Permintaan global terhadap pisang, khususnya jenis Cavendish (Acuminata L.), telah meningkat pesat dan kini mencakup 80 persen dari total permintaan dunia. Namun, budidaya pisang Cavendish menghadapi kendala berupa keterbatasan ketersediaan bibit. Kultur in vitro menjadi salah satu alternatif yang efektif untuk memperbanyak bibit dalam jumlah besar dan waktu yang lebih singkat. Penggunaan hormon NAA dan BAP dalam media kultur sering diterapkan untuk merangsang pembentukan tunas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi hormon NAA dan BAP dalam pembentukan tunas pisang Cavendish melalui teknik kultur in vitro. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor, yaitu konsentrasi hormon NAA (0, 1, dan 2 ppm) serta BAP (4, 5, dan 6 ppm), dan diulang tiga kali sehingga total terdapat 36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi 1 ppm NAA dan 4 ppm BAP memberikan hasil terbaik, dengan waktu tercepat pembentukan kalus (6 hari), waktu tercepat pembentukan tunas (7 hari), dan jumlah tunas terbanyak yaitu 42 tunas.