Prof. Dr.I Ketut Seken,MA .
Unknown Affiliation

Published : 126 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

An Analysis of Indonesian-English Code Mixing Used in Gaul Tabloid ., Ni Putu Risma Listyariani; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs. Asril Marjohan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3324

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis-jenis code mixing yang digunakan pada tabloid Gaul berdasarkan teori Ho (2007) dan Kannaovakun (2003), faktor-faktor penyebab penggunaan code mixing di artikel dan apakah penggunaan code mixing tersebut dapat dimengerti oleh pembaca atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen. Penelitian ini menganalisis tiga rubrik, yaitu, “Sampul Gaul”, “Gaul Ilmiah”, dan “Ada Apa” pada tiga edisi tabloid Gaul. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis code mixing yang digunakan dalam tabloid Gaul berdasarkan teori Ho. Sementara itu, hanya ditemukan empat jenis code mixing yang digunakan dalam tabloid berdasarkan teori Kannaovakun. Faktor penyebab penggunaan code mixing pada tabloid Gaul antara lain psycholinguistic motivation yaitu relative ease of accessibility, dan sociopragmatic motivation yang mencakup specificity, bilingual punning, dan the principle of economy. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa penggunaan code mixing pada tabloid tidak menimbulkan hambatan kepada para pembaca dalam memahami informasi yang terdapat di dalam teks. Selain itu, penggunaan code mixing dapat menambah perbendaharaan kata bahasa Inggris pembaca.Kata Kunci : Indonesian-English code mixing, Gaul tabloid. This study was a descriptive qualitative research. The aims of this study were analyzing the types of English code mixing used in Gaul tabloid based on Ho’s (2007) and Kannaovakun’s (2003) classifications framework, the factors that cause the use of code mixing in the articles, and whether or not code mixing can be understood by the readers. The data were collected through documents. This study analyzed three rubrics such as “Sampul Gaul”, “Gaul Ilmiah”, and “Ada Apa” in the three editions of Gaul tabloid. The data obtained were analyzed descriptively. The result of this study showed that there were seven types of code mixing which were used in the tabloid based on Ho’s classifications framework. Meanwhile, based on Kannaovakun’s classifications framework, there were only four types occurring from six types stated by Kannaovakun. The factors that caused the use of code mixing in Gaul tabloid were psycholinguistic motivation which covered relative ease of accessibility, and sociopragmatic motivation which covered specificity, bilingual punning, and the principle of economy. After being analyzed it can be concluded that the use of code mixing in the tabloid does not cause any obstacles to the readers in understanding the information contained in the text and it can enrich vocabulary bank of the readers.keyword : Indonesian-English code mixing, Gaul tabloid.
AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGES USED IN SIMPLE PLAN'S SONG LYRICS IN THE ALBUM ENTITLED "GET YOUR HEART ON!" ., Ni Made Yudi Harsini; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan macam-macam majas yang digunakan dalam lirik lagu Simple Plan dan makna yang tersirat berdasarkan penggunaan majas dalam lirik-lirik lagu tersebut. Untuk mengaplikasikan penelitian ini, 13 lagu dalam album Simple Plan yang berjudul “Get Your Heart On!” telah dipilih untuk dianalisis menggunakan teori oleh Laurence Perrine (1982). Rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif diimplementasikan dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat sembilan macam majas yang dipergunakan dalam lirik-lirik lagu Simple Plan dalam album mereka yang berjudul “Get Your Heart On!”, yaitu: Metaphor, Simile, Personification, Overstatement/ Hyperbole, Understatement, Metonymy, Paradox, Symbol dan Verbal Irony; (2) makna yang tersirat dalam penggunaan majas dalam lirik-lirik tersebut sebagian besar berkaitan dengan makna konotatif.Kata Kunci : Majas, Lirik-lirik Lagu, Makna Tersirat. This study aimed to find out the kinds of figurative language used in Simple Plan’s song lyrics and the meaning implied based on the use of figurative language in those lyrics. To administer this study, 13 songs in Simple Plan’s album entitled “Get Your Heart On!” were selected to be analyzed by using Laurence Perrine’s theory (1982). Descriptive design within qualitative approach was implemented in this study. This study reveals: (1) there are nine kinds of figurative language are used in Simple Plan’s song lyrics in their album entitled “Get Your Heart On!”, such as: Metaphor, Simile, Personification, Overstatement/ Hyperbole, Understatement, Metonymy, Paradox, Symbol, and Verbal Irony; (2) the meaning implied based on the use of figurative language in those lyrics mostly deal with connotative meaning.keyword : Figurative Language, Song Lyrics, Meaning Implied.
Indonesian-English Code Mixing Used by Characters in Films Written by Raditya Dika ., I Ketut Agus Widhi Yoga Nugraha; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3338

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis tipe dari campur kode Indonesia-Inggris yang digunakan oleh para karakter dalam film yang ditulis oleh Raditya Dika berdasarkan kerangka klassifikasi Ho (2007). Penelitian ini juga berfokus untuk menganalisis faktor penyebab penggunaan campur kode dalam film. Dalam kerangka klasifikasi Ho, terdapat tujuh tipe campur kode, yaitu (1) huruf alfabet, (2) bentuk pendek, (3) kata benda sesuai, (4) kata leksikal. (5) frasa, (6) kalimat tidak lengkap, dan (7) kalimat lengkap. Penelitian ini menggunakan tiga film yang ditulis oleh Raditya Dika sebagai objek penelitian, dengan judul Kambing Jantan (2009) Cinta Brontosaurus (2013) dan Manusia Setengah Salmon (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 139 bentuk campur kode yang digunakan dalam tiga film yang ditulis oleh Raditya DIka. Berdasarkan kerangka klasifikasi Ho, hasil penelitian mengindikasikan bahwa jenis campur kode yang paling sering digunakan adalah kata leksikal, diikuti oleh frasa, kata benda sesuai, kalimat tidak lengkap, huruf alfabet, dan kalimat lengkap. Sementara itu, jenis campur kode dengan frekuensi penggunaan terkecil adalah bentuk pendek. Terdapat enam faktor yang mempengaruhi penggunaan campur kode oleh karakter dalam film, yaitu (1) kurangnya perbendaharaan kata, (2) domain komunikasi, (3) jarak sosial dan status karakter, (4) situasi komunikasi, (5) martabat karakter, dan (6) tujuan dari interaksi.Kata Kunci : Campur kode, film yang ditulis oleh Raditya Dika, karakter. This study was a descriptive qualitative research, which aimed at investigating the types of Indonesian-English code mixing used by characters in films written by Raditya Dika based on classification framework used by Ho (2007). This study was also concern with analyzing the factors motivating the use of the code mixing. Ho’s classification framework covers seven types of code mixing, namely: (1) letters of alphabet, (2) short forms, (3) proper nouns, (4) lexical words, (5) phrases, (6) incomplete sentences, and (7) single full sentences. This study examined three films written by Raditya Dika as the objects of the study, entitled respectively: Kambing Jantan (2009), Cinta Brontosaurus (2013), and Manusia Setengah Salmon (2013). The result of the study indicated that there were 139 code mixing items used in the three films. Based on Ho’s classification framework, the finding showed the most frequently used code mixing pattern was lexical words, followed by phrases, proper nouns, single full sentence, incomplete sentences, and letters of alphabets. The least frequently used pattern of code mixing was short form. There were six factors to be the causes of code mixing based on Holmes’ (2000) and Napitupulu’s (2010) conceptions, namely: (1) lack of vocabulary, (2) domain of the communication, (3) social distance and status of the characters (4), situation of the communication, (5) prestige of the characters, and (6) goal of interaction.keyword : Code mixing, film written by Raditya Dika, characters.
THE COMMUNICATION STRATEGIES APPLIED BY TEACHERS FOR STUDENTS WITH SPECIAL NEEDS THROUGH TEACHING AND LEARNING PROCESS IN SLB C SINGARAJA ., Iga Putu Sukasari; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.5280

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyelidiki dan menganalisis jenis strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru untuk mengajar siswa dengan kebutuhan khusus, (2) menemukan alasan mengapa guru menggunakan jenis strategi komunikasi, dan (3) mendeskripsikan tanggapan siswa dengan kebutuhan khusus terhadap strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam mengajar dan proses belajar. Subyek penelitian ini adalah guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus di kelas 3, 4, dan 5 di SLB C Singaraja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa perangkat seperti: lembar observasi, pedoman wawancara, dan perekam audio video. Data tentang jenis strategi komunikasi dikumpulkan dengan mengamati dan merekam guru melalui proses belajar mengajar, sementara pedoman wawancara digunakan untuk menemukan alasan guru dalam menggunakan jenis strategi komunikasi. Kemudian, data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan beberapa langkah, yaitu coding, pengurangan, kategorisasi, analisis data, dan menampilkan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 14 jenis strategi komunikasi yang diterapkan oleh guru untuk mengajar siswa dengan kebutuhan khusus melalui proses belajar mengajar. Guru paling sering menggunakan pengulangan. Ini terjadi selama 46 kali melalui proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, alasan para guru dalam menggunakan strategi komunikasi adalah untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus untuk memahami materi dan instruksi dengan mudah. Para siswa dengan kebutuhan khusus juga yang paling sering menunjukkan respon positif terhadap strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Kata Kunci : strategi berkomunikasi, siswa berkebutuhan khusus, proses belajar mengajar This study aimed to (1) investigate and analyze the types of communication strategies applied by teachers to teach students with special needs, (2) find the reasons why the teachers used the types of communication strategies, and (3) describe the responses of students with special needs toward communication strategies used by the teachers in teaching and learning process. The subjects of this study were teachers who teach the students with special needs in grade 3, 4, and 5 in SLB C Singaraja. The data in this study were collected by using some devices such as: observation sheet, interview guide, and audio video recorder. The data about the types of communication strategies were collected by observing and recording the teachers through teaching and learning process, while interview guide was used to find the reasons of teachers in using the types of communication strategies. Then, the data were analyzed descriptively by using some steps, namely coding, reduction, categorizing, data analysis, and data display. The results of this study showed that there were 14 types of communication strategies applied by the teachers to teach students with special needs through teaching and learning process. Teachers most frequently used repetition. It occurred for 46 times through teaching and learning process in the classroom. Furthermore, the reason of the teachers in using communication strategies was to help the students with special needs to understand the materials and instructions easier. The students with special needs also most frequently showed positive responses toward communication strategies used by the teachers in the teaching and learning process. keyword : communication strategies, students with special needs, teaching and learning process
The Types of Communication Strategies Used by Kindergarten Teachers of Aura Sukma Insani Bilingual School in Teaching English as a Second Language ., Ni Made Ayuni Wulandari; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dr. I Gede Budasi,M.Ed,Dip.App.Lin
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.5306

Abstract

Tujuan dari penelitian in adalah untuk mendeskripsikan tentang jenis strategi komunikasi yang digunakan oleh guru- guru Taman Kanak- kanak Aura Sukma Insani dalam mengajar Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Penelitian ini melingkupi jenis-jenis strategi komunikasi yang digunakan oleh guru-guru dalam mengajar, alasan guru-guru dalam menggunakan jenis-jenis strategi komunikasi dalam mengajar, dan pedapat siswa mengenai jenis-jenis strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan oleh peneliti sebagai instrumen utama, dan dibantu oleh beberapa alat, seperti perekam video, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Data mengenai jenis dari strategi komunikasi yang digunakan oleh guru-guru dikumpulkan memalui proses merekam dan mengamati proses belajar mengajar, sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang alasan guru-guru dalam menggunakan tipe-tipe strategi komunikasi dalam mengajar, dan pendapat siswa mengenai strategi komunikasi yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 15 jenis dari strategi komunikasi yang digunakan oleh guru. Strategi perubahan kode adalah yang paling sering digunakan oleh guru. Alasan dari guru menggunakan strategi tersebut adalah untuk membantu guru-guru dalam menjelaskan materi kepada siswa, mempermudah siswa dalam memahami materi, dan mencegah terjadinya kesalahpahaman antara siswa dan guru saat berkomunikasi. Data juga menunjukkan bahwa guru mendapatkan persepsi yang positif dari siswanya dalam menggunakan strategi komunikasi selama proses belajar mengajar. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, guru bahasa Inggris, dan proses belajar mengajar. The purpose of this study was to describe the communication strategies used by kindergarten teachers of Aura Sukma Insani in teaching English as a second language. It includes the types of communication strategies used by the teachers in teaching, the reasons of the teachers in using such types of communication strategies and the students’ perception toward communication strategies used by the teachers. The subjects of this study were kindergarten teachers of Aura Sukma Insani Kindergarten. The data were collected by using the researcher as the main instrument helped by some devices, namely audio-video recorder, observation sheets, and the interview guides.The types of communication strategies were gathered by observing and recording the teacher during teaching and learning process, while the interview guides were used to gather the data about the teacher’s reason in using such types of communication strategies and the students’ perception toward the communication strategies used by the teachers. The results of this study showed that there were 15 types of communication strategies used by the teachers. Code switching strategy was the most frequently used by the teachers. The reasons of the teachers used those strategies were to help the teachers in delivering the material to the students, made the students easier to understand the material, and avoid the communication breakdown among teachers and the students. The data also showed that the teachers got positive perception from their students in applying Communication Strategies during teaching and learning process. keyword : Communication Strategies, English teacher, teaching and learning process
AFFIXATION IN LEMUKIH DIALECT OF BALINESE: A DESCRIPTIVE STUDY OF DERIVATIONAL AND INFLECTIONAL PROCESSES ., I Made Liantana Riasa; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6028

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis prefik dan sufik di dialek Bali Lemukih dan termasuk dalam jenis infleksi dan derivasi mereka terlibat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Qualitatif. Dua informan pembicara dialek Lemukih dipilih sesuai dengan criteria. Data dikumpulkan sesuai dengan empat teknik, bernama: teknik eliciting, perekaman, dan pencatata. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada empat prefik dan lima sufiks di dialek Bali Lemukih. Prefik dan sufiks ini akan digolongkan lebih lanjut kedalam derivasi dan infleksi prefik dan sufik. Prefik derivasi adalah {ma-}, {N-}, {ka-}, dan {pa-}. Sedangkan sufik derivasi adalah {-an} dan {ang}. Prefik infleksi adalah {ma-}, {N-}, dan {ka-}. Sedangkan sufik infleksi adalah {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, dan {-e}. Terlebihnya, masing-masing prefik dan sufik memiliki fungsi yang berbeda seperti pembuat kata kerja (kalimat suruh), pembuat kata benda (definite article), pembuat kata sifat (perbandingan), pembuat kata pasif, dan pembuat kata aktif.Kata Kunci : derivasi prefik dan sufik, infleksi prefik dan sufik, dan dialek Bali Lemukih This study aimed at describing the kinds of prefixes and suffixes in Lemukih dialect of Balinese and the types of inflectional and derivational processes in which they are involved. This study is a descriptive qualitative research. Two informants Lemukih dialect speakers were chosen based on set criteria. The data were collected based on four techniques, namely: eliciting, recording, and note taking technique. The results of the study showed that there are four prefixes and five suffixes in Lemukih dialect of Balinese. These prefixes and suffixes can be further categorized into derivational and inflectional prefixes and suffixes. The derivational prefixes are {ma-}, {N-}, {ka-}, and {pa-}. Meanwhile, the derivational suffixes are {-an} and {ang}. The inflectional prefixes are {ma-}, {N-}, and {ka-}. Meanwhile, the inflectional suffixes are {-in}, {-ne}, {-an}, {-ang}, and {-e}. Moreover, each prefixes and suffixes has different functions such as verbalizer (imperative), nominalizer (definite article), adjectivizer (comparative), passivizer, and activizer.keyword : derivational prefixes and suffixes, inflectional prefixes and suffixes, and Lemukih dialect of Balines
AN ANALYSIS OF JARGON USED BY RECEPTIONISTS IN FRONT OFFICE AT ASA BALI LUXURY VILLAS AND SPA SEMINYAK ., I Putu Citra Yudha; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Putu Ramendra, S.Pd, M.Pd
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6117

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk linguistik, arti dan fungsi jargon yang digunakan oleh resepsionis pada front office di Asa Bali Luxury Villa and Spa Seminyak. Jargon dianalisis dengan menggunakan teori dari Allan & Buridge (2006), dan di dukung oleh teori Yule 2006, Chaer & Agustina 2010. Penelitian ini di desain menggunakan metode penelitian kualitatif. Jargon yang di identify kasi adalah jargon yang digunakan dalam bentuk lisan dan tertulis. Tehknik - tehknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi, dokumentasi dan interview. Dalam hasil penelitian, ditemukan 120 jargon yang digunakan oleh resepsionis di front office Asa Bali Villa and Spa. Dalam bentuk linguistik, jargon – jargon yang digunakan oleh resepsionis terdiri dari noun phrases (46 atau 38%), abbreviation (29 atau 24%), noun (21 atau 18%), clipping (5 atau 4.1%), affixation (4 atau 3.2%), borrowing (4 atau 3.2%), acronym (3 atau 2.4%), preposition phrases (3 atau 2.4%), verb (2 atau 1.6%), adjective (2 atau 1.6%), coinage (1 atau 0.5%). Arti dari 120 jargon didefinisikan berdasaran interview pada staff villa, dokumen resepsionis, kamus, dan konteks penggunaan jargon. Data analisis menunjukan terdapat dua fungsi jargon, (1) sebanyak 37 data (30%) menyajikan bahasa yang khusus untuk mengefisienkan komunikasi dan (2) 83 data (70%) meningkatkan solidaritas dalam kelompok. Jargon merupakan sebuah variasi bahasa untuk berkomunikasi di dalKata Kunci : jargon, front office department, Asa Bali Luxury Villas and Spa ABSTRACT This study aimed at identifying and describing the linguistic forms, the meanings and the functions of jargon used by receptionists of the front office department at Asa Bali Luxury Villas and Spa Seminyak. The jargon was analyzed respectively through Allan & Burridge’s (2006) theory and supported by Yule’s (2006) theory, and Chaer & Agustina’s (2010) theory. This study was conducted in qualitative method. The front office jargons were investigated in spoken and written forms. The subjects of this study were receptionists of the front office department at Asa Bali Luxury Villa and Spa Seminyak. The methods of data collection were observation, documentation and interview. This study found that 120 types of jargon were used by receptionists in front office department. It was found that the jargon was in the form of noun phrases (46 or 38%), abbreviation (29 or 24%), noun (21 or 18%), clipping (5 or 4.1%), affixation (4 or 3.2%), borrowing (4 or 3.2%), acronym (3 or 2.4%), preposition phrases (3 or 2.4%), verb (2 or 1.6%), adjective (2 or 1.6%), and coinage (1 or 0.5%). The meanings of 123 jargon was identified by investigating technical meaning. Besides, this study found that there were two functions of the jargon, (1) providing a technical or specialist language to make communication more efficient and (2) encouraging group solidarity. This study concluded that jargon is a way to express the feeling of the community and also have their own specific language.keyword : jargon, front office department, Asa Bali Luxury Villas and Spa
An Analysis of Grammatical Errors Committed by the Tenth Grade Students of SMA Negeri 1 Baturiti in Writing Recount Text in Academic Year 2014/2015 ., Luh Ayu Purnayatri; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Luh Diah Surya Adnyani, S.Pd.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.6133

Abstract

Penelitian ini bertjuan untuk (1) menemukan jenis-jenis kesalahan grammatikal yang dilakukan oleh siswa kelas sepuluh SMA Negeri 1 Baturiti dalam menulis teks recountI pada tahun pelajaran 2014/2015; dan (2) menemukan sumber-sumber yang menyebabkan kesalahan grammatikal yang dilakukan oleh siswa kelas sepuluh SMA Negeri 1 Baturiti pada tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah analisa dokumen dan wawancara. Instrument penelitian yang digunakan adalah penugasan dan panduan wawancara. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan teori analisis data Miles dan Hubarman. Jenis-jenis kesalahan grammatikal yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan surface strategy taxonomy yang dikemukakan oleh Dulay et al sedangkan sumber-sumber kesalahan grammatikal berdasarkan penggabungan antara teori yang diajukan oleh Richards dan Brown. Model analisis kesalahan yang digunakan pada penelitian ini adalah model yang diajukan oleh Gass dan Selinker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek melakukan 167 kesalahan grammatikal pada tulisan mereka, yaitu misformation (29,94%), addition (27,54%), omission (24,55%), dan misordering (17,96%). Sumber dari kesalahan-kesalahan tersebut adalah interlingual transfer (50,30%), intralingual transfer (49,10%), dan context of learning (0,60%).Kata Kunci : kesalahan gramatikal, analisis kesalahan, jenis-jenis kesalahan, sumber kesalahan, teks recount The present study aimed at (1) finding the types of grammatical errors committed by the tenth grade students of SMA Negeri 1 Baturiti in writing recount text in academic year 2014/2015; and (2) finding the sources of the errors committed by the tenth grade students of SMA Negeri 1 Baturiti in writing recount text in academic year 2014/2015. This study was designed as descriptive-qualitative study. The methods used to collectdata were document analysis and interview. The instruments used were project and interview guide. The data in this study were analyzed by using data analysis theory proposed by Miles and Hubarman. The types of grammatical errors used in this study were based on the surface strategy taxonomy proposed by Dulay at al while the sources of the errors were based on the combination of theories proposed by Richards and Brown. Model of error analysis used in this study was the one proposed by Gass and Selinker. The result of the study showed that the subject committed 167 errors in their writing, namely misformation (29.94%), addition (27.54%), omission (24.55%), and misordering (17.96%). The sources of those errors were interlingual transfer (50.30%), intralingual transfer (49.10%), and context of learning (0.60%).keyword : grammatical errors, error analysis, types of errors, sources of errors, recount text
THE COMPARISON OF MALE AND FEMALE STUDENTS’ ENGLISH ACHIEVEMENT IN RELATION TO LEARNING STYLE AT THE EIGHT GRADE OF SMP LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., I Gst. Ayu Agung Mirah Meyliana; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Drs.Gede Batan,MA
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.3162

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi ex-post facto yang bertujuan untuk menguji: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa laki-laki dan perempuan pada kelas delapan sekolah menengah pertama (SMP) Laboratorium Undiksha Singaraja tahun akademik 2013/2014; (2) ada tidaknya korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa laki-laki dan perempuan terhadap gaya belajar mereka; dan (3) ada tidaknya korelasi yang signifikan antara prestasi belajar Bahasa Inggris siswa dengan gaya belajar mereka. Jumlah populasi adalah 93 siswa yang merupakan jumlah keseluruhan kelas delapan. Jumlah sampel sebesar 30 yang terdiri dari 15 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Sampel penelitian dipilih melalui teknik proportional random sampling. Data gaya belajar siswa diperoleh dari PLSPQ (Reid,1984) sedangkan prestasi Bahasa Inggris siswa diperoleh dari dokumentasi yaitu nilai raport siswa. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferential. Statistik Deskriptif digunakan untuk menggambarkan data variabel yang diperoleh dan statistik Inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil belajar Bahasa Inggris siswa perempuan dan laki-laki, dengan nilai rata-rata Bahasa Inggris siswa perempuan yaitu 86,4 dan siswa laki-laki 81,4; (2) gaya belajar siswa perempuan berkolerasi negatif terhadap prestasi Bahasa Inggris mereka (ρ
THE USE OF PIDGIN ENGLISH BY THE BEACH VENDORS AT LOVINA TOURISM CENTER ., Ni Nyoman Manik Puspita; ., Prof. Dr.I Ketut Seken,MA; ., Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S.
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 1, No 1 (2013): May
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v1i1.4333

Abstract

Penelitian ini terfokus pada analisa bahasa Inggris pasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk-bentuk, arti dan fungsi bahasa dari bahasa Inggris pasaran yang digunakan oleh pedagang acung pantai ketika berkomunikasi dengan turis penutur bahasa Inggris. Penelitian ini diadakan di Pusat Pariwisata Lovina, Bali. Tiga pedagang acung pantai dipilih sebagai subyek penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dimana pengumpulan data dianalisis secara kualitatif. Peneliti bertindak sebagai peninjau bukan peserta dimana data dikumpulkan dengan merekam percakapan yang diselesaikan oleh subyek-subyek sebanyak 12 kali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk dari bahasa Inggris pasaran yang digunakan oleh pedagang acung di pantai adalah beberapa kemunculan dari penyederhanaan dalam bentuk tata bahasa dan bentuk fonologi. Sedangkan, hasil dari analisis dari arti bahasa Inggris pasaran menunjukkan bahwa pencampuran ekspresi diantara bahasa Inggris, Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia yang digunakan oleh mereka bisa dimengerti. Fungsi bahasa yang digunakan oleh pedagang acung pantai ketika berinteraksi dengan turis penutur bahasa Inggris adalah salam, menawarkan barang dan jasa, memperkenalkan dan memberikan informasi, menanyakan informasi, menanyakan dan memberikan pilihan, menegaskan, menolak dan menerima tawaran, menanyakan jumlah barang, meminta, berterimakasih dan berpisah. Fungsi-fungsi bahasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan dari pedagang acung pantai untuk menyampaikan tujuan kepada turis penutur bahasa Inggris.Kata Kunci : Bahasa Inggris Pasaran, Pedagang Acung Pantai, Bentuk, Arti, Fungsi Bahasa This study focused on the analysis of pidgin English. The objectives of this study were to find out the forms, meaning and the language function of pidgin English used by the beach vendors when they communicated with the English-speaking tourists. This study was conducted at Lovina Tourism Center, Bali. Three beach vendors were chosen as the subjects of this study based on a set of criteria. This study was designed by using descriptive qualitative approach in which the data collected were analyzed qualitatively. The researcher acted as non-participant observer in which the data were gathered by recording the conversation done by the subjects for 12 times. The result of the data analysis showed that the form of Pidgin English used by the beach vendors were some emergences of simplification in grammatical form and phonological form. Meanwhile, the result of the meaning of pidgin English showed that the mixing expressions among English, Balinese, and Bahasa Indonesia which were used by them were understandable. The language functions used by the beach vendors when they communicated with the English-speaking tourists were greeting, offering goods and services, introducing and giving information, asking information, asking and stating choice, asserting, refusing and accepting the bargained, asking the amount of items, requesting, thanking and leave taking. Those language functions could fulfill the needs of the beach vendors to submit their purposes to the English-speaking tourists.keyword : Pidgin English, Beach Vendors, Form, Meaning, Language Function
Co-Authors ., Gusti Ayu Andiani ., Gusti Ayu Andiani ., Gusti Komang Dewi Tirtayani ., Gusti Komang Dewi Tirtayani ., I Dewa Made Yuda Mahendra ., I Dewa Made Yuda Mahendra ., I Gusti Ayu Ngurah Shanti Ningrum ., I Gusti Ayu Ngurah Shanti Ningrum ., I Gusti Putu Eka Suputra Mahardika ., I Gusti Putu Eka Suputra Mahardika ., I Kadek Mudita ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Hendra Adi Sutika ., I Putu Rika Adi Putra ., I Putu Rika Adi Putra ., Ida Ayu Made Dwi Srawasti ., Ida Ayu Made Dwi Srawasti ., Luh Gede Kirana Sukma ., Luh Gede Kirana Sukma ., Luh Made Wina Jayanti ., Luh Made Wina Jayanti ., Ni Made Dwi Darmetri ., Ni Putu Astri Pradnyandari ., Ni Putu Astri Pradnyandari ., Nurlita Habibah ., Nurlita Habibah ., Pt Maysadevi Kusuma ., Pt Maysadevi Kusuma ABDUL MAJID . Ahmad . Dewa Ayu Eka Agustini Dewa Putu Ramendra Drs. Asril Marjohan,MA . Drs.Gede Batan,MA . EFENDI . Gede Surya Ulandara . Gusti Ayu Putu Shintia Anggrakusuma ., Gusti Ayu Putu Shintia Anggrakusuma I Gede Budasi I Gst. Ayu Agung Mirah Meyliana . I Gusti Ayu Ketut Yustriantari ., I Gusti Ayu Ketut Yustriantari I Gusti Made Gari Mahardika . I Kadek Utama Putra ., I Kadek Utama Putra I Ketut Agus Widhi Yoga Nugraha . I Made Liantana Riasa ., I Made Liantana Riasa I Nyoman Adi Jaya Putra I Putu Citra Yudha ., I Putu Citra Yudha I Putu Indra Kusuma I Putu Yoga Purandina I Wayan Suarnajaya Iga Putu Sukasari ., Iga Putu Sukasari Jamaludin . Kadek Adyatna Wedananta Komang Yudi Sulistiani . Luh Ayu Purnayatri ., Luh Ayu Purnayatri Luh Diah Surya Adnyani LUH MEGA SAFITRI . Luh Putu Artini M.Pd ., I Nyoman Pasek Hadi Saputra, S.Pd., M.Pd Made Yunita Parmawati . Mas Arya Suwardana . Ni Komang Yuli Arisma Dewi . Ni Luh Anggun Wisma Yanthi . Ni Made Ayuni Wulandari ., Ni Made Ayuni Wulandari Ni Made Ratminingsih NI MADE WAHYU SUPRABA WATHI . Ni Made Yudi Harsini . Ni Nengah Suastini . Ni Nyoman Manik Puspita . Ni Putu Ana Agusthini . Ni Putu Risma Listyariani . Ni Putu Yeni Andriyani . Ni Wayan Novita Yuliantari . NI WAYAN SATRI ADNYANI . Ni Wayan Suarini ., Ni Wayan Suarini Ni Wayan Sugitariani ., Ni Wayan Sugitariani NURUDDIN . PIPIT OLVA ANDAYANI . Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi,MA . PUTU CANDRAWATI . Putu Kerti Nitiasih Ratu Gistri Oqania . S.Pd. I Nyoman Pasek Hadi Saputra . S.Pd. Putu Eka Dambayana S. .