Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Narrative Review: Current Updates in The Treatment of Malaria Edward Nangoy; Corry Novita Mahama; Angelina Stevany Regina Masengi
Syntax Idea 6508-6517.
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v6i10.9010

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by the Plasmodium parasite and transmitted through the bite of female Anopheles mosquitoes. Although global efforts to control the disease have increased, malaria remains a major health threat, especially in developing countries. This study aims to identify recent developments in malaria treatment methods. This study uses a narrative review method. Data collection was carried out through a literature review by searching for relevant research articles, reports, and books from various scientific databases. The collected data were then analyzed in three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that updates in malaria treatment include the development of new drugs and combination therapies, prevention efforts through vaccines, more individualized treatment approaches, and community involvement in treatment programs. These initiatives provide new hope in the fight against malaria.
Medication Error Tahap Prescribing pada Resep Obat Narkotika di Instalasi Farmasi Salah Satu Rumah Sakit Swasta di Minahasa Seran, Ester; Mambo, Christi D.; Masengi, Angelina S. R.
e-CliniC Vol. 12 No. 3 (2024): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v12i3.55090

Abstract

Abstract: Medication errors can lead to inappropriate use of medication and harm to patients. Medication errors most commonly occur at the prescribing stage. This study aimed to evaluate medication errors during the prescribing stage in terms of the clinical completeness of prescriptions, specifically focusing on drug interactions. This was a retrospective study using secondary data of the Drugs.com and Medscape databases. Data were analyzed univariately. The results showed that the most prescribed narcotic drugs were fentanyl (70%) and codeine (30%). The most interacting types of drugs were fentanyl and ondansetron with a total of 58 events (22.9%) that had major severity according to the Drugs.com database. Meanwhile, according to the Medscape database, the type of drug with the most major interactions was Fentanyl - Propofol with 39 events (15.5%). Based on Drugs.com database, 109 interactions were found with major, 141 moderate, and three unknown severity. Based on Medscape database, there were 85 interactions with major severity, 45 moderate and 123 unknown. In conclusion, interaction between narcotic and non-narcotic drugs especially fentanyl showed high risk potential with major severity. Database of drug interaction is important to achieve safe decision of therapu and to prevent the occurrence of medication error.  Keywords: medication error; prescribing stage; narcotics; drug interaction   Abstrak: Medication error dapat menyebabkan penggunaan obat tidak tepat dan membahayakan pasien. Kesalahan pengobatan yang paling sering terjadi pada tahap prescribing atau penulisan resep obat.. Penelitian ini bertujuan untuk menilai medication error tahap prescribing berupa kelengkapan klinis resep yaitu interaksi obat. Jenis penelitian ialah retrospektif. Data sekunder diperoleh di Instalasi Farmasi salah satu rumah sakit swasta di Minahasa periode Januari – Juni 2023. Analisis data berdasarkan basis data Drugs.com dan Medscape menggunakan metode analisis univariat. Hasil penelitian mendapatkan bahwa jenis obat narkotika yang sering diresepkan ialah fentanyl (70%) dan codeine (30%). Jenis obat yang paling banyak berinteraksi menurut basis data Drugs.com ialah fentanyl dan ondansetron dengan jumlah kejadian sebanyak 58 (22,9%) dan tingkat keparahan major Menurut basis data Medscape jenis obat dengan interaksi major paling banyak ialah fentanyl – propofol sebanyak 39 kejadian (15,5%). Berdasarkan basis data Drugs.com didapatkan 109 interaksi dengan tingkat keparahan major, 141 moderate dan tiga tidak diketahui. Berdasarkan basis data Medscape didapatkan 85 interaksi dengan tingkat keparahan major, 45 moderate dan 123 tidak diketahui. Simpulan penelitian ini ialah interaksi obat narkotika dengan non-narkotika terutama fentanyl menunjukkan potensi risiko tinggi dengan tingkat keparahan major. Penggunaan basis data interaksi obat penting untuk keputusan terapi yang aman dan mencegah kejadian medication error. Kata kunci: medication error: tahap prescribing; narkotika; interaksi obat
Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Streptococcus mutans dan Escherichia coli Achmad, Mardhita Nilamsari; Masengi, Angelina Stevany Regina; Posangi, Jimmy; Fatimawali; Mambo, Christi Diana
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 14 No. 3 (2024): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v14i3.54394

Abstract

Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) telah dimanfaatkan sebagai bahan alami dalam pengobatan. Tanaman ini memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid yang dapat bertindak sebagai antibiotik dengan cara mengganggu fungsi mikroorganisme seperti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan senyawa aktif dalam ekstrak etanol daun binahong terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Jenis penelitian yang digunakan ialah eksperimental laboratorium. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun binahong mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, alkaloid, polifenol, saponin, dan steroid. Hasil pengukuran zona hambat terhadap streptococcus mutans dengan metode cakram menggunakan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% diperoleh nilai rata-rata sebesar 9,38 mm, 9,90 mm, dan 11,20 mm, sedangkan pada Escherichia coli diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,53 mm, 9,12 mm, dan 10,23 mm. Hasil pengukuran zona hambat terhadap streptococcus mutans dengan metode sumuran menggunakan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% diperoleh nilai rata-rata sebesar 10,35 mm, 11,28 mm, dan 12,85 mm, sedangkan pada Escherichia coli diperoleh nilai rata-rata sebesar 9,93 mm, 10,25 mm, 11,50 mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun binahong memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Escherichia coli.
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Omeprazole atau Ranitidin pada Pasien Dispepsia di Instalasi Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta Sinaulan, Evania A.; Nangoy, Edward; Masengi, Angelina S. R.
e-CliniC Vol. 13 No. 1 (2025): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v13i1.60737

Abstract

Abstract: Dyspepsia is a common condition that is commonly found in daily practice. The most common drugs for  dyspepsia therapy are proton pump inhibitors (PPIs) and histamine-2 receptor antagonists (H2RAs). One of the factors that affects the cost of treatment that must be incurred by patients is the selection of treatment therapy. Pharmacoeconomic studies can compare the effectiveness of the two drug regimens in the treatment of dyspeptic patients. This study aimed to determine the effectiveness of therapy, average total cost, and cost effective value of the use of omeprazole or ranitidine therapy in dyspeptic patients at the Inpatient Installation of one Type C Private Hospital in Minahasa. This was a descriptive and observational study using the Cost-Effectiveness Analysis method with a retrospective data collection design in the period of January-June 2023. Based on medical record data of 72 patients, there were 30 patients using omeprazole and 42 patients using ranitidine. Ranitidine was more effective than omeprazole with the number of patients who reached the target therapy as many as 32 with a percentage of 76.1%. Ranitidine had a lower average total cost of therapy in dyspeptic patients which was Rp. 2,748,045 compared to omeprazole of Rp. 3,537,487. In conclusion, the use of ranitidine therapy in dyspepsia patients is more cost effective with Average Cost Effectiveness Ratio of Rp. 3,611,097. Keywords: dyspepsia; omeprazole; ranitidine; cost effectiveness analysis   Abstrak: Dispepsia merupakan kondisi umum yang sering ditemukan pada praktek sehari-hari. Terapi dispepsia salah satunya adalah golongan proton pump inhibitors (PPIs) dan histamine-2 receptor antagonists (H2RAs). Salah satu hal yang berpengaruh pada biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pasien adalah pemilihan terapi pengobatan. Kajian farmakoekonomi dapat membandingkan efektivitas dua regimen obat tersebut dalam pengobatan pasien dyspepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi, rata-rata biaya total, dan nilai cost effective dari penggunaan terapi omeprazole atau ranitidin pada pasien dispepsia di Instalasi Rawat Inap salah satu Rumah Sakit Swasta Tipe C di Minahasa. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional menggunakan metode Cost-Effectiveness Analysis dengan rancangan pengambilan data secara retrospektif pada periode Januari-Juni 2023. Berdasarkan data rekam medis diperoleh 72 data pasien, terdiri dari 30 pasien yang menggunakan omeprazole dan 42 pasien yang menggunakan ranitidin. Ranitidin lebih efektif dibandingkan omeprazole dengan jumlah pasien yang mencapai target terapi sebanyak 76,1%. Ranitidin memiliki rata-rata total biaya terapi pada pasien dispepsia lebih rendah yaitu sebesar Rp. 2.748.045 dibandingkan omeprazole sebesar Rp. 3.537.487. Simpulan penelitian ini ialah penggunaan terapi ranitidin pada pasien dispepsia lebih cost effective dibandingkan omeprazole dengan nilai Average Cost Effectiveness Ratio yaitu Rp. 3.611.097. Kata kunci: dispepsia; omeprazole; ranitidin; analisis efektivitas biaya
PKM Pelatihan dan Pendampingan Produksi Sabun Organik Pala Kelompok Ibu Dusun Kema III dan Ibu Majelis Ta’lim Al Munawarah di Minahasa Utara Surya Sumantri Abdullah; Irma Antasionasti; Angelina Stevany Regina Masengi; Imam Jayanto; Rezky Putri Indarwati Abdullah
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/vnfax265

Abstract

Mata pencaharian masyarakat Desa Kema III kabupaten Minahasa Utara sebagian besar adalah nelayan. Sebagian besar perempuan di desa Kema III adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja terdiri dari komunitas majelis taklim dan kelompok ibu dusun. Namun, kondisi cuaca yang tidak menentu menyebabkan hasil tangkapan tidak menentu. Kelompok Ibu di Desa Kema III menganggur dan tidak punya penghasilan. Hal ini tentu sangat memberatkan beban ekonomi keluarga terutama ditambah dengan inflasi dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok masyarakat yang harus tetap dipenuhi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mengadakan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan produk sabun dengan tetap memperhatikan kualitas yang memenuhi standar kesehatan dengan memanfaatkan bahan organik minyak Pala. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali perempuan di Desa Kema III dengan ketrampilan pembuatan produk sabun yang dapat digunakan sebagai rintisan usaha untuk menopang ekonomi keluarga. Kegiatan dilakukan melalui 4 tahapan yang terdiri dari tahap persiapan, tahap penyuluhan, tahap pelatihan, dan tahap pendampingan. Hasil dari kegiatan ini, peserta pelatihan mendapatkan keterampilan untuk memproduksi produk sabun yang dapat dapat dipasarkan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta di Sulawesi Utara Rue, Puella; Mambo, Christi D.; Nangoy, Edward; Umboh, Octavianus; Purwanto, Diana S.; Masengi, Angelina S. R.
e-CliniC Vol. 13 No. 2 (2025): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v13i2.61019

Abstract

Abstract: Management of hypertension is conducted to control the  blood pressure in patients with hypertension. There are a variety of antihypertensie agents that can be used in patients with hypertension.  This study aimed to evaluate the pattern of antihypertensive drug use among patients with hypertension in the Inpatient Ward. This was a retrospective and descriptive study using a cross-sectional design. The results showed that the  dominant characteristics were female gender (64.29%), age ≥60 years (71.43%), housewife (51.43%), and completed senior high school education (34.29%). The most commonly prescribed drugs were amlodipine (25.71%), and the combination of amlodipine and candesartan (22.86%). In conclusion, the majority of patients with hypertension are females, aged ≥60 years, working as housewives, and have high school education. The most frequently used single antihypertensive drug is calcium channel blocker group, specifically amlodipine, while the combination therapy involve both a calcium channel blocker and an ARB, namely amlodipine and candesartan. Keywords: hypertension; antihypertensive drugs    Abstrak: Tatalaksana hipertensi dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. Terdapat bermacam jenis obat antihipertensi yang dapat digunakan pada pasien hipertensi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Instalasi Rawat Inap. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan karakteristik yang dominan ialah jenis kelamin perempuan (64,29%), usia ³60 tahun (71,43%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) (51,43%), dan pendidikan terakhir SMA (34,29%). Penggunaan obat terbanyak ialah amlodipin (25,71%), serta kombinasi amlodipin dan candesartan (22,86%) Simpulan penelitian ini ialah pasien hipertensi paling banyak terdapat pada jenis kelamin perempuan, kelompok usia ³60 tahun, pekerjaan IRT, dan tingkat pendidikan terakhir SMA. Penggunaan obat antihipertensi tunggal terbanyak dari golongan antagonis kalsium yaitu amlodipin, sedangkan kombinasi obat antihipertensi ialah antagonis kalsium dan ARB, yaitu amlodipin dan candesartan. Kata kunci: hipertensi; obat antihipertensi
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Pacar Air Terhadap Bacillus Cereus Dan Pseudomonas Aeruginosa Andi Nuraini Mallombasang; Jimmy Posangi; Christi Diana Mambo; Waworuntu Waworuntu; Angelina Stevany Regina Masengi; Edward Nangoy
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3797

Abstract

Resistensi antimikroba, terutama terhadap Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa, menimbulkan tantangan yang signifikan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Tanaman balsam (Impatiens balsaminaL.) dikenal karena potensinya sebagai agen antibakteri alami karena kandungan senyawa bioaktifnya yang kaya, termasuk flavonoid, tanin, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari daun balsam terhadap Bacillus cereus dan Pseudomonas aeruginosa, sambil juga menganalisis kandungan fitokimia. Metode:  Desain laboratorium eksperimental digunakan, menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi dengan etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif, dan metode difusi disk digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri. Ekstrak diuji pada berbagai konsentrasi (20%, 40%, dan 60%) untuk menentukan keefektifannya terhadap bakteri yang dipilih. Skrining fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak daun balsam mengandung sejumlah besar flavonoid, tanin, dan saponin. Tes antibakteri menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak 60% menghasilkan zona penghambatan terbesar, berukuran 12,57 mm terhadap Bacillus cereus dan 10,10 mm terhadap Pseudomonas aeruginosa, menunjukkan sifat antibakteri kuat ekstrak. Temuan menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun balsam menunjukkan aktivitas antibakteri yang cukup besar, menunjukkan potensinya sebagai sumber alami untuk mengembangkan terapi antimikroba alternatif. Penelitian ini meningkatkan pemahaman Impatiens balsaminaL. dalam fitokimia dan penerapannya dalam perawatan kesehatan.
Uji Aktivitas Antidiabetik Dengan Metode Penghambatan ? -Amilase Oleh Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Burm. F.) Leonardo Delvin Gosal; Christi Diana Mambo; Edward Nangoy; Fatimawali Fatimawali; Jimmy Posangi; Angelina Stevany Regina Masengi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3800

Abstract

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai oleh adanya peningkatan kadar gula darah yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Salah satu pendekatan terapi untuk mengelola diabetes adalah menghambat aktivitas enzim ?-amilase, yang berperan dalam proses pencernaan karbohidrat. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, tanin, dan saponin yang berpotensi menghambat enzim ?-amilase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fitokimia pada ekstrak etanol lidah buaya serta mengetahui potensinya dalam menghambat enzim ?-amilase. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa fitokimia secara kualitatif dan pengujian aktivitas penghambatan dilakukan pada berbagai konsentrasi dengan akarbose sebagai kontrol positif serta larutan iodine sebagai indikator. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak etanol lidah buaya mengandung senyawa alkaloid, tanin, dan saponin. Ekstrak etanol lidah buaya menunjukkan aktivitas penghambatan enzim ?-amilase, dengan efektivitas tertinggi tercapai pada konsentrasi 80 ppm yang menghasilkan persentase penghambatan sebesar 59%. Nilai IC50 yang diperoleh mencapai ± 62,203 ppm, sedangkan akarbose, sebagai pembanding, memiliki nilai IC50 sebesar ± 41,040 ppm. Ekstrak etanol lidah buaya berpotensi menjadi agen antidiabetik alami melalui mekanisme penghambatan enzim ?-amilase, meskipun efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kontrol positif.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Salah Satu Rumah Sakit Swasta Tipe C di Minahasa Intan Indah Suryani; Edward Nangoy; Angelina Stevany Regina Masengi; Olivia Amelia Waworuntu; Christi Diana Mambo; Jimmy Posangi
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i1.3801

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi yang paling sering ditemui dalam praktik klinis dan ditangani dengan pemberian antibiotik. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISK diperlukan untuk mencegah resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap salah satu Rumah Sakit Swasta Tipe C di Minahasa dengan metode ATC/DDD dan menilai ketepatan penggunaannya. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif menggunakan data rekam medis pasien ISK rawat inap periode Juli 2023–Juni 2024 yang dihitung dengan rumus DDD/100 patient days dan ketepatan penggunaan dinilai berdasarkan parameter tepat indikasi, obat, dosis, frekuensi, dan durasi. Hasil penelitian menunjukkan pasien ISK lebih banyak terjadi pada perempuan (80,39%) dan kelompok usia terbanyak 19–44 tahun (52,94%). Antibiotik dengan penggunaan tertinggi ialah ceftriaxone (53,07 DDD/100 patient days). Ketepatan penggunaan antibiotik menunjukkan 100% tepat pada indikasi, dosis, dan frekuensi, sedangkan ketepatan obat dan durasi berturut-turut sebesar 72,55% dan 84,31%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien ISK di Rumah Sakit ini didominasi oleh ceftriaxone dan masih terdapat ketidaktepatan dalam pemilihan antibiotik serta durasi pemberian antibiotik.
Profil Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pacar Air (Impatiens Balsamina L.) Menggunakan Metode Abts (2,2'-Azinobis(3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonic Acid) Febrisa Salsabila; Jimmy Posangi; Christi Diana Mambo; Fatimawali Fatimawali; Angelina Stevany Regina Masengi; Edward Nangoy
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian & Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i2.3805

Abstract

Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan penuaan dini. Antioksidan berperan penting dalam menangkal efek negatif radikal bebas melalui mekanisme penghambatan proses oksidasi. Tanaman pacar air dikenal memiliki kandungan senyawa fitokimia seperti alkaloid, saponin, dan polifenol, yang berkontribusi pada aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia dan menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun pacar air yang dibudidayakan di Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan triterpenoid. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS dan vitamin C sebagai pembanding, serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 743 nm. Skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin sebagai antioksidan alami. Uji aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak etanol daun pacar air memiliki potensi aktivitas antioksidan yang signifikan dimana pada konsentrasi 100 µg/ml terjadi aktivitas peredaman maksimum sebesar 64,75%, dengan nilai IC50 sebesar 57,482 ?g/ml, yang termasuk dalam kategori kuat. Ekstrak etanol daun pacar air mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, tanin, fenol, dan saponin, dengan aktivitas antioksidan yang kuat dengan peredaman maksimum pada konsentrasi 100 µg/ml menggunakan metode ABTS.