADA SISWA/SISWI KELAS V SD KALISUREN 2 KAMPUNG BARU TAHUN 2016 Vionalita, Gisely
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pengabdian Masyarakat ABDIMAS
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractElementary School (SD) is the right place as a foundation in the change of healthy behavior that will be done in the future. Hand washing is a simple step in the prevention of infectious diseases but not yet applicable in Kalisuren Kampung Baru Elementary School. This is supported by the high incidence of diarrhea in the elementary school students. Kalisuren elementary school is found as the highest incidence of diarrhea. The rate of diarrhea can be reduced to 4% by washing the right hands. Kalisuren Kampung Baru Elementary School has not done any program to teach how to wash hands properly. Therefore this community devotion is doing proper handwashing handling for Kalisuren Kampung Baru Elementary School students, The methodology of the program is presentation using power point slide and animation video which then continued with proper handwashing practice and accompanied by pretest and posttes for measuring change of knowledge. Implementation is considered very successful in improving the knowledge of students / students in doing hand washing properly. Cumulatively, it can be concluded that the extension activities on how to properly wash the hands given at Kalisuren Elementary School, New Kampung have shown an increase in knowledge and understanding and are expected to teach healthy way of life now and up to the time. This increasing of the knowledge is expected can change handwashing behavior in the future and will improve quality of life. Keywords: PHBS, health behaviour, elementary school  AbstrakSekolah Dasar (SD) merupakan tempat yang tepat sebagai landasan dalam perubahan prilaku sehat yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Mencuci tangan adalah langkah sederhana dalam pencegahan penyakit menular namun belum dapat diterapkan di SD N kalisuren Kampung Baru. Hal ini ditunjang dengan tingginya angka kejadian diare pada siswa/siswi SD tersebut. SD Kalisuren merupakan SD dengan angka tertinggi kejadian diare (HCD, 2015). Angka diare dapat diturunkan hingga 4% dengan mencuci tangan yang benar. SD kalisuren, kampong Baru belum memiliki program penyuluhan untuk mengajarkan cara mencuci tangan yang benar. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini melakukan penyuluhan mencuci tangan yang benar untuk siswa/siswi SD kalisuren, kampung Baru kelas V dengan metode penyuluhan menggunakan slide power point dan video animasi yang kemudian dilanjutkan dengan praktek mencuci tangan yang benar dan disertai dengan pretest dan posttes untuk mngukur perubahan pengetahuan. Pelaksanaan dinilai sangat berhasil dalam meningkatkan pengetahuan siswa/siswi dalam melakukan cuci tangan yang benar. Secara kumulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan dengan benar yang diberikan di SD Kalisuren, kampung Baru telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta ddiharapkan dapat mengajarkan cara hidup sehat sekarang dan hingga saat nanti. Peningkatan pengetahuan ini diharapkan dapat merubah perilaku cuci tangan di masa yang akan dating dan berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup. Kata kunci: PHBS, perilaku sehat, sekolah dasar
PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI STIMULUS PADA ANAK USIA “GOLDEN AGE” DI KELAS PARENTING TAMAN PAUD UNIVERSITAS ESA UNGGUL Vionalita, Gisely
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThere was increasing in school dropout rates  (3,14%) due to the unpreparedness of the childs brain development to face the formal education might be  caused by low stimulus developmental during  golden age period. The development of science has led us of the important role of stimuli from parents on the development of children aged 0-5 years. The objective of this parenting class is to increase the parents awareness about the importance of the stimuli that can be done from family. The stimuli can be done in various ways according to the age of the child. Stimulation of this child will have an impact on their quality of life in the future. The provision of extension materials on how to stimulate the development and optimization childs brain is given in class parenting Taman PAUD UEU divided into the first session, a paradigm shift regarding the major education obtained at school, but should start from the family, the second session of exposure of the material containing about how stimulus for children develop the ability of brain function that can be done by parents, the third session of motivation to increase the desire and willingness of parents in stimulus to brain development in children and continued with last session, the question and answer session can be interspersed with the consultation issue. Implementation considered highly successful in increasing parental knowledge in stimulating children. In summary, it can be concluded that the activities of education about how to stimulate the childs brain development and optimization is given in parenting classes in Taman PAUD UEU have demonstrated the increasing of knowledge and understanding of the importance of how to maximize the ability of a childs brain function to create a quality of human resources in the future. Keywords: PAUD, early children, parenting class AbstrakTingginya angka putus sekolah yang mencapai 3,14% dapat disebabkan oleh ketidaksiapan perkembangan otak anak dalam menghadapi pendidikan formal. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya stimulus perkembangan diusia golden age. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengantarkan kita akan pentingnya peranan stimulus/rangsangan dari orang tua terhadap perkembangan anak usia 0-5 tahun. Pelaksanaan kelas parenting ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya stimulus yang dilakukan di lingkungan rumah. Pemberian stimulus tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan usia anak. Penstimulusan anak ini akan berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup anak dimasa yang akan datang.  Pemberian materi penyuluhan mengenai cara menstimulus perkembangan dan mengoptimalan otak anak diberikan di kelas parenting di Taman PAUD UEU dengan dibagi menjadi sesi pertama, perubahan paradigma mengenai pendidikan utama didapatkan disekolah, namun seharusnya dimulai dari keluarga, kedua, sesi pemaparan materi yang berisikan mengenai cara stimulus untuk mengembangkan kemampuan fungsi otak anak yang dapat dilakukan oleh orang tua, ketiga, sesi pemberian motivasi untuk meningkatkan keinginan dan kemauan orang tua dalam melakukan stimulus untuk perkembangan otak anak dan dilanjutkan dengan sesi terakhir, yakni sesi tanya jawab yang dapat diselingi dengan konsultasi masalah. Pelaksanaan dinilai sangat berhasil dalam meningkatkan pengetahuan orangtua dalam menstimulus anak. Secara kumulatif, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan mengenai cara menstimulus perkembangan dan mengoptimalan otak anak yang diberikan di kelas parenting di Taman PAUD UEU telah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya cara memaksimalkan kemampuan fungsi otak anak untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Kata kunci: PAUD, anak usia dini, kelas parenting
Academic Achievement Reflected The Quality of Life and Neurocognitive Status in Malaysian Primary School Children Vionalita, Gisely; Zalina, I; Aasim, Wa; Ali, Sm
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 7 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v7i1.20183

Abstract

Academic achievement is not the only indicator of achievement in school. The neurocognitive profile, as measured by the quality of life (QoL) and neurocognitive status are important markers that make academic achievement more relevant with regard to optimum brain utilization. The main objective of this study was to determine the relationship between quality of life, neurocognitive status and academic achievement in a sample of children in a Malaysian primary school. QoL was measured using three versions of the TNO-AZL quality of life (TACQOL) questionnaire from the children’s (CV), parents’ (PV) and teachers’ (TV) perspectives. Neurocognitive status was assessed in two domains, executive function and visual memory using Cambridge Neuropsychology Tests Automated Battery (CANTAB®). A convenience sampling was undertaken for all 95 Standard One Zainab 2 Primary School children (7 Years Old), 95 parents and 4 teachers. Regarding executive function, 42.1% of children experienced difficulties in extra dimensional shift which measures attention flexibility in accepting a new rule. However, they performed well in the intra extra dimensional shift, indicating that most children responded positively to experiential learning. For visual memory, 49.5% of children experienced some difficulties in terms of their short term visual memory. The relationship between QoL, neurocognitive status and academic achievement of the children showed that only ‘cognitive complaint’ and ‘negative mood’ had a significant linear positive relationship with academic achievement. No other significant relationship was noted between neurocognitive status and academic achievement. Thus, this study has shown that academic achievement does not necessarily reflect the neurocognitive status of children implying that some neurocognitive problems remain undetected. A more meaningful assessment of academic achievement, in primary schools should include an assessment of both QoL and neurocognitive profile. Keywords : CANTAB, primary school children, cognitive status, academic achievement.
FAKTOR – FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI KURANG PADA ANAK BALITA DI POSYANDU MELATI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA BAMBU SELATAN Vionalita, Gisely; Sari, Ratih Novita
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 11, No 01 (2019): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v11i01.2753

Abstract

The data shows that the finding of malnutrition case happened at Posyandu Melati of South Bamboo City Public Health Center, this also always increase, it can be seen from number of cases in April that is 8 children with malnutrition status and 2 children with malnutrition status. While in May there was an increase in the case of malnutrition to 9 children, the incidence of malnutrition incidence is zero case. The purpose of this study was to analyze the factors - factors associated with the occurrence of nutritional status is less in children under five. This type of quantitative research uses case control design. This research was conducted on June 26, 2018. The research sample used a ratio of 1: 3, with a sample case of 11 people and a control sample of 33 people. Data collection using questionnaires. The statistical test used Chi-Square test. Based on the result of Chi-Square test showed that the exclusive breastfeeding was related to the lack of nutritional status (p = 0,002), the number of family member was not related to the malnutrition (p = 0,486), the family income was not related to the malnutrition status (p = 0,014), education level is related to nutrient status less (p = 0,004), compliance of weighing is related to nutritional status (p = 0,002), suggestion that can be done is the addition of activity that can motivate mother in exclusive breastfeeding, and increasing frequency of posyandu implementation. Keywords: nutritional status, children under five, posyandu
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS (USIA 30-50 TAHUN) DALAM MENDETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM MELALUI METODE IVA Laraswani, Laraswani; Vionalita, Gisely
Health Publica Vol 1, No 01 (2020): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v1i01.3270

Abstract

Nationally, cervical cancer is a cancer with the highest prevalence of cancer cases in Indonesia of 0.8%, while Tangerang Regency is at the 8th level of the highest number of PTM cases of 139 cases. The high prevalence of cervical cancer requires efforts to increase early detection such as IVA. But in Sindang Jaya Health Center in 2016 and 2017 there was a decrease in IVA examination visits, from 256 people to 209 people (0.76%), which was less than the national IVA coverage target of 10% of the total WUS at the end of the year. This study aims to analyze the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer through the IVA method in Sindang Jaya Health Center in 2018. The design of this studi is quantitative research with cross-sectional study design. A population of 68 WUS visited the KB KB every month and the sample used was 49 WUS with a purposive sampling technique. Data were analyzed using the Chi Square test with the results showing that there was a relationship between knowledge (p-value 0.017), information exposure (p-value 0.002), and husband support (p-value 0.037) with IVA check behavior. And there is no relationship between education (p-value 0.316) and attitude (p-value 0.095) with IVA check behavior. Therefore knowledge, exposure to information, and husband's support are needed to improve the behavior of WUS in early detection of cervical cancer through the IVA method. Keywords : early detection, IVA, women of childbearing age
GAMBARAN STRES KERJA PADA PERAWAT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM HOLISTIC PURWAKARTA TAHUN 2020 Khoirunnisa, Giri Arum; Nurmawaty, Dwi; Handayani, Rini; Vionalita, Gisely
Health Publica Vol 2, No 01 (2021): Health Publica Jurnal kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v2i01.4002

Abstract

Stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu. Stres kerja dapat dipengaruhi oleh kondisi organisasi seperti penetapan arah dan kebijaksanaan organisasi, perubahan strategi organisasi, keuangan, tuntutan kerja, tanggung jawab atas orang lain, perubahan waktu kerja, perubahan yang kurang baik antar kelompok kerja dan konflik peran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres kerja pada perawat rawat jalan di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat rawat jalan sebanyak 25 perawat. Sampel pada penelitian ini berjumlah 20 perawat rawat jalan di Rumah Sakit Umum Holistic Purwakarta dengan teknik sampling total sampling. Metode pengumpulan data sumber informasi yang digunakan yaitu berupa data primer dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat rawat jalan yang memiliki tingkat stres ringan sebanyak 55%, tingkat stres sedang sebanyak 40%, dan tingkat stres berat 5%. Beban kerja pada perawat rawat jalan menunjukkan bahwa 50% mengalami beban kerja ringan dan 50% perawat mengalami beban kerja berat. Jenis kelamin perawat rawat jalan laki-laki sebanyak 55% dan perempuan sebanyak 45%. Masa kerja perawat rawat jalan 80% memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dan 20% memiliki masa kerja kurang dari sama dengan 5 tahun. Kesimpulannya terdapat 11 perawat yang mengalami stres kerja ringan, dari 11 perawat yang mengalami stres kerja ringan terdapat 6 perawat yang memiliki beban kera ringan dan 5 perawat memiliki beban kerja sedang. Dari 11 perawat yang mengalami stres ringan terdapat 8 perawat berjenis kelamin laki-laki dan 3 perawat berjenis kelamin perempuan, serta dari 11 perawat tersebut terdapat 4 perawat memiliki masa kerja kurang dari sama dengan 5 tahun dan 7 perawat memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun. Untuk mencegah terjadinya stres pada perawat rawat jalan maka peneliti menyarankan untuk membuat program pengendalian stres seperti mengadakan sharing ke perawat lain atau refreshing secara bergantian serta melakukan penambahan SDM pada unit yang kekurangan SDM.
ANALISIS PENYEBAB WAKTU TUNGGU DARI PROSES ADMINISTRASI PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN JAMINAN PRIBADI DI RUMAH SAKIT HERMINA DAAN MOGOT TAHUN 2019 Yofa, Anis Septiana; Vionalita, Gisely
Health Publica Vol 1, No 02 (2020): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v1i02.3687

Abstract

AbstractThe standard according to the Ministry of Health for the speed of time providing information about inpatient bills is less than 2 hours. But in Hermina Daan Mogot Hospital has an average time in the administration process of returning patients with personal guarantees that is equal to 2 hours 48 minutes 27 seconds. This study aims to determine the cause of the non-achievement of standard time in the administrative process of returning the hospitalized patient with personal guarantees at Hermina Daan Mogot Hospital in 2019. This study uses a qualitative approach by conducting in-depth interviews, observation and document review. The informants of this study were 10 people. The results of this study affect the waiting time on the variables of the nursing process and inpatient pharmaceutical process, namely the number of human resources, IT systems, the number of patients resulting in the workload of nurses or pharmacy officers and the need for new policy making. In the medical support variable, there are no problems that can hamper the patient's discharge process. The administrative process variable is already said to be fast and good, but there is a cause for waiting time in the form of administrative queues in the nursing department due to the lack of human resources, lack of telephone facilities that are connected to the entire treatment room. Suggestions that can be given are in the form of fulfilling the number of human resources, especially in the pharmaceutical department, it is necessary to apply a good discharge planning, policy making in writing about medication management respontime especially in the inpatient pharmacy section, policy making or in writing about prevention for the input of advanced therapeutic drugs that are not as needed, the application of an IT information system that does not require inter-unit confirmation, job desc classification for administrative officers to treat patients with the same guarantee, and the addition of telephone units in the administration section connected to the treatment room.Keywords: Waiting Time, Administration Process, Patient Return, Personal Guarantee, Hospital.AbstrakStandar menurut Kemenkes untuk Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap yaitu  kurang dari 2 jam. Namun di RS Hermina Daan Mogot memiliki rata-rata waktu dalam proses administrasi pemulangan pasien dengan jaminan pribadi yaitu sebesar 2 jam 48 menit 27 detik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab ketidaktercapaian standar waktu dalam proses administrasi pemulangan pasien rawat inap dengan jaminan pribadi di rumah sakit Hermina Daan Mogot tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian ini berjumlah 10 orang. Hasil penelitian ini yang mempengaruhi adanya waktu tunggu pada variabel proses keperawatan dan proses farmasi rawat inap yaitu jumlah SDM, sistem IT, jumlah pasien yang berakibat pada beban kerja perawat ataupun petugas farmasi dan perlunya pembuatan kebijakan baru. Pada variabel penunjang medik tidak ditemukan masalah yang dapat menghambat proses pemulangan pasien. Pada variabel  proses administrasi sudah dikatakan cepat dan baik, namun terdapat penyebab waktu tunggu yaitu berupa antrian administrasi di bagian keperawatan yang disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM, kurangnya sarana telepon ruangan yang terhubung dengan seluruh ruang perawatan. Saran yang dapat diberikan yaitu berupa pemenuhan jumlah SDM terutama pada bagian farmasi, diperlukan penerapan discharge planning yang baik, pembuatan kebijakan secara tertulis mengenai respontime pengelolaan obat khususnya di bagian farmasi rawat inap, pembuatan kebijakan atau secara tertulis mengenai pencegahan untuk penginputan obat terapi lanjutan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, penerapan sistem IT informasi yang tidak memerlukan konfirmasi antar unit, klasifikasi job desc pada petugas administrasi untuk menangani pasien dengan satu jaminan yang sama, dan penambahan unit telepon di bagian administrasi yang terhubung dengan ruang perawatan.Kata kunci: Waktu Tunggu, Proses Administrasi, Pemulangan Pasien, Jaminan Pribadi,  Rumah Sakit.
Academic Achievement Reflected The Quality of Life and Neurocognitive Status in Malaysian Primary School Children Vionalita, Gisely; Zalina, I; Aasim, Wa; Ali, Sm
Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies Vol 7 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijeces.v7i1.20183

Abstract

Academic achievement is not the only indicator of achievement in school. The neurocognitive profile, as measured by the quality of life (QoL) and neurocognitive status are important markers that make academic achievement more relevant with regard to optimum brain utilization. The main objective of this study was to determine the relationship between quality of life, neurocognitive status and academic achievement in a sample of children in a Malaysian primary school. QoL was measured using three versions of the TNO-AZL quality of life (TACQOL) questionnaire from the children’s (CV), parents’ (PV) and teachers’ (TV) perspectives. Neurocognitive status was assessed in two domains, executive function and visual memory using Cambridge Neuropsychology Tests Automated Battery (CANTAB®). A convenience sampling was undertaken for all 95 Standard One Zainab 2 Primary School children (7 Years Old), 95 parents and 4 teachers. Regarding executive function, 42.1% of children experienced difficulties in extra dimensional shift which measures attention flexibility in accepting a new rule. However, they performed well in the intra extra dimensional shift, indicating that most children responded positively to experiential learning. For visual memory, 49.5% of children experienced some difficulties in terms of their short term visual memory. The relationship between QoL, neurocognitive status and academic achievement of the children showed that only ‘cognitive complaint’ and ‘negative mood’ had a significant linear positive relationship with academic achievement. No other significant relationship was noted between neurocognitive status and academic achievement. Thus, this study has shown that academic achievement does not necessarily reflect the neurocognitive status of children implying that some neurocognitive problems remain undetected. A more meaningful assessment of academic achievement, in primary schools should include an assessment of both QoL and neurocognitive profile. Keywords : CANTAB, primary school children, cognitive status, academic achievement.
PROGRAM PENGENALAN NEUROKOGNITIF UNTUK PERILAKU HIDUP SEHAT DI SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR Vionalita, Gisely; Kusumaningtiar, Devi Angeliana; Angkasa, Dudung
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 8, No 03 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v8i03.5189

Abstract

SD N 02 Pondok Pucung yang terletak di kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan merupakan sekolah yang memiliki tujuan menciptakan siswa unggulan di bidang akademik. Permasalahan yang diangkat di mitra ini adalah SD N 02 Pondok Pucung belum memiliki asesmen khusus untuk menilai fungsi kognitif anak seperti executive faunction, visual memory, dan attention. Bahkan fungsi kognitif tersebut tidak pernah dijadikan indikator keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pemahaman mengenai konsep kognitif anak dan faktor yang mempengaruhinya. Kognitif anak ini juga akan erat kaitannya dengan perilaku kesehatan berisiko seperti jajan diet tidak sehat dan rendahnya aktifitas fisik. Berdasarkan pengamatan di sekolah, masih banyak anak SD yang mengonsumsi makanan tidak sehat dari jajanan yang ada di lingkungan sekolah dan rendahnya aktifitas fisik. Berkaitan dengan masalah mitra yang telah disebutkan, program ini mencoba memberikan solusi yang diprediksi dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Kegiatan ini diikutkan dengan pemaparan materi dan pelatihan mengenai kognitif, diet sehat makanan bergizi sehingga membantu guru dalam mengupgrade metode pembalajaran untuk optimalisasi fungsi kognitif dan kesehatan anak SD N 02 Pondok Pucung. Hasil dari program pengabdian kepada masyarakat ini didapastkan adanya peningkatan pengetahuan guru sebanyak 89% mengenai fungsi kognitif siswa-siswi SD dan hubungan perilaku makanan bergizi dengan kemampuan kognitif siswa-siswi. Diharapkan mitra dapat selalu menilai kognitif dan perilaku anak secara rutin dan melakukan kegiatan rutinKata Kunci: Asesmen kognitif, perilaku kesehatan berisiko, games kognitif
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA PADA IBU DI POSYANDU Kusumaningtiar, Devi Angeliana; Wahyuni, Yulia; Vionalita, Gisely; Azteria, Veza
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 7, No 04 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v7i04.4499

Abstract

Indonesia mengalami peningkatan kasus COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara dengan jumlah kasus sebanyak 336.716 terkonfirmasi COVID-19 dan sebanyak 11.935 kasus meninggal sedangkan pada anak-anak <18 tahun jumlah kasus sebanyak 14,4% kasus yang mengalami kematian sebanyak 1,7%. Menurut UNICEF fasilitas dasar air dasar di sekolah secara nasional sebanyak 16%, sanitasi dan higiene yang tidak memiliki air minum yang aman sebanyak 20%, tidak memiliki sanitasi dasar sebanyak 27% dan tidak memiliki fungsi cuci tangan pakai sabun sebanyak 40%. Media promosi kesehatan adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah ssosialisasai adalah ada peningkatan pengetahuan ibu mengenai PHBS setelah diberikan sosialisasi dari 17% ibu yang memiliki pengetahuan baik menjadi 52% ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat ditatanan rumah tangga. Praktek cuci tangan pakai sabun juga dapat di praktekan dengan baik oleh ibu-ibu di Posyandu diharapkan dengan kegiatan tersebut ibu-ibu dapat mengaplikasikan hidup bersih dan sehat terutama cuci  tangan pakai sabun dengan baik dan tepat. Kata kunci : PHBS, cuci tangan pakai sabun, edukasi