Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Siliwangi

Prediksi Pemenuhan Kebutuhan Darah Dengan Metode Least Square di UTD PMI Kabupaten Cianjur Jawa Barat Hamidah, Hani; Rahmat , Mamat; Noviar, Ganjar; Rohayati
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan transfusi darah menjadi bagian dari upaya pelayanan kesehatan sebagai bentuk intervensi penyelamatan jiwa pasien. Berdasarkan standar World Health Organization (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia sekitar 5,1 juta kantong darah pertahun (2% jumlah penduduk Indonesia). Unit Transfusi Darah (UTD) memiliki tanggung jawab untuk memenuhi ketersediaan darah. Pemenuhan kebutuhan darah oleh UTD PMI Kabupaten Cianjur masih fluktuatif sehingga dibutuhkan suatu sistem pengendalian atau prediksi persediaaan yang dapat menentukan dan menjamin persediaan yang tepat dalam kuantitas waktu yang tepat. Salah satu sistem prediksi yaitu metode least square yang menggunakan data lampau untuk meramalkan data di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode least square bisa digunakan dan apa tingkat kemampuan prediksi metode least square dalam memprediksi pemenuhan kebutuhan darah di UTD PMI Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Penelitian deskriptif studi kasus ini menggunakan data sekunder internal berupa data permintaan darah WB, PRC, FP, dan TC yang diolah untuk memprediksi kebutuhan darah menggunakan metode least square, dan diuji kesalahan prediksi dengan metode Mean Absolute Precentance Error (MAPE). Hasilnya metode least square dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan darah dengan nilai kesalahan prediksi terendah yaitu 0,6% pada prediksi PRC bulan Oktober dan nilai kesalahan prediksi tertinggi yaitu 3,6 % pada prediksi WB bulan September. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan prediksi dengan metode least square sangat baik karena kesalahan prediksi <10%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode least square dapat digunakan untuk melakukan prediksi pemenuhan kebutuhan darah di UTD PMI Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan tingkat kemampuan prediksi yang sangat baik.
ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN IgG DAN IgM PADA PENDERITA DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) METODE ENZYME-LINKED FLUORESCENT ASSAY (ELFA) DENGAN ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) Musfirani, Nia; Marliana, nina; Rohayati; Khoirul Abror, Yogi
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2017

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dalam melakukan diagnosis salah satunya dengan melakukan uji serologi untuk DHF. Tes serologi ini untuk mengidentifikasi adanya IgG atau IgM virus dengue di dalam tubuh. Pemeriksaan DHF IgG dan IgM yang spesifik berguna dalam diagnosis infeksi virus dengue. Gold standar untuk tes serologi menggunakan metode Enzyme Linked Immonosorbent Assay (ELISA). Semakin berkembangnya teknologi dan berbagai penelitian telah dikembangkan, pemeriksaan DHF IgG dan IgM dapat digunakan dengan metode Enzyme Linked Fluorescent Assay (ELFA). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan kadar IgG dan IgM pada penderita DHF menggunakan metode ELFA dan ELISA. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan membandingkan hasil pemeriksaan DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dengan ELISA. Dalam penelitian ini menggunakan sampel pasien tersangka DHF yang melakukan pemeriksaan DHF IgG dan IgM. Data hasil penelitian ini diolah menggunakan grafik untuk DHF IgG dan IgM kemudian untuk DHF IgM dilanjutkan dengan Uji Wilcoxon Signed Rank. Hasl Penelitian dilihat dari grafik tidak terdapat perbedaan kadar DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dan ELISA. Berdasarkan hasil uji statistik untuk DHF IgM diperoleh nilai signifikasi Asymp Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar DHF IgG dan IgM menggunakan metode ELFA dan ELISA.
PERBANDINGAN HASIL HBsAg dan Anti HBs METODE CHEMILUMINESCENT MICROPARTICLE IMMUNOASSAY (CMIA) ANTARA ALAT ALINITY-i DAN ARCHITECT-i2000SR Deswiani, Puri; Marliana, Nina; Khoirul Abror, Yogi; Rohayati
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2025

Abstract

Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit baik akut maupun kronis. Prevalensinya masih tinggi di Indonesia meskipun cakupan imunisasi Hepatitis B mencapai 86,8 % namun hampir 70 % masyarakat rentan terhadap infeksi virus Hepatitis B. Pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs adalah uji skrining darah yang dapat dilakukan secara otomatis menggunakan metode Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA) pada alat Alinity-i dan Architect-i2000SR. Pemeriksaan ini dibandingkan dengan alat Architect-i2000SR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui rata – rata kadar HBsAg dan Anti HBs serta perbedaan antara kedua alat. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan darah pasien dengan kadar HBsAg reaktif dan Anti HBs positif. Data hasil penelitian diolah menggunakan uji Saphiro Wilk. Hasil penelitian uji normalitas HBsAg antara alat. Alinity-i dan Architect-i2000SR didapatkan nilai signifikansi 0,000 menunjukkan data terdistribusi tidak normal. Adapun hasil uji normalitas Anti HBs antara alat Alinity-i dan Architect-i2000SR didapatkan nilai signifikansi 0,072 dan 0,075 menunjukkan data terdistribusi normal. Selanjutnya hasil uji statistik HBsAg dan Anti HBs antara kedua alat diperoleh nilai signifikansi Asymp sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan antara alat Alinity-i dan Architect-i2000SR.
UJI VALIDASI METODE IMUNOKROMATOGRAFI (RAPID TEST) TERHADAP METODE CHEMILUMINESCENCE ASSAY (CLIA) PADA PEMERIKSAN IMLTD HbsAg: UJI VALIDASI METODE IMUNOKROMATOGRAFI (RAPID TEST) TERHADAP METODE CHEMILUMINESCENCE ASSAY (CLIA) PADA PEMERIKSAN IMLTD HbsAg Aziz, Ahmad mahmudin Aziz; Rohayati; Rinaldi , Sonny Feisal; Hayati, Eem
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) adalah infeksi dapat ditularkan melalui transfusi darah. Salah satunya Hepatitis B (HBsAg). Pemeriksaan HBsAg harus sangat sensitif dan spesifik, Pada Permenkes No. 91 Tahun 2015 diatur skrining IMLTD HBsAg dapat dilakukan dengan metode Immunocomatography (ICT test), CLIA. Metode CLIA membutuhkan alat otomatis dan biaya cukup besar, sehingga beberapa UTD menggunakan ICT test sebagai metode skrining IMLTD HBsAg. Namun, efektivitas ICT test dalam mendeteksi HBsAg masih perlu divalidasi. Penelitian bertujuan untuk menvalidasi sensitivitas dan spesifisitas metode ICT test terhadap CLIA pada skrining IMLTD HBsAg. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari pengukuran dua metode yang berbeda, desain berdasarkan CLSI EP 12 dengan sampel sebanyak 100 calon donor darah. yaitu 50 sampel reaktif dan 50 sampel non reaktif HBsAg. Hasil pemeriksaan dari kedua metode dibandingkan untuk menghitung sensitivitas dan spesifisitas ICT test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas ICT test sebesar 80% dan spesifisitas sebesar 100%. Nilai sensitivitas ICT test masih dibawah kriteria yang dianjurkan oleh WHO (95- 100%) dan Permenkes No. 91 Tahun 2015. Dapat disimpilkan kinerja ICT test dalam mendeteksi HBsAg masih di bawah kriteria yang dianjurkan. Oleh karena itu, penggunaan ICT test sebagai metode skrining IMLTD HBsAg perlu dievaluasi ulang.
PERBANDINGAN METODE Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) DENGAN Chemiluminescence Immunoassay (CLIA) TERHADAP HASIL ANTIBODI IgG DAN IgM HSV-2 Apridiana, Yesi; Rohayati; Marliana , Nina; Khoirul Abror , Yogi
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2048

Abstract

Virus herpes simpleks (HSV), khususnya tipe 2, adalah infeksi menular seksual yang menyebabkan herpes simpleks genital.Herpes dapat menular dari ibu ke janin atau bayi selama kehamilan atapun pada saat proses persalinan dan juga dapat menular secara kontak langsung maupun tidak langsung. Karena sangat mudah menular, sering kambuh, dan tidak menimbulkan gejala sama sekali, HSV-2 merupakan salah satu penyakit yang paling merepotkan. Penegakan diagnosis penyakit herpes dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan metode ELISA dengan CLIA dalam pemeriksaan antibodi IgG dan IgM HSV-2. Penelitian bersifat quasi eksperimen yaitu dengan membandingkan hasil pemeriksaan IgG dan IgM HSV-2 menggunakan metode ELISA dengan CLIA. Pemeriksaan menggunakan 2 alat yang berbeda yaitu Alegria metode ELISA dan Autolumo A1000 metode CLIA. Sampel yang digunakan sebanyak 31 spesimen. Data yang diperoleh diolah secara uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi IgG HSV-2 p = 1,000 dan IgM HSV-2 p = 0,356 (nilai sig > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara metode ELISA dengan metode CLIA.
POTENSI EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Streptococcus pyogenes Nurdini, Lia; Dermawan, Asep; Ilmi Sufa, Hafizah; Rohayati
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 5 No. 2 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

S. pyogenes is the primary cause of acute pharyngitis. The inappropriate, repeated, and irregular use of antibiotics can lead to resistance. One alternative is to utilize plants containing antibacterial compounds. This study aims to identify the concentration and contact time of fragrant pandan leaf extract that has the potential to inhibit the growth of S. pyogenes. The method applied in this study is the disk diffusion test with fragrant pandan leaf extract at concentrations of 20%, 40%, and 60%, with contact periods of 24 hours and 48 hours. Bacitracin was used as a positive control, and 10% DMSO as a negative control. The data were analyzed using a Two Way ANOVA test, showing a significant difference between the extract concentration and contact time on the inhibition zone diameter (p<0.05). The study resulted in an average inhibition zone diameter at a 20% concentration of 9 mm after 24 hours, 40% at 9.9 mm, and 60% at 11 mm. For the 48-hour contact time, the average inhibition zone diameter at a 20% concentration was 8.9 mm, 40% was 9.7 mm, and 60% was 10.8 mm. The average inhibition zone diameter in the positive control (bacitracin) was 18.3 mm, while the negative control showed no inhibition zone.