Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Analisis Konsentrasi dan Jenis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Terhadap Pertumbuhan Bibit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Rachmawati Sabira, Adrea Oktavia; Isminingsih, Sulastri; Muztahidin, Nur Iman; Roidelindho, Kiki
Mediagro: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 21 No 1 (2025): Mediagro
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mediagro.v21i1.12429

Abstract

The use of bulbs often reduces the quality of the results because the seeds often carry pathogens and reduce the productivity of shallots. One of the factors that causes the decline in the production of this plant is the lack of appropriate and effective cultivation technology. A potential solution is to improve seed quality by using organic fertilizers, especially PGPR fertilizers. This study aims to determine the concentration and type of PGPR that affect the growth of shallot seeds. The research method used was a randomized block design consisting of two factors, namely; PGPR concentration consisting of three levels, namely 10 ml / l (K1), 20 ml / l (K2), and 30 ml / l (K3). The second factor is the type of PGPR consisting of 3 levels, including: mimosa pudica roots (P1), bamboo roots (P2), and elephant grass roots (P3). The results showed that the PGPR concentration of 20 ml / l (K2) gave the best effect on the parameters of plant height and leaf length. Among the types of PGPR, bamboo roots (P2) gave the best results on the parameters of plant height, number of leaves and leaf length. There is also an interaction between the concentration and type of PGPR on plant height and leaf length parameters.
POTENSI SENYAWA AKTIF TANAMAN REMPAH TERHADAP KEMASAN EDIBLE FILM ANTIMIKROBA Putri, Nezly Nurlia; Annazhifah, Nurul; Nafisah, Ainun; Roidelindho, Kiki
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and Health) Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (Journal Of Food Technology And Health) Mei
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v5i1.1670

Abstract

Kemasan edible film merupakan pengemasan yang tepat untuk mempertahankan kualitas bahan pangan dan memperpanjang umur simpan produk. Edible film berbentuk lapisan tipis yang terbuat dari bahan biopolimer yang aman untuk dikonsumsi serta dapat diurai oleh mikroba.  Penambahan senyawa aktif tanaman rempah berupa antimikroba mampu menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan memperbaiki sifat fisik edible film. Penulisan ini dlakukan berdasarkan hasil penelitian terkait senyawa aktif tanaman rempah dan potensinya terhadap kemasan edible film antimikroba, serta tantangan pengembangannya. Metode yang digunakan berupa kajian literatur dengan pendekatan kualitatif. Sumber kajian literatur dikumpulkan melalui unduhan dari database utama yaitu google scholar, research gate, dan science direct dengan rentang tahun terbit jurnal dari 2006 sampai 2022 yang sumber isinya dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan penelitian atau kajian yang dilakukan. Proses penyeleksian menghasilkan 11 pustaka sesuai kriteria yang memuat edible film antimikroba. Senyawa penyusun edible film berupa senyawa makromolekul alami seperti polisakarida, protein, atau lipid sedangkan senyawa aktif tanaman rempah sebagai zat antimikroba seperti, kunyit putih, lengkuas, daun beluntas, pinang, kayu manis, jahe merah dan bawang putih. zat antimikroba ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus. Potensinya terhadap edible film antimikroba terbukti mampu menghasilkan karakteristik edible film yang dihasilkan sesuai dengan JIS (1975) dan mampu mencegah kerusakan bahan pangan dimana terdapat zona hambat terhadap bakteri serta memperpanjnag umur simpan bahan pangan. Pemanfaatan edible film secara komersial belum banyak dikembangkan, meskipun jumlah produk olahan minimal meningkat di pasar modern. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengaplikasian edible film antimikroba adalah penambahan zat antimikroba, plastisizer dan bahan tambahan lainnya yang kurang tepat berdampak pada karakteristik edible film yang dihasilkan. Selain itu, Setiap bahan pangan memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga membutuhkan informasi yang lebih banyak dalam pengaplikasiannya.
PERTUMBUHAN 2 VARIETAS CABAI (Capsicum annum L.) DAN UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN KONSENTRASI EKSTRAK BUAH MAJA (Aegle marmelos L. Corr) SEBAGAI PESTISIDA NABATI HAMA KUTU DAUN (Aphis gossypii Glover) Rosifah, Rosifah; Susiyanti, Susiyanti; Roidelindho, Kiki; Saylendra, Andree
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 35 No 1 (2025): Jurnal Agroteksos April 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v35i1.1318

Abstract

Cabai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Permasalah yang sering terjadi pada tanaman cabai di petani adalah adanya serangan hama. Salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai adalah hama kutu daun (Aphis sp.). Kutu daun (Aphis gossypii) merupakan hama utama yang menyerang daun pada tanaman cabai. Penggunaan pestisida nabati merupakan cara untuk menanggulangi masalah kutu daun. Salah satu pestisida nabati yang dapat digunakan adalah pestisida buah maja. Buah maja, (Aegle marmelos) adalah salah satu contoh tanaman yang keberadaannya kurang diperhatikan, padahal buah ini memiliki kandungan saponin dan tannin yang tidak disukai oleh hama tanaman, salah satunya adalah hama kutu daun yang menyerang tanaman cabai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pemberian ekstrak buah maja dalam pengendalian hama kutu daun, pada tanaman cabai merah varietas taro dan cabai rawit varietas pelita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor, 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi konsentrasi ekstrak buah maja 20% berpengaruh nyata terhadap parameter mortalitas hama pada 9 Hari Setelah Aplikasi (HSA), masing-masing konsentrasi ekstrak buah maja juga berpengaruh nyata terhadap parameter laju kematian hama dan tingkat kerusakan tanaman, namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Design of an IoT-based microclimate monitoring system for shallots in a greenhouse Purbakawaca, Rady; Roidelindho, Kiki; Maulizar, Sonny Seftian; Hardyanto, Ichsan
Hexatech: Jurnal Ilmiah Teknik Vol. 4 No. 2 (2025): Hexatech: Jurnal Ilmiah Teknik
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/hexatech.v4i2.1712

Abstract

Shallots (Allium ascalonicum L.) are a high-value vegetable commodity that is strategically important for the Indonesian economy. However, shallot cultivation, particularly watering and fertilization, is still largely done manually, requiring human labor and simple equipment, making it less efficient and prone to errors in environmental monitoring. This study aims to design an Internet of Things (IoT)-based shallot microclimate monitoring system in greenhouses to improve the efficiency of automatic environmental monitoring. The method used includes the development of an ESP32 microcontroller-based system integrated with soil moisture sensors, temperature sensors, and air humidity sensors, as well as a GSM/GPRS wireless communication module for real-time data transmission. The system is also equipped with an alarm module to provide early warnings of unsuitable environmental conditions. Test results show that the system is able to operate stably and effectively in automatically monitoring microclimate changes in greenhouses. In conclusion, this IoT-based monitoring system can support more efficient shallot greenhouse management and reduce reliance on manual monitoring.
The effect of coffee grounds compost and planting media on the growth and yield of kailan plants (Brassica oleracea L.) Hutomo, Antoseno Priyo; Ritawati, Sri; Roidelindho, Kiki; Utama, Putra
Gema Wiralodra Vol. 15 No. 1 (2024): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gw.v15i1.672

Abstract

The research aimed to determine the effect of composting from coffee waste and planting media composition on the growth and yield of the kailan plant (Brassica oleracea L.). This research was conducted from June until September 2023 in Pagenjahan Village, Kronjo District, Tangerang Banten. The method used a Randomized Completely Block Design (RCBD) as factorial with two factors and analyzed using SPSS. The first factor was the Compost from Coffee Waste (K) which consisted of four levels namely; 0 g Coffee Waste (K1), 10 g Coffee Waste (K2), 20 g Coffee Waste (K3), and 30 g Coffee Waste (K3). The second factor was the Planting Media Composition (M) which consisted of three levels namely; Topsoil Planting Media (M1), Topsoil Planting Media + Rice Husk Charcoal 1:1 (M2), Topsoil Planting Media + Cocopeat 1:1 (M3). The results showed that compost from coffee waste with 20 g dose (K2) had the best effect on the number of leaves at 14 DAP (Days After Planting), leaf area, total fresh weight, fresh weight consumption, and dry weight parameters. Planting media composition with Topsoil Planting Media + Cocopeat 1:1 (M3) had the best effect on the leaf area parameter. There was an interaction between compost from coffee waste and planting media composition on plant height at 14 DAP and 28 DAP. Nasution (2014), coffee waste influences the growth and yield of long bean plants (Vigna sinensis L.) and the best concentration is 20 grams.
PRELIMINARY STUDY OF POST TRANSPORTATION ADAPTATION RESPONSE OF Esomus metallicus (AHL 1923), AN FOREIGN FISH SPECIES IN INDONESIA AND INITIAL DISCUSSION OF ITS UTILIZATION POTENTIAL Solahuddin, Edo Ahmad; Fadillah, Tia Noer; Suci, Dinda Trie; Putri, Nabila; Fatimah, Fanny Yulianti; Rizki, Exel Muhamad; Herjayanto, Muh.; Syamsunarno, Mas Bayu; Pratama, Ginanjar; Zahro, Fathimah; Wasistha, Intan Nurani Drana; Meata, Bhatara Ayi; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Agung, Lukman Anugrah; Roidelindho, Kiki; Munandar, Aris
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 2 (2021): Indonesian Journal of Aquaculture Medium
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i2.357

Abstract

Esomus metallicus merupakan spesies ikan yang secara alami tidak tersebar di Indonesia (non-native). Pada beberapa kasus, jenis ikan non-native telah mengancam ekosistem alami di perairan umum. Melalui ekspedisi ilmiah, dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengkaji respons awal adaptasi pascapengangkutan, yaitu sintasan dan tingkah laku ikan E. metallicus liar di dalam wadah terkontrol. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan untuk bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, dan strategi edukasi kepada masyarakat tentang ikan E. metallicus. Ekspedisi dilakukan selama dua hari di bagian barat Pulau Jawa. Ikan diangkut menggunakan sistem tertutup selama 6 jam. Pemeliharaan ikan pascapengangkutan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan sintasan ikan E. metalicus selama pengangkutan yaitu 96,72%. Ikan E. metalicus dapat beradaptasi dengan baik di dalam wadah pemeliharaan terkontrol yang terlihat dari sintasan akhir pengamatan 90,96%, tingkah laku berenang yang aktif secara berkelompok dan telah memakan pakan buatan. Potensi sebagai ikan hias dapat dilihat pada warna sisik metalik, ukuran tubuh yang kecil, dan tingkah laku berenang berkelompok dapat menjadi ikan untuk akuaskap. Selain itu, potensi pemanfaatan ikan ini yaitu sebagai pakan hidup untuk ikan predator, tepung ikan, ikan uji di laboratorium, dan bahan makanan. Kajian lebih lanjut hal tersebut sebagai solusi pengendalian ikan non-native perlu dilakukan. Analisis risiko menunjukkan bahwa E. metallicus termasuk ke dalam spesies risiko sedang. Strategi edukasi terhadap masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat menganggap ikan E. metallicus adalah “benteur” atau “paray”, yang merupakan nama lokal untuk ikan dari genus Rasbora asli Indonesia karena kemiripan morfologi.