Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pemberdayaan Kelompok Pedagang Pasar Seni Wisata Guwang dalam Menggalakkan Wisata Sehat dan Strategi Peningkatan Pendapatan di Era Pandemi Covid-19 Putu Indah Budi Apsari; Widhidewi Ni Wayan; Ketut Hari Mulyawan; I Made Astu Mahayana
Warmadewa Minesterium Medical Journal Vol. 1 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Warmadewa University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak pandemi COVID-19 menghantam industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini pun berdampak pada masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata salah satunya adalah pasar seni Guwang, menyebabkan penurunan jumlah pendapatan pedagang di pasar seni guwang. Kami melakukan pengabdian bagi kelompok pedagang pasar seni guwang dengan memanfaatkan inovasi teknologi yang berperan penting dalam mendukung tren pariwisata yang bergeser di tengah pandemi, salah satunya dengan pemasaran atau marketplace secara online. Kami juga melatih para pedagang menggunakan aplikasi peduli lindungi untuk mewujudkan wisata sehat sehingga diharapkan dapat menarik minat para wisatawan untuk berbelanja. Hasil pengabdian didapatkan peningkatan pengetahuan peserta dalam mewujudkan wisata sehat dan peningkatan keterampilan peserta dalam menggunakan media online serta ecomerce dalam meningkatkan jumlah penjualan barang dagangan.
PENGGUNAAN UNGKAPAN TABU DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN: KAJIAN SOSIO-PRAGMATIK I Made Astu Mahayana; Made Detrichyeni Winaya; Anak Agung Gede Suarjaya; I Gede Sandi Haris Saskara
LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 19 No. 2 (2022): September
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/lingua.v19i2.763

Abstract

Setiap bahasa pastinya memiliki ungkapan-ungkapan tabu. Tidak terkecuali di Desa Tenganan, Pegringsingan. Penelitian ini berfokus pada jenis dan motif penggunaan ungkapan tabu pada kelompok masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosio-pragmatik dengan metode lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat lokal Desa Tenganan Pegringsingan. Metode wawancara dan pengamatan partisipasif digunakan sebagai metode pengumpulan data. Dalam mengumpulkan data, peneliti tidak menggunakan wawancara sistematis namun dengan teknik pancingan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di desa Tenganan Pegringsingan terdapat 16 ungkapan tabu yang diklasifikasi menjadi 7 jenis, yaitu ungkapan tabu berjenis aktivitas, hewan, organ tubuh, excrement, sakral, makian, dan ungkapan tabu bersifat pronominal. Selain itu, adapun 4 motif yang menjadi alasan mengapa ungkapan tersebut diucapkan. Melalui hasil analisis data, ditemukan bahwa norma kesopanan mempunyai peran penting dalam bermasyarakat di Desa Tenganan Pegringsingan dalam hal menjaga nilai kesakralan adat istiadat Desa Tenganan Pegringsingan
IMPOLITENESS STRATEGIES OLEH WARGANET PADA UNGGAHAN INSTAGRAM TERKAIT KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI TES PCR I Made Astu Mahayana; Dewa Ayu Dyah Pertiwi Putri; I Gede Sandi Haris Saskara; Made Sani Damayanthi Muliawan
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 6 No. 2 (2022): July 2022
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.6.2.5541

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi ketidaksopanan yang digunakan oleh warganet pada unggahan Instagram terkait kebijakan pemerintah mengenai tes PCR. Salah satu penyebab dari munculnya ketidaksopanan adalah disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat dalam hal pengambilan keputusan di masa pandemi, salah satunya adalah kebijakan penerapan PCR. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Data dari penelitian ini adalah strategi-strategi ketidaksopanan yang bersumber dari komentar warganet pada unggahan Instagram terkait kebijakan pemerintah mengenai tes PCR. Dalam pengumpulan data digunakan instrumen tambahan yaitu gawai, buku catatan, dan alat tulis. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa ketidaksopanan negatif menjadi strategi yang dominan digunakan oleh warganet di kolom komentar. Hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang kecewa dan tidak puas dengan kebijakan baru pemerintah terkait PCR.
STRATEGI KESANTUNAN OLEH WARGANET PADA UNGGAHAN INSTAGRAM TERKAIT KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI TES PCR I Made Astu Mahayana; Dewa Ayu Dyah Pertiwi Putri; I Gede Sandi Haris Saskara
PRASASTI: Journal of Linguistics Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prasasti.v7i2.59629

Abstract

This study aims to analyze the impoliteness strategies or those used by netizens on Instagram uploads related to government policies regarding PCR tests. This research was conducted because according to a survey conducted by the Digital Civility Index (DCI), Indonesian netizens were ranked first as disrespectful netizens in Southeast Asia. One of the causes of the emergence of impoliteness is caused by government policies that are not in favor of the people in terms of making decisions during the pandemic, one of which is the policy of implementing PCR. Therefore, this research is considered interesting to do. This research is a qualitative type of research using a descriptive approach. The data source of this research is the netizen's comments on Instagram uploads that discuss government policies related to PCR tests. In collecting data, additional instruments were used, namely gadgets, notebooks, and stationery. In addition, the data from this study were obtained from netizens' comments on Instagram social media uploads related to government policies regarding PCR tests. Through this research, it was found that in three Instagram uploads regarding government policies related to the PCR test, they contained several impolite strategies, 1) Bald On Record Impoliteness; 2) Positive Impoliteness; 3) Sarcasm/Mock Impoliteness; and 4) Multiple Impoliteness. Among the four impoliteness strategies, negative impoliteness is the dominant strategy used by netizens in the comment’s column. This shows that many people are disappointed and dissatisfied with the government's new policy regarding PCR.
TEKNIK PENERJEMAHAN PADA PUBLIC SIGN DI BALI SAFARI AND MARINE PARK Made Sani Damayanthi Muliawan; I Made Astu Mahayana; Jessica Elvira Rosa; Anak Agung Gede Suarjaya
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.7.1.6399

Abstract

Bali Safari and Marine Park is a tourist attraction that combines wildlife in its natural habitat with ecosystems that intersect with local culture. With the arrival of tourists to Bali Safari and Marine Park, the availability of public signs (outdoor signs) is an important component in providing the information needed by visitors. Due to the limited media available for outdoor signs (public signs), sentences used in outdoor signs (public signs) are always short and concise, important information is only conveyed in a few words or phrases. This study aims to determine the translation technique used for public signs at Bali Safari and Marine Park. This research is a qualitative descriptive study, with data sources in the form of outdoor signs (public signs) at Bali Safari and Marine Park. The data was obtained through a visual repertoire or photo data in the form of public signs at Bali Safari and Marine Park. Data were analyzed using qualitative-quantitative analysis method. The results will be presented formally in the form of tables and charts to describe the amount of data, as well as informally, namely the results will be described in sentences to make it easier to understand and understand. Keywords: Public sign, translation thecnic, Bali Safari and Marine Park
IMPLIKASI DISARTRIA FONEM /r/ TRILL (KECADELAN) TERHADAP PELAFALAN FONEM /t/ DAN /d/ Dewa Ayu Dyah Pertiwi Putri; I Ketut Subagia; I Made Astu Mahayana; Ni Nyoman Muryatini; Kuntayuni
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.7.1.6401

Abstract

This research is intended as a pilot study to find out the implications of the dysarthria of the phoneme /r/ trill on the quality of other consonant phonemes produced at the same place of articulation. This study was designed using a descriptive quantitative-qualitative approach with field methods. In collecting data, the observation method was used to collect data in the form of consonant and vowel phonemes produced by 4 dysarthria samples and 4 non- dysarthria samples. The collected data were then analyzed using extralingual and intralingual comparison methods. The results of the study show that if the place of articulation where a sound is produced has a problem, then the problem will affect all the sounds produced in that place. The hard production of the alveolar trill /r/ phoneme in dysarthria sufferers has implications for the production of other alveolar sounds, namely /t/ and /d/ which become weaker and more nasal. Keywords: dysarthria; acoustic features; /r/ trill phoneme
Pengajaran ESP Bagi Polisi Pariwisata Di Sekolah Tinggi Polda Bali I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi; I Made Astu Mahayana; Ni Nyoman Kertiasih
Community Service Journal (CSJ) Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.453 KB)

Abstract

Penelitian ini berfokus pada fungsi bahasa yang digunakan dalam pengajaran polisi pariwisata di Sekolah Polisi Negara Polda Bali. Bahasa yang digunakan diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi. Menurut (Leech, 1993), fungsi bahasa diklasifikasikan menjadi lima fungsi, yaitu: fungsi informatif, ekspresif, direktif, estetik, dan fatik. Sedangkan menurut (Blundell, Higgens, & Middlemiss, 1978) ekspresi dapat berupa 'salam', 'perkenalan', 'bertanya', dan sebagainya. Namun berdasarkan percakapan polisi parwisata, teori harus disajikan berdasarkan pada prosedur yang diterapkan selama percakapan polisi pariwisata, sehingga bisa diterapkan dalam praktik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan beberapa langkah berdasarkan prosedur yang diterapkan oleh polisi pariwisata di lapangan. Pengajarn bahasa Inggris dimulai dari perkenalan diri, percakapan di lalu lintas (menunjuk arah), menerangkan rambu-rambu lalu lintas, dan pelayanan SIM, dengan menggunakan prosedur-prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini, ekspresi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi-fungsi bahasa. Pengajaran bahasa Inggris ESP kepada calon polisi pariwisata perlu diberikan, mengingat calon polisi pariwisata akan berhadapan langusng dengan wisatawan asing di lapangan. Pengenalan terhadap bahasa Inggris ESP masih sangat jarang untuk diberikan. Sehingga, dianggap perlu untuk diberikan pengenalan yang lebih sering dengan cara memberikan pelatihan awal kepada calon polisi pariwisata tersebut. Hal ini diharapkan dapat membantu calon polisi pariwisata yang awalnya hanya memperoleh pelajaran bahasa Inggris umum dapat berkembang dengan materi ESP khusus calon polisi pariwisata.
Pengajaran Kosakata Bahasa Inggris Kepada Siswa SD 1 Ubud Melalui Permainan dan Lagu I Made Astu Mahayana; Made Sani Damayanthi Muliawan; Ni Kd Sioaji Yamawati
Community Service Journal (CSJ) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1378.924 KB)

Abstract

Mengingat pentingnya penguasaan Bahasa Inggris, maka pengenalannya sejak dini kepada anak-anak sangatlah penting. Pada pelaksanaannya, bahasa Inggris bukanlah bahasa yang mudah untuk diajarkan kepada siswa Sekolah Dasar. Terdapat tiga alasan utama bahasa Inggris sulit untuk diajarkan, salah satunya adalah kata maupun kalimat dalam bahasa Inggris sukar untuk diucapkan karena berbeda antara penulisan dan pelafalannya. Penerapan pelajaran bahasa Inggris sejak dini pada siswa SD sangatlah bermanfaat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada para siswa SD Negeri 1 Ubud dengan metode permainan (games) serta media pembelajaran berupa lagu. Pengabdian ini dilakukan di SD Negeri 1 Ubud yang merupakan salah satu SD yang terletak di kawasan Kelurahan Ubud. Proses pembelajaran yang dilakukan adalah mengajarkan kosakata bahasa Inggris yang benar dengan menggunakan metode permainan untuk anak siswa kelas 2 SD, yang dilanjutkan pembelajaran dengan media lagu. Kegiatan ini mendorong para siswa agar tertarik dan senang dalam belajar Bahasa Inggris. Dengan metode tersebut, siswa akan merasa bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Public Signs in Objek Wisata Candidasa (OWC): Linguistic Landscape Study I Made Astu Mahayana; Made Sani Damayanthi Muliawa; I Gusti Ayu Agung Dian Susanthi
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.615 KB) | DOI: 10.55637/jr.9.1.5919.54-62

Abstract

Research on Linguistic Landscape (LL) has been done quite often in recent years. The studies are still focused on examining signs in one particular area. In this regard, this study aimed to examine the public signs found in the tourism area of Objek Wisata Candidasa (Candidasa Tourism Objects), Bugbug Village, Karangasem. This place was chosen since Objek Wisata Candidasa (OWC) is one of the tourism destinations in Bali most at risk of globalization. The current globalization affects the use of language on public signs around OWC. Furthermore, this study examines the language variation on public signs and the formers' motives in producing such language(s). The data in this research were the photograph of visible public signs in OWC supported by written and spoken information. For this research to be successful, this study applied the LL "one single sign" method of data collection. Based on the results, it was found that English dominates the language used on the public signs in OWC as a monolingual sign, with a rate of 45.05%. Moreover, it was found the varied motives of the formers in using the public signs; namely, (1) economic purpose (attracting consumers' attention), (2) providing information, (3) symbol of identity (of ownership) & language conservation, (4) decorative function (creates a natural/ artistic impression), and (5) shows diversity in OWC. In other words, the impact of globalization has led to the emergence of many public signs written in foreign languages, especially English.
The Variation of Swear Word “Kleng” and its Flexibility in Denpasar I Made Astu Mahayana; Agus Darma Yoga Pratama
INTERACTION: Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 10 No 2 (2023): INTERACTION: Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36232/jurnalpendidikanbahasa.v10i2.4881

Abstract

The paper investigates the Balinese swear word kleng and its variations used by teenagers in Denpasar. They use this word in various types whose functions differ depending on the context of the situation. Basically, kleng is a swear word used to insult others or show anger. However, some people can use this word to show intimacy toward others and humour. This study investigates variations of the word kleng and its flexibility used by the young generation in Denpasar based on linguistic anthropology. This research is descriptive research through a qualitative approach. The data were collected from conversations of the young generation in several coffee shops in Denpasar. Besides, the social media platforms, namely Instagram and Tiktok, were also used as secondary data. Based on the results, this research found several variations of the word kleng, including naskleng, kle, klieng, klie, nanas klengkeng leci, and klek. These variations reflect psychological, social, and linguistic functions. This research underscores language's importance in reflecting evolving cultures, feelings, and social dynamics, offering insights into an ever-changing society.