Claim Missing Document
Check
Articles

Rancang bangun mesin kendali numerik komputer pengebor PCB menggunakan Raspberry Pi Cahyadi, Ahmad; Septiyanto, Dwi; Mulyono, Nanang
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 3 No. 2: Special Issue on 14th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) 2023
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v3.i2.2023.111-120

Abstract

Salah satu proses penting dalam pembuatan printed circuit board (PCB) adalah pengeboran permukaan. Pengeboran pada permukaan PCB terdapat tiga metode yaitu pengeboran secara manual dengan menggunakan bor kecil, lalu dengan mesin punching yang biasa digunakan untuk produksi massal, dan menggunakan mesin kendali numerik komputer atau mesin CNC. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementsikan mesin kendali numerik komputer pengebor PCB menggunakan Raspberry Pi. Pada penelitian ini diharapkan alat yang dibangun dapat menggunakan ukuran mata bor 0,8 mm dan 1 mm karena sering digunakan untuk pengeboran permukaan PCB dan mesin kendali numerik komputer mendapatkan kesalahan rata-rata kurang dari 3%. Untuk mendapatkan tujuan yang diharapkan, dilakukan pengujian menggunakan dua ukuran mata bor yaitu 0,8 mm dan 1 mm, kemudian dilakukan pengujian akurasi untuk mendapatkan rata-rata kesalahan. Untuk pengujian akurasi menggunakan alat ukur jangka sorong dengan mengukur titik ke titik kedua hasil pengeboran dari dua ukuran mata bor tersebut. Hasil dari rata-rata kesalahan dari kedua ukuran didapat rata-rata kesalahan 2,5%.
Kualitas Air Dan Hidrogeokimia Mata Air Di Lereng Selatan Gunungapi Merbabu Diwijaya, Sonna; Cahyadi, Ahmad; Pramono Hadi, Mohammad
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 8 No. 1 (2024): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v8i1.11991

Abstract

Mata air di lereng selatan Gunungapi Merbabu memiliki peranan yang besar dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis kualitas air pada mata air di lereng Selatan Gunungapi Merbabu, dan (2) menganalisis karakteristik hidrogeokimia air pada mata air di lereng selatan Gunungapi Merbabu. Penelitian ini dilakukan di Lereng Selatan Gunung Merbabu dengan mengambil 4 sampel mata air, 2 sampel air hujan, dan satu sampel air sungai. Penentuan titik pengambilan sampel mata air berdasarkan sensus berdasarkan data dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, wawancara penduduk lokal, dan penelitian terdahulu. Analisis kualitas air dilakukan dengan metode matching terhadap  baku mutu air minum Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021, Todd dan Mays (2005), dan Guidline for Drinking Water World Health Organization 2022. Analisis hidrogeokimia dilakukan dengan analisis ion mayor dominan menggunakan Schoeller Diagram, analisis tipe kimia dan proses hidrogeokimia yang dominan dengan diagram piper, serta analisis perbandingan ion untuk menentukan proses-proses yang mempengaruhi kondisi hidrogeokimia mata air termasuk sumber pencemaran. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air di lokasi kajian dalam kondisi baik. Meskipun semua parameter tidak ada yang melebihi baku mutu, tetapi indikasi terjadinya pencemaran telah terindentifikasi. Selain itu, karakteristik hidrogeokimia dari parameter DHL, TDS dan suhu, serta tipe kimia HCO3- - Ca2+- Mg2+  menunjukkan bahwa mata air disuplai dari air tanah pada akuifer dangkal dan lokal dengan proses utama pengayaan mineral pada zona lengas tanah.
Assessing karst landscape degradation based on the void development of karst aquifers in Gunungsewu, Indonesia Naufal, Muhammad; Adji, Tjahyo Nugroho; Haryono, Eko; Cahyadi, Ahmad
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.5707

Abstract

Compared to other landforms, karst areas are among those emerging from the dissolution process that have a higher risk of land degradation. The likelihood of karst landforms being harmed is increased by urbanization and other human activities like extensive agriculture. Subsurface streams' water quality gets worse when surface pollutants infiltrate through developed karst features like sinkholes and karst ponors. There is a greater risk of land degradation as more karst features, in this case void size, develop. The purpose of this research is to assess how void development, or the degree of karstification, relates to the potential for karst spring pollution in the event that land degradation occurs on the surface of the Karst Drainage System (KDS). This research was conducted at the KDS of Beton and Gremeng Spring in the Gunungsewu karst area, Indonesia. In addition, this study also provides recommendations related to environmental management on the basis of the level of development of voids at both sites. The degree of karstification represents the phase at which a hydrogeological system has been developing, and this information was later considered in formulating strategies for protecting karst groundwater from contamination. The results show that Beton and Gremeng had a complex discharge regime with degrees of karstification at 8 and 5.5, respectively. Based on flood hydrograph components, it was further confirmed that both areas were in the mature phase. The higher the degree of karstification, the higher the vulnerability to pollution.
PEMETAAN ZONA KERENTANAN AIR TANAH DI PULAU BAKALAN, KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN, INDONESIA Febriarta, Erik; Cahyadi, Ahmad; Vienastra, Septian
Majalah Ilmiah Globe Vol. 23 No. 1 (2021): GLOBE Vol 23 No 1 TAHUN 2021
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterdapatan sumber daya airtanah di kepulauan sangat tergantung oleh faktor meteorologi (curah hujan) sebagai sumber air dan faktor geologi yaitu formasi penyusun batuan tempat cadangan airtanah tersimpan (akuifer). Pulau Bakalan berada di Kepulauan Banggai, yang secara kondisi geologi regional berada di Formasi Batugamping koral kuarter (Ql). Karakteristik airtanah di daerah batugamping sangat dinamis, terbatas, dipengaruhi oleh perkembangan dari aliran celah dan pelarutan. Sehingga dapat dikatagorikan daerah airtanah langka, dan bersifat setempat atau lokal. Keterbatasan airtanah juga dipengaruhi oleh aktifitas pengunaannya. Semakin besar penggunaan dan semakin intensif pemakaian airtanah, maka dapat mengakibatkan penurunan kuantitas dan penurunan kualitas airtanah. Penurunan kualitas airtanah dapat menimbulkan permasalahan kesehatan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan tercemarnya sistem akuifer oleh sumber pencemar melalui pori-pori batuan pada formasi batugamping yang mudah terlarut. Untuk mengetahui distribusi kerentanan airtanah, maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan sebaran zona kerentanan airtanah pada batugamping terumbu. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan analisis spasial multi-kriteria dengan pendekatan DRASTIC. Pendekatan DRASTIC dapat memberikan infromasi zona kerentanan berdasarkan sifat hidrogeologi pada batugamping. Analisis pemberian indekss pembobotan parameter dengan nilai tinggi, mengambarkan informasi faktor yang dominan atau yang paling mempengaruhi zona kerentanan airtanah. Hasil skor perhitungan setiap parameter diperoleh dari perkalian linier. Indekss kerentanan air tersebut dikelaskan ke dalam lima tingkat kerentanan dengan pendekatan equal interval. Hasil analisis menunjukkan kerentanan sangat rendah seluas 0,003%, kerentanan rendah seluas 18,79%, kerentanan sedang seluas 18,48%, kerentanan tinggi seluas 13,53% dan kerentanan sangat tinggi seluas 49,16% dari luas pulau 40,7 km2.
Kajian Daerah Imbuhan Airtanah di Kabupaten Ngawi Setyawan Purnama; Tommy Ardian Tivianton; Ahmad Cahyadi; Erick Febriarta
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v16i1.18358

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan daerah imbuhan airtanah di daerah penelitian dan mengkaji keterkaitan daerah imbuhan dengan bentuk lahan wilayahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan klasifikasi daerah imbuhan airtanah berdasarkan parameter konduktivitas hidrolik batuan, curah hujan, tanah penutup, kemiringan lereng dan kedalaman muka freatik. Masing-masing parameter mempunyai pengaruh terhadap resapan air ke dalam tanah yang dibedakan dengan nilai bobot. Parameter yang mempunyai nilai bobot paling tinggi merupakan parameter yang paling menentukan kemampuan peresapan untuk menambah air tanah secara alamiah pada suatu cekungan airtanah Hasil skoring dari beberapa parameter tersebut kemudian dianalisisi dengan unit analisis bentuk lahan daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Ngawi terdapat dua klasifikasi daerah imbuhan airtanah yaitu daerah imbuhan utama, dan daerah imbuhan tidak berarti. Klasifikasi daerah imbuhan airtanah utama didapatkan pada daerah tengah dan sisi selatan hingga bagian tengah daerah ini. Menurut bentuk lahannya, wilayah yang merupakan daerah imbuhan utama merupakan lereng Gunungapi Lawu, dataran aluvial, hingga lembah Sungai Bengawan Solo, sedangkan pada daerah perbukitan struktural (sinklinal dan antiklinal) terklasifikasikan menjadi imbuhan airtanah tidak berarti. Secara keseluruhan apabila dilihat dari luas total Kabupaten Ngawi, maka Kabupaten Ngawi memiliki 74,5% daerah imbuhan utama, dan 25,5 % daerah imbuhan tidak berarti.The purpose of this study is to determine the groundwater recharge area in the research area and examine the linkages between the recharge area and the region’s landform. To achieve this goal, classification of groundwater recharge areas is carried out based on rock hydraulic conductivity parameters, rainfall, , soil material, slope and depth of phreatic. Each parameter has an influence on water absorption into the soil which is distinguished by the weight value. Parameters that have the highest weight value are the parameters that most determine the ability of infiltration to naturally add groundwater to a groundwater basin. The final score  of these parameters were then analyzed with a unit of analysis of the research area’s landform. The results of the study show that in Ngawi Regency there are two classifications of groundwater recharge areas, namely the main recharge areas, and insignificant recharge areas. The main classification of groundwater recharge areas is found in the central and southern regions to the central part of this area. According to the landform, the area which is the main recharge area is the slope of Lawu Volcano, alluvial plain, to the Bengawan Solo River valley, while in the area of structural hills (sinklinal and anticlinal) classified as groundwater recharge is meaningless. Overall, when viewed from the total area of Ngawi Regency, Ngawi Regency has 74.5% of the main recharge area, and 25.5% of the recharge area is meaningless.
Studi Pendahuluan Karakteristik Hidromorfologi Danau Laut di Kawasan Karst Mawasangka Timur, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara Haryono, Eko; Putra, Rakhmat Dwi; Hakim, Arief Abdurrahman; Siswanto, Aries Dwi; Satrio, Fahry Adhi; Riyanto, Indra Agus; Cahyadi, Ahmad
Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian Vol. 23 No. 1 (2025): Geo Media: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/gm.v23i1.78909

Abstract

Danau laut memiliki keunikan baik secara morfometri dan proses terbentuknya.  Penelitian ini bertujuan menganalisis hidromorfologi danau laut di Kawasan Karst Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Analisis hidromorphologi meliputi L Max, B max, B mean, SI, orientasi danau laut, elevasi dan jarak dari pantai.  Analisis hidromorfologi dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan, pengukuran dengan underwater drone, dan pengukuran melalui data citra penginderaan jauh dan peta sekunder. Danau laut yang dikaji meliputi  Oe Mamba Kecil, Oe Mamba Besar, Pasi Bungi, Air Wali, dan Wa Piho Piho. Hasil perhitungan L max danau laut di area kajian berkisar 39 – 1.028 m, B max (30 – 685 m), B mean (21 – 487 m), SI (155,62 – 2.951 m2), DI (0,381 – 0,425 m), Orientasi (NE-SW, N-S, dan E-W), elevasi (2 – 35 mdpal), jarak terhadap pantai (37 – 785 m) dan kedalaman max (10 – 57,8 m). Nilai morfometri danau laut di Buton Tengah Sulawesi Tenggara memiliki rentang yang sama dengan danau laut tropis lain di Kalimantan, Papua, Filipina, dan Kroasia.
KAJIAN JEMBATAN A-HALF THROUGH ARCH DENGAN SNI 1725:2016 DAN SNI 2833:2016 (STUDI KASUS JEMBATAN RUMPIANG KABUPATEN BARITO KUALA) Chairunnisa, Nursiah; Pratiwi, Ade Yuniati; Cahyadi, Ahmad; Karim, Abdul; Nurwidayati, Ratni; Prakoso, Puguh Budi
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 13, No 1 (2024): Volume 13 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v13i1.37056

Abstract

The Rumpiang Bridge is a Half Through Arch type bridge in Marabahan City, Barito Kuala District. This bridge was constructed in 2003 using loading regulations based on the BMS 1992 regulations. In 2016, the government issued the bridge loading regulations SNI 1725:2016, which introduced differences in loading compared to BMS 1992. Therefore, a structural modeling of the bridge was carried out to determine its capacity using the updated loadings from SNI 1725:2016 and SNI 2833:2016. The research utilized the Midas Civil software for assistance. The assessment of the bridge's capacity was based on the deflection values experienced by the bridge. The analysis results indicated that the maximum deflection values occurred under the combination of Static Load Case 1 and Dynamic Load Case 1. For Static Load Case 1, the maximum deflection values at the center span according to BMS 1992 and SNI 1725:2016 were 47.37 cm and 47.25 cm respectively. For Dynamic Load Case 1, the maximum deflection values at the center span according to BMS 1992 and SNI 1725:2016 were 30.108 cm and 28.41 cm respectively. On the other hand, under seismic loading based on SNI 2833:2016, the displacement experienced by the bridge due to the extreme combination 1 was 13.933 mm. Based on the conducted analysis, it is evident that the loading requirements from SNI 1725:2016 yield deflection results that still meet the criteria compared to the loading requirements from BMS 1992.
Co-Authors Abdul Karim Ade Yuniati Pratiwi Afid Nurkholis Agus Riyanto, Indra Aji Dwi Pratama Andung Bayu Sekaranom Anindya Arma Risanti Ardila Yananto Aries Dwi Siswanto Awanda Sistia Risky Azura Ulfa Danang Sri Hadmoko Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Darmakusuma Darmanto Dicky Satria Dini Feti Anggraini Diwijaya, Sonna Dwi Laksono, Angga Dwi Putra, Rakhmat Dwi Septiyanto, Dwi Dwi Sismoyo Dzakwan Taufiq Nur Muhammad Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Eko Haryono Emilya Nurjani Erick Febriarta Erik Febriarta Erik Febriarta Fajar Sugiarto Fajri Ramadhan Fajri Ramadhan Febriarta, Erick Febriarta, Erik Fedhi Astuty Hartoyo Gemasakti Adzan Ghalih Nur Wicaksono Gifari Shadad Ramadhan Hakim, Arief Abdurrahman Hamzah Fathoni Hari Prihatno Hari Prihatno Hendi Fatchurrohman Hendy Fatchurohman Hendy Fatchurohman Henky Nugraha Henky Nugraha, Henky Hilary Reinhart Husna Diah Igor Yoga Bahtiar Ikhwan Arbi Kurniawan Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Indra Agus Riyanto Kurniawan Andre Cahyono Labib, M. Ainul Latifah Latifah Lely Andriani Nasution Lili Ismangil M Widyastuti M Widyastuti M. Widyastuti Marfai, Muh Aris Margaretha Widyastuti Melati Ayuning Putri Muchammad Amin Nurrohman Muh Aris Marfai Muh. Aris Marfai Muhammad Naufal Muhammad Naufal Muhammad Naufal, Muhammad Muhammad Sufwandika Wijaya MULYONO, NANANG Naufal Fattah Tastian Naufal Fattah Tastian Novita Rahmawati Nursiah Chairunnisa Nurul Khakhim Nurul Khakhim Nurwidayati, Ratni Prakoso, Puguh Budi Pramono Hadi, Mohammad Putra, Rakhmat Dwi Rakhmat Dwi Putra Ramadhan, Fajri Raras Endarto Rasyiida Acitya Ratna Destra Kurniasari Ratri Abdatush Sholihah Risma Sari Septianingrum Riyanto, Indra Agus Rizki, Raden Ludhang Pradipta Roesdi Fitra Ariefin Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Romza Fauzan Agniy Safira Prameswari Satrio, Fahry Adhi Sembodo Noviandaru Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama Setyawan Purnama1 Sigit Heru Murti Slamet Suprayogi Sudarmadji Sudarmadji Sudrajat sudrajat Susianti, Noor Alia Tivianton, Tommy Ardian Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tjahyo Nugroho Adji Tommy Ardian Tivianton Victor Kusuma Ramadan Vienastra, Septian Wahyu Hidayat Wahyu Ristiawan, Angga Wilda Aulia Fathoni Wisnu Agung Waskita Wisnu Agung Waskito Wisnu Agung Waskito