Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Factors Associated with the Second Dose of Measles Immunization in Children Under Two Years: An ecological Study Yenny Wulandari; Hario Megatsari; Agung Dwi Laksono; Mursyidul Ibad
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.16010

Abstract

Measles is one of the leading causes of morbidity, mortality, and disability in children under two years worldwide. The study aimed to analyze factorsassociatedwiththe second dose of measles immunization in children under two years in 2019 in Indonesia. The study carried out the ecological analysis using secondary data from the 2019 Indonesian Health Profile. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia reported that in 2019. The study takes 34 provinces as samples. The dependent variable is the coverage of the second dose of measles immunization in children under two years. The independent variable isthe ratio of primary health centers per district by province, the percentage of primary health centers with sufficient nurses, and the percentage of primary health centers with enough midwives. The results showed that three variables tended to be related to the second dose of measles immunization in childrenunder two years. The three variables consist of theratio of primary health centerper district, percentage of the primary health center with sufficient nurses, and percentage of the primary health center with enough midwives. The study concluded that the three independent variables analyzed tended to correlate with the coverage of the second dose of measles immunization in children under two years.
Modal Sosial Balita Dalam Komitmen Kesehatan Program Keluarga Harapan Pada Masa Pandemi Covid-19 Tunjung Senja Widuri; Hario Megatsari
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 2 (2021): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i2.466

Abstract

Adanya pandemi Covid 19 berdampak terhadap keberhasilan komitmen kesehatan balita PKH di Kabupaten Nganjuk. Keberhasilan komitmen kesehatan balita PKH pada masa pandemi tidak akan terlepas dari modal sosial. Penelitian bertujuan untuk menganalisis modal sosial balita dalam komitmen kesehatan PKH di Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk pada masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian sebesar 93 balita diwakili oleh ibu balita menggunakan purposive sampling. Variabel bebas adalah modal sosial yang terdiri dari elemen kepercayaan, norma, dan jaringan, sedangkan variabel terikat adalah komitmen kesehatan balita PKH. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara modal sosial dengan komitmen kesehatan balita PKH pergi ke fasilitas kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 66 responden (71%) memiliki tingkat modal sosial tinggi, 70 responden (75,3%) memiliki tingkat kepercayaan tinggi, 67 responden (72%) memiliki tingkat norma tinggi, dan 48 responden (51,6%) memiliki tingkat jaringan rendah. Dan terdapat hubungan antara modal sosial beserta elemen kepercayaan, norma, jaringan terhadap komitmen kesehatan balita PKH
Pengembangan Media Promosi Kesehatan Untuk Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Ibu Hamil di Desa Ketapang Ardha Tiaz Anggraeni; Hario Megatsari
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 3 (2021): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i3.575

Abstract

Upaya pencegahan penularan Covid-19 pada ibu hamil belum maksimal karena ibu hamil kurang memahami langkah untuk mencegah penularan Covid-19. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan media promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 pada ibu hamil di Desa Ketapang. Penelitian ini merupakan penelitian action research dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Desa Ketapang memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori kurang dan tindakan dengan kategori cukup. Tujuan strategis dari pembuatan media ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan tindakan ibu hamil dengan peningkatan masing-masing sebesar minimal 80% dalam waktu satu bulan setelah media diberikan. Media promosi kesehatan yang dibuat berupa buku yang dimodifikasi ke dalam bentuk diary dengan judul “Diary Bumil CERDAS”. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa indikator keberhasilan dan tujuan yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Buku Diary Bumil CERDAS dapat meningkatkan pengetahuan dan tindakan ibu hamil serta membantu kader dalam melakukan KIE kepada ibu hamil mengenai cara mencegah Covid-19 dan menjaga kehamilan selama masa pandemi.
KEMAMPUAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS DALAM MENGAKOMODASI IMPLEMENTASI FUNGSI PUSKESMAS Nuzulul Putri; Ernawaty Ernawaty; Thinni Nurul R; Hario Megatsari
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 4: DESEMBER 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.771 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v13i4.1061

Abstract

Setelah pemberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional, puskesmas dianggap semakin berat menjalankan fungsi kuratif daripada preventif. Implementasi fungsi puskesmas sudah seharusnya dapat dikendalikan melalui sebuah instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) yang mampu mengakomodasi fungsi puskesmas secara seimbang. Penelitian ini menganalisis kemampuan instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas dalam mengakomodasi implementasi fungsi puskesmas. Implementasi fungsi puskesmas dianalisis melalui studi dokumen kebijakan yang mengatur fungsi puskesmas. Nominal Group Technique (NGT) dengan kepala puskesmas di Kota Surabaya dilakukan untuk menyimpulkan akomodasi setiap fungsi puskesmas pada setiap komponen penilaian yang digunakan dalam instrumen PKP. Ada tiga aspek yang dinilai dalam PKP, yakni aspek pelayanan kesehatan (wajib dan pengembangan), pelaksanaan manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan kesehatan. PKP untuk program wajib dan pengembangan puskesmas lebih menilai fungsi puskesmas sebagai pelayanan kesehatan masyarakat. Komponen penilaian untuk mutu pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen puskesmas justru lebih banyak menilai mutu fungsi pelayanan kesehatan perorangan. Fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan merupakan fungsi yang paling jarang dinilai sebagai kinerja puskesmas. Penelitian ini menunjukkan bahwa instrumen PKP yang selama ini digunakan belum mampu mengakomodasi implementasi fungsi puskesmas secara seimbang.
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN KEBERSIHAN DIRI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN X JOMBANG Putaka Mastar Purnamasari; Hario Megatsari
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Promkes
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.19 KB) | DOI: 10.20473/jpk.V3.I2.2015.146-158

Abstract

Action of personal hygiene is one of the efforts that can be done to maintain health in Islamic boarding school environment. In the implementation there are many female students who ignore it by exchanged personal items. This research purposed to determine association knowledge and attitude as predisposing factors, towards action of personal hygiene female students which supported by infrastructure and facilities of boarding school as enabling factor, and hygiene regulation as reinforcing factor in X Jombang Islamic boarding school. This research was an analytical study with cross sectional design. The population was 90 female students then obtained 48 female students as sampling by used simple random sampling. Independent variables studied included knowledge and attitudes about personal hygiene. While the dependent variable studied the action of personal hygiene female students. Instruments used a questionnaire. Data analysis techniques performed by using the chi square test to see whether or not an association between knowledge and attitude with action of personal hygiene. Variables studied and have a relationship with action of personal hygiene female students if fulfi ll the requirement p <0.05. From the statistic test show that knowledge has any association with action of personal hygiene female students with p = 0.000 (p < 0.05) and coffi cient contingensy at 0.593. So the conclusions of this research is, there was any association between knowledge of personal hygiene with action of personal hygiene female students in X Jombang Islamic boarding school. Infrastructure and facilities was adequate and there was a regulation about hygiene in this boarding school.Keyword: predisposing, enabling, reinforcing, action of personal hygiene
Health Promotion in Public Places of Sakinah Supermarket Surabaya Zulfia Husnia; Hario Megatsari
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V8.I1.2020.66-78

Abstract

Background: Humans daily activities are inseparable from public places. Public places are facilities used for communal public activities, such as buying and selling in supermarket. The management of supermarkets have to ensure clean, healthy, safe, and comfortable facilities which do not give disadvantages for health. In responding this issue, health promotion is required in public places to get rid of environmental pollution and disease transmission. Objective: This study described health promotion in public places as found in Sakinah Supermarket. Method: This study was descriptive research with a quantitative approach. Data were categorized into primary data through observation and in-depth interview, as well as secondary data through Sakinah Supermarket’s document. The analysis was explored by using Ottawa Charter's 5 means of action as basic health promotion tool. Results: Health promotion in Sakinah Supermarket was still lacking. Health promotion efforts that have been done well are the concept of a No-Smoking Area, where Sakinah Supermarket did not sell cigarettes and did not provide smoking area. Conclusion: Sakinah Supermarket has not supported healthy public places since it does not give adequate information to improve individual’s awareness of health.
PERSPEKTIF MASYARAKAT TENTANG AKSES PELAYANAN KESEHATAN Hario Megatsari; Agung Dwi Laksono; Ilham Akhsanu Ridlo; Mohammad Yoto; Arsya Nur Azizah
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 21 No 4 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.031 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v21i4.231

Abstract

Access to health services is often seen only from the provider perspective, while from the community side as a user is less noticed. Improving the quality of health services access requires a complete perspective on two diff erent sides. This research is designed descriptively qualitative. Data were collected by Focus Group Discussion (FGD), in-depth interview and observation. The research was conducted in Malang Regency in June-August 2018. The study results showed health services access generally the community believes that there are still perceived defi ciencies. Especially on the aspect of physical access, due to poor facilities and infrastructure. In addition, social access was also considered inadequate, because there were still health workers who served with less friendly. This study concludes that people still feel access to physical and social aspects is still diffi cult. It should be recommended to the local government for eff orts to improve physical access, and the Health Offi ce to disseminate health information about the rights of patients to the community. Abstrak Akses pelayanan kesehatan seringkali dilihat hanya dari perspektif pemberi pelayanan saja, sementara akses dari sisi masyarakat sebagai pengguna kurang terperhatikan. Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dari sisi akses memerlukan perspektif yang lengkap dari dua sisi yang berbeda. Penelitian ini didesain secara deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam dan pengamatan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Malang pada bulan Juni–Agustus 2018. Hasil penelitian menunjukkan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang ada, secara umum masyarakat berpendapat bahwa masih ada kekurangan yang dirasakan. Terutama pada aspek akses secara fisik, dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang baik. Selain itu akses secara sosial juga dirasa kurang, karena masih ada tenaga kesehatan yang melayani dengan kurang ramah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat masih merasa akses dari aspek fisik dan sosial masih sulit. Perlu direkomendasikan pada pemerintah daerah setempat untuk upayaperbaikan akses secara fi sik, dan Dinkes untuk mendiseminasikan informasi kesehatan mengenai hak pasien kepada masyarakat.
Analisis Sosiogram untuk Penentuan Agen Perubahan; Studi Kasus pada Program Desa Sehat Berdaya Agung Dwi Laksono; Hario Megatsari; Ilham Akhsanu Ridlo; Muhammad Yoto; Arsya Nur Azizah; Nabigh Abdul Jabbar; Muhammad Ainurrohman
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 22 No 1 (2019): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.604 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v22i1.1202

Abstract

Program Desa Sehat Berdaya lebih menekankan pada kegiatan promotif dan preventif yang berorientasi menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat di desa dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, program ini perlu untuk mengidentifikasi Agen Perubahan, agar program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan diterima oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran proses penentuan agen perubahan melalui sosiogram. Penelitian didesain secara kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Selama pengumpulan data peneliti tinggal dan berbaur dengan masyarakat selama 3 bulan. Penelitian dilakukan di tiga desa wilayah Kecamatan Kalipare. Hasil penelitian menemukan bahwa agen perubahan yang terpilih dari ragam latar belakang yang berbeda. Di Desa Sumber Petung terpilih seorang mantan lurah, Desa Arjosari terpilih seorang tenaga kesehatan, dan Desa Kali Asri terpilih seorang ketua Penggerak PKK. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa agen perubahan dapat ditentukan dengan bantuan analisis sosiogram. Analisis sosiogram menentukan agen perubahan bisa dengan latar belakang tokoh yang sangat berbeda, semuanya ditentukan berdasar pada penerimaan masyarakat sebagai sasaran.
Kualitas Udara pada Tempat Tertutup dan Aktivitas Merokok di Kota Surabaya Tahun 2015 Kusuma S Lestari; Santi Martini; Sri Widati; Hario Megatsari; Kurnia D Artanti
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.802 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3110

Abstract

Lingkungan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia. Perubahan di dalamnya mempengaruhi faktor kesehatan, sosial, ekonomi, dan budaya. Lingkungan yang menghasilkan particulate matter berasal dari hasil alam dan kegiatan manusia. Salah satu kegiatan manusia yang dihasilkan adalah pembakaran dari aktivitas merokok terutama di ruang tertutup. Pengaruh kesehatan adanya particulate matter adalah potensi terjadinya gangguan pernapasan. Monitoring kualitas udara diperlukan sebagai evaluasi kondisi lingkungan. Pengukuran kualitas udara dilakukan di Kota Surabaya dengan pembagian yang proporsional yaitu Surabaya pusat, Surabaya utara, Surabaya selatan, Surabaya barat, dan Surabaya timur. Pengukuran secara kuantitatif untuk megukur konsentrasi  particulate matter berukuran kurang dari 2,5 micron (PM2,5). Pengukuran  dilakukan di beberapa tempat di Kota Surabaya pada tahun 2015 menunjukkan bahwa sebesar 53% konsentrasi PM2,5 melebihi ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu > 25µg/m3. Tempat umum merupakan tempat yang terbanyak dengan PM2,5 yang melebihi ambang batas. Pada tempat umum sebagai tempat hiburan tertutup dan adanya aktivitas merokok konsentrasi PM2,5 melebihi ambang batas yang ditetapkan yaitu 18 kali lebih besar dari standar. Potensi gangguan kesehatan tidak hanya diaami oleh perokok aktif namun dapat berdampak pada perokok pasif baik secondary smoker atau tertiary smoker. Diperlukan adanya kebijakan yang melindungi masyarakat seluruhnya terhadap potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari aktivitas merokok. Kebijakan dengan penegakan smoke-free area di tempat umum dan juga pada  sarana yang lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan adanya undang – undang atau peraturan. 
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar PM2.5 di Kota Surabaya berdasarkan Jenis Sarana Santi Martini; Kusuma S Lestari; Kurnia D Artanti; Hario Megatsari; Sri Widati
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.952 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3127

Abstract

karena pencemaran baik pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemaran udara dengan sumber polutan primer salah satunya adalah partikel debu. Partikel debu sering disebut Particulate Matter (PM) dengan berbagai ukuran. Penggolongan dibagi menjadi Total Suspended Particulate (TSP) ; PM10 ; dan PM2,5 yang berasal dari sumber organik dan anorganik. Parameter dalam mengukur paparan lingkungan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia adalah pengukuran konsentrasi debu dan ukuran partikel 1-3 mikron akan masuk langsung sampai permukaan jaringan dalam paru - paru.Hasil pengukuran pada tujuh sarana menunjukkan rata – rata kadar PM2.5 melebihi konsentrasi standar (> 25 µg/m3) dan kadar tertinggi di sarana umum (75,7 µg/m3), kemudian di sarana kegiatan anak (41,9 µg/m3). Selanjutnya tertinggi ketiga di sarana transportasi (36,3 µg/m3) dan keempat di sarana kesehatan (33,1 µg/m3) serta tertinggi kelima di sarana pendidikan (25,9 µg/m3). Diantara ketujuh sarana maka sarana ibadah dan tempat kerja menunjukkan hasil pemeriksaan dibawah standart.