Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SUNAT PADA ANAK PEREMPUAN (KHIFADZ) DAN PERLINDUNGAN ANAK PEREMPUAN DI INDONESIA: Studi Kasus di Kabupaten Demak Farida, Jauharotul; Elizabeth, Misbah Zulfa; Fauzi, Moh; Rusmadi, Rusmadi; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 12, No 3 (2017): Oktober 2017
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.18 KB) | DOI: 10.21580/sa.v12i3.2086

Abstract

Female circumcision is one of the continuing practices in some countries of Africa, Europe, Latin America, and Asia, including Indonesia. In Arab, tradition of female circumcision has been widely known before the Islamic period. While in Indonesia, some areas practicing female circumcision include Java, Madura, Sumatra, and Kalimantan. This research used qualitative-ethno­graphic method. Data were collected through in-depth interviews to the traditional birth attendants who performed circumcision and to the baby's parents who sent their children for circumcision. In addition, Focus Group Discussion (FGD) involving medical personnel (doctors and midwives), traditional birth attendants, the parents, community leaders, religious leaders, academics, and government, was also conducted to explore the data. Then, the obtained data were analyzed by using descriptive analytical technique. The result shows that the practice of female circumcision in Demak Regency was done in 2 ways, namely symbolically and truly. Symbolically means that the practice of female circumcision was done by not cutting a female genital part, ie clitoris, but using substitute media, namely turmeric. On the other hand, the real meaning means that female circumcision was actually done by cutting little tip of the clitoris of a daughter. The time for practicing female circumcision in Demak regency was generally coincided with Javanese traditional ceremonies for infants / young children. The purpose for the daughters was in order to become sholihah and be able to control their lusts (not become "ngintil kakung" or hypersexual). Indeed, the motivation to practice this tradition is to preserve the ancestral tradition and to implement the religious command._________________________________________________________Sunat perempuan merupakan salah satu praktik yang saat ini masih dilakukan di beberapa negara di Afrika, Eropa, Amerika Latin, dan juga di Asia, termasuk Indonesia. Pada masyarakat Arab, tradisi sunat perempuan sudah dikenal luas sebelum periode Islam. Sementara Indonesia, beberapa wilayah yang mempraktikan sunat perempuan meliputi Jawa, Madura, Sumatera, dan Kalimantan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-etnografis. Teknik pengumpulan data: Wawancara mendalam dengan dukun bayi yang melakukan sunat dan juga orang tua bayi yang mensunatkan anaknya. Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan tenaga medis (dokter dan bidan), dukun bayi yang melakukan sunat per­empuan, orang tua anak yang disunat, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, dan pemerintah.Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif-analitis Pada masyarakat di Kabupaten Demak. Praktik sunat perempuan pada Kabupaten Demak dilakukan de­ngan 2 cara, yakni secara sim­bolik dan secara sesungguhnya. Yang dimaksud secara simbolik adalah praktik sunat perempuan dilaku­kan tidak dengan memotong se­bagain anggota kelamin per­empuan, yakni klitoris, melainkan menggunakan media peng­ganti, yakni kunyit. Sedangkan yang di­maksud secara sesungguhnya ada­lah bahwa sunat perempuan benar-benar dilakukan dengan cara memotong sebagian kecil ujung klitoris anak perempuan. Waktu pelaksanaan sunat perempuan di masya­rakat Kabupaten Demak pada umumnya bersamaan dengan upacara-upacara adat Jawa untuk bayi/anak kecil. Tujuan dilakukan sunat perempuan bagi masyarakat di Kabupaten Demak adalah agar anak perempuan tersebut menjadi anak shalihah dan dapat mengendali­kan nafsu syahwatnya agar tidak “ngintil kakung” (hyperseks). Motivasi men­jalankan tradisi sunat perempuan bagi masyarakat di Kabupaten Demak menjalankan tradisi leluhur dan menjalankan perintah agama.
ANALISIS SEMIOTIKA PENDIDIKAN MORAL ANAK USIA DINI DALAM KITAB TARBIYAT AL-AULAD FI AL-ISLAM Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 12, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.169 KB) | DOI: 10.21580/sa.v12i1.1471

Abstract

Pendidikan moral harus dilakukan sejak dini. Sehingga saat dewasa, seorang anak akan menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah. Banyak masalah yang muncul di wilayah anak. Yaitu tidak memanfaatkan waktu senggang untuk membentuk psikis ataupun psikis, dan pe­ngaruh menonton film sadis-porno baik dilakukan secara langsung maupun tidak. Salah satu pemikir pendidikan Islam yang pernah membahas tersebut adalah Abdullah Nasih Ulwan. Ia selain membahas masalah tersebut juga membuat solusi untuk menangani bahkan mencegah. Tulisan ini menganalis kitab Tarbiyat al-Aulad fi al-Islam dalam kacamata semiotik. Adapun teori yang dipakai adalah tingkatan dua tahap; denotasi dan konotasi oleh Roland Barthes. Dua teks permasalahan yang dianalisis adalah kurangnya pemanfaatan waktu dan penanggulanganya, dan dampak negatif menonton film sadis dan porno.Hasil analisis teks kurangnya pemanfaatan waktu dan penanggulanganya dalam tingkat denotasi adalah waktu senggang anak harus dimanfaat orangtua untuk membentuk moral anak. Dalam tingat konotasi, pendidikan moral anak tidak hanya dibangun dalam ranah psikis atau jasmani. Maka dalam ranah operasionalnya yang harus dilakukan adalah melatih anak berlari-lari, melompat-lompat, menulis, dan sholat. Dimana semua aktifitas tersebut dapat me­me­ngaruhi kondisi psikis maupun jasmani anak. Selanjutnya, dalam ana­lisis teks pengaruh menonton film sadis-porno dan penanggul­angan­nya dalam tingkat denotasi adalah Ulwan hendak menegaskan bahwa pengaruh dari tontonan sangat mempengaruhi karakter dan moral anak. Pengaruh ini karena indra pengelihatan disuguhi gambar-gambar yang dapat merangsang pikiranya. Sehingga mendorong anak mencontoh apa yang ditonton oleh anak. Dalam tingkat konotasi, film yang baik akan mempengaruhi karakter penonton.
The Sex Education Method in Agrarian Communities Desriani, Desriani; Muthohar, Sofa; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida; Mursid, Mursid
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 16, No 1 (2021): April
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.393 KB) | DOI: 10.21580/sa.v16i1.6087

Abstract

The purpose of this study was to describe how an agrarian society provides sex education. This research was conducted based on the assumption that parents need to teach sex education to early childhood, even though it is taboo, but in a good way. This research is qualitative research with an ethnographic research type. The results showed that 1) The community uses fiqh (rituals of worship) learning methods to cover genitalia and teach the culture of shame from an early age. 2) people are still taboo to mention genitals directly so that they use other terms that are considered not to stimulate crime and are more polite, namely to refer to the penis as sunik, gentog and anu, while for the vagina is replaced with the term memek, iwak kebo and anu. 3) people still use the circumcision method for women even though WHO has stated it is prohibited. This study recommends the government and community leaders to continue to carry out sex education for children with the correct method according to health, religious, and human rights laws.
Penerapan Sekolah Ramah Anak untuk Pencegahan Kekerasan Seksual Khoiriyah, Dina Ma’rifatul; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida
Aulad: Journal on Early Childhood Vol. 7 No. 2 (2024): May-Agustus 2024
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/aulad.v7i2.674

Abstract

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui bagaimana peran sekolah ramah anak dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual di sekolah. Kasus kekerasan seksual yang dialami anak usia dini di sekolah memerlukan upaya pencegahan agar kekerasan pada anak usia dini dapat diatasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sekolah ramah anak dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di TK Himawari Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan naratif. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dengan kepala sekolah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif melalui pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sekolah ramah anak dapat mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak di sekolah. Bentuk pencegahannya berupa simulasi ke anak, penerapan SOP, dan sosialisasi dengan orang tua ketika parenting.
Penanaman Karakter Sosial Anak Melalui Program Berbagi Saniya, Kholifatus; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida
Aulad: Journal on Early Childhood Vol. 8 No. 1 (2025): January-April 2025
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/aulad.v8i1.836

Abstract

Penanaman karakter sosial pada anak memiliki arti penting dalam membentuk pribadi yang empati, peduli, dan bertanggung jawab, terutama dalam konteks pembiasaan di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya penanaman karakter sosial pada anak usia dini. Pembiasaan sekolah menjadi faktor penting dalam menanamkan karakter anak. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian ini merupakan anak usia 5-6 di kelompok TK B. Teknik pengumpulan data yang dipakai ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Fokus penelitian ini adalah pembiasaan berbagi baik di dalam kelas seperti belajar berkelompok, berbagi makanan, berbagi cerita, dan infaq, maupun berbagi di luar kelas seperti berbagi takjil saat bulan Ramadhan dan bakti sosial. Analisis menunjukan pembiasaan di dalam kelas meningkatkan rasa tanggung jawab, tolong menolong, dan kerjasama. Sedangkan di luar kelas anak memiliki rasa rasa empati, peduli orang lain, dan rasa menghargai. Pembiasaan yang konsisten di sekolah terbukti efektif dalam menanamkan karakter sosial serta membuka peluang penelitian lanjutan.  
Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Program Sekolah Ramah Anak PAUD Zuhra, Hazimah Hubby; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida; Mursid, Mursid
Aulad: Journal on Early Childhood Vol. 8 No. 1 (2025): January-April 2025
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/aulad.v8i1.903

Abstract

Terdapat beberapa sekolah yang mengklaim sebagai sekolah ramah anak namun belum menerapkan PHBS secara efektif, yang berdampak pada kesehatan siswa dan kualitas proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak usia dini di satuan PAUD yang telah terdeklarasi sebagai sekolah ramah anak. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wanawancara dengan kepala sekolah dan guru. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa: 1) Penerapan SRA sudah terlaksana dengan baik 2) Implementasi PHBS juga sudah terlaksana dengan lancar 3) Keberhasilan implementasi PHBS dipengaruhi oleh faktor internal yaitu dukungan para pendidik dan fasilitas sekolah yang memadai, sementara hambatannya dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu orang tua yang kerap membawakan bekal makanan kurang sehat.
Pemanfaatan Media Puzzle In-Group Untuk Pembentukan Karakter Kerjasama Anak: Di RA Al-Hidayah UIN Walisongo Asfarina, Nihayatu; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 10 No. 1 (2025)
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/assibyan.v10i1.10726

Abstract

The purpose of this study is to determine the formation of children's characters to cooperate through in-group puzzle games. This research is based on the fact that children at RA Al-Hidayah UIN Walisongo lack cooperation, especially those in class A. Early childhood has the ability to think critically and their imagination is very large, and they have strong cooperation skills. Therefore, these skills must be stimulated as early as possible so that they become assets for children when they grow up. This case study-based descriptive qualitative research describes a research project. Data were collected by observation, interviews and documentation. The results of this study show that puzzle media can shape the character of children's cooperation in RA Al-Hidayah. In this case, it can be seen from the improved communication relationships between children, the more effective division of roles, and their ability to solve puzzles faster. Collaboration skills are very important for early childhood because they can have a positive impact on their growth and development.
Pola Komunikasi Orang Tua Dalam Pengembangan Sosial Emosional Anak Di TK Tarbiyatul Athfal 04 Sadiyah, Wafiq Wahidatus; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida; Khunaifi, Agus
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/assibyan.v9i2.10785

Abstract

A children's social emotional development is the behavior or attitude of children interacting with the surrounding environment. Children's social emotional abilities are obtained when children are able to communicate with family, friends, and the surrounding environment. This study aims to determine the pattern of good communication between parents and children for the development of children's social emotions in TK Tarbiyatul Athfal 04 Protomulyo Kaliwungu Selatan. The type of research used is descriptive qualitative research using research subjects of 3 parents of class B3 children. Data collection techniques use observation, interviews and documentation. Children will be active at school and able to interact with their friends because the stimulation provided by their parents at home is going well. Not all children have good social emotional, due to the lack of communication intensity between parents and children. Parents with higher education tend to pay attention to children's social emotional by implementing democratic communication patterns.
Artificial Intelligence untuk pendidikan keguruan perspektif mahasiswa internasional dan implikasi untuk Pendidikan Islam Muthohar, Sofa; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida; Azzahra, Hilyatul Karimah; Nasikhin; Nabila, Annisa Fara
TA`DIBUNA Vol 14 No 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/tadibuna.v14i1.18019

Abstract

This research explores the opportunities and challenges of developing artificial intelligence (AI) for teacher education programs from the perspective of international students in Indonesia, the Philippines, and Japan. This study uses a narrative inquiry approach through in-depth interviews with 15 students. The results reveal differing dynamics in AI implementation across these three archipelagic countries. In Indonesia, information technology and the drive to improve educational quality motivate AI adoption, although infrastructure limitations pose a barrier. Filipino students support AI adoption due to the importance of technology in education, but financial and training aspects remain obstacles. Meanwhile, Japanese students are driven by technological advancement and an innovative culture but express concerns about human workforce replacement and the ethical aspects of AI. These findings highlight the need for effective policies tailored to each country's unique characteristics to optimize AI in teacher trainings AbstrakPenelitian ini mengeksplorasi peluang dan tantangan pengembangan teknologi informasi berbantantun kecerdasan buatan (AI) untuk program pendidikan guru dari perspektif mahasiswa internasional di Indonesia, Filipina, dan Jepang. Studi ini menggunakan pendekatan naratif inkuiri melalui wawancara mendalam dengan 15 mahasiswa. Hasilnya menunjukkan dinamika yang berbeda dalam penerapan AI di tiga negara kepulauan ini. Di Indonesia, teknologi informasi dan peningkatan kualitas pendidikan memotivasi penerapan AI, meskipun keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan. Mahasiswa Filipina mendukung adopsi AI karena pentingnya teknologi dalam pendidikan, namun terkendala aspek finansial dan pelatihan. Sementara itu, mahasiswa Jepang terdorong oleh kemajuan teknologi dan budaya inovatif, tetapi khawatir tentang penggantian tenaga manusia dan aspek etika AI. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan efektif yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing negara dalam mengoptimalkan AI untuk pendidikan keguruan.
Menggapai Inklusivitas: Menyingkap Kendala dan Tantangan di Sekolah Non-Inklusi dalam Menerima Anak Berkebutuhan Khusus Rahmawati, Ika; Filasofa, Lilif Muallifatul Khorida; Mursid
PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Vol 14 No 3 Periode Juni-Agustus 2025
Publisher : Pendidikan Guru PAUD Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/paudia.v14i3.1764

Abstract

This study explores the application of a holistic approach in improving the inclusion of children with special needs in non-inclusive schools, taking into account psychological, social, and academic aspects. Qualitative research was conducted through observation of interactions and behavior of children at RA Bina Mutiara Hati, Semarang. Interviews with the school principal and Class A teachers revealed the characteristics of children with special needs, the school's strategies, readiness to accommodate them, and the challenges faced in managing an inclusive environment. Documentation included observation notes, interview recordings, and photos to support the analysis. Descriptive analysis techniques were used to interpret the data in a structured manner. The research results showed obstacles such as inadequate infrastructure, limited teacher training, and a lack of support from parents and the community. It was found that coordination between schools, parents, and the community plays an important role in overcoming the challenges of inclusive education. Recommendations include improving school facilities, providing ongoing training for teachers, and launching community awareness campaigns. Additionally, parental involvement in creating an inclusive educational environment is strongly emphasized. This study is expected to assist non-inclusive schools in providing more responsive services to the needs of children with special needs and in addressing various existing challenges.