Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Mengubah Sampah menjadi Peluang: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Menjadi Barang Bernilai di Desa Woromarto, Kediri Firmansyah, Edo Prastiko Fredi; Prayoga, Reksa Nanda; Probojati, Rasyadan Taufiq; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Supandji, Supandji; Saptorini, Saptorini; Sutiknjo, Tutut Dwi; Aji, Satriya Bayu; Rahardjo, Djoko
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): MAY
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i1.6470

Abstract

Plastic waste represents a significant global environmental challenge due to its resistance to natural degradation and its widespread pollution impact. In Indonesia, the management of household plastic waste remains inadequate, largely due to limited public awareness and engagement. To address this issue, a community-based initiative was developed to build local capacity for managing plastic waste by creatively repurposing used water gallons into functional trash bins. This approach involved direct, hands-on training and ongoing mentoring of residents in Bangi, Woromarto Village, Purwoasri District, Kediri Regency. The effectiveness of the program was evaluated through participatory observation and systematic documentation of the products created by community members. The findings revealed a significant increase in community participation in recycling activities and the strategic placement of the repurposed trash bins throughout the village, thereby improving local waste management practices. Beyond providing a practical solution for reducing plastic waste accumulation, this initiative fostered positive behavioral changes by encouraging residents to adopt more responsible and sustainable practices centered on environmental stewardship and maximizing the value of discarded materials. Permasalahan sampah plastik merupakan isu global yang memberikan dampak serius terhadap pencemaran lingkungan karena sifat plastik yang sangat sulit terurai secara alami. Di Indonesia, pengelolaan sampah rumah tangga terutama plastik, masih belum optimal akibat rendahnya tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola limbah tersebut. Untuk mengatasi permasalahan ini, kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah plastik melalui pemanfaatan galon bekas sebagai bahan utama pembuatan tempat sampah. Pendekatan yang digunakan adalah metode partisipatif melalui pelatihan dan pendampingan langsung kepada warga Dusun Bangi, Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan dengan observasi partisipatif dan dokumentasi hasil karya warga. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan keterlibatan masyarakat dalam proses daur ulang serta tersebarnya tempat sampah hasil olahan di berbagai titik desa. Kegiatan ini tidak hanya memberikan solusi praktis dalam pengurangan sampah plastik, tetapi memicu perubahan perilaku masyarakat menuju pengelolaan lingkungan yang lebih bertanggung jawab, berkelanjutan, dan bernilai guna.
OPTIMALISASI GAWANGAN KOPI SEBAGAI LAHAN TUMPANGSARI DIKECAMATAN SENDANG, TULUNGAGUNG Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Anindita, Devina Cinantya; Ruhamak, Muhammad Dian
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i2.6768

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan gawangan kopi sebagai lahan tumpangsari di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Latar belakang kegiatan ini berangkat dari permasalahan utama perkebunan kopi rakyat, yaitu serangan hama penggerek buah kopi (PBKo) akibat sanitasi kebun yang kurang optimal serta keterbatasan lahan untuk meningkatkan pendapatan petani. Program dilaksanakan melalui penyuluhan, praktik lapangan, serta pendampingan kepada kelompok tani binaan Omah Kopi Mandiri (OKM). Kegiatan mencakup pemanfaatan hasil sanitasi kebun sebagai bahan organik, pengolahan lahan gawangan, serta penanaman tanaman sela seperti cabai dan sayuran dataran tinggi. Hasil program menunjukkan bahwa petani memperoleh pengetahuan baru terkait pentingnya sanitasi kebun dan penerapan sistem polikultur yang mampu menekan serangan hama, meningkatkan kesuburan tanah, serta menambah pendapatan melalui panen tanaman sela. Selain manfaat ekonomi, penerapan tumpangsari juga mendukung keberlanjutan ekosistem, diversifikasi pendapatan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Program ini menjadi model alternatif yang dapat direplikasi pada kebun kopi rakyat di wilayah lain
Kombinasi Arang Kayu dan Jarak Tanam pada Budidaya Kacang Panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) Ari Prayitno, Risma; Rahardjo, Tjatur Prijo; Junaidi; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4714

Abstract

During the last five years, there has been a significant decline in asparagus bean production, so this commodity has the potential to be developed. The cause of the decrease in asparagus bean production is the use of cultivation techniques that could have been more optimal, especially in terms of spacing. It is necessary to find the best combination of charcoal application and spacing on the growth and yield of asparagus beans (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) to overcome the problem. The study was conducted in the Faculty of Agriculture, University of Kadiri greenhouse from March to May 2022, using a factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor studied was the application of wood charcoal as a mixture of planting media, with three levels of treatment, namely without wood charcoal (B1), 250 g of wood charcoal/plot (B2), and 300 g of wood charcoal/plot (B3). Spacing as the second factor consisted of three levels, namely 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), and 40 x 60 cm (S3). Each factor combination was repeated three times, so there were 27 experimental units. The 5% BNT analysis showed an interaction between the treatment of wood charcoal application and plant spacing on the number of asparagus bean leaves at 4 - 6 WAP. The best results were obtained from the combination treatment of 250 g of wood charcoal/plot and a spacing of 40 x 60 cm (B2S3), which produced the best pods on asparagus bean plants. Selama lima tahun terakhir, terjadi penurunan produksi kacang panjang yang signifikan, sehingga komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Penyebab dari penurunan produksi kacang panjang adalah penggunaan teknik budidaya tanaman yang belum optimal, terutama dalam hal pengaturan jarak tanam. Pencarian kombinasi terbaik pemberian arang dan jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) dirasa perlu untuk dilakukan untuk mengatasi masalah. Penelitian dilakukan di greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Kadiri pada bulan Maret hingga Mei 2022, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama yang diteliti adalah pemberian arang kayu sebagai campuran media tanam, dengan tiga taraf perlakuan, yaitu tanpa arang kayu (B1), 250 g arang kayu/plot (B2), dan 300 g arang kayu/plot (B3). Jarak tanam sebagai faktor kedua terdiri atas tiga taraf, yaitu 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), dan 40 x 60 cm (S3). Setiap kombinasi faktor diulang sebanyak tiga kali, sehingga total terdapat 27 satuan percobaan. Hasil analisis BNT 5% menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan pemberian arang kayu dan jarak tanam terhadap jumlah daun kacang panjang pada 4 - 6 MST. Hasil terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan pemberian 250 g arang kayu/plot dan jarak tanam 40 x 60 cm (B2S3), yang menghasilkan polong terbaik pada tanaman kacang panjang.
Hubungan Unsur Iklim terhadap Produksi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Kabupaten Nganjuk Nurcahyo, Agung Wilis; Junaidi; Hadiyanti, Nugraheni; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 1 (2024): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i1.5267

Abstract

Patianrowo District, Nganjuk Regency, located at an altitude of 45 m above sea level, is an essential area for producing cayenne pepper plants. Rainfall is considered to be crucial in the growth of cayenne pepper plants in Patianrowo. This association may be due to sufficient rainfall, providing necessary soil moisture and supporting photosynthesis processes. Meanwhile, air temperature and humidity also affect cayenne pepper production. These plants develop optimally at certain temperatures and humidity; extreme changes can inhibit plant growth and yield. This research aims to analyze the relationship between climate elements on the production of cayenne pepper plants. The research was carried out by applying descriptive-analytical research methods. Secondary data collected includes cayenne pepper production data for 2012-2021 and climate element data (temperature, solar radiation, air humidity and rainfall) in 2012-2021. The data obtained was analyzed using correlation and regression tests. Data from the analysis showed a relationship between climate elements and cayenne pepper production in Patianrowo District, Nganjuk Regency. Solar radiation has a significant effect on cayenne pepper production by 55.84%, temperature has an effect of 48.83%, and air humidity has an effect of 46.36%. The production estimation model for cayenne pepper based on solar radiation is Y= 26,461X –181,459, the production estimation model based on temperature is Y = 94,250X – 2,234,167, and the estimation model based on humidity is Y = 407,659 – 4,643X.   Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk terletak pada ketinggian 45 m dpl merupakan wilayah penting dalam produksi tanaman cabai rawit. Curah hujan diduga memainkan peran krusial dalam pertumbuhan tanaman cabai rawit di Patianrowo. Keterkaitan ini mungkin disebabkan oleh curah hujan yang mencukupi, memberikan kelembaban tanah yang diperlukan dan mendukung proses fotosintesis. Sementara itu, suhu udara dan kelembaban udara juga mempengaruhi produksi cabai rawit. Tanaman ini cenderung berkembang optimal pada suhu dan kelembaban tertentu, dan perubahan ekstrim dalam kondisi ini dapat menghambat pertumbuhandan hasil tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara unsurunsur iklim terhadap produksi tanaman cabai rawit. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan metode penelitian deskriptif analitik. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data produksi cabai rawit periode 2012-2021 dan data unsur iklim (suhu, radiasi matahari, kelembaban udara dan curah hujan) pada tahun 2012-2021. Data yang diperoleh dianalisis mengguunakan uji korelasi dan regresi. Data hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara unsur iklim terhadap produksi cabai rawit di Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. Radiasi matahari berpengaruh nyata terhadap produksi cabai rawit sebesar 55,84%, suhu berpengaruh sebesar 48,83% dan kelembaban udara berpengaruh sebesar 46,36%. Model pendugaan produksi cabai rawit berdasarkan radiasi maatahari adalah Y= 26.461X – 181.459, model pendugaan produksi berdasarkan suhu adalah Y = 94.250X – 2.234.167 dan model pendugaan berdasarkan kelembaban adalah Y = 407.659 – 4.643X.  
Pertumbuhan dan Hasil Ratun Tiga Ekotipe Padi berdasarkan Tinggi Pemotongan Berbeda Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Sulistyono, Eko; Santosa, Edi
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 49 No. 1 (2021): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.3 KB) | DOI: 10.24831/jai.v49i1.33686

Abstract

Padi ratun adalah tanaman padi yang tumbuh dari tunas yang terdapat di buku tunggul atau batang padi tersisa setelah panen. Proses budidaya padi ratun hemat biaya dan waktu dengan memberikan tambahan hasil terhadap tanaman utama. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil ratun dari tiga ekotipe padi (sawah, gogo, dan rawa) dari tinggi pemotongan batang berbeda. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor pada September-Desember 2019 menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor dengan tiga ulangan. Tiga ekotipe padi yaitu padi sawah (IPB 3S, Inpari 30), padi gogo (Inpago 9, Inpago 10) dan padi rawa (Inpara 8, Inpara 9) ditanam dengan budidaya padi sawah kemudian diratun pada empat ketinggian (10, 20, 30, dan 40 cm) dari permukaan tanah untuk menstimulir ratun. Hasil menunjukkan bahwa anakan ratun terbanyak dari IPB 3S dan Inpago 9 dihasilkan dengan tinggi potongan 20 cm. Anakan produktif berkorelasi secara signifikan terhadap hasil ratun dalam GKG. Hasil tertinggi ratun dapat diperoleh dari padi sawah (IPB 3S) dengan ketinggian 30 cm dan padi rawa (Inpara 8) dengan ketinggian 20 cm. Sidik lintas menunjukkan jumlah gabah per malai adalah karakter yang berpengaruh langsung terhadap hasil ratun. Kata kunci: buku tunas, sidik lintas, tinggi tunggul padi
Pupuk Organik Berkemasan untuk Program Rumah Pupuk Desa Solusi Efektif untuk Pertanian Lokal Nareswari, Aptika Hana Prastiwi
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i2.6062

Abstract

The community service in Purwokerto Village, Kediri Regency, aims to optimize cow dung waste from the largest livestock cooperative into high-quality organic fertilizer to support local agriculture. The program involves collecting cow dung and formulating various organic fertilizers, such as cocopeat, husk-based, liquid, and decomposers. Members of the Sumber Mulyo Kerto Tani Makmur Gapoktan actively participate in the production process. The organic fertilizers are then commercialized. The project has been positively received, particularly for its solid husk and cocopeat fertilizers, which meet standards with a ppm level above 2000, improving soil properties. This initiative provides an alternative fertilizer source for farmers, contributing to their welfare and advancing agriculture in Purwokerto Village
Implementasi Strategi Brand Awareness Produk Jadam Sulfur “JDM” melalui Kolaborasi Komunitas Petani Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Kustiani, Edy; Sidhi, Eko Yuliarsha; Aji, Satriya Bayu; Dewi, Wiwin Septia
JATIMAS : Jurnal Pertanian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jatimas.v5i2.7082

Abstract

Implementasi brand awareness produk Jadam Sulfur (JDM) melalui pendekatan kolaboratif bersama komunitas petani merupakan inovasi dalam memperkenalkan produk pertanian ramah lingkungan di tingkat masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, mencakup tahap persiapan, produksi JDM, pelatihan pembuatan, demonstrasi lapang, hingga promosi berbasis komunitas. Penerapan strategi promosi yang memadukan edukasi partisipatif, pemasaran sederhana, dan pendekatan berbasis pengalaman nyata petani merupakan keunggulan dari kegiatan ini. Metode ini tidak hanya meningkatkan kesadaran merek hingga lebih dari 90%, tetapi juga memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami nilai ekonomi dan ekologi produk organik. Kolaborasi antara tim pelaksana dan petani berhasil membangun kepercayaan, memperluas jejaring distribusi lokal, serta menumbuhkan kesadaran terhadap praktik pertanian berkelanjutan. Implementasi di masyarakat menunjukkan bahwa penguatan merek berbasis komunitas lebih efektif disbanding promosi konvensional karena melibatkan peran aktif petani sebagai duta merek. Secara keseluruhan, model ini berpotensi direplikasi untuk memperkuat posisi produk ramah lingkungan di pasar lokal dan meningkatkan kemandirian ekonomi petani melalui inovasi sosial berbasis pengetahuan lokal.