Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI ERA DIGITAL: UPAYA PERLINDUNGAN MEREK DALAM EKOSISTEM E-COMMERCE INDONESIA Munira; Ika Novitasari; Riskayanti; Ririn Yulandari Abbas
Semarang Law Review (SLR) Vol. 6 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : Fakultas Hukum, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/slr.v6i2.12621

Abstract

The advancement of digital technology has driven significant transformation in the trade sector, particularly through electronic commerce (e-commerce) systems. This shift has brought new challenges to the legal protection framework for intellectual property rights, especially trademarks. Trademark disputes on digital platforms are often difficult to resolve through conventional litigation, which tends to be slow, costly, and less adaptive to the nature of electronic transactions. This condition underscores the urgency of implementing Alternative Dispute Resolution (ADR), particularly Online Dispute Resolution (ODR), as a more flexible, swift, and efficient mechanism. This study aims to evaluate the effectiveness of ADR in providing legal protection for trademarks within Indonesia’s e-commerce ecosystem and to explore the potential integration of ADR with the national legal system and the internal policies of digital platforms. The findings indicate that ADR, through online mediation and arbitration, holds significant potential to expedite the resolution of trademark disputes. However, its effectiveness is still hindered by the absence of comprehensive regulations, imbalanced relations between consumers and business actors, weak external oversight of ODR processes, and the lack of a standardized national platform. The study concludes that ADR should not only be seen as an alternative option but can serve as a primary instrument for ensuring swift and affordable access to justice in the digital sphere. Therefore, regulatory reforms, strengthening the institutional capacity of ADR, enhancing digital legal literacy, and expanding the scope of the national complaint system such as SiPENA to cover intellectual property disputes are necessary. A progressively and adaptively designed ADR–ODR integration is expected to strengthen trademark protection and foster an e-commerce ecosystem that is fair, inclusive, and sustainable.   Abstrak Kemajuan teknologi digital telah mendorong transformasi signifikan dalam sektor perdagangan, khususnya melalui sistem perdagangan elektronik (e-commerce). Perubahan ini membawa tantangan baru bagi sistem perlindungan hukum hak kekayaan intelektual, terutama terhadap merek dagang. Sengketa merek di platform digital kerap sulit diselesaikan melalui jalur litigasi konvensional yang cenderung lamban, berbiaya tinggi, dan kurang adaptif terhadap karakteristik transaksi elektronik. Kondisi tersebut menegaskan urgensi penerapan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Alternative Dispute Resolution/ADR), khususnya melalui Online Dispute Resolution (ODR), sebagai mekanisme yang lebih fleksibel, cepat, dan efisien. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas ADR dalam memberikan perlindungan hukum terhadap merek di ekosistem e-commerce Indonesia, serta menggali potensi integrasinya dengan sistem hukum nasional dan kebijakan internal platform digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ADR, melalui mediasi dan arbitrase daring, memiliki prospek signifikan untuk mempercepat penyelesaian sengketa merek. Namun, efektivitasnya masih terkendala oleh kekosongan regulasi yang komprehensif, ketimpangan relasi antara konsumen dan pelaku usaha, lemahnya kontrol eksternal terhadap proses ODR, serta ketiadaan platform nasional yang terstandarisasi. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa ADR tidak hanya menjadi pilihan alternatif, tetapi dapat berfungsi sebagai instrumen utama untuk menjamin akses keadilan yang cepat dan terjangkau di ranah digital. Untuk itu, diperlukan pembaruan regulasi, penguatan kapasitas kelembagaan ADR, peningkatan literasi hukum digital, serta perluasan cakupan sistem pengaduan nasional seperti SiPENA agar mencakup sengketa kekayaan intelektual. Integrasi ADR–ODR yang dirancang secara progresif dan adaptif diharapkan mampu memperkuat perlindungan merek dan menciptakan ekosistem e-commerce yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Terhadap Tradisi Penggunaan Jimat Suwok Pada Bayi Dalam Konsep Moderasi Beragama Munira; Alwi, Muhammad Anil
Mubeza Vol. 14 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v14i1.344

Abstract

Pola pemikiran orang Jawa dan segala bentuk perilakunya memang kental dengan aspek kepercayaan pada hal ghaib dan dongeng-dongeng sakral. Penelitian ini membahas tentang moderasi beragama yang menyangkut dengan aqidah, filsafat dan tasawuf terhadap adat istiadat masyarakat Jawa Desa Penyandingan Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperkenalkan lebih luas kepada pembaca tentang bagaimana sebuah kebiasaan masyarakat yang masih menjunjung tradisi terdahulu di era zaman milenial sekarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode interview (wawancara) dan metode observasi dengan menganalisis dan mengkaji tradisi penggunaan jimat pada bayi dengan topik permasalahan bagaimana pandangan masyarakat yang lebih percaya jimat dibandingkan berobat ke dokter. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa Desa Penyandingan Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Hasil penelitian menunjukkan pandangan tokoh religious dalam menanggapi praktek suwok yang dijadikan landasan pandangan oleh si ibu kepada bayinya yang masih dipraktekkan di zaman era modern sekarang dengan beranggapan bahwa salah satu indikator dari moderasi beragama yaitu penerimaan terhadap tradisi lokal perlu dijunjung tinggi selama tidak menyeleweng dari aqidah.
TRADISI PEURATEB ANEUK DALAM MEMPERTAHANKAN WARISAN INDATU Munira; Musfirah, Intan
Mubeza Vol. 13 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v13i1.349

Abstract

Peuratep aneuk merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Aceh dari turun- temurun sejak lahir Nabi Muhammad saw. Tradisi tersebut diperkenalkan dalam bentuk syair yang dapat menanamkan pendidikan karakter pada anak usia dini. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk membuat si anak tertidur dalam ayunan, agar si ibu dapat mengerjakan pekerjaan rumah. Namun pada masa sekarang sudah banyak terjadinya perkembangan syair tersebut. Syair tersebut diciptakan sendiri oleh si ibu tergantung dengan keadaan yang sedang dirasakan saat mengayunkan si anak. Pada masyarakat Aceh utara, khusunya dikawasan Paya Bakong masih melaksanakan tradisi tersebut. Sesuai dengan perkembangan yang semakin canggih, tradisi peuratep aneuk sudah mulai berkurang bahkan tak terlihat lagi eksistensinya. Dikhawatirkan tradisi ini hilang atau bergeser fungsi dan tujuannya. Fungsi utama dalam tradisi ini adalah sebagai sarana pendidikan bagi anak usia dini sebagai bentuk pondasi aqidah dan etika bagi setiap muslim di Aceh. Bila saja tradisi ini hilang atau bergeser fungsi dan tujuan maka sangat disayangkan banyak generasi muda yang lahir dengan kurangnya pondasi ilmu agama dan etika. Tujuan melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam syair tradisi peuratep aneuk dan untuk mempublikasikan kembali syair tradisi peuratep aneuk kalangan remaja. Teknik analisis data yang dilkukan dalam penelitian ini adalah deskriptif terhadap hasil dokumentasi dan wawancara dengan narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam syair peuratep aneuk dikawasan Aceh Utara mengandung nilai religius, pendidikan, moral, dan kepahlawanan. Remaja sangat antusias dalam melaksanakan pentas seni syair peuratep aneuk tingkat sekolah serta mempublikasikan syair tersebut ke sosial media.
Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Untuk Anak Down Syndrome Pada (KOADS) Komunitas Orangtua Anak Down Syndrome Fitra Jaya; Munira; Hamid, Syarwan; Thahirah Arief
KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2025): KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat
Publisher : Candela Edutech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63288/jipm.v1i2.6

Abstract

Komunitas Orang Tua Anak Down Syndrome (KOADS) telah lama menjalankan berbagai kegiatan mandiri dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar dan sekunder anak-anak berkebutuhan khusus. Namun, masih terdapat kendala dalam pengembangan inovasi sederhana yang dapat menunjang kemandirian ekonomi komunitas. Merespons tantangan tersebut, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berinisiatif mengaplikasikan hasil penelitian menjadi produk unggulan komunitas, dengan melibatkan KOADS sebagai mitra utama. Kegiatan ini berfokus pada pelatihan keterampilan membuat sabun cair berbahan dasar minyak jelantah yang telah melalui proses penjernihan. Pelaksanaan Pelatihan dimulai tanggal: 22 April 2025 bertempat diJalan Bonto Mangape No. 3, Makassar, yang diikuti oleh Anak-anak KOADS dan para orang tua pendamping. Materi dan rangkaian kegiatan dimulai dengan pemaparan materi seputar jenis-jenis sabun cair dan manfaatnya, serta pemilihan bahan yang aman serta ramah lingkungan. Dilanjutkan dengan demonstrasi langsung proses penjernihan minyak bekas dan pembuatan sabun cair, yang dipandu oleh tim dosen Teknik Kimia FTI UMI. Pendampingan dilakukan secara aktif agar peserta memahami setiap tahapan dan mampu mengaplikasikannya secara mandiri kedepannya. Selain sesi teknis, peserta juga terlibat dalam diskusi strategi pemasaran produk rumah tangga, pemanfaatan media sosial, serta peluang kerja sama dengan pihak luar guna memperluas jangkauan usaha. Pelatihan ini memberikan dampak positif yang signifikan peningkatan keterampilan praktis anak-anak dan orang tua, tumbuhnya motivasi berwirausaha secara mandiri, terjalinnya ikatan sosial yang lebih erat dalam komunitas. Kegiatan ini membuktikan bahwa pemberdayaan komunitas melalui pelatihan berbasis keterampilan sederhana tidak hanya menghasilkan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan rasa percaya diri anak-anak berkebutuhan khusus.
Pelatihan Pembuatan Bahan Bakar Briket Di Desa Barabatu Labbakkang Pangkep Muh Arman; Munira; Andi Artiningsih; Farah Febrianty; Edi Rahman Hadi
KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2025): KATALIS : Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat
Publisher : Candela Edutech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63288/jipm.v1i2.10

Abstract

Pelatihan pembuatan bahan bakar briket di Desa Barabatu, Kecamatan Labbakkang, Kabupaten Pangkep yang bermitra dengan Kelompok Tani Simaturue dilaksanakan dengan tujuan utama meningkatkan keterampilan petani dalam mengolah limbah pertanian menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomi. Selama ini, limbah pertanian seperti sekam padi, sabut kelapa, dan tempurung banyak yang terbuang atau dimanfaatkan secara terbatas, bahkan sering dilakukan pembakaran terbuka yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara dan kerusakan lingkungan. Melalui kegiatan pelatihan ini, para petani diberikan pemahaman mengenai potensi besar limbah pertanian sebagai bahan baku briket, sekaligus diperkenalkan dengan teknologi sederhana namun efektif untuk mengolahnya. Proses pelatihan dilakukan secara sistematis mulai dari pemilihan bahan baku, proses karbonisasi, pencetakan briket, hingga pengeringan dan penyimpanan produk. Dengan keterampilan tersebut, masyarakat tidak hanya mampu menghasilkan produk briket dengan tingkat kepadatan dan daya bakar yang baik, tetapi juga dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan energi rumah tangga maupun dijual sebagai komoditas ekonomi yang menjanjikan. Keberhasilan program ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil yang harganya semakin mahal dan ketersediaannya terbatas, sekaligus mendorong terciptanya peluang usaha baru berbasis energi alternatif. Selain memberikan manfaat ekonomi, program ini juga memiliki dampak positif terhadap aspek sosial dan lingkungan, karena mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan, menjaga kebersihan desa, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang sebelumnya kurang bernilai menjadi produk bermanfaat
THE ANALYSIS OF PRODUCTION CAPACITY USING ROUGH CUT CAPACITY PLANNING METHOD (CASE STUDY AT PT. UNTUK INDONESIA HIJAU): Analisis Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Perencanaan Kapasitas Kasar (Studi Kasus di PT. Untuk Indonesia Hijau) Hidayat, Amri; Achmad, Mahmud; Munira
Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v21i1.457

Abstract

PT. Untuk Indonesia Hijau is a small-scale company based in Indonesia, specializing in the processing of cocoa beans to produce fermented cocoa beans, cocoa mass, and chocolate bars. Currently, the company's production process is driven by customer demand, often neglecting the efficient utilization of available facilities and resources, resulting in escalated operational costs. The existing workstations exhibit underutilized resources while certain machines and workers are overloaded in specific conditions. The objective of this study is to thoroughly evaluate and analysis the production capacity of each workstation for the production of each product. This comprehensive evaluation and analysis, employing the Rough-Cut Capacity Planning method, encompasses production forecasting, calculation of available capacity at each workstation, determination of the required capacity for each workstation, and a rigorous capacity feasibility test by comparing available capacity with required capacity. The findings of the Rough-Cut Capacity Planning using the CPOF method indicate that nearly all workstations demonstrate positive capacity values over 12 months, indicating that available capacity can satisfy production demands. However, there exists a considerable excess work capacity, underscoring the need for additional strategies to optimize operation efficiency