Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN IMBUHAN AIRTANAH DAN KERENTANAN AIRTANAH DI KAWASAN KARST (STUDI KASUS DI KECAMATAN PALIYAN DAN KECAMATAN SAPTOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL) Ahmad Cahyadi; Fedhi Astuty Hartoyo
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2011
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemetaan imbuhan airtanah dan kerentanan airtanah merupakan bagian yang penting dalam upayapengelolaan kawasan karst. Penelitian ini dilakukan di sebagian Kawasan Karst Gunungsewu di KecamatanPaliyan dan Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaranspasial tingkat imbuhan airtanah dan tingkat kerentanan pencemaran airtanah. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah APLIS yang memanfaatkan sistem informasi geografis (SIG) dengan analisistumpangsusun (overlay). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketinggian tempat (elevasi) daripermukaan laut, kemiringan lereng, litologi (batuan), zona infiltrasi, dan tanah. Hasil penelitian menunjukkanbahwa nilai imbuhan airtanah dan tingkat kerentanan airtanah meliputi tingkat sangat rendah sampai dengantinggi.
SEJARAH LETUSAN GUNUNG MERAPI BERDASARKAN FASIES GUNUNGAPI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BEDOG, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Muh. Aris Marfai; Ahmad Cahyadi; Danang Sri Hadmoko; Andung Bayu Sekaranom
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1411.817 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.59

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan fasies Gunungapi Merapi yang terletak di DAS Bedog Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahaya gunungapi yang diakibatkan oleh erupsi Gunungapi Merapi berdasarkan pada fasies gunungapinya. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematic random sampling. Fasies gunungapi ditentukan berdasarkan ciri-ciri litologi dan klasifikasi fasies gunungapi, sedangkan bahaya gunungapi ditentukan berdasarkan identifikasi bahaya-bahaya gunungapi yang dapat menghasilkan batuan-batuan yang menjadi ciri-ciri dari masing-masing fasies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasies gunungapi di DAS Bedog dari fasies medial dan fasies distal dari Gunungapi Merapi. Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa lampau telah terjadi jatuhan awan panas, hujan abu, dan aliran lahar pada fasies medial serta hujan abu pada fasies distal. Kondisi saat ini di mana letak DAS Bedog berada di bawah DAS Krasak dan DAS Boyong (tidak berhulu di puncak Gunungapi Merapi) serta morfologi dan letak DAS Bedog yang berada di belakang Bukit Turgo menyebabkan aliran lahar sulit terjadi.
ANALISIS MORFOMETRI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENENTUAN SUB DAS PRIORITAS (STUDI KASUS MITIGASI BENCANA BANJIR BANDANG DI DAS GARANG JAWA TENGAH) Henky Nugraha; Ahmad Cahyadi
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2012): Geoinformatic And GIS
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir bandang merupakan bencana yang sering terjadi di DAS Garang Jawa Tengah, dengan rata-rata kejadian 2 kali dalam setahun. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian terkait mitigasi bencana banjir bandang di DAS Garang agar risiko di masa mendatang dapat diminimalisir. Tujuan penelitian ini yaitu bertujuan untuk memahami karakteristik hidrologi DAS Garang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan subDAS prioritas berdasarkan parameter morfometri sebagai upaya mitigasi bencana banjir bandang. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data vektor jaringan sungai dan peta topografi skala 1 : 25.000 terbitan Bakosurtanal. Metode yang digunakan adalah analisis morfometri DAS yang terdiri dari Bifurcation Ratio (Rb), Drainage density (Dd), Stream Frequency (Fs), Texture Ratio (T), Basin Relief (Bh), Relief Ratio (Rh), Ruggedness Number (Rn), Form Factor (Rf), Length of Overland Flow (Lof), dan Constant Channel Maintenance (C) menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Penentuan hubungan antar parameter morfometri ditentukan dengan analisis korelasi menggunakan software SPSS 18. Parameter morfometri terkait kemampuan menahan air ditumpangsusun untuk memperoleh nilai prioritas pengelolaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa subDAS Garang menjadi prioritas pertama untuk dikelola, dikuti dengan subDAS Kreo dan subDAS Kripik dalam upaya mitigasi bencana banjir bandang di DAS Garang.
The Spatiotemporal Analysis of Dengue Fever in Purwosari District, Gunungkidul Regency, Indonesia Indra Agus Riyanto; Noor Alia Susianti; Ratri Abdatush Sholihah; Raden Ludhang Pradipta Rizki; Ahmad Cahyadi; Muhammad Naufal; Fajri Ramadhan; Victor Kusuma Ramadan; Awanda Sistia Risky
Indonesian Journal of Geography Vol 52, No 1 (2020): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1500.815 KB) | DOI: 10.22146/ijg.49366

Abstract

From 2014 to 2016, the number of prevalence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and deaths associated with DHF in Indonesia increased. DHF fatal cases were also reported from three administrative units in the Special Region of Yogyakarta, namely Bantul Regency, Gunungkidul Regency, and Yogyakarta City. Two related deaths in Purwosari, a district in Gunungkidul, raised the status of DHF to an outbreak. This study was designed to characterize the spread pattern of DHF in its endemic areas in Purwosari District using the retrospective method, anamnesis, in-depth interviews, Geographic Information System (GIS), and environmental analysis. The kernel density estimation revealed that in 2011-2017, DHF was concentrated in four villages, namely Giriasih, Giricahyo, Giritirto, and Giripurwo. There was a correlation between DHF incidents and physical geographical features of these villages, including proximity to water sources, high vegetation density, elevation, humidity, and rainfall, which created habitats for mosquito growth. A high incidence of DHF has been observed in children (50.8%) and students (57.4%), with most cases (78.7%) showing typical symptoms of the disease. A few of the 61 cases in the district developed into dengue shock syndrome (DSS) and led to death (4.9%), mainly because the public was unable to recognize the warning signs of DHF early and had limited knowledge of required management therapy. Moreover, the preventive or precautionary measures known as the 3M-Plus were not fully implemented yet. 
PERAN TELAGA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR KAWASAN KARST GUNUNGSEWU PASCA PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH Ahmad Cahyadi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 2 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.846 KB) | DOI: 10.21831/gm.v14i2.13813

Abstract

AbstrakKawasan karst adalah kawasan yang terbentuk oleh proses pelarutan batuan karbonat sehingga menyebabkan kondisi kering di permukaan dan kaya air di bawah permukaan. Hal tersebut menyebabkan sumber air permukaan yang langka seperti telaga dan mataair menjadi sangat penting. Namun demikian, saat ini kawasan karst yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul hampir semua telah terjangkau jaringan pipa air bersih. Hal ini tentunya akan menyebabkan ketergantungan terhadap telaga dan mataair menjadi berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan telaga dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di kawasan karst Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul pasca pembangunan jaringan pipa air bersih. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara mendalam (In-depth interviews) pada 30 blok permukiman yang terletak di kecamatan Semanu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini telaga tidak lagi berfungsi untuk sumber pemenuhan air minum. Namun demikian telaga masih digunakan untuk mencuci, memandikan ternak, sumber air minum untuk ternak, serta tempat budidaya ikan yang dikelola oleh masyarakat secara bersama-sama.Kata kunci: karst, telaga, kebutuhan air
IDENTIFIKASI AIRTANAH ASIN BERDASARKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK DI PESISIR KOTA CILACAP JAWA TENGAH Setyawan Purnama; Ahmad Cahyadi; Erik Febriarta; Nurul Khakhim; Hari Prihatno
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 2 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1405.64 KB) | DOI: 10.21831/gm.v11i2.3450

Abstract

Airtanah merupakan salah satu sumberdaya air potensial yang dapat digunakanuntuk memenuhi kebutuhan air manusia. Pemanfaatan airtanah yang berlebihan diwilayah pesisir seringkali menyebabkan terjadinya intrusi air laut. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui keterdapatan airtanah asin di Pesisir Kota Cilacap. Analisis dilakukandengan pendugaan geolistrik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan softwareIP2Win. Hasil analisis menunjukkan bahwa airtanah asin terdeteksi pada titik A, C, D danG.Kata Kunci: Airtanah Asin, Pesisir, Geolistrik, Kota Cilacap
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN DAN PENYEBAB KERUSAKANSUMBERDAYA AIR SUNGAI BAWAH TANAH DI KAWASAN KARST GUNUNGSEWU Ahmad Cahyadi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 11, No 2 (2013): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.073 KB) | DOI: 10.21831/gm.v11i2.3455

Abstract

Informasi terkait dengan tingkat pengetahuan masyarakat terhadapkeberadaan danpenyebab kerusakan sumberdaya air sungai bawah tanah di kawasan karst sangatpenting. Hal ini mengingat informasi tersebut akan menjadi informasi yang sangatberharga untuk mendukung rencana pengelolaan kawasan karst khususnya konservasisungai bawah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuanmasyarakatterhadap keberadaan dan penyebab kerusakan sumberdaya airsungai bawahtanah di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam padabeberapa lokasi yang dipilih secara purposive sampling. Analisis data dilakukan secaradeskripstif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di lokasi kajianmemiliki pengetahuantentang keberadaan sungai bawah tanah di kawasan karst. Namundemikian, tingkat pengetahuan tentang penyebab kerusakan sumberdaya air sungaibawah tanah belum banyak diketahui. Kondisi ini disebabkan oleh karena pengetahuanmasyarakat tentang sungai bawah tanah masih rendah. Oleh karena itu, maka upayakonservasi sungai bawah tanah di lokasi kajian sebaiknya di awali dengan melakukanpenyuluhan tentang karakteristik wilayah karst termasuk sungai bawah tanah.Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Pengelolaan, Sungai Bawah Tanah, Karst, Gunungkidul
HYDROGRAPH ANALYSIS FOR SUSTAINABLE KARST AQUIFER PROTECTION AND MANAGEMENT Hendy Fatchurohman; Ahmad Cahyadi; Slamet Suprayogi
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol 14, No 1 (2016): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1165.841 KB) | DOI: 10.21831/gm.v14i1.13776

Abstract

AbstrakKeberadaan mata air karst sangat penting karena dapat berfungsi sebagai sumber air minum. Analisis hidrograf mataair karst merupakan langkah mendasar untuk menilai dan mengetahui kondisi daerah tangkapan air di daerah karst. Kurva resesi dipahami sebagai bagian paling stabil di hidrograf banjir tunggal yang mewakili karakteristik akuifer. Oleh karena itu, analisis kurva resesi digunakan untuk menentukan karakteristik akuifer, termasuk tingkat karstifikasi. Makalah ini difokuskan pada bagaimana menentukan derajat karstifikasi. derajat karstifikasi yang digunakan dalam makalah ini diperkenalkan oleh Malik (2007) yang juga memperhatikan analisis kurva resesi. Metode ini difokuskan pada karakteristik independen sub-rezim pada periode resesi. Kurva resesi adalah masukan utama untuk membuat persamaan recessional yang dikonversi menjadi nilai derajat karstifikasi. Skala kualitatif mulai dari 1 sampai 10 mewakili tingkat karstifikasi. Kedua metode tersebut berlaku umum di Indonesia. Kata kunci: Airtanah, derajat karstifikasi, hidrograf, manajemen
INDEKS PEMAKAIAN AIRTANAH DI KOTA YOGYAKARTA Ahmad Cahyadi; Indra Agus Riyanto; Hendy Fatchurohman; Sigit Heru Murti Budi Santosa; Raras Endarto
Tunas Geografi Vol 9, No 1 (2020): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v9i1.17630

Abstract

The rapid development of the city causes an increase in the amount of water that needed to support various activities. The Utilization of groundwater in large quantities causes negative impacts such as the decrease in groundwater level so that people are difficult to access groundwater. The aim of this study is to analyze the index of groundwater use which describe the condition of groundwater use in the city of Yogyakarta. The groundwater use index is calculated by dividing the total water demand and the availability of groundwater in the City of Yogyakarta. The result shows that in general groundwater use in the city of Yogyakarta is categorized in the safe enough classification (III). However, in the shallow groundwater use index there is one area with less safe classification (II) namely Kotagede District, and one area with unsafe classification (I) namely Umbulharjo District. The main factor which influence to the high index of shallow groundwater use is large population that causes high water domestic needs. This is reflected in the percentage of water domestic needs reaching 90.43%.Keywords: Groundwater, Index of Groundwater Use, Yogyakarta City Perkembangan kota yang pesat menyebabkan semakin banyak jumlah air yang dibutuhkan untuk menunjang berbagai kegiatan di dalamnya. Pemanfaatan airtanah dalam jumlah yang besar menyebabkan dampak negatif seperti penurunan muka airtanah, sehingga masyarakat sulit untuk mengakses airtanah tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis indeks pemakaian airtanah yang diharapkan dapat menggambarkan kondisi penggunaan airtanah di Kota Yogyakarta. Indeks pemakaian airtanah dihitung dengan membagi total kebutuhan air dengan ketersediaan airtanah di Kota Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum pemakaian airtanah di Kota Yogyakarta masuk dalam  klasifikasi cukup aman (III). Namun demikian pada indeks pemakaian airtanah dangkal terdapat satu wilayah dengan klasifikasi kurang aman yakni Kecamatan Kotagede, dan satu wilayah dengan klasifikasi tidak aman, yakni Kecamatan Umbulharjo. Faktor utama yang berpengaruh tingginya indeks pemakaian airtanah dangkal adalah jumlah penduduk yang sangat besar yang menyebabkan kebutuhan air domestik yang sangat tinggi. Hal tersebut tergambar dari nilai persentase kebutuhan domestik yang mencapai 90,43%Kata Kunci: Airtanah, Indeks Pemakaian Airtanah, Kota Yogyakarta
Groundwater Vulnerability to Pollution in Kasihan District, Bantul Regency, Indonesia Setyawan Purnama; Ahmad Cahyadi
Forum Geografi Vol 33, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v33i2.7672

Abstract

The groundwater vulnerability to pollution refers to the ease of pollutants reaching groundwater, so the groundwater will be polluted. The concept shows a probability that pollution will occured which basically bases on the assumption that the physical environment can prevent the flow of pollutants into the aquifer. The purpose of this study was to predict the vulnerability of groundwater in the study area against pollution. To achieve these objectives beside base on secondary data, also measured the depth of phreatic surface, slope and groundwater sampling. Location of measurement and sampling is determinated by considering location of infiltration measurement ever done by Purnama in 2017. To conduct groundwater vulnerability analysis on pollution in the study area, carried out by SINTACS Method which bases on a numerical system of weight and rating. Weight are determined based on the significance of the effect of the parameters on groundwater pollution, while the rating is determined based on the significance of the influence of variables in each parameters against groundwater pollution. As a result, it is known that groundwater vulnerability indeks in research area range from 117,0 to 189,9. According to criteria of SINTACS, the value are classified as moderate vulnerability and rather high vulnerability. Areas that include moderate levels of vulnerability generally located in Sentolo Formations that consist of limestone and has grumusol soil type. Areas that classified as rather high vulnerability is located in Yogyakarta Formation that consist of volcanic rock and has regosol soil type. Based on this phenomena, it can be said that geological aspect and type of soil greatly affect the vulnerability of groundwater to pollution in the research area.
Co-Authors Abdul Karim Ade Yuniati Pratiwi Afid Nurkholis Agus Riyanto, Indra Aji Dwi Pratama Andung Bayu Sekaranom Anindya Arma Risanti Ardila Yananto Aries Dwi Siswanto Awanda Sistia Risky Azura Ulfa Danang Sri Hadmoko Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Dicky Satria Dini Feti Anggraini Diwijaya, Sonna Dwi Laksono, Angga Dwi Putra, Rakhmat Dwi Septiyanto, Dwi Dwi Sismoyo Dzakwan Taufiq Nur Muhammad Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Emilya Nurjani Erick Febriarta Erik Febriarta Erik Febriarta Fajar Sugiarto Fajri Ramadhan Fajri Ramadhan Febriarta, Erick Febriarta, Erik Fedhi Astuty Hartoyo Gemasakti Adzan Ghalih Nur Wicaksono Gifari Shadad Ramadhan Hakim, Arief Abdurrahman Hamzah Fathoni Hari Prihatno Hari Prihatno Hendi Fatchurrohman Hendy Fatchurohman Hendy Fatchurohman Henky Nugraha Henky Nugraha, Henky Hilary Reinhart Husna Diah Igor Yoga Bahtiar Ikhwan Arbi Kurniawan Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Kurniawan Andre Cahyono Labib, M. Ainul Latifah Latifah Lely Andriani Nasution Lili Ismangil M Widyastuti M Widyastuti M. Widyastuti Marfai, Muh Aris Margaretha Widyastuti Melati Ayuning Putri Muchammad Amin Nurrohman Muh Aris Marfai Muh. Aris Marfai Muhammad Naufal Muhammad Naufal Muhammad Naufal, Muhammad Muhammad Sufwandika Wijaya MULYONO, NANANG Naufal Fattah Tastian Naufal Fattah Tastian Novita Rahmawati Nursiah Chairunnisa Nurul Khakhim Nurul Khakhim Nurwidayati, Ratni Prakoso, Puguh Budi Pramono Hadi, Mohammad Putra, Rakhmat Dwi Rakhmat Dwi Putra Ramadhan, Fajri Raras Endarto Rasyiida Acitya Ratna Destra Kurniasari Ratri Abdatush Sholihah Risma Sari Septianingrum Riyanto, Indra Agus Rizki, Raden Ludhang Pradipta Roesdi Fitra Ariefin Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Safira Prameswari Satrio, Fahry Adhi Sembodo Noviandaru Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama1 Sigit Heru Murti Slamet Suprayogi Sudarmadji Sudarmadji Sudrajat sudrajat Susianti, Noor Alia Tivianton, Tommy Ardian Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tommy Ardian Tivianton Victor Kusuma Ramadan Vienastra, Septian Wahyu Hidayat Wahyu Ristiawan, Angga Wilda Aulia Fathoni Wisnu Agung Waskita Wisnu Agung Waskito Wisnu Agung Waskito