Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Navigasi Garbage Robot (G-Bot) Menggunakan Environment Mapping Riansyah, Rici; Amperawan, Amperawan; Al Rasyid, Johansyah; Husni, Nyayu Latifah; Rasyad, Sabilal
TEKNIKA Vol. 14 No. 1 (2020): Teknika Januari - Juni 2020
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.13347597

Abstract

AbstrakSampah merupakan salah satu sumber permasalahan yang sangat serius jika tidak ditangani dengan benar. Beberapa hal yang ditimbulkan akibat tumpukan sampah yang berlebihan yaitu lingkungan yang kotor, bau tidak sedap, gangguan kesehatan, permukiman yang kumuh dan hal-hal lainnya yang diakibatkan oleh sampah yang kurang diperhatikan. Kurangnya pemantauan terhadap tempat penampungan sampah menjadi salah satu faktor penyebab menumpuknya sampah pada lokasi pembuangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada penilitian ini akan dirancang sebuah Garbage Robot yang mampu bernavigasi secara otomatis. Sistem kecerdasan pada Garbage Robot dibuat agar robot dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Perancangan Garbage Robot menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560 yang dilengkapi modul ESP8266 sehingga bisa terkoneksi dengan internet, Sensor Gps untuk mengetahui posisi robot serta sensor kompas, sensor jarak dan sensor warna untuk pendukung navigasi robot. Kata kunci— Sampah, Garbage Robot, Navigasi Robot, Arduino Mega 2560, Raspberry Pi, Sensor Kompas, Sensor Jarak, Sensor Gps dan Sensor Warna. Abstract            Garbage is one source of very serious problems if it is not handled properly. Some of the things that are caused by excessive pile of garbage are dirty environment, unpleasant odors, health problems, slums and other things that are caused by waste that is not considered. Lack of monitoring of rubbish dumps is one of the factors causing the accumulation of garbage at the disposal site. To overcome these problems in this study, a Garbage Robot will be able to navigate automatically. The intelligence system in the Garbage Robot is made so that the robot can move from one place to another. The design of Garbage Robot uses the Arduino Mega 2560 microcontroller which is equipped with ESP8266 module so that it can be connected to the internet, Gps Sensor to determine the position of the robot as well as compass sensors, proximity sensors and color sensors to support robot navigation.Keywords— Garbage, Garbage Robot, Navigation Robot, Arduino Mega 2560, Raspberry Pi,                 Compass Sensor, Proximity Sensor, Gps Sensor and Color Sensor.
Pengendalian Persediaan Alat Pelindung Diri Dengan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Di: Perusahaan Industri Pakan Ternak) Gustav, Jordan Syah; riansyah, rici
Health Publica Vol 5, No 2 (2024): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v5i2.8702

Abstract

Perusahaan Pakan Ternak Merupakan satu industri yang berpengaruh besar di Indonesia salah satunya adalah industri pakan ternak pakan ayam. Saat ini industri pakan ternak di Indonesia khususnya pakan ayam diperkirakan menguasai 80% bahan makanan pokok, Dimana daging ayam dapat secara terjangkau dibeli masyarakat baik kalangan atas maupun bawah. Dikarenakan memiliki waktu produksi yang berlangsung 24 jam dan potensi bahaya yang tinggi maka perusahaan telah berkomitmen untuk penerapan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada wilayah kerjanya. Adanya bukti penerapan K3 antara lain dengan memenuhi kebutuhan APD, namun persediaan APD juga harus dikelola dengan baik agar mencukupi kebutuhan APD untuk setiap pekerja. Dalam malakukan pengelolaan persediaan perusahaan dapat menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) untuk mengetahui pembelian yang optimal. EOQ tidak hanya mengitung pembelian yang optimal akan tetapi juga dapat diketahui safety stock, reorder point, dan frekuensi pembelian. Hasil analisa perhitungan dari 8 jenis APD yang digunakan perusahaan didapatkan perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ, Sesudah dihitung menggunakan metode EOQ didapatkan hasil pembelian yang optimal, Contohnya untuk kebutuhan APD berupa safety helmet didapatkan hasil pembelian optimal sebanyak 152 pc per pemesanan, safety stock 52 pc dan reorder point pada jumlah 94 pc. Sementara untuk sistem yang digunakan perusahaan terdahulu, perusahaan sering melakukan pemesanan untuk jumlah yang besar yaitu seluruh pekerja, diketahui tidak terdapat safety stock maupun reorder point untuk setiap inventory, biaya pengeluaran yang tinggi pada saat perusahaan melakukan pembelian inventory, kemudian juga perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama apabila APD yang digunakan pekerja rusak karena tidak adanya safety stock
PROGRAM SOSIALISASI DAN SIMULASI KEBAKARAN DALAM MANAJEMEN MITIGASI BENCANA PADA PABRIK ES KRISTAL Riansyah, Rici; Salsabila Haril, Meuthia Rana
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 11, No 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/abd.v11i4.9062

Abstract

Desa Tohudan terdapat pabrik di bidang usaha es kristal yang berada di tengah pemukiman penduduk. Tahapan produksi es kristal menggunakan mesin produksi yang berjalan secara otomatis dengan daya listrik yang tinggi. Jika terjadi korsleting, maka perusahaan akan memanggil pihak teknisi listrik dari luar dikarenakan pabrik belum memiliki teknisi khusus listrik. Menurut staff pabrik, menyatakan bahwa pabrik sudah beberapa kali terjadi korsleting listrik yang menyebabkan panel listrik terbakar dan mengeluarkan percikan api. Selain itu pabrik belum memiliki prosedur penanggulangan kebakaran sehingga pekerja tidak memiliki pengetahuan mengenai langkah situasi darurat kebakaran. Berdasarkan permenaker dimana setiap pengusaha atau tempat kerja diwajibkan untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, serta memberikan pelatihan penanggulangan di tempat kerja. Pelaksanaan pengabdian masyarakat menggunakan konsep Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) dengan pendekatan Focus Group Discussion (FGD) dan Pelatihan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Berdasarkan hasil sosialisasi yang dilaksanakan diperoleh bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada pemahaman dan pengetahuan pekerja terkait bahaya dan risiko kebakaran. Selain itu pelatihan penggunaan APAR sebagai bekal dalam mitigasi kebakaran di tempat kerja
Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Sick Building Sydrome (SBS) Pada Anggota Di Unit Kerja X Hamdhani, Rahmat; riansyah, Rici; Ezriani, Ezriani
Health Publica Vol 6, No 01 (2025): Health Publica Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/hp.v6i01.9065

Abstract

Sick Building Syndrome (SBS) adalah suatu gejala keluhan kesehatan yang dapat dirasakan oleh seseorang pada saat berada didalam gedung dan akan hilang ketika sudah keluar dari gedung tesrsebut yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kualitas udara didalam ruangan, pencemaran udara dan ventilasi suatu bangunan. Adapun gejala yang dapat dirasakan oleh seseorang berupa sakit kepala, bersin-bersin, pilek, hidung tersumbat, iritasi pada mata, tenggorokan, batuk, gatal, dan bitnik merah pada kulit serta rasa mual. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui kualitas fisik udara yang berpotensi menjadi penyebab kejadian SBS pada anggota unit kerja X di unit kerja X. Penelitian ini dilakukan secara analitik dengan pendekatan cross-sectional yang diikuti oleh 33 anggota yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Ruang lingkup penelitian ini adalah karekteristik individu berupa umur, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok dan riwayat alergi serta memberikan kuesioner terkait keluhan SBS yang dirasakan oleh anggota unit kerja X. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil mengenai hubungan karakteristik individu dengan kejadian SBS yaitu umur (p-value 0,011), jenis kelamin (p-value 0,523), masa kerja (p-value 0,589), kebiasaan merokok (p-value 0,839) dan Riwayat alergi (p-value 0,358). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu umur memiliki hubungan dengan kejadian sick building syndrome pada anggota pegawai di unit kerja X dengan p-value < 0,05
Pengaruh Pemberian Buku Saku Terhadap Pengetahuan Keselamatan Kelistrikan Pada Pekerja Packing di PT X Hartono, Ilham Sonic; Nugroho, Hengky Ditya Eko; Riansyah, Rici
Jurnal Riset Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jrkm.2025.28327

Abstract

Bahaya kelistrikan merupakan salah satu risiko signifikan di lingkungan kerja industri manufaktur, khususnya pada bagian packing yang menggunakan banyak peralatan bertenaga listrik. Rendahnya pemahaman pekerja terhadap keselamatan kelistrikan meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan metode edukasi yang efektif, praktis, dan mudah dipahami untuk meningkatkan pengetahuan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media buku saku keselamatan listrik dalam meningkatkan pengetahuan pekerja bagian packing terkait keselamatan listrik di PT X. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan pendekatan Pre-Test and Post-Test with control group design. Sampel berjumlah 89 responden, dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan buku saku keselamatan kelistrikan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner terstandar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan menggunakan uji Paired T-Test dan Independent T-Test. Terdapat peningkatan signifikan tingkat pengetahuan keselamatan kelistrikan pada kelompok intervensi setelah diberikan buku saku (p = 0.01 <α = 0.05 ), sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan perubahan signifikan. Perbandingan Post-Test antara kelompok intervensi dan kontrol juga menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0.01 <α = 0.05 ). Pemberian buku saku keselamatan kelistrikan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan pekerja. Media edukasi berbasis cetak ini efektif sebagai alat bantu pembelajaran mandiri yang praktis dan dapat diakses kapan saja. Penelitian ini merekomendasikan penerapan buku saku sebagai bagian dari program edukasi K3 di perusahaan industri.
PENYULUHAN KESEHATAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI TUBERKULOSIS (TB) PADA PEKERJA TEKSTIL DI SRAGEN Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wardani, Tyas Lilia; Qadrijati, Isna; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Harjono, Afrian Eskartya; Sari, Rizqi Kartika; Riansyah, Rici; Kinasih , Eka Ayu Putri
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2716

Abstract

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular yang berdampak pada produktivitas pekerja, terutama di sektor industri tekstil yang memiliki tingkat paparan terhadap debu kapas yang tinggi. Paparan debu jangka panjang akan menyebabkan kerusakan saluran pernapasan dan penurunan fungsi pertahanan paru. Penurunan  fungsi paru ini akan meningkatkan risiko pekerja terhadap berbagai penyakit infeksi paru, termasuk Tuberkulosis. Pada tahun 2021 tercatat sebanyak 969.000 kasus angka kejadian TBC di Indonesia, dan 54.800 diantaranya adalah kasus pada pekerja. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai penyakit TBC, termasuk gejala, penularan, dan pencegahannya melalui program penyuluhan. Selain itu, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan deteksi dini TBC agar kasus dapat ditemukan lebih cepat dan penularan di tempat kerja dapat dicegah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui penyuluhan menggunakan media audio-visual, presentasi materi dan interaksi diskusi. Sasaran kegiatan ini adalah 40 pekerja bagian Spinning. Evaluasi dilakukan dengan mengukur perubahan pengetahuan sebelum (Pre-test) dan sesudah intervensi (post-test) menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan signifikan pengetahuan pekerja mengenai TBC setelah mengikuti penyuluhan. Nilai median pengetahuan meningkat dari 70 menjadi 80, dengan uji wilcoxon yang menunjukkan p-value 0,001 (<0,005) yang menandakan perbedaan tersebut bermakna signifikan. Peningkatan terutama terjadi pada lima aspek utama, yaitu deteksi dini TBC, pemahaman program P2TB, sikap preventif terhadap rekan kerja yang terdiagnosis TBC, tindakan saat mengalami batuk lebih dari dua minggu, dan pengetahuan tentang cara penularan penyakit. Program penyuluhan penyakit TBC terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan pekerja industri tekstil secara signifikan. Pengetahuan yang meningkat diharapkan dapat mendorong perilaku pencegahan yang lebih baik, sehingga berkontribusi pada upaya pengendalian TBC di tempat kerja secara berkelanjutan.
SOSIALISASI PROGRAM MANAJEMEN BENCANA KEBAKARAN DI CV. TRI ONGGO REJEKI DESA JERUKSAWIT GONDANGREJO Riansyah, Rici; Damasz, Adrian; Widyatama, Alfian; Zahira, Anindya Ghaitsa; Asmadi, Gumilang Maulana; L, Linda Wahyu Laras; Mulia, Mutiara Nur; Pramudyaning, Nadhika; Wikaristi, Naia Nur; S, Rewines Prihatna; F, Viaressa Aurelia; P, Virda Ayu Maulidina; Ezriani, Ezriani
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 8 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i8.2791

Abstract

Bencana adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena dampak. Salah satu potnesi bencana yang sering terjadi seperti kebakaran di tempat kerja yang dapat membawa konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik pengusaha, tenaga kerja, maupun masyarakat luas. Maka upaya dini dalam pelaksanaan mitigasi bencana kebakaran perlu ditingkatkan secara signifikan untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan kebakaran. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan pekerja dan masyarakat sekitar industri informal mengenai penanganan tanggap darurat bencana kebakaran di tempat kerja. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu, pertama melakukan identifikasi masalah di tempat kerja. Tahap kedua dengan menentukan prioritas masalah yang telah di assessment, tahap ketiga menetukan solusi berdasarkan hasil SWOT analisis. Tahapan keempat, melaksanakan kegiatan pelatihan meliputi pre-test, penyampaian materi, praktek penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan dilanjutkan dengan post-test. Tahapan terakhir, yaitu melakukan analisis dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap hasil kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan pelatihan Penggunaan APAR menujukkan hasil yang positif dan signifikan, dimana ada peningkatan pengetahuan sebanyak 26 responden (92,86%) dari total 28 responden.Sehingga kesimpulan yang didapatkan bari kegiatan pelatihan mitigasi kebakaran menggunakan APAR berhasil meningkatkan pengetahuan pekerja dalam mengatisipasi kebakaran di tempat kerja.
HUBUNGAN KUALITAS FISIK UDARA DALAM RUANG DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME (SBS) DI UNIT KERJA X Riansyah, Rici; Hamdhani, Rahmat
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.49067

Abstract

Sick Building Syndrome (SBS) adalah suatu gejala keluhan kesehatan yang dapat dirasakan oleh seseorang pada saat berada didalam gedung dan akan hilang ketika sudah keluar dari gedung tesrsebut yang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kualitas udara didalam ruangan, pencemaran udara dan ventilasi suatu bangunan. Adapun gejala yang dapat dirasakan oleh seseorang berupa sakit kepala, bersin-bersin, pilek, hidung tersumbat, iritasi pada mata, tenggorokan, batuk, gatal, dan bitnik merah pada kulit serta rasa mual. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui kualitas fisik udara yang berpotensi menjadi penyebab kejadian SBS pada anggota di unit kerja X. Penelitian ini dilakukan secara analitik dengan pendekatan cross sectional yang diikuti oleh 33 responden unit kerja X. Ruang lingkup penelitian ini adalah pengukuran kualitas fisik udara berupa suhu, kelembapan, laju ventilasi, partikulat dan pencahayaan dan juga memberikan kuesioner terkait keluhan SBS yang dirasakan oleh responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil mengenai hubungan kualitas fisik udara dengan kejadian SBS yaitu suhu (p-value 0,874), kelembapan (p-value 0,024), laju ventilasi (p-value 0,818), dan partikulat (p-value 0,024). Adapun untuk pencahayaan ruangan tidak dapat diuji statistik bivariat.dari hasil diatas dapat isimpulkan bahwa kualitas fisik udara kelembapan dan partikulat memiliki hubungan dengan kejadian SBS pada pegawai di unit kerja X dengan p-value < 0,05.
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN KAPASITAS PARU PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT X SRAGEN Harjono, Afrian Eskartya; Qadrijat, Isna; Wardani, Tyas Lilia; Fauzi, Rachmawati Prihantina; Wijayanti, Reni; Faradisha, Jihan; Sari, Rizqy Kartika; Riansyah, Rici
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.49070

Abstract

Industri tekstil merupakan sektor vital yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan kerja, khususnya gangguan pernapasan, akibat paparan debu dan serat. Selain paparan lingkungan, faktor individu seperti status gizi dan masa kerja juga diduga berperan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi (IMT) dan masa kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja tekstil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 51 pekerja tekstil di PT. X Sragen yang diambil secara purposive sampling. Data status gizi (IMT) diperoleh melalui pengukuran antropometri, sedangkan gangguan fungsi paru diukur dengan spirometry. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan SPSS. Penelitian ini telah disetujui secara etik. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan gangguan fungsi paru (p-value= 0,000). Nilai korelasi positif moderat (r=0,602) menunjukkan bahwa semakin buruk status gizi (baik obesitas maupun malnutrisi), semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan fungsi paru. Sebaliknya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan gangguan fungsi paru (p-value = 0,168), meskipun sebagian besar pekerja dengan masa kerja lebih singkat menunjukkan gangguan paru sedang. Temuan ini mengindikasikan bahwa status gizi menjadi faktor risiko dominan dibandingkan masa kerja dalam memengaruhi fungsi paru pada populasi ini.