Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN LIMBAH GYPSUM DENGAN SEMEN SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG Maryati Maryati; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 4 No 1 (2016): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.29 KB)

Abstract

Pada penelitian ini, stabilisasi untuk tanah lempung menggunakan limbah gypsum dengan tiga variasi campuran yaitu 5%, 10% dan 15% dari berat tanah kering. Tanah lempung yang telah dicampur dengan limbah gypsum diperam selama 7 hari, kemudian dilakukan pengujian konsolidasi satu dimensi. Dari hasil pengujian konsolidasi tanah asli didapat nilai koefisien konsolidasi (Cv) sebesar 0,0318 cm2/detik, nilai indeks kompresi (Cc) sebesar 0,0086 dan tekanan prakonsolidasinya () yaitu 0,427 kg/cm2. Dengan adanya penambahan limbah gypsum pada kadar campuran 15%, nilai Cv meningkat signifikan menjadi 0,0519 cm2/detik, nilai mengalami kenaikan maksimum sebesar 0,441 kg/cm2 sedangkan untuk nilai Cc mengalami penurunan maksimum sebesar 0,0086. Peningkatan nilai koefisien konsolidasi (Cv) tertinggi dan penurunan nilai indeks kompresi (Cc) terendah untuk kedua bahan stabilisasi terjadi pada kadar variasi campuran 15%. Nilai Cv tanah yang distabilisasi dengan limbah gypsum sebesar 0,0519 cm2/detik dan 0,0588 cm2/detik untuk tanah yang distabilisasi dengan semen sehingga perbedaan nilai Cv sebesar 11,73%, sedangkan nilai Cc tanah yang distabilisasi menggunakan limbah gypsum dengan semen masing-masing sebesar 0,0086 dan 0,0031 sehingga perbedaan nilai Cc sebesar 177,42%. Penurunan konsolidasi terkecil untuk kedua bahan stabilisasi terjadi pada kadar variasi campuran 15 % yaitu sebesar 3,24 cm untuk tanah yang distabilisasi dengan limbah gypsum dan 1,25 cm untuk tanah yang distabilisasi dengan semen. Sehingga perbedaan nilai penurunan konsolidasi keduanya adalah 159,2%. Biaya penggunaan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi tanah lempung lebih ekonomis dibandingkan semen. Biaya total dari penggunaan limbah gypsum sebagai bahan stabilisasi sebesar Rp 3.600.000,00 sedangkan biaya penggunaan semen sebagai bahan stabilisasi Rp 136.725.000,00.
STUDI KARAKTERISTIK SEDIMEN DAN LAJU SEDIMENTASI SUNGAI DAENG – KABUPATEN BANGKA BARAT Roby Hambali; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 4 No 2 (2016): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.727 KB)

Abstract

Pada banyak kasus yang ditemui di Pulau Bangka, sungai-sungai mengalami pendangkalan yang signifikan akibat sedimentasi yang bersumber dari erosi lahan yang dipercepat (accelerated erosion). Prediksi laju sedimentasi (sedimentation rate) diperlukan sebagai dasar perencanaan bangunan hidraulik sungai, pengelolaan scouring dan beberapa masalah lainnya di sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen sungai di Pulau Bangka (studi kasus Sungai Daeng, Kabupaten Bangka Barat), sehingga dapat diperkirakan laju sedimentasi yang terjadi dengan menggunakan Persamaan Duboys. Prediksi kecepatan sedimentasi didasarkan pada karakteristik sedimen yang terdiri dari ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific weigh) dan berat jenis (sepecific gravity) serta kecepatan jatuh (fall velocity). Hasil penelitian menunjukkan gradasi partikel sedimen terdiri dari pasir halus, pasir sedang, pasir kasar, kerikil halus dan kerikil kasar dengan diameter rata-rata (Dm) 1,39 – 13,25 mm dan diameter median (D50) 0,5-1,52 mm. Berat volume sedimen berkisar antara 0,808 t/m3 sampai 0,934 t/m3, sedangkan nilai berat jenis berkisar antara 2,55 sampai 2,69. Kecepatan jatuh partikel sedimen menunjukkan hubungan logaritmik terhadap ukuran rerata sedimen dengan nilai 0.207-0,836 m/s. Laju transpor material dasar per satuan lebar sungai (qs) meningkat dengan meningkatnya kedalaman mengikuti fungsi persamaan geometrik dengan nilai maksimal pada kedalaman 1,6 m sebesar 197.315 kg/s/m pada bagian hulu, 338.423 kg/s/m pada bagian tengah dan 435.97 kg/s/m pada bagian hilir.
ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH Ria Oktary; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 2 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.705 KB)

Abstract

Hasil penelitian diperoleh pengaruh tanah lempung dengan campuran batu pecah terhadap nilai CBR yaitu dapat meningkatkan nilai CBR. Nilai CBR pada pengujian CBR tanpa rendaman lebih besar dibandingkan dengan nilai CBR pada pengujian CBR rendaman. Hal ini disebabkan karena pada pengujian CBR rendaman, benda uji setelah dipadatkan dilakukan perendaman terlebih dahulu salama 4 hari dimana kandungan airnya akan semakin meningkat yang menyebabkan daya dukung tanah tersebut menurun. Untuk CBR tanpa rendaman pada kadar 0% batu pecah dengan 10 pukulan nilai CBR 10,468%, 35 pukulan nilai CBR 22,120% dan 65 pukulan nilai CBR 26,860%. Pada kadar 10% batu pecah dengan 10 pukulan nilai CBR 11,455%, 35 pukulan nilai CBR 33,575% dan 65 pukulan nilai CBR 38,118%. Pada kadar 15% batu pecah 10 pukulan nilai CBR 14,418%, 35 pukulan nilai CBR 33,970% dan 65 pukulan nilai CBR 38,513%. Dan pada kadar 20% batu pecah 10 pukulan nilai CBR 16,195%, 35 pukulan nilai CBR 38,236% dan 65 pukulan nilai CBR 49,375%. Untuk CBR rendaman pada kadar 0% batu pecah dengan 10 pukulan nilai CBR 3,121%, 35 pukulan nilai CBR 6,241% dan 65 pukulan nilai CBR 6,518%. Pada kadar 10% batu pecah dengan 10 pukulan nilai CBR 4.029%, 35 pukulan nilai CBR 6,834% dan 65 pukulan nilai CBR 9,441%. Pada kadar 15% batu pecah 10 pukulan nilai CBR 4,148%, 35 pukulan nilai CBR 9,085% dan 65 pukulan nilai CBR 9,480%. Dan pada kadar 20% batu pecah 10 pukulan nilai CBR 5,135%, 35 pukulan nilai CBR 9,283% dan 65 pukulan nilai CBR 10,270%.
PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITASI DAN TIPE KANTILEVER PADA GRAVING DOCK DI PT DOK DAN PERKAPALAN AIR KANTUNG UNIT GALANGAN SELINDUNG KOTA PANGKALPINANG Syarifullah Syarifullah; Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 1 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.622 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i1.1264

Abstract

Graving dock merupakan fasilitas pengedokan kapal yang mempunyai bentuk seperti kolam yang terletak di tepi pantai atau sungai.Pada pnelitian ini dilakukan analisis graving dock di di PT Dock dan Perkapalan Air Kantung Unit Galangan Selindung Kota Pangkalpinang. Studi ini bertujuan untuk merencanakan dimensi dinding penahan tanah yang stabil terhadap stabilitas penggeseran, penggulingan, daya dukung tanah serta penurunannya dengan menggunakan tipe gravitasi dan tipe kantilever pada graving dock. Perhitungan menggunakan Teori Rankine dan coulomb serta perhitungan stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah dihitung berdasarkan persamaan Hansen dan Vesic berdasarkan data karakteristik keteknikan (c dan Ø). Hasil perhitungan untuk dinding gravitasi dari pasangan batu direncanakan tinggi dinding (H) = 6 m, Lebar alas dinding (B1) = 4,2 m, Lebar atas dinding (B2) = 0,5 m, Tebal alas pondasi (D) = 1 m, dan Lebar alas depan dinding (B3) = 0,5 m, didapatkan faktor keamanan terhadap geser (Fgs) = 4,64 ,faktor keamanan terhadap guling (Fgl) = 4,1 faktor keamanan terhadap keruntuhan daya dukung tanah (F) = 4,82 dan stablitas terhadap penurunan (∑S) = 5,15 mm .Sedangkan dinding kantilever dengan material dinding dari pasangan beton direncanakan tinggi dinding (H) = 6 m, Lebar alas dinding (B1) = 4,2 m, Lebar atas dinding (B2) = 0,4 m, Tebal alas pondasi (D) = 0,6 m, dan Lebar alas depan dinding (B3) = 1,4 m, didapatkan stabilitas faktor keamanan terhadap geser (Fgs) 2,75, faktor keamanan terhadap guling (Fgl) = 2,53, faktor keamanan terhadap keruntuhan daya dukung tanah (F) = 4,15dan stablitas terhadap penurunan (∑S) = 0,56 mm
STUDI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN MENGGUNAKAN POTONGAN LIMBAH SPANDUK SEBAGAI BAHAN TAMBAH Usman Usman; Donny Fransiskus Manalu; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 1 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.767 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i1.1269

Abstract

Bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia, bertambah juga kebutuhan manusia akan struktur bangunan, terutama beton. Beton, selain baja dan kayu, juga sangat banyak dipakai secara luas sebagai salah satu bahan bangunan, seperti bangunan gedung perkantoran, perhotelan, rumah sakit, dan lain sebagainya. Jadi, hampir setiap pembangunan memanfaatkan beton sebagai bahan utama dalam pembangunan tersebut. Adapun salah satu alasan penggunaan beton adalah beton termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan kebakaran, tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh lingkungan, dan juga biaya perawatan murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan menggunakan potongan limbah spanduk sebagai bahan tambah. Serat spanduk yang dipakai pada penelitian ini adalah serat spanduk yang berbahan dasar polyvinylclorida dan terdapat serat nylon didalam spanduk. Serat spanduk berukuran persegi panjang dengan panjang 35 mm dan lebar 10 mm. Mutu beton yang direncanakan sebesar f’c 20 MPa. Persentase penambahan spanduk sebesar 0%, 0,15% dan 0,45% dari perbandingan berat rencana beton. Umur beton yang digunakan yaitu 7 dan 28 hari untuk kuat tekan, sedangkan kuat tarik belah beton umur 28 hari. Hasil penelitian kuat tekan beton umur 7 berturut-turut sebesar 19,355 MPa, 15,114 MPa, dan 13,141 MPa, umur 28 hari berturut-turut sebesar 20,413 MPa, 17,985 MPa dan 12,942. Nilai kuat tarik belah beton umur 28 hari berturut-turut sebesar 2,467 MPa, 2,161 MPa dan 2,220 MPa. Penambahan serat spanduk untuk bahan tambah beton tidak baik untuk pembuatan beton karena kuat tekan dan kuat tarik belah beton selalu menurun.
PENGARUH ANGKA POISSON DAN MODULUS GESER TANAH TERHADAP AMPLITUDO DAN FREKUENSI PADA PEMODELAN FONDASI BLOK TIDAK TERTANAM UNTUK MESIN DIESEL Nur Ikhsan; Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 2 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.829 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i2.1294

Abstract

Pada fondasi mesin, pemilihan angka Poisson (µ) dan modulus geser tanah (G) menjadi hal penting dalam perencanaannya karena merupakan parameter-parameter dinamis tanah yang sangat berpengaruh pada frekuensi alami dan amplitudo getaran yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan memodelkan fondasi jenis blok tidak tertanam dan menggunakan mesin diesel. Pada analisis statis, dihitung daya dukung dan penurunan, sementara analisis dinamis memperhitungkan frekuensi alami dan amplitudo getaran yang terjadi pada getaran vertikal dan horizontal. Pada analisis statis diperoleh daya dukung dengan metode Terzaghi = 551,500 kN/m2 dan daya dukung ijin = 183,813 kN/m2, sedangkan penurunan yang terjadi = 25,480 mm. Pengaruh pemilihan angka Poisson (µ) dan modulus geser tanah (G) dilakukan dengan cara membuat 3 variasi nilai yang akan digunakan pada analisis dinamis. Variasi 1 dengan µ= 0,1 dan G= 204,5455 ton/m2, Variasi 2 dengan µ= 0,2 dan G= 281,250 ton/m2 serta Variasi 3 dengan µ= 0,3 dan G= 346,1538 ton/m2 .Pemilihan angka poisson dan modulus geser tanah memberikan pengaruh terhadap frekuensi alami dan amplitudo getaran yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai angka poisson dan modulus geser tanah, maka nilai frekuensi alami dan amplitudo yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Namun, pada getaran vertikal terjadi penurunan untuk nilai amplitudo.
ANALISIS KORELASI NILAI N-SPT DENGAN NILAI TAHANAN KONUS SONDIR MENGGUNAKAN METODE STATISTIKA Desy Arisandi; Yayuk Apriyanti; Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 1 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.581 KB)

Abstract

Pertumbuhan infrastruktur di Kota Pangkalpinang berkembang semakin pesat dan menyebabkan semakin sedikit ruang gerak dan lahan kosong pada wilayah ini. Penyelidikan tanah lapangan yang digunakan adalah pengujian CPT (Cone Penetration Test) dan pengujian SPT (Standard Penetration Test). Oleh karena itu perlu dilakukan analisis korelasi antara N-SPT dengan qc-CPT untuk membantu penyelidikan tanah yang lebih ekonomis. Analisis data tanah dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah pada 4 lokasi proyek di Wilayah Kota Pangkalpinang yang meliputi data sondir (CPT) dan data SPT dengan menggunakan program SPSS. Tahapan analisis pengujian statistika yaitu uji normalitas, analisis regresi, dan uji t. Hasil analisis pengujian statistik dari 4 lokasi proyek yang telah diperhitungkan membuktikan bahwa Proyek Pembangunan Gedung Bank Indonesia Bangka Belitung merupakan proyek dengan model persamaan regresi terbaik. Hal tersebut terbukti dengan nilai koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2) yang tertinggi paling mendekati nilai 1 serta uji t yang menunjukkan bahwa variabel N berpengaruh signifikan terhadap variabel qc. Sedangkan hasil korelasi SPT-CPT diperoleh dari data Proyek Pembangunan Kantor Terpadu Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar qc = 4,377 N – 5,909, untuk Proyek Pembangunan Kantor Bank Sumsel Babel Pangkalpinang sebesar qc = 0,075 N2 + 3,590 N + 6,294, untuk Proyek Pembangunan Dermaga CPO Ketapang Pelabuhan Pangkal Balam sebesar qc = -0,001 N3 + 0,054 N2 + 1,844 N + 15,736, dan Proyek Pembangunan Gedung Bank Indonesia Bangka Belitung sebesar qc = -0,001 N3 + 0,081 N2 + 1,594 N + 26,651.
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN FONDASI TELAPAK DAN FONDASI SUMURAN PADA LAHAN EKS GALIAN TAMBANG PADA PROYEK DEPO ARSIP DI KABUPATEN BANGKA SELATAN Reka Oktaria; Ferra Fahriani; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 7 No 2 (2019): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.309 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v7i2.1628

Abstract

Fondasi telapak yang termasuk kedalam fondasi dangkal sering digunakan pada struktur bertingkat seperti yang terjadi pada kasus proyek Pembangunan Gedung Depo Arsip di Kabupaten Bangka Selatan. Pada penelitian ini dilakukan alternatife lain pemielihan jenis pondasi pada lokasi tersebut yaitu fondasi sumuran. Untuk mengetahui efisiensi kedua pondasi tersebut maka dilakukan analisis daya dukung dan penurunan fondasi.Untuk fondasi telapak daya dukung dengan menggunakan metode Skempton (1951), metode Prandtl (1920), dan metode Schmertmann (1978). Sedangkan untuk fondasi sumuran menggunakan metode deRuiter dan Beringen, metode Price dan Wardle (1982), dan metode Philipponant (1980). Penurunan fondasi menggunakan metode Penurunan Segera pada fondasi telapak dan metode Empiris (Vesic, 1970) untuk fondasi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya dukung yang dihasilkan oleh fondasi sumuran lebih besar dibandingkan dengan fondasi telapak sebesar 64,810%. Daya dukung fondasi telapak terbesar dihasilkan oleh fondasi telapak P3 sebesar 835,116 KN pada metode Schmertmann (1978) dan untuk daya dukung fondasi sumuran terbesar dihasilkan oleh fondasi sumuran P2 sebesar 1288,557 KN pada metode Philipponant (1980). Penurunan fondasi telapak lebih kecil daripada fondasi sumuran sebesar 28,571%. Penurunan terkecil fondasi telapak dihasilkan fondasi telapak P2 sebesar 4 mm dan untuk penurunan terkecil fondasi sumuran dihasilkan fondasi sumuran P2 sebesar 14 mm.
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH ABU CANGKANG SAWIT (POFA) TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG Hidayatussa'diah Hidayatussa'diah; Yayuk Apriyanti; Ferra Fahriani
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 8 No 2 (2020): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.666 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v8i2.2143

Abstract

Tanah lempung, dianggap sebagai tanah dengan daya dukung yang rendah. Untuk memperbaiki kondisi tanah tersebut, teknik stabilisasi tanah dapat diterapkan. Salah satu teknik stabilisasi tanah adalah dengan melakukan pencampuran abu cangkang sawit (Palm Oil Fuel Ash-POFA) pada tanah lempung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pencampuran POFA dalam tanah lempung terhadap nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah. Proporsi campuran POFA pada tanah lempung yang digunakan adalah 5%, 10% dan 15%. CBR dalam penelitian ini dilakukan dalam kondisi basah (soaked) dengan waktu perendaman 4 hari, jumlah sampel 24 buah. Tanah diklasifikasikan dengan sistem klasifikasi AASHTO. Hasil pengujian anlaisis saringan menunjukkan persentase tanah lolos saringan nomor 200 sebesar 70,875% (masuk dalam kelompok tanah lanau hingga lempung). Dengan nilai Liquid Limit (LL) 34,08% dan nilai Plasticity Index (PI) 13,496%, maka tanah masuk kedalam klasifikasi A-6, yaitu kelompok tanah lempung dengan kualitas tanah dasar sedang sampai buruk. Berdasarkan hasil pengujian CBR laboratorium diketahui bahwa penambahan POFA pada tanah lempung dapat mempengaruhi nilai CBR. Nilai CBR meningkat dengan penambahan POFA sebesar 5% sampai 10%. Namun demikian, terjadi penurunan nilai CBR pada proporsi penambahan 15% POFA. Proporsi campuran POFA pada tanah lempung yang memberikan nilai CBR tertinggi adalah 10%. Pada komposisi ini nilai CBR meningkat 476.648% dari CBR tanah lempung asli.
Pelatihan Aplikasi Data Kependudukan dan Surat Menyurat di Desa Jada Bahrin Boy Dian Anugra Sandy; Endang Setyawati Hisyam; Yayuk Apriyanti; Indra Gunawan; M. Fikri Radiyan
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v4i1.3321

Abstract

Jada Bahrin is a village that is very different from other villages in Bangka Island which is famous for its tin mines. This village is famous for its plantations and agriculture. Because the location of the village is in the area of ​​plantations and agriculture, so many village officials or school administrators do not know or are unable to enter data into computers, both population data and write letters. Based on the situation analysis that has been explained, a problem that can be formulated in Jada Bahrin Village is the absence of training for the community to be able to use population applications and correspondence. With this training it is hoped that the village administration and the school can be better and easier to do archiving and data searching.